Sehingga Galuh Tapa duduk dekat batu besar, ada sebuah obor yang menyalah di atas kepalanya. Karena semua orang berkumpul di sini, jadi mereka tidak bisa istirahat ke dalam gubuk.Tapi demikian, semua prajurit masih bisa mendengkur, tertidur pulas. Untuk mengusir dingin mereka tidur tumpang tindih.Panglima kumbang berada di dekat Galuh Tapa, Macan Hitam itu sudah dari tadi tadi rebahan karena lelah. Pemuda itu tidak berniat mengusiknya, jadi dia sengaja tidak merebahkan tubuhnya kepada temannya tersebut, meski terlihat sangat nyaman.Hingga kemudian dia kembali membuka kitab strategi perang, dibacanya sangat seksama, sangat teliti.Namun strategi perang terkesan sangat licik, tapi tentu saja berhasil dengan kemenangan gemilang.Wajah Galuh Tapa berubah-ubah setiap membaca lembaran buku itu. Terkadang dia terlihat mengerutkan keningnya, tapi tak jarang mata terbuka lebar dengan kepala mengangguk-angguk.Setelah beberapa lama, mungkin sudah empat jam lebih dia membaca buku itu, pemuda
Nampaknya ucapan Bagas Sanjaya ada benarnya, dengan penjagaan ketat seperti ini tentu saja musuh telah merencanakan sesuatu untuk menyambut kedatangan mereka."Kanda, Galuh, kita akan bermalam disni." Kinanti memberi solusi. "Kita akan mempelajari situasinya."Galuh Tapa setuju, jadi mereka kembali menarik mundur sekitar lima ratus dari wilayah markas kecil Kelabang Iblis."Malam ini tidak boleh ada yang tidur, kita sudah sangat dekat dengan markas itu." Bagas Sanjaya memberi peringatan.Sementara Galuh Tapa pergi menyendiri, dia tidak ingin di ganggu. Kemudian dia merapalkan ajian Raja Nyawa."Paman Andaran, maafkan aku mengganggumu waktumu." Galuh Tapa tersenyum kecil kepada pria berbadan kekar yang menggunakan pakaian ala kerajaan laut. "Tapi aku sangat membutuhkan bantuanmu.""Tidak masalah sekarang apa yang harus aku lakukan?'' Andaran menoleh ke kiri, pada prajurit yang sedang mengasah pedang atau membuat busur panah. "Apa kau sedang memulainya, Galuh?''"Ya kami sudah berhasil
Galuh Tapa menarik mundur semua pasukannya disisi sebelah timur markas kecil Kelabang Iblis. Pada sebuah sungai yang membentang cukup luas, dalam dan tenang.Mereka bersembunyi di rimba kecil dekat sungai. Dari tempat ini, sekitar kurang lebih tiga ratus meter ada sebuah jalan utama yang menghubungkan markas kecil dengan markas lainya diseberang sungai.Sekarang Galuh Tapa tahu, markas yang sedang mereka incar merupakan markas yang letaknya paling jauh dari markas cabang Kelabang Iblis.Sehingga dijalan utama, ada beberapa persimpangan jalan yang menghubungkan desa-desa kecil wilayah itu. Lima desa kecil tepatnya.Setelah dua hari berada di dalam rimba kecil, Galuh Tapa mendengar derap langkah kaki beberapa kuda melewati jalan utama."Aku akan melihatnya siapa mereka.'' Galuh Tapa kemudian meninggalkan kelompoknya dan melayang sendiri menuju jalan utama."Apa dia akan baik-baik saja?'' Sunting Sirih bertanya.Rupanya benar, ada tiga orang berpakaian prajurit dengan lambang Kelabang be
Mojopali, kepada empat bawahannya saja dia tidak percaya apalagi dengan orang baru seperti Galuh Tapa. "Aku adalah prajurit baru tuan." Galuh Tapa segera memberi hormat.Mereka hanya melirik sesaat kepada Galuh Tapa, kemudian pandangan mereka teralihkan ketika melihat ketika melihat wajah berbunga-bunga Mojopali."Ini surat panggilan jabatan?'' Dia terkekeh kecil, "Akan dibentuk satu markas cabang dan aku menjadi kandidat yang cocok untuk mengisi pimpinannya."Setelah malam hari tiba, Galuh Tapa pergi mengendap-endap menemui pimpinan markas kecil itu tentu saja ia adalah Mojopali,Pemuda itu tahu, meski malam sudah begitu larut dan semua orang tidur nyenyak dengan sebuah mimpi, tapi Mojopali belum tertidur.Pemimpin markas kecil itu masih itu masih terjaga hingga matanya menyerah. Biasanya dia tertidur hanya satu jam setiap malam dan akan terjaga ketika mendengar suara tikus berjalan di kotak penyimpanan koin emas miliknya.Sehingga Galuh Tapa melewati beberapa penjagaan yang terhuyu
Namun belum kering air liur pria itu, Mojopali mendaratkan satu pukulan dengan kuat membuat petugas pengantar pesan itu melayang beberapa lama di udara dan jatuh tepat di tong air.''Rupanya orang ini benar-benar gila seperti yang dikatakan semua orang, seharusnya dia tidak pantas menjadi pemimpin markas cabang." Salah satu dari mereka yang masih duduk diatas punggung kuda melontarkan tanggapan.Mendengar hal itu, Mojopali sangat marah. "Sekarang kau mengatakan aku gila, jadi kalian bertiga memang berniat menghilangkan kesempatanku menjadi pemimpin markas cabang. Matilah kalian semua!"Sehingga Mojopali melepaskan dua serangan serangan sekaligus, mengarah kepada dua orang pengantar pesan yang sedang duduk di atas kuda.Setelah mendapat serangan itu, keduanya tidak tinggal diam, mereka membuka telapak tangan kemudian mengarahkan ke depan. Menahan dua kelebat cahaya kuning yang bersinar.Hingga terjadi ledakan energi, dua orang itu terpental dari atas kuda dan mendarat kasar di dinding
Ini poin pertama dari kitab strategi yang di pelajari. menghancurkan lawan dengan kekuatan mereka sendiri untuk saling membunuh. Serang dengan menggunakan kekuatan lain. Perdaya sekutu untuk menyerang musuh mereka, sogok aparat musuh untuk menjadi pengkhianat atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.Biasanya strategi ini di gunakan para penguasa yang memiliki sumber daya yang melimpah.Jadi mereka tidak akan menyerang musuh secara langsung, tapi membayar orang untuk melakukan penyerangan.Namun Galuh Tapa bisa menggunakan strategi ini tanpa ada sogokan. Hanya sedikit tipuan kecil.Galuh Tapa tidak peduli pihak mana yang akan menang dalam perang selanjutnya. Mojopali atau pemimpin markas kecil yang ada dekat sungai? Tidak ada yang berbeda dari dua kelompok itu. Siapa yang akan bertahan, maka akan menghadapi Suban Darah."Siapkan rakit, kita akan menyeberangi sungai setelah pasukan Mojopali."Keesokan harinya, Mojopali membawa ribuan pasukan menuju markas yang jadi tar
"Denganmu tidak salah anak muda, kami memang berniat menghancurkan kelompok itu." Jawab Bagas Sanjaya."Mustahil" timpal pemuda itu." mereka memiliki pasukan yang kuat dan laki-laki tua itu, ilmu kanuragannya sangat hebat." Yang dimaksudnya adalah Mojopali."Apa kau bilang? Kau meragukan kami semua. Dasar kau ini, badan saja yang besar tapi penakut." Bagas Sanjaya menghardik pria itu."Kisanak siapa namamu?" Tanya Galuh Tapa."Abima, tapi aku dipanggil Bi, tuan.""Baiklah Bi, kami tidak bisa terlalu lama mengulur waktu lagi." Galuh Tapa lantas mendekati panglima kumbang, sementara macan hitam itu merendahkan punggungnya. "Kami hargai kebaikanmu dengan memperingatkan kami, tapi kami akan tetap pergi."Sebelum panglima kumbang meninggalkan kampung ini, Bi tiba-tiba saja bersujud kemudian di ikuti oleh semua orang prajurit dari kerajaan Merdanau."Tuan, aku mohon izinkan kami ikut bersama dengan kalian." Bi berujar. ''Kami akan ikut berperang, kami sudah lama menderita. Mungkin adalah ke
Hingga baru saja mereka keluar dari markas kecil itu, mendadak terdengar ledakan di gerbang tembok utama. Asap putih mengepul dari sana, tiga detik kemudian muncul bayangan orang sambil berteriak menyerukan perang."Tembok sudah hancur, gunakan pedang, tinggalkan panah!" teriak penjaga gerbang yang masih berada pada menara pengintai.Namun beberapa menit kemudian orang itu jatuh dengan panah menancap tepat di pangkal lehernya."Tobah...!" Teriak Mojopali. "Aku akan membunuhmu!"Di tempat itu sekarang sedang terjadi pertumpahan darah, panah dan pedang sedang berseliweran.Prajurit-prajurit sedang mulai tumbang dan meregang nyawa, kemudian ada lebih banyak lagi yang terluka. Teriakan memenuhi tempat itu dan sesekali terdengar rintihan.Siyoyo beserta tiga temannya melesat dengan cepat, mereka membunuh lebih banyak prajurit dari yang lainnya. Begitu brutal dan kejam.Pada saat ini, Siyoyo melayang beberapa saat keatas, kemudian dia melemparkan delapan pedang dari hasil rampasan.Beberapa