Ketika Hari Yang dijanjikan Mereka kembali berkumpul di rumah Kakiang Wayan Wira. Kecuali IPDA Edy dan AIPTU Gusti. IPTU Artha, Lettu Catur, Ni Luh Ines Warapsari dan Kolonel Suta datang hampir bersamaan. A.K.B.P Wayan Wira mempersilakan mereka menuju Bale Sekapat. A.K.B.P Wayan Wira Menaruh beberapa botol minuman dingin ringan dan beberapa makanan cemilan ditaruh diatas piring yang beralaskan nampan.Mereka memulai kembali berdiskusi.
"Beli Wira…,Sebetulnya kemarin saya lupa memberitahu, Sosok Professor. Arya Susena,Professor Hans Pranawa, Professor Aditya Subekti,Professor Mahesa Adiguna dan lainnya adalah Orang hebat, mereka berprofesi sama Beli Wira, Tapi Saya berpikir Mereka ini tidak berkaitan satu sama lainnya, Dari Tempat lahirnya sampai tempat menempuh pendidikan terakhirnya?"jelas Ni Luh Ines. "Maksudnya Nona Sari…?"Tanya A.K.B.P Wayan Wira. "Professor Arya Susena dia Lahir di Surabaya,Dia Seorang pengajar di UniversitasMereka Saling Berpandangan sesa'at Lalu menuruti Perkataan Dhani. Setelah Mereka semua Memasuki Elevator itu Dhani pun menyusul kemudian Dhani memencet tombolnya menuju kelantai paling dasar.Ketika Elevator itu terbuka terdapat sebuah Ruangan yang menakjubkan. Seperti Sebuah Gua dengan Stalagmite dan Stalactite dan sebuah Jalan menuju kearah Monitor Besar dan Sebuah Meja bundar . Monitor Bergambar Peta Dunia dan ada banyak cahaya berpendar seperti Radar. Arya Susena dan keempat sepupunya menunggu Mereka semua disana. Arya Susena kembali menyapa A.K.B.P Wayan Wira, Kolonel Suta dan rekan -rekannya. Kemudian Mengajak mereka semua bersalaman dan mempersilakan mereka duduk diantara Meja bundar."Terimakasih Karena Beli semua memenuhi permi
Setelah Pertemuan itu Kolonel Suta Dan A.K.B.P Wayan Wira Menghabiskan Sisa Liburan bersama Keluarga Masing -masing. Lalu Pada Akhirnya Mereka Kembali kearah Jakarta Memenuhi Panggilan dari Atasan Mereka. Selang Tiga Minggu Setelah Pertemuan dengan Arya Susena. Terdengar Suara Mobil Berhenti di depan Rumah Arya Susena. Sosok Seorang Lelaki gagah mengenakan Setelan Safari berwarna Hitam mengenakan pin Burung Garuda Turun dari Mobil. Pintu pagar Rumah Arya Susena terbuka. Dibelakang pintu Pagar tampak Sang Asisten Rumah tangga."Selamat Siang...,Bibi.Bapak Ada…?"Tanya Sang Lelaki seraya tersenyum pada Asisten Rumah Tangga itu."Siang Tuan…, Ada Tuan...!,Bapak
Tak berselang lama Tampak Enam Orang Yang diduga Pelaku Pembunuhan Keluar Dikawal Petugas Aparat. Muka Mereka Ditutup Dengan Topeng Kain Warna Hitam dan segera Dimasukkan kedalam Mobil Tahanan Polisi.Dengan Dikawal Empat Mobil Patroli Polisi Mobil Tahanan Melaju meninggalkan Kerumunan Di Daerah Itu. Mobil Tahanan Melaju cepat Kearah daerah Pasar Minggu Di Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Mobil Tahanan Akhirnya Berpisah dengan Mobil Patroli Polisi.Sekitar hampir 30Menit Mobil Tahanan Akhirnya Berhenti Di Markas Yang dimaksud Oleh Brigjend I Made Suta. Petugas Pengendara Mobil Tahanan Segera Turun. Mereka Segera Membuka Pintu Belakang. Menurunkan dan Menuntun keenam Orang Bertopeng Kain Hitam yang Tetap Terborgol tangannya menuju Kesebuah Ruangan Mereka Berhenti Di sana.
Melihat Perubahan Kelima Bersaudara itu menjadi Sosok yang Asing Bagi Mereka. Para Perwira Tinggi Militer itu sangat Kagum sekaligus terkejut. Mereka Semua akhirnya bertepuk tangan seraya tersenyum. Sampai Akhirnya Kelima Raksasa itu kembali ke bentuk Manusianya Semula."Bagus-bagus…,Kami Kagum dengan kemampuan Kalian Agen Bhoma,Agen Pancatyana dan lainnya." Kata Perwira Tinggi Berpangkat Marsekal seraya tersenyum ramah sambil bertepuk tangan. "Sekarang Kalian Boleh Membubarkan diri,Istirahat Di tempat yang telah Kami sediakan Untuk Kalian, Dan Untuk Deputy Suta dan Deputy Wira berikut Wakil -wakil Kalian,Kami Tunggu kehadiran kalian diruang Rapat, ada yang harus Kita Bicarakan …!"Sambung Perwira Tinggi Berpangkat Laksamana Madya."Siap Pak…!"Kata Brigjend Suta hampir bersamaan dengan KOMBESPOL Wira."Sebelumnya
Tak Lama Berselang Setelah Mereka Semua Pergi Dari tempat itu. Telepon genggam Komisaris Besar Polisi Wira Berdering." Wira…, Kearah Kantorku Segera…!"Kata Suara Diseberang sana."Siap Pak …!"Sahut KOMBESPOL Wayan Wira.KOMBESPOL Wira Segera Menuju ke arah tempat yang Diinstruksikan Sang Penelpon.KOMBESPOL Wira Segera membuka Sebuah Pintu disebuah Ruangan. Ternyata Brigjend Suta sudah menunggu kedatangannya Bersama Kapten Catur dan Dua Orang Asing. Sepasang Lelaki dan Wanita Berpakaian Militer Luar negara.KOMBESPOL Wira Segera Memberi hormat Pada Brigjend Suta beserta Semua yang berada diruangan Itu."Apa Letnan Andrey dan Letnan Ivana Telah Kembali kearah Penginapannya...?"Tanya Brigjend Suta pada Wakilnya."Sudah Pak…!"Jelas KOMBESPOL Wira."Ayo Silahkan Duduk...!"Perintah Brigjend Suta sambil melapangkan telapak tangannnya."Siap…"Kata KOMBESPOL Wira bersama Kapten Catur hampir bersam
Sore Menjelang Malam Brigjend Suta, KOMBESPOL Wira,Kapten Catur Dan Beserta lainnya Mengumpulkan Keenam Anak Buahnya Kembali. Disebuah Halaman Terbuka. Kapten Catur Memberi Aba -aba pada Keenam Anak Buah barunya untuk Istirahat ditempat. Lalu Brigjend Suta Memberi Penjelasan Tentang Apa yang akan Mereka Kerjakan nantinya."Selamat Malam…!"Sapa Brigjend Suta pada Anak buahnya."SELAMAT MALAM,PAK…!"seru Mereka hampir bersamaan."Terimakasih,Untuk kehadirannya pada Malam ini Saudara.Saya Mau Memberi pengarahan tentang Misi yang akan Saudara -saudara lakukan Malam ini,Misi Ini Saya embankan keseluruhan pada Kerjasama Saudara.Saya Memilih Dua Orang diantara Saudara sekalian Menjadi Pemimpin Di Dua kelompok Operasi ini,Kelompok Pertama Dipimpin Oleh Agen Bhoma dan Kelompok Kedua Dipimpin oleh Agen Anchakagra.Antara Kelompok Pertama yang Dipimpin Agen Bhoma dan Kelompok kedua Yang Dipimpin Agen Anchakagra Hampir Mempunyai Misi
Malam Kian Merebak Tampak Dua Sosok Bayangan Hitam Sedang Bercengkrama Diatas Genteng Sebuah Rumah Mewah.Yang ternyata Adalah Bhoma dan Pancatyana. Bhoma Menyulut Rokok dimulutnya sambil membawa dua-cup berisi minuman Kopi panas.Begitu Pula dengan Pancatyana Melihat Rumah didepannya. Dipenuhi Banyak Mobil Seperti sedang akan ada sebuah Pesta besar Disana."Bagaimana Caranya Masuk Kedalam situ tanpa Memicu Keributan dari Luar…?,Paman…?,Kalo Tahu Tersangka Kita suka Merayakan Pesta."Tanya Bhoma pada Pancatyana sembari Meminum Kopi dan Menghembuskan Asap Rokoknya."Tenang Saja…,Ngger Sitija.Aku Akan Masuk lebih dulu. Biar Nanti Angger Sitija Menyusul Belakangan…!"Jawab Pancatyana."Caranya…,Paman?""Aku akan Bikin Keributan Ditengah Sana.Dengan cara berpura -pura mencuri sesuatu yang berharga di ruangan Bajingan itu. Ketika Aku Tertangkap.Aku Yakin Mereka Pasti Akan Mencoba Membunuhku…,Apa Kau lupa Ngger. Aku Bisa Berpura -pur
Pancatyana tertawa terbahak-bahak terlihat sangat Mengerikan.Tiba -tiba Ada Sosok lain yang membantu Pancatyana."Duarr…!" Terdengar Suara ledakan besar.Tembok Hancur berantakan persis berada Didepan Pancatyana.Pancatyana tersenyum Pada Akhirnya Bhoma pun segera bergabung dengan Pamannya."Aku Tahu pasti Paman akan sedikit kewalahan…?"Tanya Bhoma."Pfff…,Memang Brengsek-brengsek ini Sedikit Merepotkan,Tapi Sekarang Sa'atnya, Kita Bikin Mereka Jadi Makanan para Cacing tanah…! " kata Pancatyana kearah Bhoma.Bhoma mengangguk kearah Sang Paman.Seraya memberikan Dua Buah Golok Machete kearah Sang Paman.Seperti Setan haus darah Pancatyana dan Bhoma mengamuk Sambil Terus Memburu dan membunuh Mereka yang mau menyerangnya.Bunyi tembakan Senapan Serbu,Karabin Dan Pistol bertubi -tubi kearah Mereka Berdua seraya tak dihiraukan.Membuat Suasana Menjadi Ricuh dan terjadi Kegaduhan diluar kendali. Para Tamu Undangan ya