Ribuan petir menghujani kubah merah yang menutupi area tanah larangan di Gurun Sha. Suara menggelegar bertubi-tubi terdengar hingga jarak ribuan tombak jauhnya. Perisai Darah milik Luo Zhen masih bertahan dari amukan petir tersebut.Sementara, Aghor yang masih terlilit rantai hijau tengah berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari lilitan rantai tersebut. Namun dia kesulitan karena rantai itu sangat kuat melilit tubuhnya."Apakah kau sudah gila? Kau ingin mengamuk hanya karena mendengar kebenaran tentang orang tuamu! Sadarlah keparat!" teriak Bara Sena keras.Namun sepertinya teriakannya tidak digubris oleh Dewa Petir tersebut. Karena nyatanya, dia masih mengamuk dan berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkraman rantai hijau."Bara! Aku tidak bisa menahan kekuatannya lebih lama lagi! Apa sekarang sudah waktunya untuk menghentikan dia!?" tanya Tian Zu Ning bersiap untuk menghisap kekuatan jiwa dari Dewa Petir Aghor tersebut
Dewa Aghor langsung menghantam tanpa banyak berpikir. Dewi Saci tentu saja merasa kesal dan terkejut karena yang muncul dari dalam perisai merah bukanlah Bara Sena. Siasat Luo Zhen mengeluarkan Aghor cukup berhasil. Dengan keluarnya Aghor dari dalam kubah merah, dia bisa mengamuk dan bertarung melawan Dewi Saci yang tentu saja bukan lawan mudah bagi Bara Sena."Kau merencanakan ini sejak awal ya?" tanya Bara sambil menatap kearah langit dimana Dewa Petir Gila itu tengah mengamuk."Aku tahu kau dalam keadaan yang sulit. Menghadapi Dewa yang lepas kendali atas kesadarannya bukanlah perkara yang mudah. Ditambah, diluar kubah ini ada Luo Yixi yang kemampuannya setara dengan Dewa Tingkat Tinggi karena telah menelan Dewa Indra. Dengan Aghor keluar dari sini, bukankah kau yang seharusnya merasa diuntungkan?" sahut Luo Zhen."Yang kau ucapkan memang benar. Tapi, apa yan akan terjadi jika Aghor kalah dan malah ditelan wanita itu?" tanya Bara membuat Luo Z
Bara Sena segera melompat mundur ke belakang lalu tinju kirinya menghantam ke tanah."Pukulan Neraka Menghisap Langit!" teriak pemuda itu.Tiba-tiba tanah dihadapan Pendekar Golok Iblis terbelah. Dengan cepat tanah terbelah itu mengejar Dewa Aghor yang masih berdiri disana. Semuanya dilewati oleh tanah terbelah itu langsung terhisap masuk kedalam tanah yang menganga dan menyala merah.Aghor yang tahu tanah berpasir itu terbelah mengarah padanya, dengan gerak cepat dia pun langsung melesat kesamping. Namun sayangnya rantai hijau yang tiba-tiba keluar dari dalam tanah sudah menjerat kakinya lebih dulu sehingga dia tak bisa bergerak sama sekali kecuali menunggu datangnya serangan milik Bara Sena.Tak bisa kemana-mana, Dewa Aghor yang tak berkutik itu langsung meledakkan tenaga dalam miliknya sehingga menciptakan gelombang ledakan yang luar biasa hebat. BLEGAAARRRRRR!Gelombang petir menghancurkan tanah bebatuan dan pasir
Bara Sena menarik Golok Iblis miliknya dari tubuh Dewa Petir Aghor. Pria itu pun roboh kedepan dan tak bergerak lagi alias tewas. Bara menatap tubuh Dewa Petir tersebut lalu dia pun menatap Golok Iblis yang ada di tangannya."Jiwanya sudah masuk di dalam Golok ini. Sepertinya tubuh Dewa ini sedikit sayang kalau aku menelantarkannya. Kalau begitu, aku akan mengubur nya di tempat ini sebagai penghormatan padanya." ucap Bara lalu dia meraih tubuh Dewa Aghor dan melompat memasuki kubah merah. Dia meletakkan tubuh Dewa itu di sebuah kebun yang sudah berantakan. Kebun tersebut dulunya milik Lu Xie dan sekarang ditinggal begitu saja setelah terjadi pertarungan yang melibatkan Bara dan Hu ShiYun kala itu.Setelah meletakkan tubuh Dewa Petir itu, Bara pun melompat ke langit dan mengarahkan tangannya ke bawah sana. Dari dalam tanah muncul rantai ungu raksasa. Rantai itu menarik bebatuan besar hingga roboh dan mengubur tubuh Dewa Aghor.Terdengar suara berg
Bara Sena sedikit terpaku melihat dua bukit indah yang terpampang didepan matanya. Lalu secara perlahan dia mulai mendekatkan mulutnya ke bukit sebelah kiri. Dengan lembut dia pun menghisap bukit tersebut membuat tubuh Dewi Saci bergerak menggeliat kenikmatan.Tangan wanita itu langsung meraih kepala Bara Sena dan menekannya agar menghisap lebih keras lagi. Dan itu pun dikabulkan oleh sang Pendekar dengan mulai menghisap bagian terindah dari tubuh seorang wanita.Dewi Saci benar-benar dibuat melayang saat tangan kanan pemuda itu juga meremas bukitnya yang lain dengan begitu lembut dan penuh perasaan."Teruskan kakang..." lirih wanita itu sambil mendesah kecil.Bara menuruti permintaan Dewi Saci dan melanjutkan apa yang tengah dia lakukan. Setelah cukup lama bermain di bagian perbukitan, pemuda itu mulai menyusuri lembah yang masih tertutup kain. Lagi-lagi dengan kasar dia merobek kain tersebut. Dan terlihatlah sebuah pemandangan yang men
Bara Sena menatap Zhou Yin yang termangu setelah mendengar semua cerita mengenai hidupnya. Tak ada yang dia tutup dari wanita itu selain keberadaan Dewi Saci di dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Dia sadar, keberadaan wanita itu akan menyebabkan kecemburuan dari wanita-wanitanya yang lain terutama Dewi Biru dan Kahiyang Dewi."Bagaimana, apa kau sudah puas mendengar cerita tentang diriku?" tanya Bara Sena.Zhou Yin menghela napas panjang. Lalu dia hembuskan dengan keras. Kedua matanya menatap pemuda yang ada di hadapannya lalu dia pun tersenyum."Puas. Aku sudah mendengar semuanya...Aku harap kakak tidak menyembunyikan apapun dariku." sahut Zhou Yin.Bara mengangguk lalu dia pun mengusap rambut wanita tersebut."Kakak, setelah tiba di Kalingga, apa yang akan kau lakukan?" tanya Zhou Yin."Aku akan mencari pria bernama Gandi itu. Kau bilang dia sudah menikah dengan anak paman Jaka Geni. Bukankah berarti dia berada di Prob
Bara Sena melesat kearah Trikala yang sudah bersiap dengan kekuatan petir miliknya. "Aku Pertaruhan semuanya dalam satu serangan ini!" teriak Trikala.Bara sempat menyeringai kecil. Tangan kirinya menyala merah. Lalu tangan kanannya bergerak ke depan. Dari dalam tanah muncul rantai ungu yang langsung melilit kedua kaki Trikala. "Kalau begitu terimalah!" ucap Bara yang sekejap mata kemudian sudah berada di depan Trikala dan langsung menghujamkan tinju kirinya ke tubuh Dewa Naga Petir.Duuum!Dentuman dahsyat terdengar diiringi gelombang api merah membara. Tubuh Trikala lenyap seketika menjadi abu setelah terkena pukulan Tangan Neraka milik Bara Sena. Pemuda itu berdiri sambil tersenyum kecil."Kau pun belum layak menghadapi Tinju Neraka ini...Ckckck...""Anda memenangkan pertarungan di lantai 50. Apakah Tuan akan melanjutkan ke lantai berikutnya?" tanya Hu An."Tentu saja, aku tak ingin menyia-nyiakan
Bara Sena yang bersemangat menyelesaikan Ujian Pagoda Dewa langsung saja naik ke lantai selanjutnya hingga dia bertemu dengan Dewa Penjaga Gerbang Obat di lantai 80, lawan yang membuat Sun Wukong menyerah.Bara Sena yang sudah pernah melihat tubuh ganda dan bahkan dia sendiri juga memilikinya cukup dibuat terkejut melihat Dewa Penjaga Gerbang Obat itu mengerahkan 100 tubuh ganda sekaligus!"Menggandakan tubuh sebanyak ini. Sepertinya aku tahu alasan Sun kalah dari orang ini. Dia bodoh dalam berhitung dan tidak bisa melihat tubuh aslinya dimana. Hal seperti ini tidak berlaku untuk Pendekar Golok Iblis seperti diriku!" ucap Bara lalu dia mengeluarkan kekuatan Tangan Neraka miliknya.Bara mengembangkan tangan kirinya. Dari dalam telapak tangannya keluar pijaran lahar yang kemudian dia hujamkan di tanah yang ada di hadapannya.Braak!Setelah telapak tangannya menghantam tanah, api merah membara disertai gejolak lahar yang panas meng