Xia Qing Yue terkejut mendengar apa yang Chu Yue Li katakan. Dia baru tahu kalau ternyata tidak hanya dia yang sembuh dari Kutukan Es. Hal itu pun membuat dia menjadi penasaran, siapa orangnya yang telah berhasil menyembuhkan Kutukan Es selain suaminya, Xiao Feng alias Bara Sena."Aku hanya ingin tahu, apakah Tabib yang menyembuhkan diriku adalah orang yang sama dengan tabib yang berhasil menyembuhkan Qing Yue. Di Jiangsu ini, ada seorang Tabib yang mampu menghilangkan Kutukan Es milik Ratu Song Yue adalah sesuatu yang hebat bukan?" kata Yang Yue Fei.Chu Yue Li mengangguk mendengar ucapan kakak seperguruannya tersebut."Benar kakak. Aku pun juga penasaran, apakah tabib itu adalah satu orang yang sama atau mereka adalah orang yang berbeda? Aku juga sangat ingin menemuinya. Mungkin aku juga bisa sembuh sama seperti kakak Yue Fei dan juga Qing Yue..." ucap Yue Li.Yue Fei tersenyum. Dia menoleh kearah Qing Yue yang masih duduk sambil menatap kedua gurunya."Mungkin Qing Yue bisa memberi
Palu berukuran sebesar gajah itu tergeletak di atas arena. Xiao Cun kembali mengumumkan kepada para penonton dan juga peserta bahwa Palu tersebut adalah Palu seberat 1000 ton. Tugas para Pendekar yang mengikuti turnamen adalah mengangkat palu tersebut dan menghancurkan batu yang sudah disiapkan. "Palu ini adalah Palu Kepala Naga. Sebuah palu yang dipinjamkan oleh Tuan Agung Yuang Shi dari pegunungan 9 Puncak Naga. Beliau sendiri yang membawa palu miliknya kesini sebagai sarana untuk turnamen tahun ini. Palu Kepala Naga sangat berat dan tidak mungkin diangkat oleh orang biasa. Ini adalah tantangan bagi pendekar terpilih di Jiangsu, apakah ada yang kuat mengangkatnya? Bahkan, apakah di antara mereka ada yang bisa membuat batu disana hancur dengan palu Kepala Naga ini!?" seru Xiao Cun. Para penonton bersorak sorai. Mereka sangat menantikan aksi dari 8 pendekar yang telah lolos di babak pertama tersebut. Yang paling dinantikan oleh mereka ada
Lu Tian berteriak keras. Seluruh tubuhnya merah membara pertanda dia tengah mengeluarkan seluruh kekuatan yang dia miliki. Semua orang dibuat tegang saat dengan perlahan palu itu mulai terangkat.Tuan Agung Yuang Shi terkejut melihatnya."Hohoho! Sungguh tidak bisa dipercaya, di Jiangsu ada Pendekar hebat yang masih muda seperti ini! Palu Kepala Naga bisa diangkat oleh Pendekar Ranah Pemurnian Tulang! Luar biasa!" seru Yuang Shi terkagum-kagum.Raja Xue tersenyum kecil."Kau belum melihat yang lainnya Tuan Agung. Anak ini masih biasa saja menurutku. Ada yang lebih dari ini, dan kau pasti akan sangat terkejut saat melihatnya dengan mata kepala sendiri," kata Raja Xue.Yuang Shi menoleh kearah Raja Xue."Apakah itu orang dari Sekte mu yang bernama Cakara yang katanya kemarin menjadi juara setelah memotong-motong Batu Hitam dengan Pedang miliknya?" tanya Yuang Shi.Raja Xue tersenyum kecil."Kita lihat saja, s
Semua orang terkejut dengan apa yang terjadi di tengah arena. Di sana, nampak Xiao Wang yang tubuhnya dipenuhi aura hitam. Aura itu membentuk satu sosok tangan raksasa yang ikut mencengkram gagang Palu Kepala Naga."Dia menggunakan kekuatan Iblis untuk mengangkat palu itu. Apakah ini tidak termasuk sebuah kecurangan!?" seru salah satu penonton."Turnamen ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan. Meski orang dari Sekte Xiao ini menggunakan kekuatan iblis, aku rasa itu tidak melanggar apa pun di turnamen ini," sahut yang lain.Tetua Xiao Yang dan Xiao Bo berusaha sekuat tenaga menahan gelombang dari tubuh Xiao Wang. Namun sepertinya mereka tak cukup tangguh untuk hal itu. Raja Xue menoleh kearah para Tetua Kerajaan dan Guru Yao seolah meminta mereka untuk menangani gelombang kekuatan yang Xiao Wang ciptakan.Guru Yao bangkit berdiri."Biarkan aku saja yang mengurus hal ini. Para tetua tetaplah duduk dengan tenang," uc
Xiao Wang melirikkan matanya kearah Bara Sena yang asyik menatap ke tengah arena dimana terlihat Xun Hao yang tengah berdiri terdiam mematung."Cih, sombong sekali bocah ini. Mentang-mentang sudah menjadi juara di babak pertama jangan kau pikir kau akan mampu melewati babak ini dengan mudah..." batin Xiao Wang.Merasa dilirik oleh pria itu, Bara Sena pun menoleh dan menatap Xiao Wang."Ada apa? Kau ingin bertarung melawanku?" tanya Bara dengan tatapan sinis.Xiao Wang menyeringai."Ada waktunya kita akan bertarung nanti. Lihat saja, kau bisa bertahan berapa lama `dengan kesombonganmu ini. Aku akan mencabik-cabiknya nanti dan mempermalukanmu di tengah arena!" ucap Xiao Wang.Bara Sena tersenyum sinis."Aku menantikan nya buruk rupa. Setahuku, tak ada orang sejelek dirimu di Sekte Xiao, hahaha!" kata Bara membuat Xiao Wang geram."Hei, bukankah katanya kau ingin memberitahu kami tentang apa yang kau lihat saa
Bara Sena mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling. Dia tersenyum melihat semangat para penonton meneriakkan nama Iblis Es."Seharusnya kau bangga dengan hal ini Iblis Es. Mereka mengelukan namamu," ucap Bara sambil tersenyum kecil.Bara belum memulai aksinya, para tetua sudah saling membicarakan tentang anak muda itu. Yuang Shi adalah orang yang paling banyak berbicara karena dia pun penasaran dengan sosok pemuda yang katanya berhasil membelah Batu Hitam milik Sekte Xiao yang selama ini tak ada satu pun orang yang bisa melakukannya kecuali hanya menggores saja."Jadi dia yang namanya Cakara?" tanya Yuang Shi."Hm..." Raja Xue mengangguk kan kepalanya."Kabarnya dia akan menjadi menantu mu Raja Xue?" tanya Yuang Shi lagi."Benar. Aku akan menjadikan dia menantu karena dia adalah orang yang paling cocok untuk putriku Xue Ruo," sahut Raja Xue."Hahaha! Memangnya tak ada lagi pria selain dia di Jiangsu ini?" tanya T
Ledakan yang ditimbulkan dari Palu Kepala Naga itu sangat dahsyat. Tak hanya batu yang hancur oleh hantaman palu, arena itu pun ikut rata porak poranda. Untung saja Xiao Cun berhasil menyelamatkan diri dengan mengendarai angsa raksasa yang menjadi tunggangan nya.Bara Sena berdiri sambil menentang Palu Kepala Naga milik Yuang Shi. Semua orang terdiam melihat apa yang baru saja pemuda itu lakukan."Apa kau akan diam saja?" tanya Bara saat melihat Xiao Cun yang ternganga melihat arena pertarungan hancur begitu saja setelah terkena satu hantaman."Eh..I-iya...Jadi...Cakara mendapat nilai sempurna untuk babak kedua turnamen kali ini mengalahkan Xiao Wang!!!" seru Xiao Cun. Selama beberapa saat keadaan masih terasa sunyi. Lalu sejurus kemudian, para penonton pun berteriak-teriak histeris menyebut nama Cakara.Wuwei yang melihat itu pun ikut berteriak histeris. Sedangkan Chang Mei yang berada di sebelahnya hanya tersenyum kecil melihat gadis itu sangat bersemangat. Chang Mei menatap Bara Se
Turnamen babak kedua telah berakhir. Malam itu, kediaman Sekte Xiao dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai Sekte yang ikut dalam turnamen tersebut. Mereka berkumpul untuk menikmati jamuan dari ketua Sekte, Xiao Zun.Halaman luas itu penuh oleh para tamu yang datang untuk ikut berpesta. Tak terkecuali orang-orang dari Sekte Awan Es yang juga hadir dan menarik perhatian mata para pria yang ada disana. Namun mereka tak ada yang berani berbuat apapun mengingat para guru di Sekte tersebut telah mencapai ranah Alam Mendalam.Ratu Song Yue menghampiri Raja Xue yang duduk di tempat paling depan. Dengan ramah dan sopan Ratu Song Yue memberi hormat."Salam untuk Yang Mulia Raja Xue...Anda sepertinya dalam keadaan yang sangat baik." ucap wanita itu.Raja Xue pun bangkit berdiri lalu membalas penghormatan tersebut. Bukan tanpa alasan sang Raja memberi hormat kepada wanita berparas luar biasa cantik itu. Yang membuat Raja memberi hormat kepada Song Yue adalah karena wanita itu berusia sangat tua