Dari desa kecil yang berada di wilayah paling dekat dengan lereng Gunung Sindadu itu Abinawalah mendapatkan informasi tentang gambaran dunia persilatan saar ini yang sudah berubah jauh dari terakhir kali, sebelum dia menghilang dan menghabiskan waktu beberapa tahun untuk berlatih ilmu kanuragan."Jadi Elang Hitam menghilang pasca serangan itu?" Gumam Abinawa."Benar tuan, setelah peristiwa besar di Kota Bandar Agung, kelompok Elang Hitam menghilang dan menarik diri dari dunia persilatan," Abinawa menganggukkan kepalanya, dia merasa pasca kegagalan penyerangan di Kota Bandar Agung membawa kerugian besar bagi kelompok Elang Hitam dan memaksa mereka menarik diri sementara waktu dari dunia persilatan untuk memulihkan kembali kekuatan mereka yang hilang."Apakah para pendekar dunia persilatan tidak mencoba mencari keberhasilan kelompok Elang Hitam?" Tanya Abinawa kembali."Keberadaan mereka sudah berusaha di lacak, akan tetapi Elang Hitam memang menghilang secara misterius pasca penyerang
Tidak membutuhkan waktu lama, sosok yang di cari oleh Abinawa sudah tiba, seorang pemuda berbadan kecil dan kurus."Tuan, apa benar anda sedang mencariku?" Tanya pemuda itu."Aku sedang mencari sosok yang bisa menjelaskan situasi Kota Bandar Agung saat ini, kau kah orangnya?" Abinawa balik bertanya kepada pemuda itu.Pemuda itu mengangguk, dia memperkenalkan diri bernama Amru, salah satu orang yang memiliki informasi paling lengkap yang ada di Kota Bandar Agung."Jika memang begitu, bisa kau jelaskan mengapa Kota Bandar Agung di alihkan menjadi Kota pendekar?" Tanya Abinawa.Amru menarik nafas panjang, sebelum menghela nafas dengan berlahan. Amru mulai menjelaskan jika Kota Bandar Agung melakukan perombakan besar-besaran pasca penyerangan.MagaDewi dengan cepat mengambil tindakan untuk merombak dan menambah amunisi kekuatan yang di miliki oleh Bandar Agung.MagaDewi mengundang banyak pendekar untuk menetap di Kota Bandar Agung dan memberikan hak istimewa untuk para pendekar yang menet
Abinawa langsung berjalan berkeliling Kota Bandar Agung, beberapa kali dirinya sepintasan dengan pendekar raja, sesuatu yang jarang di temukan beberapa kota pada umumnya.'Tidak salah lagi, kedatangan dari para pendekar ini pasti ada campur tangan MagaDewi. Sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan!!' batin Abinawa tanpa menghentikan langkah kakinya.Abinawa secara terus menerus memperhatikan setiap sudut kota, dia berusaha mengingat dan menghapal setiap jalan di Kota Bandar Agung, hal itu jelas untuk memudahkan dia melarikan diri jika terjadi sesuatu yang di luar perkiraannya. Karena Kota Bandar Agung sudah berubah sedemikian drastis.Abinawa berhenti di depan sebuah bangunan mewah dan besar yang berada di pusat Kota Bandar Agung, semua orang jelas mengetahui pemilik rumah itu adalah MagaDewi, salah satu jagoan dunia persilatan dari aliran netral."Penjagaan di kediaman MagaDewi saja berasal dari kalangan pendekar, bahkan komandan keamanan adalah pendekar ahli. Apa yang sedang di ren
Jaya Kata adalah salah satu pendekar yang memiliki kemampuan pendekar suci yang ada di Kota Bandar Agung.Dia juga adalah yang paling kuat di Kota Bandar Agung setelah MagaDewi. Awalnya tidak ada yang percaya jika sosok Jaya Kata memiliki kemampuan pendekar suci, akan tetapi di dalam sebuah pertarungan membuktikan dirinya memiliki kemampuan yang hebat.Salah satu yang melekat pada diri Jaya Kata adalah tabiatnya yang menyukai para wanita, jadi tidak heran jika dia adalah orang yang menjadi langganan nomor satu Penginapan Daun Kuning dan masih banyak lagi tempat hiburan lainnya di Kota Bandar Agung yang selalu di datangi oleh Jaya Kata.Hari ini, dia terlihat sangat sumringah ketika kedatangan dirinya di sambut hangat oleh Penginapan Daun Kuning, bahkan senyumnya semakin lebar saat mendengar ada penghibur baru yang di miliki oleh mereka."Haha, tunjukkan kepadaku seberapa menariknya sosok baru itu... " Jaya Kata tertawa dengan keras dan lantang, hingga menimbulkan kengerian di telinga
Jaya Kata kembali terpancing emosi mendengar ejekan dari sosok bertopeng itu yang benar-benar merendahkan dirinya, apalagi di depan khalayak ramai."Aku pantang menarik ucapanku, jadi bersiaplah untuk mati di mata pedangku!!!" Teriak Jaya Kata.Jaya Kata berpindah tempat dengan cepat. Dia yang sudah menyadari kemampuan dari sosok bertopeng yang saat ini menjadi lawannya, jelas tidak lagi mengambil tindakan yang gegabah yang akan merugikan dirinya.Dia langsung mengayunkan pedangnya membangun serangan, kali ini dengan jumlah tenaga dalam yang jauh lebih besar. Namun, sama seperti sebelumnya sosok bertopeng itu masih mampu menangkis dan menghindari setiap serangan yang di buat oleh Jaya Kata.Dalam waktu singkat, dua orang itu sudah bertukar belasan jurus dan puluhan serangan. Namun, ke-duanya masih belum mengalami luka yang serius, hanya goresan kecil saja yang menghiasi tubuh keduanya."Kau cukup tangguh rupanya!!" Ucap Jaya Kata yang sudah melompat mundur menjaga jarak dari sosok ber
Jaya Kata langsung membuka serangan dengan tebasan cepat yang mengincar bagian batang leher sosok bertopeng itu. Namun sekali lagi, Jaya Kata kembali di buat memggeram kesal saat sosok bertopeng itu mampu menghindari tebasan pedangnya itu.Bukan hanya menghindar, akan tetapi sosok bertopeng itu mampu memberikan serangan balik yang di lesatkan ke bagian titik vital Jaya Kata.Keduanya terus bertukar serangan, hingga membuat penginapan Daun Kuning menjadi porak-poranda. Bahkan para tamu yang awalnya menyaksikan pertarungan memilih untuk kembali ke kamar masing-masing, seolah-olah mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di ruang bawah."Sial, dia sangat tangguh rupanya... Apa mungkin aku bukanlah tandingan-tandingan," Gumam Jaya Kata.Jaya Kata mulai menyadari jika kekuatan keduanya seimbang, akan tetapi jurus dan pola serangan yang di gunakan oleh lawannya rumit dan sulit di pahami. Sementara itu, hampir semua serangan yang di buat seolah mampu di baca dengan baik oleh lawannya."Jika
Asoka yang mendengar berita tentang Jaya Kata yang mengalami kekalahan dalam pertarungan di penginapan Daun Kuning, tentu langsung bergerak cepat menuju kediaman dari Jaya Kata.Asoka jelas ingin memastikan secara langsung keselamatan dari Jaya Kata. Dia yang mengetahui jelas kekuatan yang di miliki Jaya Kata tentu sangat terkejut mengetahui Jaya Kata kalah.Dalam waktu singkat, dia sudah berdiri di depan kediaman milik Jaya Kata. Asoka dapat mendengar dengan jelas umpatan-umpatan yang keluar dari mulut Jaya Kata."Kau tidak pernah berubah, selalu saja emosian ... " Ucap Asoka sambil berjalan memasuki kediaman Jaya Kata dengan seluruh bagian tubuhnya di selimuti oleh aura bertarung.Benar saja, sesuai dengan dugaan Asoka jika secarik energi berwarna merah melesat cepat ke arah dirinya.Asoka yang sudah m mempersiapkan dirinya dengan cekatan meliukkan tubuhnya menghindari serangan dari Jaya Kata."Jaya Kata!!! Ini aku Asoka," ucap Asoka sambil melepaskan aura bertarung yang kuat ke ara
Asoka dan Jaya Kata pada akhirnya memutuskan untuk menemui ketua mereka, karena merasa informasi seperti ini harus segera mereka di selesaikan dengan segera."Ketua," ucap Asoka dan Jaya Kata serempak, ke-duanya pun menundukkan kepalanya.Seorang perempuan cantik duduk di kursi singgasananya. Senyum tipis terlukis di wajahnya yang membuat setiap orang yang melihatnya akan jatuh cinta."Asoka, Jaya Kata. Apa yang membuat kalian datang kemari? Apa benar-benar mendesak?" Tanya perempuan itu."Ketua ... Mohon ampun jika kami sudah merepotkan anda, ketua. Karena kedatangan kami ini, kedatangan kami kemari untuk meminta pendapat dan saran anda ketua," ucap Asoka.Perempuan itu mengernyitkan dahinya, "Apa dua orang pendekar suci tidak becus hanya untuk menghendel Kota Bandar Agung? Di tambah lagi masih banyak pendekar raja yang membantu kalian."Perempuan itu berucap dengan suara tinggi dan lantang ke arah dua orang itu.Asoka dan Jaya Kata diam, wajah mereka pucat pasi menahan rasa takut. M
Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de
Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan
Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh
Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb
Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p
Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak
Nafas Sorkan mulai memburu dan ngos-ngosan. Dia sudah sejak awal terus menyerang pemuda itu, akhirnya memilih bergerak mundur untuk mengatur ulang nafas dan tenaga dalamnya yang mulai terkuras."Siapa sebenarnya dirimu!!! Seingatku kita tidak pernah memilih masalah, aku bahkan tidak mengenalmu," ucap Sorkan.Sorkan yang cukup pintar, tentu memahami dengan betul jika pemuda itu belum menggunakan kemampuannya. Jika pemuda itu mulai serius, nyawanya akan sulit untuk di pertahankan."Siapa diriku itu tidak penting, dan kita memang tidak memiliki masalah, akan tetapi dengan kau mengusik kediama tuan Dasan, maka sama halnya kau sedang mencari masalah denganku... " Tukas pemuda itu, "Aku sudah memberimu pilihan di awal, akan tetapi kau lebih menyukai cara kekerasan, jadi aku tidak akan menahan diri lagi,"Sorkan mengumpat keras, dia tentu tidak bisa meninggalkan kediaman Dasan, tanpa membawa anaknya, Maung Cana bersama dengannya."Berapa yang telah di bayarkan oleh tua Bangka itu kepadamu? K
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari