Lu Tian berteriak keras. Seluruh tubuhnya merah membara pertanda dia tengah mengeluarkan seluruh kekuatan yang dia miliki. Semua orang dibuat tegang saat dengan perlahan palu itu mulai terangkat.Tuan Agung Yuang Shi terkejut melihatnya."Hohoho! Sungguh tidak bisa dipercaya, di Jiangsu ada Pendekar hebat yang masih muda seperti ini! Palu Kepala Naga bisa diangkat oleh Pendekar Ranah Pemurnian Tulang! Luar biasa!" seru Yuang Shi terkagum-kagum.Raja Xue tersenyum kecil."Kau belum melihat yang lainnya Tuan Agung. Anak ini masih biasa saja menurutku. Ada yang lebih dari ini, dan kau pasti akan sangat terkejut saat melihatnya dengan mata kepala sendiri," kata Raja Xue.Yuang Shi menoleh kearah Raja Xue."Apakah itu orang dari Sekte mu yang bernama Cakara yang katanya kemarin menjadi juara setelah memotong-motong Batu Hitam dengan Pedang miliknya?" tanya Yuang Shi.Raja Xue tersenyum kecil."Kita lihat saja, s
Semua orang terkejut dengan apa yang terjadi di tengah arena. Di sana, nampak Xiao Wang yang tubuhnya dipenuhi aura hitam. Aura itu membentuk satu sosok tangan raksasa yang ikut mencengkram gagang Palu Kepala Naga."Dia menggunakan kekuatan Iblis untuk mengangkat palu itu. Apakah ini tidak termasuk sebuah kecurangan!?" seru salah satu penonton."Turnamen ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan. Meski orang dari Sekte Xiao ini menggunakan kekuatan iblis, aku rasa itu tidak melanggar apa pun di turnamen ini," sahut yang lain.Tetua Xiao Yang dan Xiao Bo berusaha sekuat tenaga menahan gelombang dari tubuh Xiao Wang. Namun sepertinya mereka tak cukup tangguh untuk hal itu. Raja Xue menoleh kearah para Tetua Kerajaan dan Guru Yao seolah meminta mereka untuk menangani gelombang kekuatan yang Xiao Wang ciptakan.Guru Yao bangkit berdiri."Biarkan aku saja yang mengurus hal ini. Para tetua tetaplah duduk dengan tenang," uc
Xiao Wang melirikkan matanya kearah Bara Sena yang asyik menatap ke tengah arena dimana terlihat Xun Hao yang tengah berdiri terdiam mematung."Cih, sombong sekali bocah ini. Mentang-mentang sudah menjadi juara di babak pertama jangan kau pikir kau akan mampu melewati babak ini dengan mudah..." batin Xiao Wang.Merasa dilirik oleh pria itu, Bara Sena pun menoleh dan menatap Xiao Wang."Ada apa? Kau ingin bertarung melawanku?" tanya Bara dengan tatapan sinis.Xiao Wang menyeringai."Ada waktunya kita akan bertarung nanti. Lihat saja, kau bisa bertahan berapa lama `dengan kesombonganmu ini. Aku akan mencabik-cabiknya nanti dan mempermalukanmu di tengah arena!" ucap Xiao Wang.Bara Sena tersenyum sinis."Aku menantikan nya buruk rupa. Setahuku, tak ada orang sejelek dirimu di Sekte Xiao, hahaha!" kata Bara membuat Xiao Wang geram."Hei, bukankah katanya kau ingin memberitahu kami tentang apa yang kau lihat saa
Bara Sena mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling. Dia tersenyum melihat semangat para penonton meneriakkan nama Iblis Es."Seharusnya kau bangga dengan hal ini Iblis Es. Mereka mengelukan namamu," ucap Bara sambil tersenyum kecil.Bara belum memulai aksinya, para tetua sudah saling membicarakan tentang anak muda itu. Yuang Shi adalah orang yang paling banyak berbicara karena dia pun penasaran dengan sosok pemuda yang katanya berhasil membelah Batu Hitam milik Sekte Xiao yang selama ini tak ada satu pun orang yang bisa melakukannya kecuali hanya menggores saja."Jadi dia yang namanya Cakara?" tanya Yuang Shi."Hm..." Raja Xue mengangguk kan kepalanya."Kabarnya dia akan menjadi menantu mu Raja Xue?" tanya Yuang Shi lagi."Benar. Aku akan menjadikan dia menantu karena dia adalah orang yang paling cocok untuk putriku Xue Ruo," sahut Raja Xue."Hahaha! Memangnya tak ada lagi pria selain dia di Jiangsu ini?" tanya T
Ledakan yang ditimbulkan dari Palu Kepala Naga itu sangat dahsyat. Tak hanya batu yang hancur oleh hantaman palu, arena itu pun ikut rata porak poranda. Untung saja Xiao Cun berhasil menyelamatkan diri dengan mengendarai angsa raksasa yang menjadi tunggangan nya.Bara Sena berdiri sambil menentang Palu Kepala Naga milik Yuang Shi. Semua orang terdiam melihat apa yang baru saja pemuda itu lakukan."Apa kau akan diam saja?" tanya Bara saat melihat Xiao Cun yang ternganga melihat arena pertarungan hancur begitu saja setelah terkena satu hantaman."Eh..I-iya...Jadi...Cakara mendapat nilai sempurna untuk babak kedua turnamen kali ini mengalahkan Xiao Wang!!!" seru Xiao Cun. Selama beberapa saat keadaan masih terasa sunyi. Lalu sejurus kemudian, para penonton pun berteriak-teriak histeris menyebut nama Cakara.Wuwei yang melihat itu pun ikut berteriak histeris. Sedangkan Chang Mei yang berada di sebelahnya hanya tersenyum kecil melihat gadis itu sangat bersemangat. Chang Mei menatap Bara Se
Turnamen babak kedua telah berakhir. Malam itu, kediaman Sekte Xiao dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai Sekte yang ikut dalam turnamen tersebut. Mereka berkumpul untuk menikmati jamuan dari ketua Sekte, Xiao Zun.Halaman luas itu penuh oleh para tamu yang datang untuk ikut berpesta. Tak terkecuali orang-orang dari Sekte Awan Es yang juga hadir dan menarik perhatian mata para pria yang ada disana. Namun mereka tak ada yang berani berbuat apapun mengingat para guru di Sekte tersebut telah mencapai ranah Alam Mendalam.Ratu Song Yue menghampiri Raja Xue yang duduk di tempat paling depan. Dengan ramah dan sopan Ratu Song Yue memberi hormat."Salam untuk Yang Mulia Raja Xue...Anda sepertinya dalam keadaan yang sangat baik." ucap wanita itu.Raja Xue pun bangkit berdiri lalu membalas penghormatan tersebut. Bukan tanpa alasan sang Raja memberi hormat kepada wanita berparas luar biasa cantik itu. Yang membuat Raja memberi hormat kepada Song Yue adalah karena wanita itu berusia sangat tua
Bara Sena yang bertemu Chang Mei ditengah jalan justru menarik wanita itu menuju celah rumah warga yang sempit dan gelap. Disana mereka saling mencumbu dan berbincang dengan suara berbisik."Jadi, Qing Long adalah saudara angkatku?" tanya Bara.Chang Mei mengangguk kan kepala."Benar. Ada sejarah dia di Buku yang aku baca," jawab Chang Mei."Aku baru mendengar tentang perpustakaan Padepokan Langit di Kerajaan Probo Lintang. Sepertinya itu tempat yang menarik," kata Bara. "Lumayan. Aku berada di Padepokan Langit selama 100 tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke Yangzhou. Disana aku berkumpul bersama saudara-saudaraku. Ada cukup banyak saudaraku dari ibu yang berbeda," kata Chang Mei."Hm, jadi begitu ya..." Bara memajukan bibirnya.Keduanya kembali berciuman di tengah celah rumah yang sempit. Chang Mei pasrah dengan apa yang Bara Sena lakukan pada tubuhnya. Namun, pemuda itu tahu diri. Tidak elok melakukannya di tem
Area halaman penginapan itu luluh lantak setelah satu cahaya Guntur datang dari langit dan menghantam seorang pria. Beberapa sosok langsung mundur setelah melihat kawan mereka tewas dalam satu sambaran."Gila...! Apa yang terjadi?" gumam salah satu dari lima pria bertopeng hitam.Satu sosok melayang terbang di udara dengan kedua mata yang menyala biru. Awan hitam berputar-putar di langit seolah akan membentuk pusaran raksasa."Kalian datang di waktu yang salah...Tak akan kubiarkan kalian lepas begitu saja setelah membuatku marah!" ucap sosok yang tengah melayang terbang.Sosok itu tidak lain adalah Chang Mei Geni. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?Beberapa waktu sebelum petir dari langit itu menyambar, Bara Sena dan Chang Mei baru saja tiba di sebuah penginapan. Mereka pun segera masuk kedalam kamar yang mereka sewa.Saat keduanya tengah asyik bercumpu, tiba-tiba pintu kamar mereka didobrak dari luar. Enam sosok langsung