Asoka dan Jaya Kata pada akhirnya memutuskan untuk menemui ketua mereka, karena merasa informasi seperti ini harus segera mereka di selesaikan dengan segera."Ketua," ucap Asoka dan Jaya Kata serempak, ke-duanya pun menundukkan kepalanya.Seorang perempuan cantik duduk di kursi singgasananya. Senyum tipis terlukis di wajahnya yang membuat setiap orang yang melihatnya akan jatuh cinta."Asoka, Jaya Kata. Apa yang membuat kalian datang kemari? Apa benar-benar mendesak?" Tanya perempuan itu."Ketua ... Mohon ampun jika kami sudah merepotkan anda, ketua. Karena kedatangan kami ini, kedatangan kami kemari untuk meminta pendapat dan saran anda ketua," ucap Asoka.Perempuan itu mengernyitkan dahinya, "Apa dua orang pendekar suci tidak becus hanya untuk menghendel Kota Bandar Agung? Di tambah lagi masih banyak pendekar raja yang membantu kalian."Perempuan itu berucap dengan suara tinggi dan lantang ke arah dua orang itu.Asoka dan Jaya Kata diam, wajah mereka pucat pasi menahan rasa takut. M
Kota Bandar Agung menutup diri selama satu purnama. Semua penduduk Kota Bandar Agung di geledah dan di periksa, bahkan Abinawa tidak luput dari pemeriksaan hingga masuk ke dalam kamar penginapan Daun Kuning."Jika kau melihat orang-orang yang mencurigakan segera laporkan kepada kami, jika kau ingin selamat," ucap salah seorang pendekar yang baru saja melakukan penggeledahan itu."Tentu tuan," jawab Abinawa sembari menundukkan kepalanya.Dua pendekar itu tersenyum puas, sebelum berjalan meninggalkan kamar Abinawa dan melakukan penggeledahan di kamar lainnya.Setelah kepergian mereka, Abinawa tersenyum tipis. Dia sadar betul jika dua pendekar itu sedang berusaha untuk mencari dirinya."Aku harus segera mengetahui siapa dalang di balik semua ini," ucap Abinawa dengan pelan.Abinawa menarik nafas panjang, sebelum melesat cepat meninggalkan kamar penginapannya. Dia dengan cekatan bergerak dari satu bangunan ke bangunan lainnya. Tujuan Abinawa yaitu mencari letak keberadaan dari Asoka, dia
Abinawa langsung bergerak lebih dulu ke arah orang-orang itu, dia jelas mengambil inisiatif menyerang lebih dulu karena sadar jika lawannya yang membuat serangan, maka dia ragu akan mampu untuk membuat serangan balik."Dewa Bermain Pedang"Abinawa tanpa berpikir panjang langsung menggunakan jurus yang memadukan antara kecepatan dan kekuatan. Dia mengincar pendekar yang memiliki kemampuan lebih rendah darinya terlebih dahulu. Hal itu tentu untuk mengurangi kuantitas lawan dengan cepat.Tiga orang pendekar raja yang menjadi target Abinawa, tentu tidak dalam posisi siap, sehingga membuat mereka terlambat untuk menghindar. Alhasil dalam waktu singkat, tiga pendekar raja itu harus menderita luka yang cukup serius di bagian dadanya."Dasar pengecut!!! Jika berani jangan di siap orang tidak siap," umpat salah satu dari pendekar raja yang terluka."Cihh, kau harus siap di setiap situasi jika hidup di dalam dunia persilatan... " Ucap Abinawa dengan senyum tipis.Abinawa menarik nafas panjang,
Bammmm!!!Bammmm!!!Abinawa harus puas terpental jauh ke belakang saat dua serangan tapak menghantam bagian dada dan perutnya secara bersamaan.Abinawa merasakan dadanya terasa sesak dan dia memuntahkan darah segar."Akhhh ... Sial, aku tidak menduga jika mereka akhirnya bergerak lebih cepat dari dugaanku," ucap Abinawa sambil mengalirkan tenaga dalam ke bagian dadanya untuk menekan rasa sesak dan sakitnya.Abinawa menarik nafas panjang, sebelum melesat cepat ke arah depan membuat serangan pertama. Dia jelas menyadari betul jika dia harus membuka ruang untuk dirinya menyelamatkan diri."Naga Langit Menusuk Sukma"Abinawa tanpa pikir panjang langsung menggunakan jurus dari Kitab Naga Langit bagian pertama. Dia dengan cekatan dan cepat mendesak Asoka dan Jaya Kata berada di posisi bertahan total.Abinawa jelas berada di atas angin, akan tetapi Abinawa menyadari lawannya sedang mempersiapkan serangan balik yang akan membuat dirinya kerepotan dan kewalahan.'Aku harus cepat dan menemukan
Situasi dan kondisi yang dialami oleh Abinawa di Kota Bandar Agung jelas di luar perkiraan dirinya. Apalagi saat ini dia di sudutkan dengan tekanan yang terus di lakukan oleh lawan-lawannya yang menang secara jumlah ataupun kekuatan.Abinawa yang sudah mulai terdesak dan di paksa terus menerus berada di posisi bertahan total. Abinawa bukan tanpa perlawanan, dia beberapa kali berusaha untuk membangun serangan balik, akan tetapi terus mampu di patahkan oleh dua orang lawannya dengan mudah. Bahkan, Abinawa semakin terus terpojokkan saat beberapa anak panah melesat kencang mengincar dirinya."Sial, aku kalah segalanya. Baik jumlah ataupun kekuatan, Dewata bantulah aku, aku memiliki niat yang mulai... " Gumam Abinawa.Keadaan dan situasi semakin tidak terkendali, Abinawa benar-benar di sudutkan dan sudah menderita luka yang cukup serius di beberapa bagian tubuhnya. Asoka dan Jaya Kata terus meningkatkan kecepatan serangannya, seakan sudah sadar jika lengah, maka akan memberi waktu Abinawa
Abinawa menarik semua tenaga dalam di tubuhnya, dia menggunakan segenap kemampuannya."Jika aku tidak bisa selamat lagi, paling tidak aku harus membawa dua pendekar suci ini mati bersamaku," ucap Abinawa dengan dingin.Bersamaan dengan itu pula, Abinawa melepaskan aura bertarungnya guna menekan Asoka dan Jaya Kata. Detik kemudian, Abinawa bergerak cepat ke arah Asoka dan Jaya Kata dengan pedangnya di selimuti energi api. Abinawa jelas ingin memberikan luka dalam yang serius kepada dua orang itu, karena setelah itu dia harus berhadapan dengan sosok Arpidana yang jauh lebih kuat."Letupan Pedang Asmara "Tusukan pedang dari Abinawa langsung menghujani Asoka dan Jaya Kata secara bergantian. Dalam waktu singkat, Abinawa mampu mendaratkan beberapa luka tusukan kepada dua orang itu. Dia benar-benar membuat dua orang itu kelimpungan.Dua orang itu bukan tanpa perlawanan, ke-duanya jelas berusaha untuk keluar dari tekanan dan memberikan perlawanan balik. Namun, hal itu gagal di lakukan kare
Tubuh Abinawa sudah di penuhi lebam dan luka. Hampir di seluruh sekujur tubuhnya sudah berdarah-darah. Nafasnya memburu tak beraturan.Abinawa tetap berdiri dengan sisa tenaganya, matanya menyala-nyala mengobarkan semangat besar."Naga Langit, jika kau memang pusaka tingkat tinggi, maka bantulah aku ... " Ucap Abinawa dengan dingin.Abinawa menarik nafas panjang, dia kembali fokus kepada sosok yang berdiri tidak terlalu jauh darinya dengan senyum penuh kemenangan dan hawa pembunuh yang pekat.Keduanya secara bersamaan bergerak cepat ke depan. Arpidana dengan cambuknya, sementara Abinawa dengan pedang naga langit di cengkraman tangan kanannya.Dua kekuatan besar kembali bertemu dan menghasilkan gelombang kejut yang besar. Pertemuan dua kekuatan itu berhasil menyapu bebatuan hingga bertebaran ke sembarang tempat dan menghancurkannya.Kecepatan keduanya dalam membangun serangan bak sebuah kilatan cahaya yang saling berbenturan, manusia biasa niscaya tidak akan mampu untuk melihat dan men
Abinawa langsung melindungi tubuhnya dengan aura bertarung, meskipun begitu dia tetap terpundur beberapa langkah ke belakang akibat tekanan yang di lakukan oleh Arpidana.Aura yang di lepaskan oleh Arpidana adalah salah satu tingkatan tertinggi dari aura bertarung, hanya sedikit sekali yang mampu membentuk aura bertarung seperti yang di lakukan oleh Arpidana."Dengan kemampuannya ini, dia seharusnya namanya sudah sangat tersohor. Seperti dunia persilatan masih menyimpan banyak pendekar hebat, salah satunya adalah sosok yang sedang aku hadapi ini," ucap Abinawa dengan pelan.Abinawa menarik nafas panjang dan bersiap menyambut serangan dari Arpidana.Detik kemudian, Arpidana melesat cepat ke arah Abinawa. Aura yang di milikinya itu membuat Abinawa mampu bergerak lebih cepat dan taktis.Berbeda dari sebelumnya, kali ini Abinawa benar-benar di buat mati kutu. Dia jelas sudah tidak mampu mengimbangi kecepatan dari Arpidana yang meningkat pesat. Selain itu, aura yang di lepaskan oleh Arpida