Bara Sena sedikit terpaku melihat dua bukit indah yang terpampang didepan matanya. Lalu secara perlahan dia mulai mendekatkan mulutnya ke bukit sebelah kiri. Dengan lembut dia pun menghisap bukit tersebut membuat tubuh Dewi Saci bergerak menggeliat kenikmatan.Tangan wanita itu langsung meraih kepala Bara Sena dan menekannya agar menghisap lebih keras lagi. Dan itu pun dikabulkan oleh sang Pendekar dengan mulai menghisap bagian terindah dari tubuh seorang wanita.Dewi Saci benar-benar dibuat melayang saat tangan kanan pemuda itu juga meremas bukitnya yang lain dengan begitu lembut dan penuh perasaan."Teruskan kakang..." lirih wanita itu sambil mendesah kecil.Bara menuruti permintaan Dewi Saci dan melanjutkan apa yang tengah dia lakukan. Setelah cukup lama bermain di bagian perbukitan, pemuda itu mulai menyusuri lembah yang masih tertutup kain. Lagi-lagi dengan kasar dia merobek kain tersebut. Dan terlihatlah sebuah pemandangan yang men
Bara Sena menatap Zhou Yin yang termangu setelah mendengar semua cerita mengenai hidupnya. Tak ada yang dia tutup dari wanita itu selain keberadaan Dewi Saci di dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Dia sadar, keberadaan wanita itu akan menyebabkan kecemburuan dari wanita-wanitanya yang lain terutama Dewi Biru dan Kahiyang Dewi."Bagaimana, apa kau sudah puas mendengar cerita tentang diriku?" tanya Bara Sena.Zhou Yin menghela napas panjang. Lalu dia hembuskan dengan keras. Kedua matanya menatap pemuda yang ada di hadapannya lalu dia pun tersenyum."Puas. Aku sudah mendengar semuanya...Aku harap kakak tidak menyembunyikan apapun dariku." sahut Zhou Yin.Bara mengangguk lalu dia pun mengusap rambut wanita tersebut."Kakak, setelah tiba di Kalingga, apa yang akan kau lakukan?" tanya Zhou Yin."Aku akan mencari pria bernama Gandi itu. Kau bilang dia sudah menikah dengan anak paman Jaka Geni. Bukankah berarti dia berada di Prob
Bara Sena melesat kearah Trikala yang sudah bersiap dengan kekuatan petir miliknya. "Aku Pertaruhan semuanya dalam satu serangan ini!" teriak Trikala.Bara sempat menyeringai kecil. Tangan kirinya menyala merah. Lalu tangan kanannya bergerak ke depan. Dari dalam tanah muncul rantai ungu yang langsung melilit kedua kaki Trikala. "Kalau begitu terimalah!" ucap Bara yang sekejap mata kemudian sudah berada di depan Trikala dan langsung menghujamkan tinju kirinya ke tubuh Dewa Naga Petir.Duuum!Dentuman dahsyat terdengar diiringi gelombang api merah membara. Tubuh Trikala lenyap seketika menjadi abu setelah terkena pukulan Tangan Neraka milik Bara Sena. Pemuda itu berdiri sambil tersenyum kecil."Kau pun belum layak menghadapi Tinju Neraka ini...Ckckck...""Anda memenangkan pertarungan di lantai 50. Apakah Tuan akan melanjutkan ke lantai berikutnya?" tanya Hu An."Tentu saja, aku tak ingin menyia-nyiakan
Bara Sena yang bersemangat menyelesaikan Ujian Pagoda Dewa langsung saja naik ke lantai selanjutnya hingga dia bertemu dengan Dewa Penjaga Gerbang Obat di lantai 80, lawan yang membuat Sun Wukong menyerah.Bara Sena yang sudah pernah melihat tubuh ganda dan bahkan dia sendiri juga memilikinya cukup dibuat terkejut melihat Dewa Penjaga Gerbang Obat itu mengerahkan 100 tubuh ganda sekaligus!"Menggandakan tubuh sebanyak ini. Sepertinya aku tahu alasan Sun kalah dari orang ini. Dia bodoh dalam berhitung dan tidak bisa melihat tubuh aslinya dimana. Hal seperti ini tidak berlaku untuk Pendekar Golok Iblis seperti diriku!" ucap Bara lalu dia mengeluarkan kekuatan Tangan Neraka miliknya.Bara mengembangkan tangan kirinya. Dari dalam telapak tangannya keluar pijaran lahar yang kemudian dia hujamkan di tanah yang ada di hadapannya.Braak!Setelah telapak tangannya menghantam tanah, api merah membara disertai gejolak lahar yang panas meng
Bara Sena menatap pria berkepala plontos tersebut."Lalu dimana pil yang kau buat itu?" tanya Bara."Semuanya dirampas oleh Hong Li keparat itu!" kata Jin Pa dengan tinju terkepal.Bara tersenyum sinis. Dia langsung merubah wujudnya menjadi sosok Dewa Angin yang wujudnya sama persis dengan Dewa Hong Li waktu masih muda. Perasaan yang tak asing itu membuat Jin Pa mengangkat wajahnya dan kedua matanya hampir melompat keluar melihat sosok yang ada di hadapannya. Bibirnya gemetar. Jari telunjuk nya juga gemetar tak karuan melihat sosok yang ada di hadapannya."Jadi kau sangat membenci Dewa Hong? Kalau begitu, tidak ada alasan bagiku untuk tidak membunuhmu bukan? Lagipula Pil Keabadian itu akan kudapatkan sendiri setelah aku membunuhmu. Tak ada sulitnya mendapatkan pil yang saat ini menjadi hadiah di lantai ini...Jadi, bersiap lah pencuri!" ucap Bara keras lalu dari dalam tubuhnya terpancar kekuatan angin yang menghempas kan tubuh Jin Pa dan
Bruk!Tubuh Kaisar Giok Merah menghantam tanah setelah terpental jauh. Belum sempat dia bangun, dari arah langit meluncur dengan kecepatan kilat Panah Angin Dewa milik Bara yang menghujam tubuhnya dengan keras.Duaaaar!Ledakan yang sangat dahsyat pun terjadi. Tanah membubung tinggi ke langit dan berhamburan bagaikan hujan. Area seluas ratusan tombak hancur seketika setelah terkena serangan Bara Sena yang sudah berubah menjadi wujud Dewa Angin.Kedua mata pemuda itu menyala putih saat melihat sosok Kaisar Giok yang keluar dengan cara merangkak dari dalam lubang besar yang menganga."Kuat sekali pertahanannya..." batin Bara sambil bersiap untuk menghajar Kaisar Giok kembali.Tubuhnya menukik bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Dan itu lebih cepat karena dorongan kekuatan angin di kedua kakinya. Baru saja Kaisar Giok berdiri, Bara sudah berada di depannya dan langsung menghujamkan tangannya ke tubuh Kaisar terse
Hu An segera pergi meninggalkan Lantai 90 dimana Bara Sena akan segera bertemu dengan Raja Sesat datuk Raja Labuan yang konon kata Hu An memiliki kesakitan melebihi semua yang ada di lantai 1 hingga 99. Dialah yang terkuat dan paling berbahaya. Bukannya waspada, Bara Sena justru merasa sangat bahagia mendengar hal itu. Karena dia memang mencari lawan yang kuat dan bisa mengimbangi kemampuan miliknya.Bara Sena menatap ke sekitar, dimana dia saat ini berada di atas sebuah bukit yang cukup tinggi. Matanya menyapu ke segala arah."Dimana Datuk Raja Labuang ini? Apakah dia sudah kabur?" ucap Bara sambil mengedarkan pandangan. Bara terkejut saat dia merasakan adanya kekuatan aneh mengintip dari balik awan tepat di atasnya. Saat dia menatap kearah langit, matanya terbelalak melihat sepasang mata raksasa mengintip dari balik awan."Besar sekali...Bahkan Mata itu sama besarnya dengan satu kota di Kekaisaran Zhou!" seru Bara di dalam hati.Tatapan mata itu ternyata juga memiliki tekanan yang
Datuk Raja Labuang yang ketakutan memilih untuk kabur dari Bara Sena setelah semua upaya dan serangan yang dia lakukan sama sekali tidak membuahkan hal menarik itu terjadi lantaran Bara Sena yang baru saja menjadi Dewa berhasil menbangkitkan kekuatan Iblis Bayangan yang ada didalam tubuhnya. Iblis itu menempel saat Bima menanamkan benih di dalam tubuh Ratu Azalea. Namun karena waktu itu kekuatan Bara belum sempurna, dia pun terpendam didasar alam jiwa yang tak disadari oleh Bara sama sekali. Namun setelah dia mencapai kembali Ranah Alam Dewa dengan begitu banyak kemampuan, Iblis yang ahli dalam menggunakan Jurus ilusi itu pun terbangkitkan. (Cerita mengenai Iblis Bayangan ada di Buku Sang Kesatria Terakhir di Nov3lme).Melihat lawannya lari terbirit-birit, membuat Bara hampir tertawa."Sialan! Ternyata lawanku kali ini sama saja dengan lawan-lawan yang ada dibawah! Kalau begitu...Akan ku percepat Ujian Pagoda Dewa ini! Pertama adalah menghabisimu!" ucap Bara lalu dengan enam sayap ca