Asoka dan Jaya Kata harus merasakan amukan kemarahan dari Arpidana. Ke-duanya jelas hanya bisa menundukkan kepalanya menahan takut.Asoka dan Jaya Kata menjadi bahan pelampiasan dari Arpidana. Arpidana jelas menyalahkan Asoka dan Jaya Kata berhasilnya Abinawa melarikan diri."Kalian semuanya sangat bodoh!!! Bagaimana bisa dia yang sudah terluka parah melarikan diri!!!" Bentak Arpidana.Tidak ada jawaban, keduanya memilih bungkam karena sadar tiada guna menjawab. Menjawab sekalipun hanya akan memperpanjang masalah dan menyudutkan mereka semakin dalam."Tidak berguna, jadi kalian hanya menonton saja saat aku bertarung!!! Seharusnya kalian memikirkan strategi seperti apa yang akan kalian siapkan jika aku mengalami kekalahan seperti yang kalian alami itu!!!" Arpidana terus mengoceh tanpa henti.Di sisi lain, baik Asoka ataupun Jaya Kata memilih bungkam. Mereka jelas sangat yakin jika Arpidana akan mampu mengalahkan Abinawa dengan mudah, oleh sebab itu mereka memilih untuk menonton saja, h
Beberapa hari berlalu dengan cepat.Abinawa akhirnya membuka matanya untuk pertama kalinya setelah kehilangan kesadaran akibat pertarungan dahsyat dengan Arpidana."Di mana aku?" Tanya Abinawa.Abinawa langsung mengambil posisi duduk bersandar, dia menemukan luka di tubuhnya telah mengering dan terbalut perban yang berisi ramuan herbal."Jadi ada yang telah menyelamatkan aku, aku kira aku sudah tamat saat kehilangan kesadaran di pinggir sungai," ucap Abinawa sambil mengambil posisi duduk bersila.Abinawa langsung melakukan meditasi guna mengembalikan tenaga dalam dan mengobati luka dalamnya dengan sendiri. Namun, sebelum itu Abinawa sudah mengkonsumsi beberapa tanaman ajaib yang memiliki khasiat penyembuhan tingkat tinggi.Abinawa merasakan jika dia menderita luka dalam yang cukup serius, dapat melewati masa kritis adalah salah satu berkah yang di berikan Dewata kepada dirinya.Saat matahari hampir terbenam, sosok pemuda yang tidak lain adalah Sembayu berdiri di hadapannya."Kau sudah
Sumbayu menjelaskan kepada Abinawa, jika dia sudah memetakan semua jalan dan jalur untuk mereka keluar dari Kota Bandar Agung. Sumbayu menekankan jika dia sudah melakukan beberapa kali riset untuk memastikan keamanan pada jalur yang di pilihnya itu.Selain penjagaan di jalur itu tidak terlalu ketat, dia juga memastikan tidak ada pendekar yang memiliki kemampuan tinggi yang berjaga di jalur itu."Bagaimana kau bisa begitu yakin? Bukankan dengan kejadian tempo waktu yang lalu membuat MagaDewi meningkatkan penjagaan guna memastikan tidak ada yang keluar dari Kota Bandar Agung tanpa sepengetahuan mereka?" Tanya Abinawa.Sumbayu tersenyum tipis, seolah dia sudah mengetahui pertanyaan yang akan keluar dari mulut Abinawa."Benar sekali, mereka memang sudah meningkatkan penjagaan, tetapi tidak di titik-titik yang menjadi jalur pelarian kita dari Kota Bandar Agung," jawab Sumbayu."Apa yang membuatmu begitu yakin?"Sumbayu menggelengkan kepalanya, dia merasa Abinawa adalah sosok yang terlalu b
Setelah keduanya sepakat untuk menjalin kerja sama, Abinawa memfokuskan dirinya untuk menyembuhkan luka dalamnya. Dia memerlukan beberapa purnama untuk membuat tubuhnya benar-benar pulih seutuhnya, seperti sedia kala.Sementara Abinawa memfokuskan diri untuk memulihkan diri, Sumbayu memilih untuk terus memperdalam ilmu dan kemampuan bersiasatnya, sesekali juga dia berkelit kota hanya untuk membeli beberapa keperluan dan memastikan tidak ada perubahan di beberapa jalur yang di pilihnya.Tidak di rasa, satu purnama berlalu dengan sangat cepat. Abinawa sudah berhasil mengembalikan tenaga dalam dan mengobati luka dalamnya, serta membuat tubuhnya dalam posisi prima lagi. Sumbayu sendiri berhasil mendapatkan banyak informasi berharga mengenai Kota Bandar Agung."Jadi Arpidana mengalami luka parah ya, haha aku tidak menduga jika dia akan terluka sangat parah," Abinawa tertawa.Sumbayu hanya tersenyum tipis. Dia mulai mengenal tabiat Abinawa setelah bersama selama kurang lebih satu purnama te
Ini Bab ke 116, sedikit kesalahan. *** Ketika pajar tiba barulah semua prajurit yang tewas itu berhasil di bersihkan dan di kumpulkan di tengah lapangan dan sudah di kelilingi oleh para prajurit dan para pendekar lainnya. Berita tentang kematian para prajurit itu jelas membuat banyak pihak terkejut dan tidak percaya. "Asoka, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Arpidana yang berdiri tidak terlalu jauh dari tumpukan mayat para prajurit itu. "Aku tidak tahu, aku tidak menemukan siapapun di lokasi itu. Kejadiannya berlangsung sangat cepat, sepertinya mereka sudah memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk kita tiba di lokasi kejadian." Jawab Asoka. Arpidana yang mendengar hal itu hanya diam. Dia merasa jika pergerakan yang sedang mereka lakukan sudah mulai tercium oleh orang-orang dunia persilatan. Arpidana merasa ke depannya akan menghadapi banyak pertarungan dan kejadian-kejadian lainnya akan terjadi di dunia persilatan. "Setelah ini persiapkan diri kalian, karena aku memiliki
Ini Bab 115, yang kemren salah update.🙏🙏🙏 **** Sumbayu terlihat bergerak dengan lincah melewati para prajurit yang telah berguguran itu. Dia terlihat membawa satu ransel besar di punggungnya yang berisi banyak senjata yang telah di persiapkan untuk membuat kekacauan lebih dulu di Kota Bandar Agung sebelum mereka meninggalkan kota ini. Menurut Abinawa dan Sumbayu, ini sebagai kenangan bagi MagaDewi. Meskipun tidak memiliki tenaga dalam yang besar, akan tetapi Sumbayu mendalami salah satu ilmu meringan tubuh tingkat tinggi sehingga memudahkan dirinya untuk bergerak dengan bebasnya. Sumbayu bukan hanya berpindah tempat tanpa tujuan, dia menyelipkan bola hitam ke dalam baju para prajurit yang tewas itu. "Ini akan menjadi hadiah untukmu dariku MagaDewi... " Ucap Sumbayu dengan senyum penuh kemenangan. Sumbayu bergerak dengan cepat, dia tidak ingin pergerakannya di ketahui oleh orang lain. Hal itulah yang membuat Sumbayu memilih menggunakan baju dan jubah serba hitam. Sumbayu berde
Nama Kota Bandar Agung benar-benar menjadi perbincangan hangat di dunia persilatan selama beberapa waktu terakhir. Salah satunya adalah pertarungan pendekar suci dan terakhir ledakan atau kebakaran hebat yang terjadi di dalam kota itu.Dunia persilatan mulai mengalihkan pandangannya kepada Kota Bandar Agung. Dua peristiwa besar itu pada akhirnya menghasilkan pertemuan para Sage untuk membahas perihal itu.Sekte Api dan Angin menjadi tuan rumah pada pertemuan para Sage kali ini. Aula utama Sekte Api dan Angin menjadi tempat di adakannya pertemuan itu."Selamat datang Tetua Dharma Wangsa," Danur Jaya menyambut kedatangan dari Dharma Wangsa."Haha, aku tadinya berpikir jika aku sudah terlambat. Rupanya, aku orang pertama yang tiba ... " Dharma Wangsa tertawa kecil sambil berjabat tangan dengan Danur Jaya, "Kau bertambah kuat, Danur. Tidak heran jika banyak yang mengatakan jika suatu hari kau akan melampaui para Sage lainnya." Tutup Dharma Wangsa."Tetua Dharma terlalu memuji,"Dharma Wa
Pernyataan sikap dari Dharma Wangsa menghasilkan sebuah keputusan, yaitu mereka semua sepakat untuk membentuk tim telik sandi yang di pimpin oleh Aliansi Putih-netral untuk menyelidiki Kota Bandar Agung."Selanjutnya, aku ingin kita semua membahas mengenai Sayap Emas. Sepak terjang mereka sudah senter terdengar di telinga kita semua... Aku tidak ingin kita berlarut-larut sampai lupa jika Sayap Emas merupakan ancaman yang tidak kalah serius dari Kota Bandar Agung," ucap Ganendra membuka pembahasan selanjutnya."Kami sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki Sayap Emas di bawah komando Sudartawa. Aku berharap kalian semua bisa memberikan bantuan untuk ikut mengawasi kelompok ini, kami Aliansi Putih-netral tidak dapat berkerja sendirian," tutup Ganendra.Semua pendekar yang berada dalam ruangan itu menganggukkan kepalanya dan kagum akan kecepatan pihak Aliansi Putih-netral dalam membentuk tim guna menyelidiki sesuatu yang terasa janggal di dunia persilatan dan membahayakan keamanan du