Sebelum Bima berada di tempat pertarungan antara Bara melawan Dasamuka, dia masih berada didalam goa Markas Raja Iblis Anubis yang saat itu kabur entah kemana.Setelah menyuling ribuan mayat iblis yang tentu saja memiliki banyak Inti Jiwa, Bima pun duduk bersila hingga beberapa waktu untuk menyerap semua inti Jiwa yang dia gabungkan menjadi satu pil yang diberi nama olehnya sebagai Pil Jiwa Iblis.Setelah menyerap pil tersebut secara sempurna, Bima Sena yang waktu itu masih berada di Ranah Alam Cakrawala dalam waktu sekejap langsung naik ke Ranah Alam Dewa. Kekuatan Iblis merebak ke segala arah hingga membuat Jung Seo dan Chang Mei harus mengeluarkan perisai tenaga dalam untuk menahan aura yang begitu pekat dan menakutkan.Sosok Bima Sena yang besar dan hitam menjadi semakin menyeramkan dengan munculnya sepasang Tanduk besar di keningnya. Hal itu tentu saja menunjukkan jati dirinya yang baru sebagai Iblis Sejati dengan kekuatan fisik Dewa Bumi."Dia menjadi benar-benar mengerikan..."
Raja Iblis Dasamuka bangkit berdiri dengan mata menyala merah. Tanah tempat tubuhnya mendarat membentuk satu lubang yang menganga lebar."Keparat mana lagi yang berani ikut campur urusanku!" geram nya sambil melayang terbang.Kedua matanya yang merah menyala menatap sosok Bima Sena yang tengah menantinya sambil berdiri tegap dengan Pedang Penyegel yang tidak asing di matanya."Pedang milik Orochi...? Bocah itu, ada hubungan apa dia dengan makhluk hitam dari dunia dewa ini?" batin Dasamuka sambil mendarat di tanah tak jauh dari Bima Sena berdiri."Aku pikir kau tidak akan bangun lagi Rahwana yang agung," cibir Bima menyulut api. Mendengar nama kecilnya disebut oleh sosok tersebut, Dasamuka menjadi semakin kesal dan murka.Dengan satu lompatan, tubuhnya sudah berada didepan Bima Sena yang sebelum berjarak belasan tombak darinya. Gada Nagapasa terayun ke arah kepala. Bima tidak bergeming sedikit pun dan terlihat sangat tenang.Tangan kirinya bergerak dengan cepat menangkap pergelangan ta
Dari dalam lubang raksasa itu memancar keluar sinar merah terang. Semua orang yang ada didalam perisai cahaya mulai merasakan tekanan kuat dari lubang raksasa tersebut."Mustahil...! Setelah terkena serangan seperti itu, apakah dia tidak bisa mati!?" seru Bima."Dia memang tidak bisa mati. Cakara pernah mengatakannya padaku." sahut Bara Sena membuat Bima dan Song Yue sama-sama terkejut."Lalu bagaimana cara kita melawan makhluk yang tidak bisa mati? Serangan sehebat itu saja masih belum cukup mengalahkannya!" tanya Panglima Kerajaan.Bara Sena menggelengkan kepalanya. Dia tak tahu harus berbuat apa untuk saat ini. "Tidak ada cara lain selain bertarung dengan sekuat tenaga. Kau pimpin pasukan Kerajaan bersama Raja dan keluargnya pergi dari Kerajaan ini. Aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian setelah ini..." kata Bara membuat Panglima Kerajaan tertegun."Tapi jika kami pergi, apakah ada jaminan kami akan selamat? Iblis telah menyebar ke seluruh penjuru di Kekaisaran Zhou. Sebagai
Bima Sena mendapat kesempatan lebih dulu untuk menyerang setelah Dasamuka tiba didepan dirinya. Dengan gerakan yang hampir terlihat tangan pria itu pun langsung menghujam di dada Raja Iblis dengan telak.Buk!Dalam waktu sepersekian detik, dari dalam tinju Bima muncul cahaya biru yang kemudian meledak dengan hebatnya.Blaaar!Tubuh Dasamuka pun terpental hingga puluhan tombak jauhnya. Bima kerahkan tenaga dalamnya pada kedua kaki lalu dengan sekali lompat dia pun menyusul tubuh Dasamuka. Tinjunya dengan cepat menghujam pada tubuh makhluk tersebut dari bawah hingga kali ini membuatnya terpental ke atas.Dari atas muncul lingkaran putih yang menebar hawa dingin luar biasa."Hujan Es Abadi!" seru Bima sambil mengangkat tangan kanannya.Dari dalam lingkaran putih itu melesat ribuan jarum es yang menghujani tubuh Dasamuka tanpa ampun. Bima segera menyingkir saat tubuh Iblis itu jatuh dengan cepat karena terdorong oleh ribuan hujan Es yang menimpa tubuhnya.Bruk!Setelah jatuh menghantam ta
Jung Seo dan makhluk bernama Cerberus itu sama-sama saling terpental setelah adu jotos menggunakan tenaga dalam. "Dia sangat kuat seperti yang dikatakan oleh Raja Yeomra!" batin Jung Seo.Cerberus melesat dengan sangat cepat kearah Jung Seo yang masih merasa sedikit panas pada jari-jarinya. Tak ada waktu untuk memulihkan diri dari hawa panas yang menyengat jarinya, pria itu langsung bersiap menghadapi binatang Iblis Neraka tersebut.Mereka pun saling adu pukul dengan cepat dan tenaga dalam yang tidak main-main. Ledakan bertubi-tubi terdengar membuat tanah di bawah kaki mereka berdua semakin hancur.Untung saja Jung Seo yang sudah pernah mengikuti Ujian Pagoda Dewa hingga ke lantai 60. Dimana lawan-lawan pada ujian itu sangat membantu dirinya dalam mengembangkan kemampuan serta kekuatan jiwa miliknya. Sehingga saat dia harus bertarung melawan makhluk setingkat Cerberus dia tidak begitu tertekan oleh hawa panas dan serangan ganas dari makhluk tersebut.Tapi tetap saja, Cerberus bukanla
Cssss!Sinar kuning itu menembus tubuh Raja Iblis Akares hampir tanpa suara. Sang Raja Iblis pun hanya bisa terdiam terpaku karena serangan itu begitu cepat. Bahkan selama beberapa saat, Akares belum menyadari kalau dadanya berlubang.Setelah darah mengalir keluar dari dalam lubang tersebut, barulah dia menyadari bahwa tubuhnya telah terluka. Dia pun meraung setinggi langit setelah mulai merasakan rasa sakit yang luar biasa.Bara tersenyum melihat Raja Iblis yang berusaha menutup lubang di dadanya tersebut. Namun percuma saja karena dari punggungnya pun keluar cairan hijau yang tidak lain adalah darahnya."Apa yang kau kerahkan hingga membuat luka seperti ini...!?" tanya Akares dengan perlahan dan suara yang terbata-bata."Itu salah satu pukulan andalanku." sahut Bara santai."Itu artinya kau masih memiliki kekuatan yang lain...?" tanya Akares lagi.Tubuhnya mulai membungkuk pertanda dia sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit di dadanya."Itu adalah Pukulan Cahaya Pemusnah Kegelapan
Bola Merah Perisai Darah yang mengurung Raja Iblis Akares itu semakin mengecil. Sementara, Akares sendiri sudah mulai lemah karena kekuatan jiwa dan juga Inti Jiwa nya dihisap oleh Rantai Hijau. Lagi-lagi dua Dewa penghuni Golok Iblis menunjukan kehebatan yang tak tertandingi tersebut. Perpaduan keduanya sangat mengerikan dan hampir tak ada Dewa maupun Iblis yang bisa menahannya.Raja Akares semakin ketakutan saat bola merah itu mulai menyentuh tubuhnya. Bagian tubuh yang pertama tersentuh dan menyembul keluar dari Perisai Darah adalah kakinya.Iblis itu meraung setinggi langit saat kedua kakinya keluar dari perisai Darah. Rasa sakit yang teramat sangat membuat dia berteriak-teriak tak karuan. Bagaimana tidak, saat kedua kakinya menembus perisai tersebut, yang tersisa dari kakinya hanyalah tulang belulang saja. Daging dan kulitnya seperti baru saja dikelupas hingga tak tersisa. Dan itu sungguh sangat menyakitkan hingga membuat Iblis seperti Akares kesakitan.Namun apalah daya, seluruh
Sosok Dasamuka kembali muncul melayang di udara dengan wujud yang sama sebelum dia tewas oleh Matahari Pembakar Semesta."Tidak mungkin...Dia masih hidup..." batin Bara Sena."Seperti yang aku katakan. Dasamuka memiliki dua ilmu yang membuat dia tak bisa mati. Rawarontek dan Pancasona. Meski kau memotongnya dan menghancurkan tubuhya, selama dia menyentuh tanah, dia tak akan pernah bisa mati." kata Iblis Es menyahut."Jadi seandainya dia mati tidak menyentuh tanah, kita bisa membunuhnya?" tanya Bara."Entahlah. Sejauh ini, Dasamuka hanya menghilang dari dunia setelah kekalahannya melawan Rama. Dia mundur dari dunia karena merasa perlu meningkatkan kembali kekuatannya untuk perang saat ini." sahut Iblis Es."Jadi begitu ya...Sial, kita tidak mengetahui kelemahan musuh sama sekali. Jika seperti ini, sampai kita kehabisan tenaga dia masih bisa hidup berkali-kali." gumam Pendekar Golok Iblis tersebut."Mau bagaimana lagi, Dasamuka adalah Iblis yang disukai Brahma dan Siwa. Tak ada yang bis
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk