Prahmana berusaha berdiri meski seluruh sendinya melemah dan pada akhirnya pria cungkring itu bisa mengendalikan tubuhnya, menyelimuti diri dengan tenaga dalam.Dia nampaknya bisa mengatasi ketakutannya tersebut, dipermalukan seperti ini membuat dirinya naik pitam, untung saja tidak ada yang melihat wajah menyedihkan tadi.Hingga dia mengeluarkan pedang lainnya, memasang kuda-kuda dan melesat cepat menyerang Galuh Tapa. teknik pedang bayang bertemu degan teknik pedang penjuru, tidak terlalu buruk.Galuh Tapa bisa mengimbangi setiap serangan besar yang mengarah padanya, sementara dia menyelipkan dua atau tiga tebasan mematikan.Prahmana menghunuskan pedang, kemudian berputar kesamping berusaha menekan Galuh Tapa dengan tusukan.Tapi Galuh Tapa tidak tinggal diam, dia menyambut serangan bertubi-tubi dengan gerakan lentur dan cepat.Percikan cahaya dan suara dentingan terdengar ditengah hutan, akibat pedang yang beradu.Namun meski Demikian Galuh Tapa menyadari, serangan Prahmana begitu
Sehingga dalam beberapa menit energi itu, berbenturan hampir membuat semua pendekar yang memiliki tanda garis tiga tra datang berbodong-bondong kepusat pertempuran. tidak terkecuali Gening Jati.Sebelum semua orang tiba ditempat itu, Prahmana berniat menyudahi pertarungan, dia takut semua orang mengujing dirinya lemah, karena kesulitan mengalahkan pemuda yang hanya memiliki tenaga dalam jauh lebih rendah dari dirinya.Sehingga Prahmana mengerahkan semua energi pada batas terakhir yang dimilikinya, membuat Galuh Tapa tertekan mundur.Ketika Prahmana sudah diatas angin, sebuah energi putih keluar dari tubuh Galuh Tapa, sangat terlihat dengan jelas pancaran yang keluar dari pemuda itu.Energi itu merayap dalam sekujur tubuhnya dan terus menjalar pada pusaka Lintang Kuning.Perasaan Galuh Tapa sama seperti saat melawan komandan Kelabang Iblis Sutantri, dia sangat merasakan hal itu.Pada saat yang sama pedang pusaka Lintang Kuning mulai meretakkan gigi naga bayang, terbelah menjadi dua bag
Kedatangan Gening Jati ditempat ini membuat pedepokan cabang selatan tidak dijaga, kesempatan itu, tentu dimanpaatkan Resi Sembadah untuk segera bertindak.Resi Sembadah juga berhasil menemukan sesuatu yang penting dipedepokan Gening Jati. itu adalah Kendi besar tempat para mahluk aura tinggal, lalu kemudian menghancurkannya.Sekarang, tinggal menunggu waktu hingga seluruh mahluk aura menghancurkan pedepokan cabang selatan, tapi nampaknya sudah dimulai.Surgantara berlari puntang panting dengan wajah penuh bengkak melaporkan sesuatu yang sedang terjadi dipedepokan sisi selatan, dan napas pria itu terdengar tersengkal-sengkal.''Re...si, resi itu telah menghancurkan kendi tempat para mahluk aura bersarang, ''ucap Surgantara terbatah-batah.Setelah dia sadar, ternyata Resi Sembadah sudah ada dihadapannya, pria itu tertunduk ketakutan, nampaknya ia baru saja dihajar oleh resi itu.Melihat hal itu Gening Jati benar-benar kesal kepada anak muridnya. ''Dasar tidak berguna ''teriak sesepuh
Hingga beberapa menit kemudian perkataan pria itu terhenti, setelah pedang pusaka Lintang Kuning menancap tepat kejantungnya, membuat kedua temannya ketakutan setengah mati.Mereka berdua tanpa pikir panjang membalikkan badan untuk pergi, tapi sialnya Galuh Tapa berada tepat dihadapan mereka dengan tebasan pedang pusaka Lintang Kuning.Sehingga membuat satu kepala tanggal dari lehernya dan kemudian pemuda itu menyerang lagi yang satunya, melepaskan tusukan tepat mengenai perutnya.Ketika dia tiba, beberapa puluh orang dari pihak Gening Jati tergeletak dengan tidak bernyawa. Nampaknya anak murid Resi Sembadah lebih kuat dari anak didik Gening Jati.Tanpa berepikir panjang Galuh Tapa melepaskan pedang dengan serangannya pada beberapa orang yang terlihat lebih kuat.Pemuda itu sesekali merusak pertarungan antara panglima kumbang dengan lawan-lawannya.''Gerr...''geram panglima kumbang ketika Galuh Tapa tersenyum kearahnya.''Aku hanya sekedar membantu, jangan terlalu sungkan.''Hal yan
Semua orang berlari, tapi tidak dengan Nyai Sumbi dan Tabib Nyai pirut.Sebenarnya Nyai Sumbi juga berniat berlari melarikan diri seperti yang lainnya, tapi Tabib Nyai Pirut tidak akan membiarkan itu terjadi.Jadi sekarang hanya ada tinggal tiga pertarungan yang sedang berlangsung.Tapi mungkin tidak lama lagi, Surgantara akan ditubangkan oleh Andaran, pria itu mulai banyak mendapatkan luka sejak pertarungan ini dimulai.Bahkan luka dikeningnya terlihat sangat besar, hampir seluruh wajahnya tidak dapat dikenali karena darah yang terus mengalir.Dalam beberapa menit, akhirnya Andaran mampu mengalahkan Surgantara yang kini membuatnya terkapar ditanah dengan bebelasan luka disekujur tubuhnya.''Sekarang kau sudah berakhir, semua pasaukan kalian telah kabur dan tidak lama lagi Gening Jati akan mengalami nasib yang sama ''ucap Andaran sembari menghunuskan pedang keleher pria itu.''Ya...ini tidak sesuai dengan rencana kami! ''timpal Surgantara berkata dengan lirih, sesekali dia mengelap da
Gening Jati memakai cara licik, dan nyaris saja membuat Resi Sembadah terluka. Dia berhasil melemparkan bubuk beracun diwajah Resi Sembadah, membuat pria itu kesulitan melihat.Semakin lama matanya mulai terasa perih, Resi Sembadah mengusap-usap matanya, tapi malah membuat matanya semakin sakit, ini adalah racun yang kuat mungkin memang digunakan sebagai alat membutakan lawan.Pada saat itu, dia menyadari bahwa penglihatannya tidak akan kembali lagi, tentu saja ini adalah masalah serius, dunia akan terasa gelap tanpa adanya mata.Pada saat yang sama, ketika melihat celah yang terbuka lebar, Gening Jati mendaratkan pukulan keras tepat mengenai dada Resi Sembadah.Resi itu melayang beberapa saat sebelum dia terhempas kepohon besar, kakinya melakukan kuda-kuda untuk menekan tubuhnya dan dalam sekejap menghilang.Gening Jati tidak bisa melihat pergerkkan mantan gurunya, hingga tapak keras, lebih keras dari pukulannya mendarat tepat dibagian perut, tekanan energi bahkan menembus tubuhnya
Gening Jati meringis kesakitan, meratapi hampir belasan luka yang ada dibagian-bagian penting ditubuhnya, seperti sebuah mimpi buruk, pria itu masih dapat merasakan tenaga dalam didalam tubuhnya tapi tidak dapat menggunakannya.Sekarang tenaga dalam sebesar itu, akan tertidur untuk selamanya, Resi Sembadah memutuskan semua jalur energi didalam tubuh, bentuknya seperti akar, hanya diketahui jika orang yang mempelajarinya secara khusus, atau orang yang memiliki penglihatan gaib.Bagaimanapun kelumpuhan tenaga dalam bagi pendekar sama saja dengan mati. Sekuat apapun dia berusaha, tenaga dalam pria itu tentu tidak akan dapat digunakan lagi.''Ini semua karena olahnya! ''Gening Jati bergumam, menatap kearah Galuh Tapa yang tersenyum kecil. ''Semua rencanaku hancur karena dirinya!.''''Jangan menyalahkan siapapun atas kejahatanmu, Gening Jati!, ''ucap Resi Sembadah, ''bagaimanapun kau telah merencanakan pembantaian, ini adalah hukuman yang setimpal untukmu.''Setelah mengatakan hal demikian
Mahluk itu lebih besar dari mahluk yang lainnya, lebih kuat dan memiliki sesuatu yang berbeda, tampak dari tubuhnya, sebuah bongkahan batu berwarna hitam meruncing sangat tajam.Ketika bongkahan batu itu melesat degan cepat, beberapa bayangan yang ada mampu dihancurkannya.Dan bukan itu saja, setiap bayangan yang berhasil dilenyapkan, selalu terdengar suara kecil dari mulutnya yang hitam, nampaknya mahluk itu menikmati pertempuran ini.Bukan hanya Galuh Tapa, Andaran dan teman-temannya yang berada pada tenaga dalam level dua keatas juga merasakan hal yang sama.Itu adalah mahluk aura yang berbeda dari yang lainnya, tercipta dari dendam yang berlebihan dan keserakahan yang luar biasa.Sehingga membuat Andaran menghunus pedangnya, ketika beberapa orang mulai menjauhi mahluk itu.''Aku akan melawan mahluk ini, kalian semua! ''ucap Andaran. ''Musnakan semuanya tanpa tersisa.''''Apa kau yakin akan mengahadapi mahluk itu sendirian? ''salah satu dari temannya berkata, terdengar khawatir seb