Bara Sena melayang turun didesa kecil itu. Para Pendekar dari Madangkara segera menyusul kesana."Kau memiliki kekuatan yang mengerikan..." ucap Arundaya sambil tersenyum manis."Jika kau bertarung serius saat melawanku, mungkin aku sudah menjadi abu oleh kekuatan apimu," timpal Ananta.Bara tersenyum."Kalian terlalu memuji. Yang terpenting sekarang pasukan Anubis sudah musnah. Tapi aku yakin, masalah tidak akan berhenti sampai disini. Karena pasukan ini dikirim oleh Raja Anubis...Jika dia datang, kekacauan bisa saja terjadi. Karena kita tidak tahu seberapa kuat makhluk itu. Berdasarkan pengalaman yang aku rasakan saat melawan Raja Iblis Orochi, mereka yang disebut Raja Iblis itu memiliki kekuatan yang mengerikan..." ujar Bara."Kau pernah melawan Raja Iblis?" tanya Arkadewi. Arjun langsung melirik kearah gadis itu. Dia merasa tidak suka gadis itu bertanya pada Bara Sena.Bara mengangguk."Aku hampir saja tewas wak
Setelah terbang hingga sore hari, akhirnya Bara dan Shi Yun sampai di perbatasan antara gurun Sha dengan kawasan pegunungan tibet. Mereka mendarat di tepi sebuah sungai kecil yang jernih airnya. Banyak bebatuan alam di sekitar sungai tersebut."Akhirnya kita melewati tempat yang panas dan tidak nyaman itu...Air ini begitu menyegarkan," ucap Bara lalu dia membasuh wajahnya sekaligus meminum air tersebut. Shi Yun hanya tersenyum dan dia mengawasi keadaan di sekitarnya."Sepertinya sudah dekat dengan tempat tujuan tuan?" tanya Shi Yun."Harusnya kau lebih tahu dariku bukan? Kau sudah pernah menjelajahi dunia ini." sahut Bara sambil bangkit berdiri."Sepertinya tak ada lagi harta Karun yang Ganesha katakan. Apa tidak sebaiknya kita langsung pergi kesana menggunakan Gerbang milik Shi Yun?" Bara diam dan berpikir sejenak."Kalau begitu, tidak masalah kita pergi ke kuil Ganesha menggunakan gerbang milikmu. Tapi, aku ingin beristir
Pangeran Iblis Gui terdiam selama beberapa saat. Dia menatap kearah bocah yang baru saja tak sadarkan diri tersebut. Lalu dia menoleh kearah Bara Sena yang masih menunggu jawaban darinya."Sekte Gui, sudah ada sejak jaman ribuan tahun yang lalu. Itu adalah Sekte sesat yang memuja ayahku." kata Pangeran Gui."Cih, kau sendiri adalah makhluk sesat, mengatakan sekte itu sesat sedikit terdengar aneh di telingaku," sahut Bara."Jangan salah paham tuan. Aku meski seorang iblis, tapi aku tak pernah memakan manusia. Berbeda dengan ayahku yang selalu meminta tumbal manusia. Sekali dia meminta, dia bisa memakan 1000 wanita dari anak-anak sampai yang sudah tua sekalipun, yang penting adalah wanita. Kenapa aku mengatakan sesat? Karena bagiku mencari kekuatan keabadian dengan cara seperti itu adalah cara yang Licik dan tidak kesatria. Meski aku seorang iblis, aku adalah Iblis yang terhormat dan mati di tangan Nona Shi Yun dengan terhormat pula." kata Pangeran Gui sambil sedekap tangan menyombongka
Kuda merah itu berhenti didekat rombongan orang yang tengah membawa gerobak keledai. Nampaknya keledai itu terlihat tidak kuat menarik beban yang banyak di gerobak berukuran besar tersebut. Sehingga beberapa orang ikut membantu menariknya. Entah apa yang ada di dalam gerobak, karena mereka menutupinya dengan kain besar dan tebal. Rombongan itu hampir semuanya pria. Dan ada empat gerobak keledai yang ditarik oleh mereka."Kalian mau melakukan perjalanan kemana?" tanya Bara dengan sopan setelah dia turun dari kudanya dan menuntun kuda tersebut di sebelah mereka.Orang-orang tersebut nampak menatap Bara dengan tatapan curiga. Mereka menatap dari atas kepala hingga ujung kaki pemuda tersebut. Setelah merasa pemuda tampan itu tidak mencurigakan barulah mereka berkata."Kami tengah mencari tempat yang aman dari incaran para penjahat tuan. Beberapa hari ini, desa-desa di bawah gunung diserang rombongan yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Sekte Gui dan menculik semua wanita. Tak hanya it
Jabrang yang mendapat tugas untk mencari rombongan Sekte Gui yang lain tidak menemukan jejak mereka di jalan setapak setelah dia terbang beberapa ribu mil jauhnya mendahului Bara dan rombongan. "Aneh, seharusnya mereka tidak mungkin jauh dari rombongan tadi. Tapi tidak ada jejak sama sekali. Atau jangan-jangan mereka masuk kedalam hutan?" batin Jabrang.Dia memutar terbangnya dan meluncur ke bawah mendekati jalanan batu. Matanya menyipit melihat jejak gerobak yang memang berbelok masuk kedalam hutan. Dengan cepat Jabrang langsung menelusuri jejak tersebut. Tak butuh waktu lama, dia melihat rombongan besar yang membawa puluhan gerobak."Akhirnya ketemu juga," batin Jabrang lalu dia pun bertengger pada salah satu dahan pohon besar yang ada disana. Dia mengawasi rombongan tersebut.Rombongan itu terlihat tengah berisitrahat. Mereka makan dan saling berbincang di tengah hutan."Kenapa mereka belum menyusul kita? Sudah beberapa waktu kita disini, mereka tak kunjung datang. Jangan katakan
Bara Sena terhenti setelah mencapai ruangan luas didalam goa Markas dari Sekte Gui tersebut. Rupanya dia telah dihadang oleh ratusan anggota Sekte berikut beberapa pendekar yang sudah mencapai Alam Cakrawala Tingkat 19 atau mendekati Alam Dewa."Datang juga cecunguk yang membuat onar. Tangkap dia hidup atau mati!" teriak Pendekar yang tidak menggunakan pakaian serba hitam seperti anggota Sekte Gui lainnya. Bara menduga beberapa pendekar itu adalah para Pendekar bayaran yang telah disiapkan untuk berjaga-jaga."Ratusan manusia mau melawanku? Apakah kalian lebih hebat dari ribuan Pasukan Anubis!?" gertak Bara lalu kedua kakinya menghentak ke lantai goa secara bergantian. Goa tersebut bergetar hebat. Dari hidung Bara Sena keluar napas panas membara yang disusul kedua matanya serta kedua tinjunya yang dikobari api.Semua orang Sekte terkejut saat melihat hal itu. Tapi karena merasa menang jumlah mereka tetap saja menyerang tanpa pikir panjang. Berbeda dengan para Pendekar yang ada di bari
Bara Sena dan kedua pengikutnya itu pergi menuju ke Kota Bihar setelah urusan di tebing pegunungan tersebut selesai. Mereka melihat dari atas langit, rombongan wanita dan anak-anak yang baru saja mereka selamatkan. Jumlah mereka lebih dari dua ratus orang. Mereka semua tengah berjalan menuju ke Kota Bihar."Jabrang, Yuang Shi. Kalian berdua terbang pelan saja dan kawal mereka dari udara sampai mereka sampai di Kota Bihar. Aku ingin sampai di kota itu lebih dulu untuk memulihkan diri," kata Bara memberi tugas kepada mereka berdua."Baik tuan, kami akan menjaga mereka dari atas," sahut Jabrang yang disusul anggukkan kepala Yuang Shi. Bara tersenyum kecil lalu tubuhnya melesat dengan cepat bagai anak panah. Hanya dalam waktu sebentar Bara telah sampai di penginapan Shi Yun dan Yue Zu berada. Dua wanita itu menyambut kedatangan Bara yang terlihat letih."Bagaimana Kakak?" tanya Yue Zu yang melihat Bara terlihat lusuh. Pemuda itu tak langsung menjawab. Dia langsung saja menidurkan tubuhny
Bara Sena melepaskan ciumannya. Dia menatap wajah wanita yang ada didepannya terlihat memerah dan napasnya yang memburu. Bibirnya terlihat basah dan kedua matanya seolah malu untuk menatap kearahnya."Apakah sebelumnya kau pernah melakukan hal ini? Kau terlihat seperti gadis yang baru saja tumbuh besar..." tanya Bara menggoda. Rui Yun yang merasa semakin malu langsung memeluk pemuda itu dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Bara Sena."Jangan menggodaku seperti itu...Aku...Aku belum pernah melakukan dan merasakan yang namanya ciuman...Meski aku iblis, itu masih terasa asing dan aneh...Dan jika wujudku masih seram seperti sebelumnya, tidak mungkin ada yang mau melakukannya dengan diriku..." kata Rui Yun dengan napas yang masih turun naik menahan debaran didalam dadanya. Bara tersenyum sambil membelai rambut panjang wanita tersebut."Sekarang kau memiliki wajah cantik...Tubuh yang indah dan rambut yang harum...Aku menyukainya, seharusnya kau berterimakasih kepada Shi Yun yang sudah