Datuk Raja Labuang yang ketakutan memilih untuk kabur dari Bara Sena setelah semua upaya dan serangan yang dia lakukan sama sekali tidak membuahkan hal menarik itu terjadi lantaran Bara Sena yang baru saja menjadi Dewa berhasil menbangkitkan kekuatan Iblis Bayangan yang ada didalam tubuhnya. Iblis itu menempel saat Bima menanamkan benih di dalam tubuh Ratu Azalea. Namun karena waktu itu kekuatan Bara belum sempurna, dia pun terpendam didasar alam jiwa yang tak disadari oleh Bara sama sekali. Namun setelah dia mencapai kembali Ranah Alam Dewa dengan begitu banyak kemampuan, Iblis yang ahli dalam menggunakan Jurus ilusi itu pun terbangkitkan. (Cerita mengenai Iblis Bayangan ada di Buku Sang Kesatria Terakhir di Nov3lme).Melihat lawannya lari terbirit-birit, membuat Bara hampir tertawa."Sialan! Ternyata lawanku kali ini sama saja dengan lawan-lawan yang ada dibawah! Kalau begitu...Akan ku percepat Ujian Pagoda Dewa ini! Pertama adalah menghabisimu!" ucap Bara lalu dengan enam sayap ca
Bara Sena yang baru saja keluar dari dalam portal biru milik Hu An seketika dia pun langsung terpana dengan apa yang ada di hadapannya sana. Saat ini dia berada di atas awang-awang atau udara. Di bawah kakinya nampak awan putih yang bergerak perlahan. Sejauh mata memandang, Bara hanya melihat pulau-pulau yang mengapung di langit.Sangat indah! itu yang ada didalam benak sang pemuda. Karena pulau-pulau tersebut terlihat subur oleh tanaman dengan bermacam warna."Luar biasa...Apakah ini sengaja dibuat untuk menyambut orang yang akan menjadi lawannya? Hm..." batin pemuda itu sambil tak henti-hentinya dia berdecak kagum dengan keindahan yang terpampang didepan matanya.Saat dia tengah terlena dengan keindahan pulau-pulau terbang itu, tiba-tiba Bara merasakan adanya pancaran tenaga dalam begitu kuat dari arah depan. Baru saja dia menebak siapa yang akan datang, sesosok pria paruh baya tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya.Bara sempat terdiam terpaku sejenak karena saking kagetnya. Pa
DUAAAAARRR!Dua tangan es raksasa yang melindungi Bara Sena hancur bersama dengan pulau terbang tersebut. Ledakan dahsyat disertai gemuruh dari gelombang kekuatan angin membuat tempat itu bergetar hebat. Pulau terbang yang cukup besar itu lebur menjadi abu setelah terkena serangan Dewa Hong Li.Kedua mata Dewa itu menatap kearah bawah sana mencari keberadaan Bara Sena yang juga lenyap bersama pulau terbang tersebut."Apakah dia mati? Konyol sekali kalau dia mati...Padahal ragaku sudah mencari penerus yang sesuai, malah mati di tanganku, cih!" batin Dewa Hong.Tiba-tiba dia merasakan ada hawa kekuatan yang sangat besar dari arah belakang. Tapi sayang sebelum dia sempat menoleh, tangan merah Bara Sena yang sudah dikobari api dan lahar menghujam tepat di punggung sang Dewa Angin Hong Li.Dessssh!Ughhh!Tubuh Dewa itu pun mencelat dan meluncur ke depan sana. Bara Sena yang baru saja muncul menggunakan gerbang merah miliknya menyeringai sebelum dia melesat kearah tubuh Dewa Hong yang teng
Bara Sena yang tengah duduk bersila dengan mata terpejam selama beberapa saat akhirnya membuka kembali kedua matanya."Hhh...Benar-benar tidak bisa mengeluarkan tenaga dalam dari Inti Jiwa sekalipun. Bahkan aku tak bisa merasakan adanya aliran kekuatan di dalam tubuhku. Dunia Penyimpanan milikku pun tak bisa digunakan...Tenaga dalam dan semua yang mengandung kekuatan jiwa pada diriku menghilang begitu saja. Ini jauh lebih buruk saat aku masih baru di dalam tubuh Xiao Feng..." batin Bara."Bagaimana? Apa kau sekarang percaya padaku? Aku tidak pernah berbohong kepada orang lain," kata Dewa Batu yang ternyata sejak tadi memperhatikan apa yang Bara Sena lakukan."Kau benar, seluruh kekuatan jiwa tak bisa digunakan sama sekali. Bahkan aku tidak bisa merasakan aliran kekuatan yang sebelumnya aku miliki. Itu sebabnya luka ini tak kunjung sembuh," sahut Bara. "Aku memiliki satu pil yang tersisa untuk memulihkan luka. Jika kau mau, aku akan memberikannya kepadamu, bagaimana?" tanya Dewa Batu.
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I