Wanita seram bertubuh tinggi itu mendekati Bunga Neraka yang masih menyala dan mengeluarkan aura merah membara. "Benar sekali...Api itu berasal dari bunga ini...Jika aku berhasil menyerap semua kandungan di dalam bunga ini, mungkin aku bisa memiliki tubuh yang sempurna...Kekeke..."Bara ingin menghadang wanita tersebut agar tidak memetik bunga Neraka karena dia yang sudah berjuang keras untuk mendapatkannya. Tapi wanita itu menoleh kearahnya lalu menyeringai mengerikan."Sebaiknya tuan diam disitu. Wanita yang ada diatas sana harusnya sudah berada di Ranah Alam Dewa...Tapi dia malah ingin ikut campur sehingga dia terjebak oleh kekuatan milikku...Kekeke..Apakah tuan ingin menyusul nya juga?" Bara terkejut mendengar ucapan wanita bernama Tamashi No Yami tersebut."Apa kau bilang!? Kau mengurung Hu Shi Yun!?" teriak Bara dengan kedua mata melotot."Kekeke...! Jangan bertindak bodoh Tuanku, jika kau tak ingin berada di tempat
Sasaka menatap Bara yang terlihat menunduk. Pemuda itu tengah mencerna apa yang Iblis Neraka itu katakan."Apa yang terjadi pada Cakara?" tanya Sasaka setelah dia menjelaskan tentang Iblis Tanduk Api dan Iblis Bayangan yang ternyata memiliki nama asli Haurana dan Kala kepada Bara Sena."Cakara...Dia terhisap oleh Pedang Penyegel milik Raja Iblis Orochi waktu bertarung bersamaku..." kata Bara."Betapa tololnya dia kalah dari bocah ingusan itu!? Bagaimana bisa dia kalah dari bocah yang baru menginjak kan kaki kemarin sore!?" geram Sasaka sambil mengepalkan tinjunya."Orochi bukanlah bocah kemarin sore. Dia Iblis yang sudah mencapai Ranah Alam Dewa...Sedangkan Cakara hanyalah satu pecahan jiwa saja. Jelas tidak mudah bagi Cakara untuk mengalahkannya.." kata Bara tidak terima Cakara direndahkan oleh Sasaka.Pria berjanggut merah itu tertawa keras mendengar pembelaan dari Bara Sena terhadap Iblis Es Cakara."Kau membela dirinya..
Bara Sena masih terengah-engah mengatur napasnya setelah melakukan serangan terkuat miliknya melalui pukulan. Sementara Iblis Neraka sudah kembali berdiri tegap dan bersiap menyerangnya kembali."Kau masih memiliki tenaga untuk bertarung bukan?" tanya Sasaka.Bara tersenyum tipis."Jangan khawatir tentang itu. Aku masih cukup kuat untuk memukulmu sekali lagi..." Iblis Neraka menyeringai lebar."Bagus! Semangat seperti itu yang seharusnya kau tunjukkan padaku!" ucap Iblis Neraka lalu dia pun mengangkat tangannya ke atas. Dari dalam telapak tangan makhluk itu keluar satu bola api berukuran kecil sebesar kepalan tangan. Bara menatap bola api tersebut."Sangat mirip dengan Pukulan Bola Iblis milik Cakara. Apa yang akan dia lakukan? Mengerahkan pukulan kuat kah?" batin pemuda tersebut.Sementara itu, Tamashi No Yami menatap kearah mereka dengan terheran-heran."Kenapa aku merasa Iblis Neraka seperti tengah meng
Bara Sena terkejut melihat Shi Yun yang tidak sadarkan diri dan saat ini berada didalam pelukannya."Shi Yun...Apa yang terjadi padamu?" tanya pemuda itu. Namun jelas wanita cantik itu tidak menjawab karena dia masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Di dalam kobaran api itu, Bara mencium bibir Shi Yun dan menyalurkan kekuatannya.Setelah beberapa saat, wanita itu pun membuka mata namun masih terlihat kuyu. Apa yang sebenarnya terjadi pada Shi Yun?Setelah wanita itu memasuki dunia kehampaan milik Tamashi No Yami, Shi Yun bingung harus berbuat apa. Dia sangat ingin menyelamatkan Bara yang waktu itu tengah berhadapan dengan wanita menyeramkan dari dalam peti iblis.Di dalam ruang hampa itu, Shi Yun sempat menangis sebelum akhirnya muncul satu tangan yang mengusap bahunya. Dia pun menoleh ke belakang. Ternyata di belakangnya ada satu sosok pria bertubuh gagah dengan wajah bersih dan cukup tampan berdiri sambil tersenyum kearahnya."Tuan Hong..." lirih Shi Yun dengan kedua mata terbelal
Shi Yun melayang turun dan mendarat diatas lantai setelah tubuh Iblis Neraka hancur dan menghilang. Dia segera menghampiri Bara Sena yang dalam keadaan mengkhawatirkan. Wanita cantik berpakaian merah itu pun berjongkok dan hanya bisa menatap pemuda yang tengah kesakitan tersebut. Tubuh pemuda itu mengeluarkan asap panas. Seluruh kulitnya terlihat retak dan mengeluarkan aura merah membara. Pada bagian dada sebelah kirinya nampak rongga yang cukup dalam dan memancarkan sinar merah membara."Tuan..." Shi Yun tidak tahu harus berbuat apa dengan keadaan tubuh ganda milik tuannya."Sebentar lagi dia akan mati... Kekeke!" terdengar satu suara dari arah kiri. Shi Yun hampir melupakan wanita berwajah seram itu."Jaga mulut lebarmu itu! Oh ya, aku punya hutang yang harus dikembalikan padamu..." ucap Shi Yun sambil bangkit berdiri.Tamashi No Yami menyeringai."Seharusnya aku sudah menghisap jiwamu sampai habis kekeke... Kau beruntung kekuatan anak muda itu menyelamatkan dirimu," ucapnya.Shi Y
Bara Sena merasa sekujur tubuhnya meleleh setelah bola api milik Sasaka menembus Jantungnya. Rasa panas yang luar biasa menyiksa itu seperti tengah membakar sekujur tubuhnya hingga ke tulang dan jiwanya."Apa yang dia berikan padaku...!? Sepertinya Sasaka tidak berniat membunuhku... Dia memberikan sesuatu kedalam tubuh ini... Rasanya sangat panas dan tubuhku akan segera terbakar dari dalam...!" batin pemuda itu saat dia tengah sekarat menahan sakit.Asap putih keluar dari tubuhnya saat kulit dan dagingnya retak dan kering. Perlahan kulit pemuda itu mengelupas dan berjatuhan seperti kerak gosong."Aaaaaaakkkkkkhhhh!!!" teriak pemuda itu tak kuat menahan rasa panas dan rasa terbakar dari dalam.Shi Yun dan Rui Yun(Tamashi No Yami), mendekati Bara yang tengah kesakitan. Namun tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali hanya melihat dan berharap-harap cemas."Bisakah kau katakan padaku, siapa sebenarnya Tuan Bara ini? Bagaimana bisa dia berubah menjadi Iblis Tanduk Api saat bertarung melawa
Bara Sena berhenti tepat satu jengkal dihadapan Rui Yun. Dia menatap wanita itu dengan tatapan mata yang menusuk sehingga wanita itu hanya bisa terpana sesaat sebelum akhirnya dia menundukkan wajah dengan perasaan jengah."Tatapan matanya seperti anak panah yang lepas dari busur... Begitu menghujam dan aku tak berani untuk menatapnya..." batin Rui Yun."Aku akan menerima dirimu sebagai pelayan baruku. Karena kau sudah menjadi pelayan ku, maka aku akan memaafkan semua yang pernah kau lakukan. Dan kau akan menerima berbagai keuntungan dariku yang saat ini adalah tuanmu," kata Bara.Rui Yun masih tak berani mengangkat wajahnya. Dia masih merasa malu dan hanya bisa menunduk sambil memainkan jarinya. Shi Yun yang melihat itu pun tersenyum dan melangkah mendekat. Dia merasa sedikit bernostalgia dengan sosok Rui Yun dan sikapnya yang suka malu-malu.Shi Yun menepuk bahu Rui sehingga wanita itu menoleh."Dengarkan apa kata Tuan Bara. Kau aka
Lu Xie yang sudah berada diatas lubang menatap ke bawah sana dimana Bara Sena masih terkurung didalam Formasi Badai Petir."Kau bisa masuk, seharusnya kau juga bisa keluar dari sana. Hanya saja, Formasi itu tidak semudah saat kau masuk kedalam sana karena sengaja dibuat untuk mengurung siapa pun yang terperangkap didalam sana karena Bunga Neraka. Salahkan ayahku yang mendesain formasi aneh itu Bara," kata Lu Xie membuat Bara mendengus kesal."Sialan... Jangan dipikir aku tak bisa menghancurkan formasi ini dengan kekuatan ku!" umpatnya kesal.Dia menghentakkan kedua kakinya ke lantai secara bergantian. Kedua tanganya mengarah ke atas. Lalu kemudian dari dalam tubuhnya keluar cahaya kuning keemasan. Kedua matanya menyala terang dan di dahinya muncul tanda emas yang bersinar pertanda dia tengah menggunakan kekuatan Dewa Cahaya miliknya."Pukulan Cahaya Pemusnah Kegelapan!" teriak Bara keras.Dari dalam keningnya melesat satu sinar kunin