Ini Bab ke 116, sedikit kesalahan. *** Ketika pajar tiba barulah semua prajurit yang tewas itu berhasil di bersihkan dan di kumpulkan di tengah lapangan dan sudah di kelilingi oleh para prajurit dan para pendekar lainnya. Berita tentang kematian para prajurit itu jelas membuat banyak pihak terkejut dan tidak percaya. "Asoka, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Arpidana yang berdiri tidak terlalu jauh dari tumpukan mayat para prajurit itu. "Aku tidak tahu, aku tidak menemukan siapapun di lokasi itu. Kejadiannya berlangsung sangat cepat, sepertinya mereka sudah memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk kita tiba di lokasi kejadian." Jawab Asoka. Arpidana yang mendengar hal itu hanya diam. Dia merasa jika pergerakan yang sedang mereka lakukan sudah mulai tercium oleh orang-orang dunia persilatan. Arpidana merasa ke depannya akan menghadapi banyak pertarungan dan kejadian-kejadian lainnya akan terjadi di dunia persilatan. "Setelah ini persiapkan diri kalian, karena aku memiliki
Ini Bab 115, yang kemren salah update.🙏🙏🙏 **** Sumbayu terlihat bergerak dengan lincah melewati para prajurit yang telah berguguran itu. Dia terlihat membawa satu ransel besar di punggungnya yang berisi banyak senjata yang telah di persiapkan untuk membuat kekacauan lebih dulu di Kota Bandar Agung sebelum mereka meninggalkan kota ini. Menurut Abinawa dan Sumbayu, ini sebagai kenangan bagi MagaDewi. Meskipun tidak memiliki tenaga dalam yang besar, akan tetapi Sumbayu mendalami salah satu ilmu meringan tubuh tingkat tinggi sehingga memudahkan dirinya untuk bergerak dengan bebasnya. Sumbayu bukan hanya berpindah tempat tanpa tujuan, dia menyelipkan bola hitam ke dalam baju para prajurit yang tewas itu. "Ini akan menjadi hadiah untukmu dariku MagaDewi... " Ucap Sumbayu dengan senyum penuh kemenangan. Sumbayu bergerak dengan cepat, dia tidak ingin pergerakannya di ketahui oleh orang lain. Hal itulah yang membuat Sumbayu memilih menggunakan baju dan jubah serba hitam. Sumbayu berde
Nama Kota Bandar Agung benar-benar menjadi perbincangan hangat di dunia persilatan selama beberapa waktu terakhir. Salah satunya adalah pertarungan pendekar suci dan terakhir ledakan atau kebakaran hebat yang terjadi di dalam kota itu.Dunia persilatan mulai mengalihkan pandangannya kepada Kota Bandar Agung. Dua peristiwa besar itu pada akhirnya menghasilkan pertemuan para Sage untuk membahas perihal itu.Sekte Api dan Angin menjadi tuan rumah pada pertemuan para Sage kali ini. Aula utama Sekte Api dan Angin menjadi tempat di adakannya pertemuan itu."Selamat datang Tetua Dharma Wangsa," Danur Jaya menyambut kedatangan dari Dharma Wangsa."Haha, aku tadinya berpikir jika aku sudah terlambat. Rupanya, aku orang pertama yang tiba ... " Dharma Wangsa tertawa kecil sambil berjabat tangan dengan Danur Jaya, "Kau bertambah kuat, Danur. Tidak heran jika banyak yang mengatakan jika suatu hari kau akan melampaui para Sage lainnya." Tutup Dharma Wangsa."Tetua Dharma terlalu memuji,"Dharma Wa
Pernyataan sikap dari Dharma Wangsa menghasilkan sebuah keputusan, yaitu mereka semua sepakat untuk membentuk tim telik sandi yang di pimpin oleh Aliansi Putih-netral untuk menyelidiki Kota Bandar Agung."Selanjutnya, aku ingin kita semua membahas mengenai Sayap Emas. Sepak terjang mereka sudah senter terdengar di telinga kita semua... Aku tidak ingin kita berlarut-larut sampai lupa jika Sayap Emas merupakan ancaman yang tidak kalah serius dari Kota Bandar Agung," ucap Ganendra membuka pembahasan selanjutnya."Kami sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki Sayap Emas di bawah komando Sudartawa. Aku berharap kalian semua bisa memberikan bantuan untuk ikut mengawasi kelompok ini, kami Aliansi Putih-netral tidak dapat berkerja sendirian," tutup Ganendra.Semua pendekar yang berada dalam ruangan itu menganggukkan kepalanya dan kagum akan kecepatan pihak Aliansi Putih-netral dalam membentuk tim guna menyelidiki sesuatu yang terasa janggal di dunia persilatan dan membahayakan keamanan du
Sunaka adalah Ketua Sekte Langit Utara, salah satu sekte menengah aliran putih. Tidak ada yang mengetahui jika saat ini Sunaka memiliki kemampuan pendekar suci gerbang kelima tahap puncak. Meningkatnya kemampuan Sunaka tidak lepas dari bantuan MagaDewi yang terus memberikannya sumber daya guna mengembangkan ilmu kanuragannya, bukan hanya sumber daya, akan tetapi juga kitab-kitab bela diri untuk memperluas jurus dan taknik bertarungnya. Sunaka jelas bertekad besar untuk dapat membalas budi pada MagaDewi dan membuktikan jika MagaDewi tidak salah memiliki dirinya menjadi sekutu, bahkan Sunaka rela menghianati aliran putih-netral.Sunaka ingat betul bagaimana MagaDewi datang ke Sekte Langit Utara yang sedang dalam kondisi terpuruk."Gusti Dewi, ada hal apa yang membawamu datang ke Sekte Langit Utara?" Ucap Sunaka menyambut kedatangan dari MagaDewi di sekte miliknya."Ketua Sunaka, maafkan atas kedatanganku yang mendadak dan tanpa memberi informasi lagi," tukas MagaDewi, tanpa menjawab pe
Sunaka tampak bimbang, dia tentu tidak ingin salah dalam mengambil keputusan karena semuanya akan berdampak pada Sekte Langit Utara ke depannya.Sunaka jelas tergiur dengan tawaran yang di berikan oleh MagaDewi, di tambah lagi MagaDewi menjanjikan akan mengembangkan Sekte Langit Utara sampai ke puncak kejayaannya. Namun, di sisi lain dia juga tidak bisa begitu saja percaya pada informasi yang di berikan oleh MagaDewi. "Aku tahu kau masih ragu dan sulit percaya kepada informasi yang kau dengar dariku, tapi itulah fakta yang sesungguhnya... Aku sungguh berharap dirimu bersedia bergabung bersamaku guna menyatukan dunia persilatan dan menciptakan dunia yang damai dan tentram, tanpa ada pertumpahan darah lagi," ucap MagaDewi.Sunaka merasa gunda gulana. Dia jelas tidak bisa membuang kesempatan untuk mengembangkan sektenya, tetapi di sisi lain dia juga berat hati untuk menghianati aliran putih."Gusti Dewi, apa ada cara lain untuk aku bisa mendapatkan kitab dan sumber daya ini?" Tanya Suna
Abinawa dan Sumbayu akhirnya sepakat untuk melanjutkan perjalanan bersama-sama. Ke-duanya berjalan ke arah timur, menuju salah satu kota besar, yaitu Kota Awan Putih.Selama perjalanan itu pula ke-duanya saling bertukar cerita dan pengalaman. Dari cerita Sumbayu, Abinawa merasa ke-duanya memiliki perjalanan hidup yang berliku dan penuh luka."Saat ini, aku hanya berharap dunia persilatan akan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi semua manusia, bukan hanya mereka yang berasal dari kalangan pendekar saja," ucap Sumbayu."Aku pun begitu, sejatinya memiliki kekuatan itu bukan untuk berdiri menjadi penguasa, akan tetapi hanya untuk melindungi diri dari ancaman dan marah bahaya, tetapi banyak orang-orang yang salah dalam menggunakan kekuatannya," sahut Abinawa.Abinawa memahami betul jika Sumbayu memiliki ambisi besar untuk menciptakan dunia persilatan yang aman dan tentram, mungkin jika ada pilihan antara memilih dunia persilatan dan hidup di dunia tanpa ilmu kanuragan, mungkin Sumbayu
Sekte Naga Putih adalah salah satu sekte menengah aliran putih, mereka bahkan berkembang dengan sangat pesat selama beberapa tahun terakhir, selain itu perkembangan sekte ini juga tidak lepas dari dukungan atau sokongan dari Kota Sungai Putih.Perkembangan Sekte Naga Putih juga tidak lepas dari banyaknya jenius bela diri yang di miliki sekte ini. Bayangkan saja dalam beberapa tahun terakhir mereka berhasil memiliki 7 pendekar raja dan dua orang pendekar suci, sekalipun hanya pendekar suci gerbang pertama. Namun, untuk ukuran sekte yang baru beranjak dari sekte kecil ke menengah ini sesuatu yang sangat mengejutkan.Seperti saat ini, segerombolan pendekar dari Sekte Naga Putih mendatangi Kota Sungai Putih untuk menyebarkan pengumuman penting bagi semua anak muda Kota Sungai Putih."Perhatian, Tetua Karta Surya kembali membuka kesempatan bagi kalian para pemuda untuk unjuk kemampuan pada Sayembara Naga Putih, siapapun yang berhasil memberikan penampilan memikat dan keluar sebagai pemenan