Bara Sena menatap pria berkepala plontos tersebut."Lalu dimana pil yang kau buat itu?" tanya Bara."Semuanya dirampas oleh Hong Li keparat itu!" kata Jin Pa dengan tinju terkepal.Bara tersenyum sinis. Dia langsung merubah wujudnya menjadi sosok Dewa Angin yang wujudnya sama persis dengan Dewa Hong Li waktu masih muda. Perasaan yang tak asing itu membuat Jin Pa mengangkat wajahnya dan kedua matanya hampir melompat keluar melihat sosok yang ada di hadapannya. Bibirnya gemetar. Jari telunjuk nya juga gemetar tak karuan melihat sosok yang ada di hadapannya."Jadi kau sangat membenci Dewa Hong? Kalau begitu, tidak ada alasan bagiku untuk tidak membunuhmu bukan? Lagipula Pil Keabadian itu akan kudapatkan sendiri setelah aku membunuhmu. Tak ada sulitnya mendapatkan pil yang saat ini menjadi hadiah di lantai ini...Jadi, bersiap lah pencuri!" ucap Bara keras lalu dari dalam tubuhnya terpancar kekuatan angin yang menghempas kan tubuh Jin Pa dan
Bruk!Tubuh Kaisar Giok Merah menghantam tanah setelah terpental jauh. Belum sempat dia bangun, dari arah langit meluncur dengan kecepatan kilat Panah Angin Dewa milik Bara yang menghujam tubuhnya dengan keras.Duaaaar!Ledakan yang sangat dahsyat pun terjadi. Tanah membubung tinggi ke langit dan berhamburan bagaikan hujan. Area seluas ratusan tombak hancur seketika setelah terkena serangan Bara Sena yang sudah berubah menjadi wujud Dewa Angin.Kedua mata pemuda itu menyala putih saat melihat sosok Kaisar Giok yang keluar dengan cara merangkak dari dalam lubang besar yang menganga."Kuat sekali pertahanannya..." batin Bara sambil bersiap untuk menghajar Kaisar Giok kembali.Tubuhnya menukik bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Dan itu lebih cepat karena dorongan kekuatan angin di kedua kakinya. Baru saja Kaisar Giok berdiri, Bara sudah berada di depannya dan langsung menghujamkan tangannya ke tubuh Kaisar terse
Hu An segera pergi meninggalkan Lantai 90 dimana Bara Sena akan segera bertemu dengan Raja Sesat datuk Raja Labuan yang konon kata Hu An memiliki kesakitan melebihi semua yang ada di lantai 1 hingga 99. Dialah yang terkuat dan paling berbahaya. Bukannya waspada, Bara Sena justru merasa sangat bahagia mendengar hal itu. Karena dia memang mencari lawan yang kuat dan bisa mengimbangi kemampuan miliknya.Bara Sena menatap ke sekitar, dimana dia saat ini berada di atas sebuah bukit yang cukup tinggi. Matanya menyapu ke segala arah."Dimana Datuk Raja Labuang ini? Apakah dia sudah kabur?" ucap Bara sambil mengedarkan pandangan. Bara terkejut saat dia merasakan adanya kekuatan aneh mengintip dari balik awan tepat di atasnya. Saat dia menatap kearah langit, matanya terbelalak melihat sepasang mata raksasa mengintip dari balik awan."Besar sekali...Bahkan Mata itu sama besarnya dengan satu kota di Kekaisaran Zhou!" seru Bara di dalam hati.Tatapan mata itu ternyata juga memiliki tekanan yang
Datuk Raja Labuang yang ketakutan memilih untuk kabur dari Bara Sena setelah semua upaya dan serangan yang dia lakukan sama sekali tidak membuahkan hal menarik itu terjadi lantaran Bara Sena yang baru saja menjadi Dewa berhasil menbangkitkan kekuatan Iblis Bayangan yang ada didalam tubuhnya. Iblis itu menempel saat Bima menanamkan benih di dalam tubuh Ratu Azalea. Namun karena waktu itu kekuatan Bara belum sempurna, dia pun terpendam didasar alam jiwa yang tak disadari oleh Bara sama sekali. Namun setelah dia mencapai kembali Ranah Alam Dewa dengan begitu banyak kemampuan, Iblis yang ahli dalam menggunakan Jurus ilusi itu pun terbangkitkan. (Cerita mengenai Iblis Bayangan ada di Buku Sang Kesatria Terakhir di Nov3lme).Melihat lawannya lari terbirit-birit, membuat Bara hampir tertawa."Sialan! Ternyata lawanku kali ini sama saja dengan lawan-lawan yang ada dibawah! Kalau begitu...Akan ku percepat Ujian Pagoda Dewa ini! Pertama adalah menghabisimu!" ucap Bara lalu dengan enam sayap ca
Bara Sena yang baru saja keluar dari dalam portal biru milik Hu An seketika dia pun langsung terpana dengan apa yang ada di hadapannya sana. Saat ini dia berada di atas awang-awang atau udara. Di bawah kakinya nampak awan putih yang bergerak perlahan. Sejauh mata memandang, Bara hanya melihat pulau-pulau yang mengapung di langit.Sangat indah! itu yang ada didalam benak sang pemuda. Karena pulau-pulau tersebut terlihat subur oleh tanaman dengan bermacam warna."Luar biasa...Apakah ini sengaja dibuat untuk menyambut orang yang akan menjadi lawannya? Hm..." batin pemuda itu sambil tak henti-hentinya dia berdecak kagum dengan keindahan yang terpampang didepan matanya.Saat dia tengah terlena dengan keindahan pulau-pulau terbang itu, tiba-tiba Bara merasakan adanya pancaran tenaga dalam begitu kuat dari arah depan. Baru saja dia menebak siapa yang akan datang, sesosok pria paruh baya tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya.Bara sempat terdiam terpaku sejenak karena saking kagetnya. Pa
DUAAAAARRR!Dua tangan es raksasa yang melindungi Bara Sena hancur bersama dengan pulau terbang tersebut. Ledakan dahsyat disertai gemuruh dari gelombang kekuatan angin membuat tempat itu bergetar hebat. Pulau terbang yang cukup besar itu lebur menjadi abu setelah terkena serangan Dewa Hong Li.Kedua mata Dewa itu menatap kearah bawah sana mencari keberadaan Bara Sena yang juga lenyap bersama pulau terbang tersebut."Apakah dia mati? Konyol sekali kalau dia mati...Padahal ragaku sudah mencari penerus yang sesuai, malah mati di tanganku, cih!" batin Dewa Hong.Tiba-tiba dia merasakan ada hawa kekuatan yang sangat besar dari arah belakang. Tapi sayang sebelum dia sempat menoleh, tangan merah Bara Sena yang sudah dikobari api dan lahar menghujam tepat di punggung sang Dewa Angin Hong Li.Dessssh!Ughhh!Tubuh Dewa itu pun mencelat dan meluncur ke depan sana. Bara Sena yang baru saja muncul menggunakan gerbang merah miliknya menyeringai sebelum dia melesat kearah tubuh Dewa Hong yang teng
Bara Sena yang tengah duduk bersila dengan mata terpejam selama beberapa saat akhirnya membuka kembali kedua matanya."Hhh...Benar-benar tidak bisa mengeluarkan tenaga dalam dari Inti Jiwa sekalipun. Bahkan aku tak bisa merasakan adanya aliran kekuatan di dalam tubuhku. Dunia Penyimpanan milikku pun tak bisa digunakan...Tenaga dalam dan semua yang mengandung kekuatan jiwa pada diriku menghilang begitu saja. Ini jauh lebih buruk saat aku masih baru di dalam tubuh Xiao Feng..." batin Bara."Bagaimana? Apa kau sekarang percaya padaku? Aku tidak pernah berbohong kepada orang lain," kata Dewa Batu yang ternyata sejak tadi memperhatikan apa yang Bara Sena lakukan."Kau benar, seluruh kekuatan jiwa tak bisa digunakan sama sekali. Bahkan aku tidak bisa merasakan aliran kekuatan yang sebelumnya aku miliki. Itu sebabnya luka ini tak kunjung sembuh," sahut Bara. "Aku memiliki satu pil yang tersisa untuk memulihkan luka. Jika kau mau, aku akan memberikannya kepadamu, bagaimana?" tanya Dewa Batu.
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk