Bandara Soekarno Hatta terlihat sangat padat. Bhoma Melihat kearah jam tangannya sambil menoleh ke kiri dan ke kanan sambil membawa Tas Ransel dipundaknya diruang tunggu. Namun Dia dikejutkan Oleh Sosok yang menggandengnya. Seorang Wanita Cantik berkewarganegaraan Asing.Wanita berambut panjang berwarna Merah, bermata coklat dan bertubuh tinggi semampai.Wanita itu tersenyum Manis kearah Bhoma.sambil membawa koper pakaian beserta tas jinjing kecil.
"Agent Bhoma…"bisiknya kearah telinganya."Iya Agent Natasha…?"balasnya seraya berbisik kearah Wanita cantik itu."Boleh Aku Bersandar Di Pundak Lelaki tampan Sepertimu?"Tanyanya Dengan Bahasa Indonesia. Walaupun Aksen logatnya masih Bernada Luar Negara."Tentu Saja…,Nona Natasha…"jawab Bhoma."Ngomong-ngomong Pernah Belajar Dimana Bahasa Indonesia?,Nona Natasha?"sambung Bhoma bertanya kearah Natasha."Rahasia…!"jawabnya Sambil berbisik ke telinga Bhoma.NatasSesampainya Di Medan Bhoma dan Natasha Melanjutkan Perjalanan dengan menggunakan Mobil Pribadi Sang Perwira disertai Sopir Pribadinya. Menuju Kearah Jl H.M Said Kearah Kantor Sang Pimpinan. Setiba Disana Mereka Disambut Oleh Beberapa Petugas. Lalu Mempersilakan Masuk Kearah Ruangan Rapat. Disana Telah Ditunggu Oleh Beberapa Orang Perwira. Bhoma dan Natasha Menghormat ala Aparat kemudian dibalas Oleh para Perwira. Bertemu Dengan Keempat Pamannya Disana. Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara dan Amisundha. Mereka Saling Berangkulan Dan saling Menepuk Punggung satu sama lain. A.K.P Raymond Segera Mempersilakan Mereka Duduk ke tempat masing -masing."Selamat Siang, Saya Ucapkan Untuk Semua Teman dan Atasan. Yang berada Di tempat ini Untuk Berdiskusi Tentang Rencana Penyergapan Tersangka Igor Medvedev. Serta Pembebasan Beberapa Sandera Yang Sa'at Ini Masih Berada Di Tangan Tersangka.Terma
Sementara Di tempat Yang Lain Dengan Waktu Yang Bersamaan. Brigjend Suta juga masih Berkumpul Dengan Anak Buah dan Wakil Instansi yang Dia Pimpin Di Ruangan Kantornya."Masalahnya Keponakan Saya Tidak Bisa Menikah Dengan Manusia,Pak…,Bapak Tahu Sendiri,Ada Salah Satu Sample Darah Yang Bisa Membunuh Dengan Mengeringkan Organ Tubuh Makhluk Hidup Lain.Sosok Bhoma Hanya Bisa Beristri dari Kalangan Kami Atau Para Apsari...,"Kata Pancatyana Kearah Pimpinannya."Apsari…?,Apakah Makhluk Sejenis Peri atau Bidadari, Makhluk Mitology…?"Kata Dokter Armand."Iya…,Pak…""Iya…,Terus…?"Tanya Brigjend Suta."Itu Adalah Darah Dari Bhoma…!"Jelas Pancatyana."Terus Bagaimana jalan Keluarnya…?,Soalnya Ayah Dari Natasha sedang Menuju Kearah Sana…?"Kata Brigjend Suta."Tenang Saja…,Pak. Saya yakin tidak akan terjadi apa-apa…',Pak…,Lagipula Sitija Atau Bh
Bhoma terbang Kembali kearah Markas. A.K.P Raymond,Kapten Deni dan Letda Nadya tersenyum kearah Mendaratnya Sang Anak Buah."Apakah Saudara Pancatyana Sudah sampai…?,Saudara Bhoma?"Tanya Kapten Deni kearah Bhoma."SIAAP…PAK,Sudah…"jawab Bhoma seraya menghormat sebentar. dan Hormatnya Dibalas oleh Ketiga Perwira."Mari Silahkan Masuk, Saudara Bhoma Anda telah Ditunggu oleh yang lainnya."kata A.K.P Raymond tersenyum Seraya melapangkan tangan kanannya.Bhoma Menyibakkan Tudung Hoodie nya dan menarik Masker, Kemudian Mengikuti Para Perwira menuju Ke Ruangan Rapat Tadi Siang. Diruangan Itu telah Menunggu Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara, Amisundha, Letnan Andrey Bulgakov dan Dua Puluh Orang Anggota Forensic yang Dipimpin Oleh Dokter Armand Harjito dan Dokter Astrid Thania Berikut Juga Beberapa Anggota dari Kepolisian .Berpakaian Hitam lengkap dengan Rompi Anti Peluru dan Membawa Senapan Serbu.Mereka Saling Menghormat dan Saling Berjabat
Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara, dan Amisundha memberikan Penghormatan, Setelah Para Perwira dan semuanya Membalas.Mereka Berempat terbang mengambang di Udara.Kemudian Melesat Menuju Angkasa.Puluhan Sirine Mobil Bersuara Meninggalkan Markas. Mereka Berempat akhirnya Menuju kearah Di Tol Kualanamu. Mereka Berempat Melihat dari Angkasa Enam Kontainer melintas beserta Empat Mobil Penumpang."Pak...,Kami melihat Enam Kontainer dan Empat mobil Pengawal Dari Atas sini…"kata Anchakagra Menghubungi seseorang."Baik Saudara Anchakagra…,Tadi Ada laporan dari Saudara Bhoma Jika Disetiap Didalam Kontainer di depan Berisi Sekitar 22 Orang.20 diantaranya Adalah Sandera, Mereka Semuanya adalah Wanita termasuk Lettu Dyah...,Kontainer Itu tadi Persis di Depan Anda semua…,dalam Kontainer Dijaga Dua Anak Buah Tersangka Igor yang membawa Senjata berjenis Senapan Mesin Ringan…,"Suara Kapten Deni terdengar sangat jauh."Apakah Ada yang membutuh
Pagi Memasuki kamar Hotel Natasha Membuka matanya pelan -pelan. Natasha Sedikit Terkejut Melihat Sang Ayah Sudah Berdiri di hadapannya."PAPA…!"Natasha tersenyum Seraya Turun dari arah ranjang lalu Menubruk tubuh Sang Ayah sembari Merangkulnya. Sang Jendral Tersenyum kearah Putri semata wayangnya sambil Mengelus -elus Rambut Merah Sang Putri. Lalu Mereka Berbicara dengan Bahasa Asalnya. Pancatyana yang Kecapekan sambil terlentang terdengar Tidur Mendengkur. Letda Aris segera Berdiri Beserta Dua Ajudan Sang Jendral."Pancatyana…!,kemarin Saya Bersama Bhoma,Mana Bhoma…,Pergi kemana Dia?"tanya Natasha heran."Dari Kemarin Saya hanya Tahu, Dia yang menjaga Letnan Natasha…?"kata Letda Aris."Lalu Bagaimana dengan Misi nya…?,Bukankah nanti malam mau Berjalan…?"tanya Natasha."Misi itu Sudah selesai tadi Pagi, Nona Natasha…"Kata Pancatyana Dia Terjaga lalu Duduk di Sofa. Sambil Menggerakkan Lehernya kearah Kiri dan k
Kapten Deny Masih Bingung dengan kejadian Pagi tadi. Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara dan Amisundha yang Masih Berada dalam Satu Ruangan Menatap Keheranan Dengan Sikap Sang Atasan."Ada Apa Gerangan Pak…?,Apakah Ada yang Bisa Kami Bantu Mungkin…?"Tanya Anchakagra tersenyum kearah Kapten Deny."Begini Saudara Semuanya.Apakah Saudara Sepupu Anda mempunyai Saudara Kembar…?Maksud Saya Saudara Pancatyana…?"Tanya Kapten Deny kearah Mereka Berempat."Maksudnya…,Pak?"tanya Anchakagra kembali. Tapi Anchakagra Tersenyum kembali Karena Dia Mengingat Sesuatu."Ohh …,Masalah Kemarin Malam…?"Tanya Yayahgriwa tersenyum."Iya…,Saya Tadi Menelpon Anak buah Saya,Yang Sekarang Berada Di Hotel Dimana Sepupu Anda Juga Berada Disana.Tapi Ada Hal Yang Sangat Membuat Nalar Saya Ini Seperti Bilang Bahwa Itu Sangat Mustahil. Bagaimana Bisa Seorang Yang sama Muncul di tempat yang Berbeda…?,Setahu Saya Hanya Orang Kembar yang bisa Melakukan hal Semacam Itu…?"Tan
Brigjend Suta,KOMBESPOL Wayan Wira, Kapten Catur, A.K.P Artha dan Lainnya menuju ke suatu tempat yang masih Di kawasan Kantor Mereka. Tempat Itu seperti sebuah Laboratorium Penelitian Artillery. Tampak Seorang Lelaki Muda berpakaian Dokter menyapa Mereka.Dengan Mengajak Mereka Bersalaman seraya Mengembangkan Senyuman Diwajahnya.Para Perwira pun Membalas senyuman Sang Lelaki lalu membalas Jabat tangannya."Selamat Pagi, Bapak…?!,Apa Kabar…?" Tanya Sang Lelaki Muda kearah Para Perwira didepannya."Selamat Pagi Dokter …Erik,Baik…,Kabar Baik…,Terima kasih…!"jawab Brigjend Suta sambil Tersenyum Kearah Lelaki Yang dipanggil Dokter Erik."Silahkan Masuk …Pak…" Tukas Dokter Erik sambil Membuka Sebuah Pintu dengan tangan Kirinya Sambil Melapangkan tangan kanannya.Lalu Mereka Melewati Sebuah tempat Khusus yang Diwajibkan memakai Penutup Telinga dan Kacamata Khusus. Kemudian Mereka mengikuti Dokter Erik melewati Tempat Pengujian Se
Brigjend Suta dan Kapten Catur Menuju kearah Kantornya. Tampak Ada Empat Orang Asing Berpakaian setelan Jas Hitam Menunggu di depan. Mereka Tersenyum Kearah Brigjend Suta dan Kapten Catur, Brigjend Suta dan Kapten Catur menghentikan Langkahnya Sebentar,seraya Menghormat Laksana Militer. Mereka Semua Membalas Hormat Brigjend Suta dan Kapten Catur.Seorang Diantara Mereka Lelaki berambut Pirang berusia Paruh Baya. Dan Seorang Perempuan Cantik yang tak lain Adalah Kapten Ivana."Dobroye Utro General Alexei…,Kak vy Ser…?(Selamat Pagi Pak Jendral Alexei)(dalam bahasa Russia)"Sapa Brigjend Suta kearah Lelaki Paruh baya yang ternyata adalah Jendral Alexei. sambil Meminta menjabat tangannya."Dobroye utro tozhe Brigadnyy General Suta(Selamat pagi Brigjend Suta)…Korosho,Spasibo …(Baik, terimakasih)"Jawab Jendral Alexei sambil tersenyum kearah Brigjend Suta.Jendral Alexei pun Membalas jabat tangan Brigjend Suta. Lalu Mereka saling Berpelukan dan Me