Song Yue dan Chang Mei mulai terdesak oleh serangan Kubus Biru milik Xue Ruo yang saat itu tengah di kendalikan oleh Dewi Biru. Kubus Biru itu ternyata bukanlah serangan biasa yang dengan mudah ditangkis. Kubus Biru merupakan serangan mematikan dari Dewi Biru yang konon katanya tak akan pernah bisa dihentikan oleh apapun!Patung Dewi Pelindung Es milik Song Yue mulai terdesak. Tameng es raksasa yang digunakan oleh patung itu tak bisa menahan gempuran Kubus Biru yang terus berputar bagai gasing tersebut. Wanita itu berusaha bertahan sekuat tenaga menahan serangan Kubus Biru yang mulai mengikis tameng es miliknya.Sementara itu, Chang Mei masih bisa bertahan dengan kekuatan Gledek Membelah Langit miliknya. Kubus itu tidak bisa menembus pertahanan petirnya. Namun wanita itu bisa merasakan bahwa Kubus Biru itu seperti menunggu kekuatan petir miliknya melemah. Saat kekuatan petir melemah, dia akan menekan dan berputar lebih kuat dari sebelumnya untuk mengalahkan lawan.Melihat saudari sepu
Keadaan Song Yue dan Chang Mei mulai terdesak oleh kekuatan Dewi Biru yang tiba-tiba saja meningkat pesat dan membuat pertahanan mereka hampir hancur. Meski Song Yue sudah mengeluarkan kekuatan pamungkas namun tetap saja, serangan kubus biru itu tidak bisa dihentikan. Pada saat Kubus Biru berukuran raksasa itu hampir menghancurkan mereka berdua, tiba-tiba saja ada satu cahaya kuning yang menghadang dua kubus tersebut. Disusul satu sosok yang tidak lain adalah Ganesha.Dua kubus itu berhenti bergerak setelah sinar kuning milik Ganesha membungkusnya. Dewi Biru terkejut melihat kemunculan Ganesha yang tiba-tiba tersebut. Kini sosok Dewa berkepala gajah itu sudah melayang tepat di hadapannya."Kau...!" seru Dewi Biru dengan mata melotot.Ganesha tersenyum lalu merubah wujudnya menjadi sesosok pemuda berusia belasan tahun."Apa kabar Dewi Biru?" sapanya.Wanita itu seketika menghentikan serangannya sehingga Song Yue dan Chang Mei bisa bernapas lega. Jika serangan itu terus berlanjut, kemu
Bara Sena tertegun setelah mendengar satu nama yang disebutkan oleh Wu Gui si Pangeran Iblis dari Neraka Tingkat Tujuh tersebut. Pemuda itu merasa sangat tidak asing dengan nama Dewi Durga. Sosok yang sebenarnya adalah istri dari Dewa Siwa alias Batara Manikmaya. Dewi Durga telah dikalahkan oleh Jaka Geni ratusan tahun yang lalu sebelum Jaka Geni bersama sekutu-sekutunya menyerang kahyangan selatan."Dewi Durga...Bukankah dia itu musuh Paman Jaka Geni?" batin pemuda tersebut. Dia hanya bisa samar-samar mengingat nama dari sosok Dewi Kematian tersebut."Apalagi yang ingin kau ketahui manusia? Apakah sudah cukup hanya itu?" tanya Wu Gui."Tentu saja tidak. Aku mau bertanya perihal cincin ini, apa tujuan Durga memberikan benda ini kepada para Raja Iblis itu?" tanya Bara."Entahlah...Ayah hanya pernah memberiku beberapa hal mengenai cincin itu dan memberikan cincin tersebut padaku karena aku adalah putra mahkota. Kata Beliau, seorang putra mahkota wajib mendapatkan cincin itu sebagai tand
Bukit Batu itu terdiri dari ratusan batu besar dan kecil yang berserakan di segala tempat tak beraturan. Dari dalam batu yang berserakan itu, tiba-tiba saja muncul ratusan Rantai Ungu milik Bara Sena dimana di setiap rantai itu melilit sosok-sosok yang tak lain adalah sisa-sisa Jiwa para dewa yang sebelumnya tewas terbunuh oleh Hu Shi Yun.Rantai Ungu itu mencekik semua jiwa tersebut lalu menyerapnya hingga tak tersisa. Hal itu membuat Wu Gui tertegun selama beberapa saat. Dia merasa sedikit bersyukur karena dirinya tidak menjadi santapan santapan rantai ungu milik pemuda tersebut."Monster ini menyeramkan...Ada baiknya aku menuruti apa yang dia katakan. Jika tidak, mungkin aku akan menjadi makanannya juga..." batin Wu Gui.Setelah Bara menyerap semua jiwa yang tersisa di bukit batu itu, dia pun bangkit berdiri. Dia sempat mengamati tangan dan tubuhnya."Aneh, setelah menyerap jiwa-jiwa yang ada di tempat ini, kenapa aku tidak merasakan apapun? Bahkan kekuatan milikku tidak meningkat
Lima gadis itu menanti tanggapan dari Yue Fei mengenai keinginan mereka untuk melepas Kutukan Es. Sebuah permintaan yang bagi Yue Fei bisa dengan mudah dia kabulkan namun dia juga masih memiliki perasaan."Kalian yakin akan hal itu? Apakah kalian sudah memikirkan ini baik-baik? Jika Ratu Song tahu akan hal ini, bukankah itu akan menjadi bencana untuk kalian semua?" tanya Yue Fei memastikan.Selama beberapa saat tidak ada satupun dari para gadis itu yang bersuara. Mereka sama-sama saling berpikir mengenai Ratu Song yang bisa saja kalap dan mencabut semua kekuatan mereka. Jika itu terjadi, mereka akan hidup dalam keadaan cacat. Karena pencabutan kekuatan itu akan merusak tubuh bagian dalam."Aku yakin. Aku tak peduli apa pun yang akan Ratu lakukan...!" Yue Mey adalah gadis pertama yang berani berkata.Empat gadis lainnya masih terlihat bimbang. Namun setelah beberapa saat, mereka menyatakan bahwa mereka yakin dengan keputusan tersebut. Termasuk Yue Zu, dia menjadi gadis terakhir yang m
Dari dalam mulut Bara Sena muncul cahaya berbentuk sebutir mutiara yang perlahan keluar dan masuk kedalam mulut Shi Yun. Cahaya emas berbentuk mutiara itu masih bercahaya mski sudah masuk kedalam tubuh si gadis seperti menembus tubuh gadis tersebut.Mutiara tersebut adalah salah satu dari 7 Inti Jiwa yang berhasil Bara dapatkan berkat bantuan Hu Shi Yun. Melihat gadis itu sangat lemah membuat sang pemuda merasa tak tega dan dengan sukarela memberikan inti jiwanya kepada Shi Yun.Di dalam inti Jiwa itu terkandung kekuatan yang sangat besar. Begitu inti Jiwa tersebut menyatu dan terserap oleh tubuh Shi Yun, sontak saja tubuh gadis itu melayang di udara dengan cahaya emas yang keluar dari tubuhnya. Wu Gui terkesan melihat hal itu. "Memberikan Inti Jiwa pada gadis ini...Langsung membuat dia menerobos ke Ranah selanjutnya...Anak muda ini, apakah dia memang seorang dewa...? Satu inti Jiwa miliknya yang sudah terbagi menjadi tujuh saja bisa langsung membuat gadis harimau itu menembus Ranah
Shi Yun termangu melihat benda yang menggelantung di bagian bawah tubuh Bara Sena. Ada perasaan aneh yang membuatnya merasa penasaran ingin menyentuhnya."Apakah ini sebuah senjata, Tuan Bara...?" tanya Hu Shi Yun sambil menyentuh benda tersebut.Alangkah terkejut nya dia saat benda yang baru saja dia sentuh tiba-tiba saja bergerak dan mengacung kearahnya seolah menantang nya untuk bertarung. Melihat Shi Yun yang kaget bukan main, Bara Sena pun tertawa terkekeh."Kenapa Shi Yun? Ini memang senjata. Tapi bukan senjata untuk membunuh orang, melainkan senjata untuk memberi kenikmatan kepada siapa pun, termasuk dirimu..." kata Bara membuat Shi Yun terdiam dan berusaha mencerna apa yang pemuda itu katakan. Tapi tetap saja, dia tidak mengerti apa maksud dari ucapan itu.Melihat gadis itu diam saja, Bara pun langsung bergerak dan kembali mencumbu si gadis. Shi Yun kembali dibuat mendesah dan mengerang saat sang pemuda mulai bermain lagi dibagian tubuhnya yang paling intim.Gadis itu benar-be
Wu Gui benar-benar penasaran dengan syarat yang Bara Sena katakan jika dia ingin mendapatkan wadah untuk rohnya tersebut. Bagi dirinya yang sudah menjadi sosok tak terlihat itu jelas sebuah tawaran yang menggiurkan. "Apa syaratnya...?" tanya Wu Gui dengan rasa penasaran yang menjadi-jadi. "Kau begitu ingin tahu syaratnya?" tanya Bara. "Tentu saja...! Apapun akan aku lakukan jika itu memang bisa menghidupkan diriku lagi!" kata Wu Gui penuh semangat. "Hmmm... Baiklah, aku katakan padamu syarat untuk mendapatkan wadah untuk dirimu. Syaratnya adalah, kau harus menjadi anjingku." kata Bara membuat Wu Gui tersentak. Dia tak menyangka sama sekali, bahwa syarat untuk mendapatkan wadah jiwanya adalah menjadi anjing atau budak pemuda tersebut. "Aku adalah seorang pangeran iblis...""Apa hubungannya kah seorang pangeran iblis atau bukan? Di mataku, kau hanyalah jiwa yang hampa dan lemah. Tanpaku, kau akan terus berada di dalam batu. Atau mungkin malah kau sudah menjadi makananku?" ucap Ba