Tak berselang lama Tampak Enam Orang Yang diduga Pelaku Pembunuhan Keluar Dikawal Petugas Aparat. Muka Mereka Ditutup Dengan Topeng Kain Warna Hitam dan segera Dimasukkan kedalam Mobil Tahanan Polisi.Dengan Dikawal Empat Mobil Patroli Polisi Mobil Tahanan Melaju meninggalkan Kerumunan Di Daerah Itu.
Mobil Tahanan Melaju cepat Kearah daerah Pasar Minggu Di Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Mobil Tahanan Akhirnya Berpisah dengan Mobil Patroli Polisi.Sekitar hampir 30Menit Mobil Tahanan Akhirnya Berhenti Di Markas Yang dimaksud Oleh Brigjend I Made Suta. Petugas Pengendara Mobil Tahanan Segera Turun. Mereka Segera Membuka Pintu Belakang. Menurunkan dan Menuntun keenam Orang Bertopeng Kain Hitam yang Tetap Terborgol tangannya menuju Kesebuah Ruangan Mereka Berhenti Di sana.Melihat Perubahan Kelima Bersaudara itu menjadi Sosok yang Asing Bagi Mereka. Para Perwira Tinggi Militer itu sangat Kagum sekaligus terkejut. Mereka Semua akhirnya bertepuk tangan seraya tersenyum. Sampai Akhirnya Kelima Raksasa itu kembali ke bentuk Manusianya Semula."Bagus-bagus…,Kami Kagum dengan kemampuan Kalian Agen Bhoma,Agen Pancatyana dan lainnya." Kata Perwira Tinggi Berpangkat Marsekal seraya tersenyum ramah sambil bertepuk tangan. "Sekarang Kalian Boleh Membubarkan diri,Istirahat Di tempat yang telah Kami sediakan Untuk Kalian, Dan Untuk Deputy Suta dan Deputy Wira berikut Wakil -wakil Kalian,Kami Tunggu kehadiran kalian diruang Rapat, ada yang harus Kita Bicarakan …!"Sambung Perwira Tinggi Berpangkat Laksamana Madya."Siap Pak…!"Kata Brigjend Suta hampir bersamaan dengan KOMBESPOL Wira."Sebelumnya
Tak Lama Berselang Setelah Mereka Semua Pergi Dari tempat itu. Telepon genggam Komisaris Besar Polisi Wira Berdering." Wira…, Kearah Kantorku Segera…!"Kata Suara Diseberang sana."Siap Pak …!"Sahut KOMBESPOL Wayan Wira.KOMBESPOL Wira Segera Menuju ke arah tempat yang Diinstruksikan Sang Penelpon.KOMBESPOL Wira Segera membuka Sebuah Pintu disebuah Ruangan. Ternyata Brigjend Suta sudah menunggu kedatangannya Bersama Kapten Catur dan Dua Orang Asing. Sepasang Lelaki dan Wanita Berpakaian Militer Luar negara.KOMBESPOL Wira Segera Memberi hormat Pada Brigjend Suta beserta Semua yang berada diruangan Itu."Apa Letnan Andrey dan Letnan Ivana Telah Kembali kearah Penginapannya...?"Tanya Brigjend Suta pada Wakilnya."Sudah Pak…!"Jelas KOMBESPOL Wira."Ayo Silahkan Duduk...!"Perintah Brigjend Suta sambil melapangkan telapak tangannnya."Siap…"Kata KOMBESPOL Wira bersama Kapten Catur hampir bersam
Sore Menjelang Malam Brigjend Suta, KOMBESPOL Wira,Kapten Catur Dan Beserta lainnya Mengumpulkan Keenam Anak Buahnya Kembali. Disebuah Halaman Terbuka. Kapten Catur Memberi Aba -aba pada Keenam Anak Buah barunya untuk Istirahat ditempat. Lalu Brigjend Suta Memberi Penjelasan Tentang Apa yang akan Mereka Kerjakan nantinya."Selamat Malam…!"Sapa Brigjend Suta pada Anak buahnya."SELAMAT MALAM,PAK…!"seru Mereka hampir bersamaan."Terimakasih,Untuk kehadirannya pada Malam ini Saudara.Saya Mau Memberi pengarahan tentang Misi yang akan Saudara -saudara lakukan Malam ini,Misi Ini Saya embankan keseluruhan pada Kerjasama Saudara.Saya Memilih Dua Orang diantara Saudara sekalian Menjadi Pemimpin Di Dua kelompok Operasi ini,Kelompok Pertama Dipimpin Oleh Agen Bhoma dan Kelompok Kedua Dipimpin oleh Agen Anchakagra.Antara Kelompok Pertama yang Dipimpin Agen Bhoma dan Kelompok kedua Yang Dipimpin Agen Anchakagra Hampir Mempunyai Misi
Malam Kian Merebak Tampak Dua Sosok Bayangan Hitam Sedang Bercengkrama Diatas Genteng Sebuah Rumah Mewah.Yang ternyata Adalah Bhoma dan Pancatyana. Bhoma Menyulut Rokok dimulutnya sambil membawa dua-cup berisi minuman Kopi panas.Begitu Pula dengan Pancatyana Melihat Rumah didepannya. Dipenuhi Banyak Mobil Seperti sedang akan ada sebuah Pesta besar Disana."Bagaimana Caranya Masuk Kedalam situ tanpa Memicu Keributan dari Luar…?,Paman…?,Kalo Tahu Tersangka Kita suka Merayakan Pesta."Tanya Bhoma pada Pancatyana sembari Meminum Kopi dan Menghembuskan Asap Rokoknya."Tenang Saja…,Ngger Sitija.Aku Akan Masuk lebih dulu. Biar Nanti Angger Sitija Menyusul Belakangan…!"Jawab Pancatyana."Caranya…,Paman?""Aku akan Bikin Keributan Ditengah Sana.Dengan cara berpura -pura mencuri sesuatu yang berharga di ruangan Bajingan itu. Ketika Aku Tertangkap.Aku Yakin Mereka Pasti Akan Mencoba Membunuhku…,Apa Kau lupa Ngger. Aku Bisa Berpura -pur
Pancatyana tertawa terbahak-bahak terlihat sangat Mengerikan.Tiba -tiba Ada Sosok lain yang membantu Pancatyana."Duarr…!" Terdengar Suara ledakan besar.Tembok Hancur berantakan persis berada Didepan Pancatyana.Pancatyana tersenyum Pada Akhirnya Bhoma pun segera bergabung dengan Pamannya."Aku Tahu pasti Paman akan sedikit kewalahan…?"Tanya Bhoma."Pfff…,Memang Brengsek-brengsek ini Sedikit Merepotkan,Tapi Sekarang Sa'atnya, Kita Bikin Mereka Jadi Makanan para Cacing tanah…! " kata Pancatyana kearah Bhoma.Bhoma mengangguk kearah Sang Paman.Seraya memberikan Dua Buah Golok Machete kearah Sang Paman.Seperti Setan haus darah Pancatyana dan Bhoma mengamuk Sambil Terus Memburu dan membunuh Mereka yang mau menyerangnya.Bunyi tembakan Senapan Serbu,Karabin Dan Pistol bertubi -tubi kearah Mereka Berdua seraya tak dihiraukan.Membuat Suasana Menjadi Ricuh dan terjadi Kegaduhan diluar kendali. Para Tamu Undangan ya
Pancatyana berpura-pura Pingsan Dan Diseret Oleh Kelima Pria Besar berbadan kekar Menuju Suatu Ruangan.Yang masih didaerah dalam Rumah Dicky Tasman. Ruangan Itu Seperti Ruangan Bawah Tanah. Pancatyana merasa Berbeda dengan Ruangan Bawah tanah pertama tempatnya pertama kali disekap. Pancatyana pura -pura memejamkan matanya.Dan Dua dari kelima Orang itu mendudukkannya disebuah Kursi Penyiksaan Seraya mengikat Kedua tangan dan Kakinya. Sampai Akhirnya Ada yang Menyiram Muka Pancatyana dengan Air Seember.Tampak Seorang Lelaki Berusia Seperempat Abad Berpakaian Perlente Mendekati Pancatyana. Dan …"PLAK…PLAK…!"Terdengar Suara Tamparan. Mengarah ke Dua Pipi Pancatyana. Pancatyana Mengernyitkan kedua Matanya kearah Sang Lelaki."Kau Sudah Bangun Ternyata,Siapa Namamu?"Tanya Sang Lelaki sambil menarik Sebuah Kursi menghadap kearah Pancatyana."Apa…,Hha…Hha…Hha…!,Kau Tadi Bilang Apa…? "Tanya Pancatyana Tertawa terpingkal -pi
Bandara Soekarno Hatta terlihat sangat padat. Bhoma Melihat kearah jam tangannya sambil menoleh ke kiri dan ke kanan sambil membawa Tas Ransel dipundaknya diruang tunggu. Namun Dia dikejutkan Oleh Sosok yang menggandengnya. Seorang Wanita Cantik berkewarganegaraan Asing.Wanita berambut panjang berwarna Merah, bermata coklat dan bertubuh tinggi semampai.Wanita itu tersenyum Manis kearah Bhoma.sambil membawa koper pakaian beserta tas jinjing kecil."Agent Bhoma…"bisiknya kearah telinganya."Iya Agent Natasha…?"balasnya seraya berbisik kearah Wanita cantik itu."Boleh Aku Bersandar Di Pundak Lelaki tampan Sepertimu?"Tanyanya Dengan Bahasa Indonesia. Walaupun Aksen logatnya masih Bernada Luar Negara."Tentu Saja…,Nona Natasha…"jawab Bhoma."Ngomong-ngomong Pernah Belajar Dimana Bahasa Indonesia?,Nona Natasha?"sambung Bhoma bertanya kearah Natasha."Rahasia…!"jawabnya Sambil berbisik ke telinga Bhoma.Natas
Sesampainya Di Medan Bhoma dan Natasha Melanjutkan Perjalanan dengan menggunakan Mobil Pribadi Sang Perwira disertai Sopir Pribadinya. Menuju Kearah Jl H.M Said Kearah Kantor Sang Pimpinan. Setiba Disana Mereka Disambut Oleh Beberapa Petugas. Lalu Mempersilakan Masuk Kearah Ruangan Rapat. Disana Telah Ditunggu Oleh Beberapa Orang Perwira. Bhoma dan Natasha Menghormat ala Aparat kemudian dibalas Oleh para Perwira. Bertemu Dengan Keempat Pamannya Disana. Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara dan Amisundha. Mereka Saling Berangkulan Dan saling Menepuk Punggung satu sama lain. A.K.P Raymond Segera Mempersilakan Mereka Duduk ke tempat masing -masing."Selamat Siang, Saya Ucapkan Untuk Semua Teman dan Atasan. Yang berada Di tempat ini Untuk Berdiskusi Tentang Rencana Penyergapan Tersangka Igor Medvedev. Serta Pembebasan Beberapa Sandera Yang Sa'at Ini Masih Berada Di Tangan Tersangka.Terma