Banyak orang berbondong-bondong datang ke halaman kedai untuk menyaksikan pertarungan Pendekar Cakara Kembar melawan Bara Sena. Shi Yun berdiri sambil sedekap tangan. Arjun berusaha untuk berdiri di sampingnya. Tapi Shi Yun tidak mempedulikan keberadaan pria tampan tersebut. Matanya selalu tertuju pada Bara yang berdiri tegap di depan sana.Arkadewi yang semula malas untuk menonton, akhirnya karena dia merasa penasaran dengan kekuatan Bara Sena dia pun ikut menonton juga disamping Arundaya."Aku akan menggunakan jurus luar untuk memulai pertarungan. Bagaimana?" tanya Ananta.Bara tersenyum."Terserah kau saja, mau luar mau tenaga dalam, aku sudah siap semuanya," sahut Bara."Kalau begitu, tak perlu berlama lagi, karena matahari sudah mulai condong kearah barat, kita mulai saja sekarang!" ucap Ananta lalu tubuhnya langsung melesat dengan cepat ke arah Bara Sena.Wuuut!Tinju itu melayang menuju kearah wajah. Bar
Bara meluncur kearah ribuan pasukan Anubis yang tengah merangsek ke depan. Bagaikan meteor yang jatuh, dia langsung masuk ke tengah kerumunan dan meledakkan kekuatan api miliknya. Ratusan prajurit Anubis terpental ke udara. Disaat itulah, bola cahaya yang masih merah membara tiba di atas pasukan Anubis.Pemuda itu menyeringai."Hadiah..." ucapnya sambil menjentikan jari.Saat itulah, bola yang tadinya merah membara tiba-tiba menjadi terang benderang. Para Pendekar Madangkara menutup mata mereka sesuai anjuran dari Bara agar tidak buta oleh kekuatan cahaya tersebut.Sebagian pasukan Anubis yang ada dibawah bola cahaya itu langsung musnah dalam sekejap menjadi abu. Namun banyak yang selamat dan hanya mengalami buta. Bola cahaya itu masih terus menyala terang diatas sana meski tak seterang tadi."Sekarang waktunya!" teriak Bara kepada para pendekar.Kini Arjun tahu strategi Bara yang membuat buta lebih dulu para pasukan Anubis
Bara Sena melayang turun didesa kecil itu. Para Pendekar dari Madangkara segera menyusul kesana."Kau memiliki kekuatan yang mengerikan..." ucap Arundaya sambil tersenyum manis."Jika kau bertarung serius saat melawanku, mungkin aku sudah menjadi abu oleh kekuatan apimu," timpal Ananta.Bara tersenyum."Kalian terlalu memuji. Yang terpenting sekarang pasukan Anubis sudah musnah. Tapi aku yakin, masalah tidak akan berhenti sampai disini. Karena pasukan ini dikirim oleh Raja Anubis...Jika dia datang, kekacauan bisa saja terjadi. Karena kita tidak tahu seberapa kuat makhluk itu. Berdasarkan pengalaman yang aku rasakan saat melawan Raja Iblis Orochi, mereka yang disebut Raja Iblis itu memiliki kekuatan yang mengerikan..." ujar Bara."Kau pernah melawan Raja Iblis?" tanya Arkadewi. Arjun langsung melirik kearah gadis itu. Dia merasa tidak suka gadis itu bertanya pada Bara Sena.Bara mengangguk."Aku hampir saja tewas wak
Setelah terbang hingga sore hari, akhirnya Bara dan Shi Yun sampai di perbatasan antara gurun Sha dengan kawasan pegunungan tibet. Mereka mendarat di tepi sebuah sungai kecil yang jernih airnya. Banyak bebatuan alam di sekitar sungai tersebut."Akhirnya kita melewati tempat yang panas dan tidak nyaman itu...Air ini begitu menyegarkan," ucap Bara lalu dia membasuh wajahnya sekaligus meminum air tersebut. Shi Yun hanya tersenyum dan dia mengawasi keadaan di sekitarnya."Sepertinya sudah dekat dengan tempat tujuan tuan?" tanya Shi Yun."Harusnya kau lebih tahu dariku bukan? Kau sudah pernah menjelajahi dunia ini." sahut Bara sambil bangkit berdiri."Sepertinya tak ada lagi harta Karun yang Ganesha katakan. Apa tidak sebaiknya kita langsung pergi kesana menggunakan Gerbang milik Shi Yun?" Bara diam dan berpikir sejenak."Kalau begitu, tidak masalah kita pergi ke kuil Ganesha menggunakan gerbang milikmu. Tapi, aku ingin beristir
Pangeran Iblis Gui terdiam selama beberapa saat. Dia menatap kearah bocah yang baru saja tak sadarkan diri tersebut. Lalu dia menoleh kearah Bara Sena yang masih menunggu jawaban darinya."Sekte Gui, sudah ada sejak jaman ribuan tahun yang lalu. Itu adalah Sekte sesat yang memuja ayahku." kata Pangeran Gui."Cih, kau sendiri adalah makhluk sesat, mengatakan sekte itu sesat sedikit terdengar aneh di telingaku," sahut Bara."Jangan salah paham tuan. Aku meski seorang iblis, tapi aku tak pernah memakan manusia. Berbeda dengan ayahku yang selalu meminta tumbal manusia. Sekali dia meminta, dia bisa memakan 1000 wanita dari anak-anak sampai yang sudah tua sekalipun, yang penting adalah wanita. Kenapa aku mengatakan sesat? Karena bagiku mencari kekuatan keabadian dengan cara seperti itu adalah cara yang Licik dan tidak kesatria. Meski aku seorang iblis, aku adalah Iblis yang terhormat dan mati di tangan Nona Shi Yun dengan terhormat pula." kata Pangeran Gui sambil sedekap tangan menyombongka
Kuda merah itu berhenti didekat rombongan orang yang tengah membawa gerobak keledai. Nampaknya keledai itu terlihat tidak kuat menarik beban yang banyak di gerobak berukuran besar tersebut. Sehingga beberapa orang ikut membantu menariknya. Entah apa yang ada di dalam gerobak, karena mereka menutupinya dengan kain besar dan tebal. Rombongan itu hampir semuanya pria. Dan ada empat gerobak keledai yang ditarik oleh mereka."Kalian mau melakukan perjalanan kemana?" tanya Bara dengan sopan setelah dia turun dari kudanya dan menuntun kuda tersebut di sebelah mereka.Orang-orang tersebut nampak menatap Bara dengan tatapan curiga. Mereka menatap dari atas kepala hingga ujung kaki pemuda tersebut. Setelah merasa pemuda tampan itu tidak mencurigakan barulah mereka berkata."Kami tengah mencari tempat yang aman dari incaran para penjahat tuan. Beberapa hari ini, desa-desa di bawah gunung diserang rombongan yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Sekte Gui dan menculik semua wanita. Tak hanya it
Jabrang yang mendapat tugas untk mencari rombongan Sekte Gui yang lain tidak menemukan jejak mereka di jalan setapak setelah dia terbang beberapa ribu mil jauhnya mendahului Bara dan rombongan. "Aneh, seharusnya mereka tidak mungkin jauh dari rombongan tadi. Tapi tidak ada jejak sama sekali. Atau jangan-jangan mereka masuk kedalam hutan?" batin Jabrang.Dia memutar terbangnya dan meluncur ke bawah mendekati jalanan batu. Matanya menyipit melihat jejak gerobak yang memang berbelok masuk kedalam hutan. Dengan cepat Jabrang langsung menelusuri jejak tersebut. Tak butuh waktu lama, dia melihat rombongan besar yang membawa puluhan gerobak."Akhirnya ketemu juga," batin Jabrang lalu dia pun bertengger pada salah satu dahan pohon besar yang ada disana. Dia mengawasi rombongan tersebut.Rombongan itu terlihat tengah berisitrahat. Mereka makan dan saling berbincang di tengah hutan."Kenapa mereka belum menyusul kita? Sudah beberapa waktu kita disini, mereka tak kunjung datang. Jangan katakan
Bara Sena terhenti setelah mencapai ruangan luas didalam goa Markas dari Sekte Gui tersebut. Rupanya dia telah dihadang oleh ratusan anggota Sekte berikut beberapa pendekar yang sudah mencapai Alam Cakrawala Tingkat 19 atau mendekati Alam Dewa."Datang juga cecunguk yang membuat onar. Tangkap dia hidup atau mati!" teriak Pendekar yang tidak menggunakan pakaian serba hitam seperti anggota Sekte Gui lainnya. Bara menduga beberapa pendekar itu adalah para Pendekar bayaran yang telah disiapkan untuk berjaga-jaga."Ratusan manusia mau melawanku? Apakah kalian lebih hebat dari ribuan Pasukan Anubis!?" gertak Bara lalu kedua kakinya menghentak ke lantai goa secara bergantian. Goa tersebut bergetar hebat. Dari hidung Bara Sena keluar napas panas membara yang disusul kedua matanya serta kedua tinjunya yang dikobari api.Semua orang Sekte terkejut saat melihat hal itu. Tapi karena merasa menang jumlah mereka tetap saja menyerang tanpa pikir panjang. Berbeda dengan para Pendekar yang ada di bari