Tongkat itu melesat dengan kecepatan tinggi kearah Bara Sena yang sudah menantinya dengan Pedang Es Abadi. Pemuda itu melemparkan bola api yang telah dia rapal untuk menahan serangan tongkat tersebut untuk sementara sebelum dia menggunakan pedangnya untuk menahan serangan tersebut.Blar!Bola Api miliknya hancur setelah saling bentrok dengan tongkat berwarna putih gading milik si kakek. Meski sudah dihantam oleh api milik Bara Sena, tongkat itu masih meluncur dengan cepat tanpa terpengaruh oleh serangan bola api.Wuuutt!Tongkat itu pun sudah tepat didepan mata Bara Sena dalam sekejap. Dengan suara teriakan yang keras, Bara membuat gerakan membelah kearah tongkat tersebut menggunakan pedangnya.Crak!Tongkat berhasil di tahan Pedang Es Abadi. Bahkan pedang milik Bara berhasil membuat tongkat yang dipenuhi tenaga dalam tersebut sedikit terbelah di bagian ujungnya. Si kakek tersenyum melihat hal itu lalu menggerakkan tangan kanannya memutar kekiri. Tongkat itu pun berputar mengikuti ger
Harimau merah itu menatap tajam kearah Bara lalu mengaum keras hingga membuat bebatuan disana bergetar hebat. Bara Sena sedikit berdebar-debar saat dia merasakan aura yang keluar dari makhluk tersebut. Yang membuat dia merasa sedikit ciut adalah ucapan dari si kakek tua itu tentang para dewa yang mati di tangan makhluk tersebut. Itu jelas bukan hal yang menyenangkan bagi Bara yang juga memiliki darah dewa."Seorang dewa saja bisa mati, apalagi aku yang masih manusia...?" begitu yang ada di pikiran pemuda tersebut.Namun, untungnya di dalam Dunia Penyimpanan miliknya ada Kahiyang Dewi yang selalu mendampingi dirinya. Disaat-saat seperti ini, dukungan dari wanita yang dia sukai itu sangatlah berarti baginya."Tenang saja anak muda. Yang dibunuh makhluk itu hanyalah para dewa. Mungkin, Dewa memiliki kelemahan tersendiri bagi makhluk suci ini. Tapi ingat satu hal, kau sadar kalau kau bukanlah dewa? Kau adalah makhluk dengan berbagai kekuatan di dalam darahmu. Kau memiliki segalanya yang d
Bara Sena segera menjauh setelah menyadari ada yang aneh dengan harimau merah tersebut. Dan benar saja, setelah dia menjauh, es abadi milik Iblis Es yang dia ciptakan untuk membelenggu Hong Hu hancur oleh satu ledakan yang sangat dahsyat. Suara ledakan itu tidak begitu besar, namun cukup membuat bukit tersebut bergetar hebat. Gumpalan asap hitam mengepul di udara.Bara Sena menatap kearah tempat ledakan yang saat ini diselimuti asap hitam tersebut. Kedua matanya menatap tak berkedip saat dia melihat sepasang betis putih dibalik asap merah kebiruan. Namun dia tidak melihat seluruh tubuh dari sosok Misterius tersebut."Sepasang kaki...? Apakah makhluk itu bisa menjelma menjadi manusia?" batin Bara.Tiba-tiba sepasang betis itu menghilang dari pandangan matanya. Belum sempat Bara Sena terkejut, satu sosok berpakaian merah telah muncul di hadapannya dan langsung menghajar wajahnya dengan keras.Duak!Tubuh Bara Sena sampai terpuntir setelah terkena pukulan yang lumayan keras tersebut. Dal
Kakek Hong berusaha keras mengobati luka Hu Shi Yun. Namun dia bukanlah seorang tabib yang tahu banyak tentang ilmu pengobatan. Hal itu membuatnya menjadi lama akan tetapi tanpa ada hasil yang jelas. Kesal menunggu, Bara Sena akhirnya meminta kakek Hong untuk berhenti. Dia pun mengajukan dirinya untuk membantu si kakek menyelamatkan gadis yang hampir terbunuh di tangannya. Jika bukan karena rahasia makam dewa yang kakek itu katakan sebelumnya, Bara sudah enggan berada di tempat itu apalagi menolong gadis yang sebelumnya hampir saja membunuhnya jika dirinya tidak dibantu oleh Kahiyang Dewi."Biarkan aku yang mengobatinya kek. Kau benar-benar membuatku menunggu lama. Padahal hanya mengurus hal sepele macam ini," sungut Bara.Mendengar hal itu, Kakek Hong pun menoleh dengan wajah marah."Kau berkata seolah kau ini ahli dalam pengobatan! Aku bisa saja membunuhmu sekarang juga dengan mudah jika aku mau! Tapi karena aku sudah berjanji akan memberi
Bara Sena yang mendengar bahwa Dewi Semesta Langit sudah memiliki seorang suami benar-benar terkejut dan dibuat patah semangat. Padahal dia sangat ingin mencoba peruntungan menahan Karma Dewa dari Dewi tersebut dan mengharapkan bisa bertemu sang Dewi yang katanya tercantik di tiga dunia tersebut.Namun, ada yang menjanggal hatinya mengenai siapa yang berhasil menahan Karma Dewa itu. Yang membuat pemuda itu menduga-duga, siapa gerangan manusia setengah dewa yang dikatakan oleh kakek Hong. "Dia manusia setengah dewa? Siapa manusia yang bisa menahan Karma Dewa yang Pangeran kaisar Langit saja tidak bisa menahannya?" tanya Bara.Kekek Hong menghela napas panjang. Dia menggelengkan kepalanya."Aku hanya mendengar kabar Dewi Semesta Langit menikah, itu saja. Mengenai siapa suaminya yang berhasil menahan Karma Dewa aku tidak begitu tahu. Karena waktu itu terjadi aku sudah berada di tempat ini bersama Shi Yun. Hanya saja, aku mendengar dari utusan
Kakek Hong terdiam setelah mendengar cerita dari Bara Sena mengenai asal usul pemuda tersebut. Dia tertegun dan merenungi semua yang Bara ucapkan. Sementara itu, Hu Shi Yun hanya bisa menatap Bara dengan tatapan takjub tanpa berkata apa-apa."Ini baru pertama kalinya aku mendengar sebuah cerita yang sangat dahsyat...Bagaimana bisa, kejahatan yang selama ini tersebar di dunia semuanya adalah ulah dari Dewa Zeus...?" gumam Kakek Hong."Kurang dari setahun ini, akan ada turnamen dewa yang diadakan oleh Olimpus. Aku diminta Ganesha untuk bisa mengikuti turnamen tersebut dengan salah satu wakil dari kahyangan Selatan yang belum aku ketahui. Tapi, itu pasti tidak akan mudah. Di Olimpus sendiri, ada banyak dewa yang kuat, salah satunya adalah Ares...Tapi, setahuku di turnamen itu hanya boleh diikuti manusai setengah dewa. Berarti Ares tak mungkin ikut di acara turnamen tersebut bukan?" kata Bara Sena."Ares...Dia itu dewa yang sangat kejam dan tanpa ampun. S
Bara Sena benar-benar terkejut mendengar apa yang Hu Shi Yun katakan padanya mengenai keadaan kakek Hong."Dia tengah sekarat katamu!?" tanya Bara tak percaya. Gadis itu mengangguk kan kepalanya."Tuan Hong menciptakan Pagoda Dewa ini menggunakan hampir seluruh kekuatan yang dia miliki. Tempat ini sangat rahasia dan hanya aku dan tuan Hong yang mengetahuinya. Para Dewa di langit hanya tahu bahwa aku dan tuan berada di bukit batu yang ada di Hutan Kematian. Dengan kemampuan milikku, kami bisa pergi tanpa ketahuan oleh dewa yang mungkin saja berjaga di langit hutan kematian..." kata Hu Shi Yun."Jadi, secara tidak langsung, Pagoda ini adalah kekuatan kakek Hong. Pantas saja kekuatan tadi mampu membuat perisai akik Ijo milikku pecah. Rupanya ini kekuatan yang dia miliki...Kekuatan Ranah Alam Dewa..." "Tuan Hong sudah cukup lama menanti seseorang yang pantas mendapatkan rahasia dari makam ini. Dan tuan Bara adalah orang yang paling tepat di anta
Bara Sena mulai mengerang kesakitan setelah perisai dari Akik Ijo dan kekuatan Raja Huang perlahan-lahan menghilang terkikis oleh perisai angin milik kakek Hong. Darah pun mulai membasahi sekujur tubuhnya. Perisai yang tercipta dari badai ruang itu ternyata mampu menghancurkan segalanya. Termasuk kekuatan perisai akik Ijo milik Bara Sena.Bara sudah berusaha bertahan sekuat tenaga untuk mencapai peti emas yang tidak terlindungi perisai tersebut. Meskipun dirinya harus merasakan kulitnya tercabik oleh perisai badai ruang tersebut, pemuda itu pun akhirnya berhasil mencapai peti emas dalam keadaan yang cukup mengenaskan.Seluruh pakaiannya hancur begitu juga dengan kulitnya yang banyak terkelupas dan juga tersayat oleh perisai tersebut. Bara menahan rasa sakit tersebut dengan menelan pil yang sudah dia siapkan untuk menghadapi rasa sakit saat dulu dia membuka Titik meridiannya. Pil itu cukup membantunya menahan rasa sakit yang luar biasa.Selama beberapa