Bruk!Tubuh Kaisar Giok Merah menghantam tanah setelah terpental jauh. Belum sempat dia bangun, dari arah langit meluncur dengan kecepatan kilat Panah Angin Dewa milik Bara yang menghujam tubuhnya dengan keras.Duaaaar!Ledakan yang sangat dahsyat pun terjadi. Tanah membubung tinggi ke langit dan berhamburan bagaikan hujan. Area seluas ratusan tombak hancur seketika setelah terkena serangan Bara Sena yang sudah berubah menjadi wujud Dewa Angin.Kedua mata pemuda itu menyala putih saat melihat sosok Kaisar Giok yang keluar dengan cara merangkak dari dalam lubang besar yang menganga."Kuat sekali pertahanannya..." batin Bara sambil bersiap untuk menghajar Kaisar Giok kembali.Tubuhnya menukik bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Dan itu lebih cepat karena dorongan kekuatan angin di kedua kakinya. Baru saja Kaisar Giok berdiri, Bara sudah berada di depannya dan langsung menghujamkan tangannya ke tubuh Kaisar terse
Hu An segera pergi meninggalkan Lantai 90 dimana Bara Sena akan segera bertemu dengan Raja Sesat datuk Raja Labuan yang konon kata Hu An memiliki kesakitan melebihi semua yang ada di lantai 1 hingga 99. Dialah yang terkuat dan paling berbahaya. Bukannya waspada, Bara Sena justru merasa sangat bahagia mendengar hal itu. Karena dia memang mencari lawan yang kuat dan bisa mengimbangi kemampuan miliknya.Bara Sena menatap ke sekitar, dimana dia saat ini berada di atas sebuah bukit yang cukup tinggi. Matanya menyapu ke segala arah."Dimana Datuk Raja Labuang ini? Apakah dia sudah kabur?" ucap Bara sambil mengedarkan pandangan. Bara terkejut saat dia merasakan adanya kekuatan aneh mengintip dari balik awan tepat di atasnya. Saat dia menatap kearah langit, matanya terbelalak melihat sepasang mata raksasa mengintip dari balik awan."Besar sekali...Bahkan Mata itu sama besarnya dengan satu kota di Kekaisaran Zhou!" seru Bara di dalam hati.Tatapan mata itu ternyata juga memiliki tekanan yang
Datuk Raja Labuang yang ketakutan memilih untuk kabur dari Bara Sena setelah semua upaya dan serangan yang dia lakukan sama sekali tidak membuahkan hal menarik itu terjadi lantaran Bara Sena yang baru saja menjadi Dewa berhasil menbangkitkan kekuatan Iblis Bayangan yang ada didalam tubuhnya. Iblis itu menempel saat Bima menanamkan benih di dalam tubuh Ratu Azalea. Namun karena waktu itu kekuatan Bara belum sempurna, dia pun terpendam didasar alam jiwa yang tak disadari oleh Bara sama sekali. Namun setelah dia mencapai kembali Ranah Alam Dewa dengan begitu banyak kemampuan, Iblis yang ahli dalam menggunakan Jurus ilusi itu pun terbangkitkan. (Cerita mengenai Iblis Bayangan ada di Buku Sang Kesatria Terakhir di Nov3lme).Melihat lawannya lari terbirit-birit, membuat Bara hampir tertawa."Sialan! Ternyata lawanku kali ini sama saja dengan lawan-lawan yang ada dibawah! Kalau begitu...Akan ku percepat Ujian Pagoda Dewa ini! Pertama adalah menghabisimu!" ucap Bara lalu dengan enam sayap ca
Bara Sena yang baru saja keluar dari dalam portal biru milik Hu An seketika dia pun langsung terpana dengan apa yang ada di hadapannya sana. Saat ini dia berada di atas awang-awang atau udara. Di bawah kakinya nampak awan putih yang bergerak perlahan. Sejauh mata memandang, Bara hanya melihat pulau-pulau yang mengapung di langit.Sangat indah! itu yang ada didalam benak sang pemuda. Karena pulau-pulau tersebut terlihat subur oleh tanaman dengan bermacam warna."Luar biasa...Apakah ini sengaja dibuat untuk menyambut orang yang akan menjadi lawannya? Hm..." batin pemuda itu sambil tak henti-hentinya dia berdecak kagum dengan keindahan yang terpampang didepan matanya.Saat dia tengah terlena dengan keindahan pulau-pulau terbang itu, tiba-tiba Bara merasakan adanya pancaran tenaga dalam begitu kuat dari arah depan. Baru saja dia menebak siapa yang akan datang, sesosok pria paruh baya tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya.Bara sempat terdiam terpaku sejenak karena saking kagetnya. Pa
DUAAAAARRR!Dua tangan es raksasa yang melindungi Bara Sena hancur bersama dengan pulau terbang tersebut. Ledakan dahsyat disertai gemuruh dari gelombang kekuatan angin membuat tempat itu bergetar hebat. Pulau terbang yang cukup besar itu lebur menjadi abu setelah terkena serangan Dewa Hong Li.Kedua mata Dewa itu menatap kearah bawah sana mencari keberadaan Bara Sena yang juga lenyap bersama pulau terbang tersebut."Apakah dia mati? Konyol sekali kalau dia mati...Padahal ragaku sudah mencari penerus yang sesuai, malah mati di tanganku, cih!" batin Dewa Hong.Tiba-tiba dia merasakan ada hawa kekuatan yang sangat besar dari arah belakang. Tapi sayang sebelum dia sempat menoleh, tangan merah Bara Sena yang sudah dikobari api dan lahar menghujam tepat di punggung sang Dewa Angin Hong Li.Dessssh!Ughhh!Tubuh Dewa itu pun mencelat dan meluncur ke depan sana. Bara Sena yang baru saja muncul menggunakan gerbang merah miliknya menyeringai sebelum dia melesat kearah tubuh Dewa Hong yang teng
Bara Sena yang tengah duduk bersila dengan mata terpejam selama beberapa saat akhirnya membuka kembali kedua matanya."Hhh...Benar-benar tidak bisa mengeluarkan tenaga dalam dari Inti Jiwa sekalipun. Bahkan aku tak bisa merasakan adanya aliran kekuatan di dalam tubuhku. Dunia Penyimpanan milikku pun tak bisa digunakan...Tenaga dalam dan semua yang mengandung kekuatan jiwa pada diriku menghilang begitu saja. Ini jauh lebih buruk saat aku masih baru di dalam tubuh Xiao Feng..." batin Bara."Bagaimana? Apa kau sekarang percaya padaku? Aku tidak pernah berbohong kepada orang lain," kata Dewa Batu yang ternyata sejak tadi memperhatikan apa yang Bara Sena lakukan."Kau benar, seluruh kekuatan jiwa tak bisa digunakan sama sekali. Bahkan aku tidak bisa merasakan aliran kekuatan yang sebelumnya aku miliki. Itu sebabnya luka ini tak kunjung sembuh," sahut Bara. "Aku memiliki satu pil yang tersisa untuk memulihkan luka. Jika kau mau, aku akan memberikannya kepadamu, bagaimana?" tanya Dewa Batu.
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya."Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut."Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara."Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut."Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis."Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian.Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan Bara saat
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk