Kisiknarmada sebuah kota kerajaan maju di pathala laut dan muara.Dihuni oleh banyak Ikan,Hewan melata yang bisa hidup di dua alam, dan Hewan air lainnya beserta jutaan makhluk Siluman air yang dipimpin oleh seorang Dewa yang bernama Batara Baruna. Batara Baruna mempunyai seorang perdana menteri sekaligus Sang adik, Yaitu Batara Rekatatama.Meski sebuah negara yang tidak tersinari oleh matahari.Tapi menjadi Sebuah Kotaraja yang indah nan mempesona.
Kisiknarmada sedang kedatangan Tamu khusus Batara Brahma. Batara berwujud kakek tua tapi masih berbadan tegap berkepala empat bertangan empat setiap tangannya memegang benda.Tangan kanan pertamanya memegang Japamala,Tangan kanan kedua memegang teratai,Tangan kiri pertama memegang kendil dan yang keempat memegang gulungan kitab.Batara yang dijuluki juga Sang Agni memasuki Kisiknarmada menaiki tunggangannya yang berupa Angsa sRaden Wisanggeni mengadakan pertemuan Rahasia dengan Raden Samba, Prabu Baladewa, Raden Arya Gunadewa, Raden Wisata dan Raden Wilmuka di sebuah hutan kecil di wilayah mandura tanpa sepengetahuan Sang Narendra Dwarawati. Mereka datang menunggang kuda kearah suatu tempat yang dituju Raden Wisanggeni."Apakah Kau baru juga sampai Ngger...?"kata Prabu Baladewa pada Wisanggeni."Iya Uwak..."jawab Raden Wisanggeni."Oh...Iya, Aku punya sesuatu untukmu Kakang Samba."sambung Raden Wisanggeni mengeluarkan dua gulungan kulit yang diikat oleh tali dari akar."Apa ini Adi...?"Raden Samba bertanya keheranan." Aku menemukannya di kamar Kakang Sitija di Trajutrisna.Disebelah kiri gulungan kulit itu ada Namamu Kakang Samba.""Dan ini yang satunya,Sepertinya ini milik Kakang Mbok Yadnyawati..."kata Raden Wisanggeni."Apa Aku bisa membacanya disini..."kata Raden Samba.  
A.K.B.P. I Wayan Wira seorang anggota kepolisian negara yang sedang menjalani liburan bersama keluarganya di rumah sang kakek Professor I Wayan Dharma.Di wilayah Uluwatu, Jimbaran, Bali.Ketika membersihkan lemari tua milik Sang Kakek. Wayan wira menemukan buku harian usang di dalam sebuah kotak tersembunyi.Dan juga ruangan rahasia di dalam kamar Sang Kakek yang ternyata adalah laboratorium tempo dulu.A.K.B.P Wayan Wira sekaligus mendapatkan sebuah buku tua hasil tesis penelitian sang kakek. Buku yang menyimpulkan bahwa ada keberadaan Makhluk abadi di sekitar Manusia melalui struktur D.N.A.atau sampel darah. Bersama rekan rekannya,Akhirnya A.K.B.P Wayan Wira dan Sahabatnya Seorang Anggota Korps Polisi Militer. Bernama Kolonel I Made Suta berhasil menemukan keberadaan mereka di sekitar wilayah Gianyar,Bali.Mereka kemudian mencurigai seorang Pengusaha kaya Bernama Arya Susena. Yang ternyata memakai identitas palsu berkali kali.Teta
Jakarta, tahun 2022 Sore itu sebuah mobil memasuki sebuah pelataran sebuah rumah bertingkat dua lantai. Walaupun Rumah itu sedikit minimalis tapi terlihat sangat elegant. Seorang Lelaki muda berpakaian Polisi keluar dari dalam mobil. Pria berusia sekitar tiga puluh lima tahun berparas tampan dengan kumis tipis dan berambut cepak. Lalu terdengar pintu depan rumah itu terbuka nampak Dua Anak Laki -laki kecil berusia balita, Sedangkan satunya berusia kurang lebih empat tahun berlari menghampiri Pak Polisi."Ajiiiiii...!"kata sang anak kecil yang agak besar"Eh...,Arnawa...!,
Suasana di Bandara Kolonel I Gusti Ngurah Rai Sangat ramai. Banyak Wisatawan Domestik dan Wisatawan asing tiba disana. I Wayan Wira dan keluarga telah sampai. Tampak Seorang Pemuda berambut gondrong memakai udeng khas Bali melambaikan tangannya kearah Wayan Wira.Wayan Wira juga melambaikan tangannya dan langsung mendekatinya dengan menggendong Arnawa."Pffff...,Lama sekali nunggu Beli Wira...!?"kata Sang Pemuda pada I Wayan Wira."Hha...Hha...Hha...,Kamu tetap saja menggerutu Satya.Kalau disuruh Nyusul Aku..."jawab I Wayan Wira sambil memencet hidung Pemuda yang bernama Satya. Sampai Sang Pemuda itu meringis kesakitan tapi langsung tertawa."Mana Embok dan keponakanku Beli...?"Tanya Satya."Ehh...,Tolong bantu angkat kopornya Embokmu itu...!"seru I Wayan Wira sambil menunjuk Istrinya yang menggendong Asthra kecil Sedangkan Galuh menggerutu disuruh seret -seret Koper sama Ibunya.Padahal barang lainnya sudah
Pagi itu Terasa sangat cerah, Wayan Wira bersama Adik -adik sepupunya pergi ke rumah Mendiang Sang Kakek yang tidak terlalu jauh dari Rumah Uwaknya. Ketika sampai Mereka pun berbagi tugas."Beli Wira sebetulnya Isi dalam Rumah Kakiang ini Tidak berubah dari segi penataan ruang dan barang -barangnya..."kata Satya pada Kakak sepupunya."Apa iya...,Begitu…?"tanya Wayan Wira heran."Iya Beli...Kita hanya membersihkan debu-debunya saja....sambil menata kembali barang pada tempatnya.."sahut Adri."Beli Wira lihat-lihat saja dulu Di Bale Manten...,Terutama Kamar mendiang Kakiang dan Naniang,…Beli Wira.Nanti yang lainnya Biar Kita yang bersihkan."kata Nyoman."Baiklah kalau begitu,Aku segera kearah Bale Manten..."kata Wayan Wira sambil tersenyum kearah Adik -adik sepupunya. Dengan membawa Sapu Lalu melangkah ke bagian lain Rumah itu.Wayan Wira memasuki Bagian Rumah yang dinamakan
Setelah melihat Pagelaran Tari Genjek di wilayah Karangasem dan berkunjung ke banyak tempat disana. Akhirnya Mereka balik kearah Uluwatu kembali. Wayan Wira dan Keluarga berpisah dengan Made Suta. Kolonel Made Suta dan Keluarga segera balik menuju ke arah Hotel tempat Mereka menginap. Sedangkan A.K.P Wayan Wira dan Keluarga kembali ke rumah mendiang Sang Kakek.Sesampainya Di rumah Merekapun segera melepas lelah. Pak Putu dan Ibu Suasti bersama Putra dan menantunya hanya mampir sebentar, lalu berpamitan balik ke rumah Mereka sendiri. Arnawa dan Asthra kecil tidur digendong kedua Orang tuanya sedangkan Galuh Kalinda menggandeng tangan Sang Ayah sambil terus menguap karena ngantuk dan lelah. Setelah mengantar Putri sulung Mereka ke kamarnya. Wayan Wira dan Istri segera membaringkan kedua putra kecilnya dipinggir Sang Kakak. Sembari mencium kening ketiganya. Lalu Sepasang Suami Istri menuju ke tempat pembaringan d
Sore itu Sena, Satya dan Wayan Wira duduk di ruang dalam Gallery milik Satya. Satya berpamitan menyalakan lampu penerangan dalam Gallerynya. dan membuatkan minuman kopi panas buat mereka bertiga. Wayan Wira ditemani Sena melihat hasil karya Sang adik sepupunya terpajang. disetiap dinding dan diletakkan dibawah lantai dengan berbagai macam pigura.Satya datang lalu menaruh tiga cangkir minuman panas disisi meja tamu Gallerynya."Beli Wira dan Beli Sena Ayo diminum mumpung masih panas...!,Kutinggal sebentar Aku lupa mau mengambil Rokokku...hhe...hhe..hhe.."kata Satya meminta kepada mereka supaya lekas meminum kopi buatannya sambil tersenyum."Iya...,Ayo…,Silahkan Beli Sena…!"kata Wayan Wira mempersilakan Sena duduk kembali.Wayan Wira dan Sena duduk bersama sembari menikmati hangatnya secangkir Kopi.Tidak berapa lama kemudian Satya kembali. kearah mereka berdua."Beli Sena…,sepertinya ada Tamu agung nyari Beli Sena
Siang itu Wayan Wira mengantar Sang Istri,putra -putrinya, Istri Sahabatnya beserta putri kembar Sang Sahabat di depan Angkul -angkul Rumah Sang Kakek.Dia melambaikan tangannya pada mobil yang dikendarai Adri, Adik sepupunya dan Rombongan Keluarga besarnya. Setelah melihat Mereka agak jauh Wayan Wira kembali masuk ke dalam Rumah Sang Kakek.Dia Lalu mengeluarkan sesuatu dari balik kantongnya yang ternyata adalah sebuah telepon genggam.Wayan Wira memencet digit angka di telepon genggam menggunakan jempol jari tangan kanannya lalu memasangkan ke arah telinga."Halo...!!"Kata Wayan Wira."Hei...,Iya Wira...!"Jawab suara diseberang sana."Hei...,Suta...,Apa Kau bisa kesini lebih cepat...!"Kata Wayan Wira ternyata yang ditelpon adalah Sahabatnya sendiri Yaitu Kolonel Made Suta."Iya...,Tunggu kira-kira lima belas menit lagi Aku sampai Wira...,Apa Anak Istriku Sudah Beranjak dari Situ...?"terdengar Suara Kolonel Sut
Raden Sitija (Bhoma) Memenuhi Undangan Keempat Mahasenapati Jagad diatas Langit Tengguru (Alang-alang Kumitir/Galaksi Antariksa).Kedatangannya Setelah Ribuan Tahun Berlalu Disambut oleh Keempat Adik Sepupunya. Mahasenapati Wisanggeni, Mahasenapati Wisangkantha, Mahasenapati Antasena dan Mahasenapati Arya Srenggini. "Sugeng Rawuh(Bahasa jawa:Selamat datang)…,Kakang Sitija…!"Sambut Raden Wisangkhanta tersenyum Kearah Kakak Sepupunya dengan menundukkan kepala dan menyatukan kedua telapak tangannya.Sedangkan Raden Wisanggeni, Raden Antasena, Raden Arya Srenggini hanya Menundukkan kepala seraya tersenyum ramah kearah Kakak sepupunya."Matur sembah Nuwun(Bahasa Jawa:Terima kasih banyak)…,Adi Wisangkhanta…,Adi Wisanggeni…,Adi Antasena…,Dan Adi Srenggini…"jawab Raden Sitija seraya membalas Hormat salah Satu Adik sepupunya.
Sosok Terbang melesat dengan Kecepatan Tinggi Melewati Lubang Hitam Lautan kosmik Antariksa. Sosok berpakaian sama seperti Sashikirana,Arya kaca dan Madusegara. tiba -tiba Sosok itu Berhenti dengan terbang mengambang Di depan Sebuah Kepala Raksasa tanpa badan Berukuran sebesar Planet."WESI AJI…!,MAHASENAPATIKU…!!"Seru Kepala Raksasa yang dapat melihat Sosok yang dipanggil Wesi Aji walaupun Tubuh Wesi aji hanya seperti butiran debu.Wesi Aji Membuka Topeng Baja nya. Wajah tampan Wesi aji Tersenyum. Wesi Aji Adalah Sosok Pemuda Tampan tapi Berambut panjang berwarna Putih. Wesi Aji Segera Menyatukan kedua Telapak tangan nya seraya menundukkan kepala kearah Kepala Raksasa."Sendiko dawuh…,Sinuwun Rahu…!dan Sendiko dawuh Sinuwun Ketu…!"jawab Wesi Aji.Tak Berselang Lama Kepala Raksasa itu Dipegang Oleh Dua tangan. Muncul dari Belakang Kepala itu Tubuh Raksasa Yang Sangat Besar. Melebihi Besar nya Kepala Raksasa di depan
KOMBESPOL Wira dan Lainnya Berkumpul Di Ruangan Khusus Dilengkapi Peta Dunia dan Sinar Merah Berpendar. KOMBESPOL Wira yang Memimpin Pertemuan Di depan Anggota Liga Perwira dan Ksatria Republik. Kemudian Ia Mempersilakan Seluruh Anggotanya Membuka Laptop yang berada Didepan Meja Masing -masing."Selamat Pagi…!,Semuanya…!"Kata KOMBESPOL Wira Mengawali Pembicaraan kepada Seluruh Wakil dan Anggotanya."SELAMAT PAGI…!,PAK…!"Seru Seluruh Anggota Seraya Berdiri Sebentar.Kemudian KOMBESPOL Wira Mempersilakan Mereka Untuk Duduk kembali."Sa'at Ini Saya Ingin menyampaikan Kepada Segenap Jajaran Di Setiap Divisi. Tentang Pengiriman Bantuan Menjaga Seluruh Keselamatan Agent Rahasia Dunia. Yang Menjalani Misi Mencari Para Psychopath Berbahaya yang Mengancam Anak-anak Kita terutama Anak Remaja Perempuan Kita…!,Bapak Pimpinan,Lettu Dyah, Sashikirana, Suryakaca,Madusegara,Bhoma beserta Para Atasan sedang menuju Kearah Lyon,Prancis Gun
Raden Sitija Menemani Sang Istri kearah Kaputren Kayangan Ekapratala."Sebetulnya Kanda Aku Merasa Kasihan Dengan Ibundanya Hita,Tapi Disatu Sisi Walaupun Aku Hanya Bisa Meluangkan Waktuku Bersama Hita Dan Kanda DiWaktu senja sampai menjelang Pagi Buta…,Tapi Naluriku Sebagai Seorang Ibu Aku Tidak Mau Kehilangan Putriku…,Walaupun Hita Bukan Putri kandungku,Tapi Aku dan Kanda Menyayangi Hita Seperti Darah Daging Kita Sendiri,…kan?,Kanda…?,Iya kan…?"Kata Sang Istri Dewi Yadnyawati sambil Bersandar Di Bahu Raden Sitija. Raden Sitija Tersenyum mengangguk Sambil Mengelus -elus Rambut Sang Istri."Aku Tahu Sejarahnya,Kenapa Hita Putri Kita Mereka Cari…,Tapi Siapapun Yang Mau Mengganggu bahkan Melukai Putri Kita dan Anak-anak Kita…,Mereka Harus Berhadapan Denganku Sebagai Pemimpin Para Laskar Dewa Milik Keturunan Aditya…,Sebagai Mahasenapati Bhumi Milik Batara Surya dan Batara Baruna,Kalau Perlu Aku Habisi Mereka…
Enam Sosok Bayangan Berwarna Hitam Terbang Menuju Ke Utara Gunung Himalaya, Hindia Di tengah Malam. Enam Sosok Berpakaian Jaket Hoodie Behenti Kearah Sebuah Hutan. Mereka Menyatukan Kedua Telapak Tangan.Tiba -tiba Ada Pintu Gerbang Terbentang Lewat Sebuah Pohon Besar Raksasa. Mereka Berenam Terbang Melesat Masuk Kekedalaman Tanah. Hampir 2000.000Kaki dari kedalaman Tanah Terdapat Sebuah Istana. Di Setiap Pintu Gerbang Dijaga Oleh Para Raksasa yang Bernama Yaksa. Tampak Seorang Lelaki Tua dengan Rambut Panjang Tergerai, Rambut,Alis, Kumis dan jenggotnya yang berwarna Putih. Berpakaian Laksana Seorang Raja dari Masa Lalu.Dengan Memakai Mahkota Kerajaan. Meski Seorang Lelaki Tua tapi Berperawakan Gagah dengan Tubuh Berotot.Dialah Batara Ekawarna yang tersenyum Menyambut Keenam tamunya. Ditemani Tiga Wanita Cantik Dua Diantaranya Terlihat Seperti Berusia Belia.Sedangkan Salahsatunya Terlihat Berusia Empat Puluhan tahun.Ketiga Wa
Di dalam Ruangan Yang terdapat Banyak Monitor Led tersambung. terdapat Peta Dunia dan Banyak Cahaya merah Berpendar. Hita Padmarani putri Bhoma, Bhoma, Brigjend Suta,KOMBESPOL Wira, Lettu Dyah danlainnya.Menyampaikan Penjelasannya ke Beberapa Dewan Perwira Tinggi Militer dan Kepolisian Negara. Tentang Siapa Saja Anggota yang Akan Mereka Recruit. Menjadi Agent Perisai yang Juga Bertindak sebagai Agent Executor di Liga Perwira dan Ksatria Republik. Setelah melakukan penghormatan kepada Para Perwira Tinggi Pimpinan Liga Perwira dan Ksatria Republik segera Menyampaikan Maksudnya."Fungsi dari Agent Perisai adalah sebagai Pelindung dan Penyelamat Agent Spionase atau Pencari Bukti di Lapangan. Setiap Satu Agent Pencari Bukti dari Berbagai Wilayah dalam Ataupun Luar NegaraDi Dunia.Di Peta Ini Ada Cahaya merah berpendar di seluruh bagian Dunia…Pak,Bahaya Mengancam Istri, anak Perempuan dan Semua Keturunan Kita diluar sana…!,Pak…!"Jelas
Brigjend Suta dan Kapten Catur Menuju kearah Kantornya. Tampak Ada Empat Orang Asing Berpakaian setelan Jas Hitam Menunggu di depan. Mereka Tersenyum Kearah Brigjend Suta dan Kapten Catur, Brigjend Suta dan Kapten Catur menghentikan Langkahnya Sebentar,seraya Menghormat Laksana Militer. Mereka Semua Membalas Hormat Brigjend Suta dan Kapten Catur.Seorang Diantara Mereka Lelaki berambut Pirang berusia Paruh Baya. Dan Seorang Perempuan Cantik yang tak lain Adalah Kapten Ivana."Dobroye Utro General Alexei…,Kak vy Ser…?(Selamat Pagi Pak Jendral Alexei)(dalam bahasa Russia)"Sapa Brigjend Suta kearah Lelaki Paruh baya yang ternyata adalah Jendral Alexei. sambil Meminta menjabat tangannya."Dobroye utro tozhe Brigadnyy General Suta(Selamat pagi Brigjend Suta)…Korosho,Spasibo …(Baik, terimakasih)"Jawab Jendral Alexei sambil tersenyum kearah Brigjend Suta.Jendral Alexei pun Membalas jabat tangan Brigjend Suta. Lalu Mereka saling Berpelukan dan Me
Brigjend Suta,KOMBESPOL Wayan Wira, Kapten Catur, A.K.P Artha dan Lainnya menuju ke suatu tempat yang masih Di kawasan Kantor Mereka. Tempat Itu seperti sebuah Laboratorium Penelitian Artillery. Tampak Seorang Lelaki Muda berpakaian Dokter menyapa Mereka.Dengan Mengajak Mereka Bersalaman seraya Mengembangkan Senyuman Diwajahnya.Para Perwira pun Membalas senyuman Sang Lelaki lalu membalas Jabat tangannya."Selamat Pagi, Bapak…?!,Apa Kabar…?" Tanya Sang Lelaki Muda kearah Para Perwira didepannya."Selamat Pagi Dokter …Erik,Baik…,Kabar Baik…,Terima kasih…!"jawab Brigjend Suta sambil Tersenyum Kearah Lelaki Yang dipanggil Dokter Erik."Silahkan Masuk …Pak…" Tukas Dokter Erik sambil Membuka Sebuah Pintu dengan tangan Kirinya Sambil Melapangkan tangan kanannya.Lalu Mereka Melewati Sebuah tempat Khusus yang Diwajibkan memakai Penutup Telinga dan Kacamata Khusus. Kemudian Mereka mengikuti Dokter Erik melewati Tempat Pengujian Se
Kapten Deny Masih Bingung dengan kejadian Pagi tadi. Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara dan Amisundha yang Masih Berada dalam Satu Ruangan Menatap Keheranan Dengan Sikap Sang Atasan."Ada Apa Gerangan Pak…?,Apakah Ada yang Bisa Kami Bantu Mungkin…?"Tanya Anchakagra tersenyum kearah Kapten Deny."Begini Saudara Semuanya.Apakah Saudara Sepupu Anda mempunyai Saudara Kembar…?Maksud Saya Saudara Pancatyana…?"Tanya Kapten Deny kearah Mereka Berempat."Maksudnya…,Pak?"tanya Anchakagra kembali. Tapi Anchakagra Tersenyum kembali Karena Dia Mengingat Sesuatu."Ohh …,Masalah Kemarin Malam…?"Tanya Yayahgriwa tersenyum."Iya…,Saya Tadi Menelpon Anak buah Saya,Yang Sekarang Berada Di Hotel Dimana Sepupu Anda Juga Berada Disana.Tapi Ada Hal Yang Sangat Membuat Nalar Saya Ini Seperti Bilang Bahwa Itu Sangat Mustahil. Bagaimana Bisa Seorang Yang sama Muncul di tempat yang Berbeda…?,Setahu Saya Hanya Orang Kembar yang bisa Melakukan hal Semacam Itu…?"Tan