Setelah pertemuan di meja bundar itu selesai, semua orang kembali ke dalam ruangan masing-masing yang telah disediakan oleh Hu Shi Yun. Tempat itu menjadi kamar sementara para pengikut Bara Sena yang akan mengikuti Ujian Pagoda Dewa sampai tuntas.Bara sengaja menunggu semua bubar untuk mengunjungi semua wanitanya yang ada di sana. Malam itu, dia mengunjungi Xue Ruo lebih dahulu.Gadis itu membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Bara masuk kedalam kamar tersebut. Desain kamar itu cukup bagus dengan beberapa hiasan langka yang terpasang di sana. Ditambah sebuah kasur empuk dan besar sangat nyaman untuk tiduran diatasnya.Mereka berdua duduk di kursi yang terpisah oleh meja berukuran sedang. Xue Ruo masih menunduk tak mengangkat wajahnya. "Sebenarnya, ada apa dengan dirimu adik Xue?" tanya Bara. Dia sudah meninggalkan kepala Yaksa di kamarnya bersama Antasena yang memilih untuk tinggal di kamarnya.Xue Ruo menghela napas dalam-dalam
Bara Sena keluar dari kamar Yue Fei. Nampak keringat membasahi wajahnya. Tujuan dia kali ini adalah kamar Chang Mei. Tapi langkahnya terhenti saat dia melihat Lu Shi yang tengah berjalan kearahnya. "Mau kemana Lu Shi?" tanya Bara pada gadis ular tersebut. "Aku akan pergi ke ruang depan tuan. Sedikit bosan di dalam kamar terus." sahut gadis itu. "Oh, baiklah," Ucap Bara sambil tersenyum. Dia pun memberi jalan pada gadis itu. Dalam hati sang pemuda membayangkan tubuh indah Lu Shi. Dari luar saja sudah terlihat keindahan tubuhnya. "Bukan waktunya, nanti akan datang sendiri waktu yang tepat untuk membuka semua hadiah," batin Bara lalu melanjutkan pergi ke kamar Chang Mei.~Singkat cerita, setelah urusan di Pagoda Dewa selesai, Bara dan Shi Yun kembali lagi ke gurun pasir di tempat dimana sebelumnya mereka berada. Yaksa pun kembali ikut dicantelkan di pinggang sang pemuda. Sesampainya di sana, Bara dan Shi Yun saling pandang karena oasis yang sebelumnya ada kini telah menghilang. "Ap
Sosok di atas atap itu menatap tajam kearah Bara Sena dan Shi Yun dan mengeluarkan aura kekuatan yang menekan. "Aura yang sangat kuat...!" ucap Bara sambil membalas tatapan sosok berjubah hitam tersebut. Disaat keadaan mulai terasa panas, muncul seorang iblis dengan pakaian kebesaran dan tongkat di tangan kanannya. Dia adalah Tuan Hakim yang disebutkan oleh sosok besar yang mengawal mereka tadi. "Langsung saja, apa tujuan kalian kesini?" tanya nya dengan suara berat. Kedua mata Tuan Hakim itu seperti menyala-nyala api berwarna biru. Bara dan Shi Yun sempat teralihkan perhatiannya oleh Tuan Hakim tersebut. Saat mereka menoleh ke atas atap lagi, sosok berjubah hitam itu telah menghilang. "Orang bertanya kalian tidak mau menjawab!" hardik Tuan Hakim lalu dia menghentakkan kaki kanannya ke lantai altar. Tiba-tiba dari dalam lantai muncul jeruji besi yang menyala biru dan mengeluarkan aura panas. Jeruji itu mengurung Bara dan Shi Yun seperti penjara. "Maafkan kami Tuan Hakim, tapi,
Bara Sena memberikan beberapa pil untuk Shi Yun agar kekasihnya itu bisa bertahan. Dia heran dengan kekuatan petir milik pria yang menjadi lawannya tadi. Untuk memastikan sesuatu, dia harus kembali bertarung.Pemuda itu pun melesat kearah bangunan yang telah runtuh akibat hantaman panah angin miliknya. Dia yakin pria tersebut telah terluka oleh serangannya. Sesampainya di reruntuhan bangunan, Bara celingukan mencari pria tersebut. "Jangan-jangan dia terkubur di dalam sana...Aku belum tahu siapa dirinya..." batin pemuda itu.Tiba-tiba reruntuhan itu bergetar. Bara segera melompat menjauh dari sana dan langsung pasang kuda-kuda. Brak!Puing-puing itu tersibak dan beterbangan di udara. Lalu melesat satu sosok berpakaian hitam ke udara. Sosok itu melayang disana dengan tubuh diselimuti aura biru yang mengeluarkan hawa luar biasa dingin. Keadaan di sekitarnya mulai membeku."Awalnya kekuatan api, lalu kekuatan petir, dan sekarang kekuatan es? Siapa orang ini sebenarnya? Apakah dia orang
Hua Tian akhirnya tersadar setelah beberapa saat berlalu. Dia membuka mata dan yang pertama dia lihat adalah wajah yang sangat tidak asing untuknya."Lu Xie...?""Kau sudah sadar, syukurlah...Kalau kau mati, aku bisa kena masalah," ucap wanita itu sambil tersenyum.Hua Tian pun berusaha bangun dan dia melihat Bara serta Shi Yun yang ada didepannya."Kalian...! Tunggu saja aku pulih kembali...Akan..""Hentikan. Kau tidak tahu siapa pemuda ini bukan?" tanya Lu Xie memotong ucapan sepupunya tersebut."Memangnya siapa dia? Pencuri...""Dia anak Bima Sena, orang yang paling dipercaya oleh ayah kita," lagi-lagi Lu Xie memotong ucapan Hua Tian. Dan kali ini pria itu langsung terdiam terpaku. Wajahnya berubah sedikit pucat. Dia menoleh kearah Bara Sena yang tengah menatapnya dengan tatapan konyol."Apakah kau Bara Sena?" tanyanya dengan bibir bergetar. Bara tersenyum."Iya bocah nakal...." sahut Bara sambil melotot. Lu Xie menahan tawanya dan mencubit lengan pemuda itu membuat Hua Tian semaki
Kaisar Naga Kegelapan menyembur kan api hitamnya kearah telaga hitam yang ada dibawah sana. Tentu saja itu membuat Bara dan Shi Yun heran, apa maksud dan tujuannya melakukan itu. Tapi pertanyaan mereka langsung terjawab saat telaga hitam itu berubah menjadi lautan api hitam."Gila... Ini ular benar-benar ingin membakar kita hidup-hidup!" seru Bara."Hati-hati tuan! Ini adalah Medan Api Hitam miliknya! Kita tidak tahu seberapa kuat perisai kita menahan api ini. Meski ini jenis api kegelapan, tetap saja, dia bisa membakar jiwa kita!" ucap Shi Yun mengingatkan."Sial, Naga ini Licik juga menjadikan tempat tinggalnya sebagai jebakan!" gerutu Bara."Kita harus segera membunuhnya, jika tidak, kita yang akan terbunuh,"GRROOOOOOOO!!!Naga hitam itu mengeluarkan suara yang memekakkan telinga. Untung saja keduanya sudah melindungi diri dengan perisai sehingga tidak terjadi apapun pada mereka berdua."SEBENTAR LAGI AKAN KULAHAP JIWA KALIAN HAHAHAHA!!!"Kedua mata Bara Sena menyala merah. Tangan
Naga Api masih menggigit leher Naga Hitam. Meski Kaisar Naga Kegelapan tersebut berusaha untuk melepaskan diri dari gigitan Naga yang tak lain adalah Kahiyang Dewi tersebut."Sisiknya sangat kuat. Bahkan api neraka milikku tidak mampu menembus nya... Apakah mereka berdua sudah gila melawan makhluk sekuat ini!? Ini makhluk kuno yang aku sendiri tidak pernah tahu dia Naga dari ras mana," batin Kahiyang yang masih dalam wujud Naga."Siapa kau tiba-tiba muncul dan merusak semua rencanaku!?" tanya Kaisar Naga Kegelapan sambil pergunakan kaki-kakinya untuk mencengkram Naga Api Kahiyang. Namun, sisik Naga Api Kahiyang ternyata juga tidak kalah keras dari sisik Naga hitam tersebut. Ditambah aura api neraka yang keluar dari tubuhnya membuat Naga tersebut semakin merasa tertekan dan terbakar."Justru sebaliknya, aku yang harusnya bertanya, kau itu makhluk apa? Di dunia ini ada ras Naga, dan tak pernah ditemukan Ras Naga yang berwujud sepertimu!" sahut Kahiyang
Bara duduk bersila sambil memejamkan kedua matanya. Entah dia tidur atau tengah masuk kedalam Dunia Penyimpanan miliknya. Yang jelas dia langsung membuka kedua matanya saat dia merasakan hawa kehadiran yang kuat. "Datang juga," batinnya. Dari kejauhan nampak melayang terbang tiga sosok berjubah merah. Mereka mengamati sekitar dan salah satu dari mereka memberi sebuah isyarat. Mereka mendekati Bara Sena yang sudah menanti kedatangan sosok-sosok asing tersebut. Saat jarak sudah sepuluh tombak, mereka diam melayang di udara sambil menatap kearah Bara Sena.Pemuda itu bisa melihat wajah-wajah sangar tersebut. "Para iblis... Tapi sudah hampir setingkat dewa... Gila, untuk apa mereka mengejarku?" batin pemuda tersebut. "Sendirian? Dimana wanita kuat yang bersamamu? Jangan bilang kau dicampakkan olehnya? Atau, dia sengaja bersembunyi untuk mencari celah," terdengar satu suara berat yang menggema dari sosok yang berada di tengah. Sosok ini memiliki rambut panjang yang di kepang. Terlih