Beranda / Fantasi / Legenda Negeri Kaili / Lady Ming Shuwan

Share

Lady Ming Shuwan

Udara dingin menyergap Manor Jenderal Dong. Di tengah hawa panas menyengat musim panas dan suasana kacau Ibukota setelah pemberontakan, manor Jenderal Dong menjadi satu-satunya tempat yang diselimuti udara dingin seperti di musim salju.

Di tengah halaman utama Manor sang jenderal, Nyonya Di, Lady Ming Shuwan tengah berlutut. Para pelayan pribadinya pun ikut berlutut di belakangnya.

Sementara Nyonya Tua Dong duduk dengan angkuh di kursinya. Di sampingnya berdiri salah satu selir sang jenderal. Sementara penghuni manor yang lain hanya bisa ikut berlutut di tengah udara yang semakin dingin.

"Nyonya Tua, kenapa udara menjadi semakin dingin? Bukankah ini masih musim panas?" Momi Chen, pelayan setia Nyonya Tua Dong nampak kebingungan dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba.

"Entahlah, apakah mungkin yang mulia kaisar Ao Yu Long menggunakan pedang esnya untuk mengendalikan cuaca? Dan mengapa belum ada kabar berita dari putraku? Bagaimana situasi ibukota saat ini?" Nyonya Tua nampak gelisah.

Ini sudah lewat tengah hari bahkan telah menjelang sore hari. Namun tidak ada kabar berita dari putranya. Berita terakhir di terimanya tengah malam tadi yang mengabarkan para pasukan di bawah kendalinya telah memblokir ibukota. Dan situasi di ibukota di bawah kendali Ibu Suri dan Grand Tutor Gong.

Namun setelah itu tidak ada kabar lagi. Sementara dia pun tidak berani untuk meminta para pelayannya mencari kabar berita terbaru dengan keluar dari mansion. Karena situasi di luar sana sungguh tidak terkendali.

Suasana hatinya pun semakin tidak bagus setelah menantunya, Lady Ming Shuwan, menemuinya. Wanita yang dinikahi putranya beberapa tahun lalu itu, memohon padanya untuk mengampuni pelayannya yang dihukum karena dituduh berniat mencelakai selir kesayangan sang Jenderal yang tengah mengandung.

Ini membuat Nyonya Tua marah besar. Dia pun menghukum Lady Ming Shuwan dengan berlutut di halaman utama. Dari pagi hingga menjelang sore hari ini, Lady Ming Shuwan telah berlutut.

Pelayan pribadinya telah dihukum cambuk dan mungkin sekarang gadis malang itu telah tak berdaya lagi. Sementara para pelayan yang lain pun ikut berlutut bersama nyonya mereka.

Lady Ming Shuwan sejujurnya tidak mengerti situasi yang tengah melanda Ibukota. Dalam beberapa tahun terakhir ini dia telah dikurung oleh suaminya, Jenderal Dong Xiu Yue, di halamannya.

Namun hari ini setelah dia mendapat kabar bahwa pelayannya tengah di hukum cambuk, dia memberanikan diri untuk keluar dari halamannya dan memohon pada Nyonya Tua. Namun permintaannya sama sekali tidak digubris. Bahkan dia diperlakukan dengan kasar oleh selir kesayangan sang Jenderal.

"Lady Ming Shuwan, apakah kau pikir kau bisa menyelamatkan pelayanmu? Sedangkan menyelamatkan diri dan putrimu pun hampir mustahil kau lakukan?" Selir Yun, mencibirnya saat melihatnya berlutut di depan Nyonya Tua.

"Apa maksudmu Selir Yun? Aku masihlah Nyonya Di, di manor ini. Begitu pun putriku masih putri Di Tuan Jenderal." Lady Ming Shuwan menatap sang selir dengan heran.

"Nyonya Di? Sebentar lagi jangankan Nyonya Di, gelar selir pun tak pantas untukmu. Apakah kau kira tanpa ayahmu yang seorang perdana menteri kau bisa memasuki manor ini sebagai seorang Nyonya Di?" Selir Yun membuang muka seakan Lady Ming Shuwan adalah hal yang menjijikkan.

"Selir Yun, aku tidak memahami ucapanmu. Aku mengerti, kau sepupu suamiku, adalah selir kesayangannya. Tapi selir tetaplah selir. Dan apa hubungannya dengan ayahku? Apa yang ingin kau katakan padaku Selir Yun?"

Lady Ming Shuwan masih bersikap tenang meski setiap ucapan selir Yun menyakiti hatinya.

"Lady Ming Shuwan dengarkan aku. Saat ini, Ibu Suri tengah berusaha menurunkan yang mulia kaisar Ao Yu Long. Dan kau tahu jika Kaisar turun tahta itu berarti ayahmu pun akan turun dari jabatan perdana menteri bukan?" Selir Yun tersenyum sinis.

Puas hati jelas tergambar di wajah cantiknya yang sehalus lotus putih. Lady Ming Shuwan terperangah mendengar ucapan Selir Yu. Tidak salahkah pendengarannya? Ibu Suri memberontak pada Kaisar Ao Yu Long?

Apakah Ibu Suri sudah kehilangan akal? Tidak ada yang lebih mengetahui kekuatan kaisar Ao Yu Long selain dirinya.

Dengan kekuatannya seorang diri, kaisar muda itu bisa dengan mudah menghancurkan negeri ini. Belum lagi jika Pasukan Mo Yu turut campur, bisa dipastikan Ibu Suri akan mengalami kerugian yang parah.

Lady Ming Shuwan menggenggam tangannya dengan erat. Digertakkannya rahangnya dengan kuat. Dia sungguh tidak mengerti jalan pemikiran orang-orang di sekelilingnya.

"Rupanya sudah terlalu lama rakyat Negeri Kaili lupa akan adanya orang-orang seperti kami yang dengan kekuatannya dapat merubah keadaan," gumamnya dengan sedih.

Seiring dengan ucapannya, udara dingin tiba-tiba menyergap di sekeliling sang Lady. Angin panas pun perlahan-lahan surut dan mulai berganti dengan udara sedingin es.

"Apa ini? Kenapa udara tiba-tiba menjadi dingin?" Selir Yun terkejut dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba ini.

Bukan hanya Selir Yun, namun seluruh penghuni manor pun terkejut dengan perubahan mendadak ini. Mereka berhamburan menuju halaman utama.

Di tengah halaman utama, mereka menyaksikan Lady Ming Shuwan, sang Nyonya Di tengah berlutut. Dan udara semakin dingin seiring lamanya sang lady berlutut.

"Bibi, apakah sudah ada kabar dari Yue Gege?" Selir Yun menatap Nyonya Tua Dong dengan cemas.

"Belum. Entah apa yang terjadi, kenapa tidak ada kabar berita sama sekali. Bahkan sekarang kita pun tidak bisa keluar manor di tengah situasi yang kacau dan hawa dingin yang tiba-tiba ini." Nyonya Tua pun tak kalah cemasnya.

Putranya telah memihak Ibu Suri dan Grand Tutor Gong dalam perebutan kekuasaan yang tengah terjadi. Bukan tanpa alasan jika Jenderal Dong Xiu Yue lebih memilih memihak mereka daripada memihak Kaisar yang bertahta

Meskipun ayah mertuanya yang juga merupakan paman dari ibu, Nyonya Tua Dong, berada di pihak yang berlawanan dengannya namun Jenderal Dong tidak mengkhawatirkan tentang itu.

Pada kenyataannya dia merasa tidak memiliki ikatan yang kuat dengan kerabat dari pihak ibu. Sementara dengan kerabat ayahnya pun sama.

Ayahnya bukanlah orang terpandang, dia hanyalah pedagang biasa. Beruntung dia bisa menikahi pPutri Shu dari keluarga Ming yang saat itu merupakan Grand Tutor para putra Kaisar.

Dengan posisinya yang seperti itu, Dong Xiu Yue cukup sulit untuk merajut karir yang tinggi di kemiliteran. Hanya setelah menikahi Ming Shuwan, putri Perdana Menteri Ming Fei Ying yang juga pamannya, karirnya melonjak drastis.

Dong Xiu Yue memang hanya memanfaatkan Ming Shuwan untuk memuluskan karir kemiliterannya. Namun untuk memihak Ibu Suri bukanlah keputusan yang tiba-tiba atau pun terencana.

Dia hanya menginginkan karir dan juga sesuatu hal yang didengungkan berada di tangan perdana menteri Ming Fei Ying, ayah mertuanya. Sebuah segel yang mampu melawan kekuatan Ao Yu Long, Kaisar yang bertahta saat ini.

Namun hingga kini dia tidak kunjung mendapatkan segel itu. Meski telah berusaha menelusuri setiap hal yang berkaitan dengan Keluarga Ming, Jenderal Dong sedikit pun tidak menemukan jejak segel legendaris itu.

Hingga Ibu Suri pun tidak mampu menahan diri lagi untuk memberontak meski tanpa segel itu. Toh hampir seluruh elemen kekuatan militer saat ini mendukungnya untuk menurunkan Kaisar yang saat ini bertahta.

Mereka sebagian besar adalah para bangsawan kuno yang merasa tidak seharusnya tahta diberikan kepada Ao Yu Long yang hanya merupakan putra seorang selir.

Ibu Suri dengan di dukung para bangsawan dan jenderal yang memiliki pasukan kuat merasa inilah saat yang tepat untuk memberontak dan mengambil tahta yang seharusnya menjadi milik putranya.

Gerakan ini disepakati setelah Jenderal Duan pemegang kekuatan militer terbesar di Kaili berangkat menuju perbatasan untuk mengamankan perbatasan dari kaum barbar gurun tak bertepi.

Tak ada yang mengira itu semua hanyalah siasat para menteri yang berpihak pada Ibu Suri untuk mengurangi penjagaan terhadap Kaisar. Dengan perginya Jenderal Duan ke perbatasan, praktis hanya ada pasukan penjaga kekaisaran di bawah pimpinan Jenderal Mo Ye.

Sedangkan pasukan di bawah menteri perang hanya berjumlah sedikit karena sebagian tengah diperbantukan ke perbatasan utara untuk menangani bencana banjir.

Seharusnya ini menjadi sebuah rencana yang sempurna. Namun sayang semua itu tidak berjalan sesuai harapan Ibu Suri. Pasukan Mo Yu dan penjaga kekaisaran ternyata lebih kuat dibandingkan dengan semua kekuatan militer yang dia miliki.

Kini suasana di Ibukota sangat mencekam dan tidak bersahabat. Pintu gerbang ibukota kekaisaran Kaili masih terblokir. Sedangkan pasukan pemberontak perlahan namun pasti mulai berkurang kekuatannya.

Jenderal Won dengan Pasukan Mo Yu kini tengah menawan mereka. Bahkan pasukan penjaga kekaisaran pun mulai menggeledah setiap kediaman pangeran dan juga ibu suri di istana Zijin dan melakukan pemblokiran.

Tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan saat ini selain menunggu. Di tengah situasi kacau ini, hembusan angin dingin menerjang ibukota.

Hawa dingin menyergap begitu saja di tengah musim panas yang menyengat. Dan semakin sore menjelang malam, salju mulai turun dan perlahan menyelimuti Ibukota.

Apakah yang sebenarnya terjadi? Kenapa salju turun di tengah musim panas seperti ini? Hawa dingin yang mencekik ini semua berasal dari halaman utama manor Jenderal Dong, di mana Lady Ming Shuwan tengah berlutut.

Hanya dia yang tetap tenang dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba. Dan hanya dia yang tidak menggigil kedinginan meski salju jatuh menimpanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status