Share

Misteri Arya Susena

Penulis: Hendry Octa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

               Sore itu Sena, Satya dan Wayan Wira duduk di ruang dalam Gallery milik Satya. Satya berpamitan menyalakan lampu penerangan dalam Gallerynya. dan membuatkan minuman kopi panas buat mereka bertiga. Wayan Wira ditemani Sena melihat hasil karya Sang adik sepupunya terpajang. disetiap dinding dan diletakkan dibawah lantai dengan berbagai macam pigura.Satya datang lalu menaruh tiga cangkir minuman panas disisi meja tamu Gallerynya.

"Beli Wira dan Beli Sena Ayo diminum mumpung masih panas...!,Kutinggal sebentar Aku lupa mau mengambil Rokokku...hhe...hhe..hhe.."kata Satya meminta kepada mereka supaya lekas meminum kopi buatannya sambil tersenyum.

"Iya...,Ayo…,Silahkan Beli Sena…!"kata Wayan Wira mempersilakan Sena duduk kembali.

Wayan Wira dan Sena duduk bersama sembari menikmati hangatnya secangkir Kopi.

Tidak berapa lama kemudian Satya kembali. kearah mereka berdua.

"Beli Sena…,sepertinya ada Tamu agung nyari Beli Sena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Lembayung Senja dari Timur

    Siang itu Wayan Wira mengantar Sang Istri,putra -putrinya, Istri Sahabatnya beserta putri kembar Sang Sahabat di depan Angkul -angkul Rumah Sang Kakek.Dia melambaikan tangannya pada mobil yang dikendarai Adri, Adik sepupunya dan Rombongan Keluarga besarnya. Setelah melihat Mereka agak jauh Wayan Wira kembali masuk ke dalam Rumah Sang Kakek.Dia Lalu mengeluarkan sesuatu dari balik kantongnya yang ternyata adalah sebuah telepon genggam.Wayan Wira memencet digit angka di telepon genggam menggunakan jempol jari tangan kanannya lalu memasangkan ke arah telinga."Halo...!!"Kata Wayan Wira."Hei...,Iya Wira...!"Jawab suara diseberang sana."Hei...,Suta...,Apa Kau bisa kesini lebih cepat...!"Kata Wayan Wira ternyata yang ditelpon adalah Sahabatnya sendiri Yaitu Kolonel Made Suta."Iya...,Tunggu kira-kira lima belas menit lagi Aku sampai Wira...,Apa Anak Istriku Sudah Beranjak dari Situ...?"terdengar Suara Kolonel Sut

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Hita Padmarani

    Pagi itu mereka bersiap siap mau kerumah Arya Susena di daerah Gianyar. Satya membantu membukakan pintu Sang Istri dan Anak -anak Kakak Sepupunya."Beli…,Aku atau Beli Wira yang nyetir...?"Tanya Satya pada Kakak sepupunya."Kamu saja...,Satya...!"jawab Wira tersenyum ramah kepada Sang Adik sepupunya."Okay...,Siap Laksanakan...!"gurau Satya pada Kakaknya Sambil menghormat ala aparat. Wayan Wira tersenyum melihat tingkah Sang Adik sambil menggeleng -gelengkan kepala. Dan Mereka pun mulai perjalanan menuju Kabupaten Gianyar. Didalam Mobil Wayan Wira dan Satya sesekali mengobrol bersama Istri dan Putra -putrinya."Oh iya Aji...,Kita nanti selesai acara mungkin bisa mampir kearah Goa gajah..?"tanya Sang Istri."Bisa Embok...,Kan juga paling Acaranya cuma Dua atau Tiga jam… "kata Satya sambil menyetir mobilnya."Disini Yang berulang tahun ada Dua Sa

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Hita Padmarani. Bag II

    Clara dan Kadek Gita berjalan jalan di sekitar Taman Rumah Arya Susena. Mereka berdua kelihatan sangat akrab walaupun baru bertemu."Boleh…,Kakak Saya panggil,Kak Gita...?"tanya Clara dengan Bahasa Indonesia Walaupun logatnya masih seperti Orang Luar negeri.Kadek Gita hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu Mereka berdua duduk di bangku Taman."Ma'afkan Saya…,Kak Gita...,Kalau boleh tahu Apa dulu Suami Kak Gita...,Juga seperti Sena...?"tanya Clara."Maksudnya Bagaimana...,Bu Clara...?""Please...,Kak Gita, jangan Panggil Saya Bu Clara…!,"kata Clara dicampur dengan Bahasa Inggris."Just Clara...!"Sambung Clara. Kadek Gita menganggukkan kepalanya sambil memandang wajah Clara."Maksudnya Bagaimana Clara...?"tanya Gita.Clara tersenyum sambil mengangkat jempolnya kearah Gita."Saya sangat mencintai Sena...,Kak Gita...?,Apa Kak Gita...,Ma'af …,Dulu

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Misteri Kantung Darah

    Wayan Wira berlari kecil menghampiri Sang Istri tercinta dan Putri kesayanganya."Aji...,Mau minta tolong bisa…?"Kata Sang Istri."Apa itu Yang...,Mau minta tolong apa…?""Arnawa rewel…, Asthra sampai terbangun barusan...?""Ohhh...,Susunya habis...?"tanya Wayan Wira.Sang Istri mengangguk sambil tersenyum."Aji pegang uang kan…?,Sama titip belikan jajanan buat Galuh...!,Ya...,Aji...!?"kata Galuh merengek ke Sang Ayah."EHmmm...,Galuh Pengen apa Sayang…?"tanya Wayan Wira kearah Putrinya."Kue coklat sama kripik kentang...?"kata Galuh tersipu sambil tersenyum."Kalau gitu Kamu ikut Aji saja...,Sayang..."kata Sang Ibu."Nggak...,nggak usah...,Aji bisa sendiri..."kata Wayan Wira."Lagipula…,Minimarketnya dekat ini..."sambung Wayan Wira sambil tersenyum."Kripik kentangnya seperti biasanya atau Merk Lain...?"tanya Wayan Wira kepada Sang putri."Ya seperti biasanya.Aji...?"kata Galuh."Siap tuan

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Misteri Kantung Darah. Bag II

    Setelah berwisata ke wilayah Pantai Kuta. Akhirnya Mereka pun balik kerumah Sang Kakek. Ketika Hari menjelang Senja diantar Oleh Kolonel Made Suta. Wayan Wira mengendong Asthra kecil yang tertidur Sedangkan Sang Istri juga menggendong Arnawa. Galuh Putri mereka Turun lebih dulu dari mobil membukakan pintu untuk Ibundanya."Om...,makasih..."kata Galuh pada Suta."Ya...,Sayang...,sama-sama..."Jawab Suta tersenyum pada Galuh."Apa tidak mau masuk kedalam dulu...?"Tanya Wayan Wira pada Sahabatnya."Nanti kemalaman Wira...!,Oh Iya…,seminggu lagi mau kan Embok Gita sama Anak -anak pergi ke Water park. biar nanti Aku telpon Beli Adri...,sama-sama Ayu dan putriku...?!"Tanya Suta kearah Gita."Boleh Iya Aji...?"tanya Gita kearah Sang Suami.Wayan Wira Tersenyum kearah Sang Istri dengan mengangguk pelan."Horreee..."kata Galuh sambil setengah berjingkrak."Nanti bakal banyak acara minggu -minggu ini buat Anak -a

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Misteri Kantung Darah. Bag III

    Selang Tiga Hari setelah Pertemuan Dirumah Kakek A.K.P I Wayan Wira. Wayan Wira beserta rekan rekannya merencanakan pertemuan kembali. Kali ini pergi kearah Rumah Dokter Harjito di daerah Denpasar. Perjalanan Mereka tidak terlalu jauh. Sekitar 45menit mereka sudah sampai di depan sebuah Rumah di kawasan perumahan elite. Tampak sosok Pemuda berperawakan sedang menunggu mereka.Mereka berempat mendekati Pemuda Ramah itu dan berjabat tangan dengannya."Apa kabar Pak Kolonel...,Suta...?"Kata Sang Pemuda."Baik...,Dokter.Arman Resnu Harjito…,Oh iya ini Sahabat -sahabat Saya...,A.K.B.P I Wayan Wira,IPDA Edy Susanto,Lha kalo yang ini..."kata Kolonel Suta Seraya memperkenalkan teman -temannya."Lettu Catur...!"jawab Pemuda itu sambil tersenyum.Lettu Catur membalas senyumannya sambil menundukkan kepalanya sebentar."Mari Bapak-bapak...,Saya persilakan masuk...!"Kata Dokter Arman Harjito mempersilakan mereka masuk kedalam rumahnya

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Misteri Arya Susena. Bag II

    Dokter Arman mengantar Kolonel Suta dan A.K.B.P Wayan Wira bersama Rekan sampai masuk kedalam mobil. Lalu mereka berpamitan dengan mengklakson dan melambaikan tangan kearah Dokter Arman. Dokter Arman Harjito membalas Lambaian Tangan mereka dengan mengangguk dari kejauhan."Sekarang…,Apa yang akan Kita lakukan, Wira...?"kata Kolonel Suta sambil menyetir Mobil."Sebetulnya ada lagi Sobat…,Selain Kantung darah dan Tabung reaksi itu Aku menemukan Foto tua...,Foto Kakekku bersama teman -temannya waktu di militer...,Tapi dari banyak temannya ada Enam orang yang dilingkari dengan tanda merah...,Apa mungkin Mereka pemilik darah ini...?!,Tapi Besok saja kita selidiki bersama...,Bagaimana…?"Tanya Wayan Wira."Lalu Apa Rencanamu,Wira...?"Tanya Suta."Seperti Biasa Kita akan Berkumpul dan membahas masalah ini setelah Istri dan Anak-anak Menikmati Liburnya..."kata Wayan Wira sambil tersenyum."Jadi Aku harus telpon Adri Lagi...?"sa

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Misteri Arya Susena. Bag IV

    Kolonel Made Suta segera menghormat sebentar lalu mencium tangan Pak KOMJEN, diikuti Oleh A.K.B.P Wayan Wira. Lalu mereka tertawa sejenak."Ayo Kita duduk dulu...!"Kata Bapak KOMJEN Nuarsa."Mari…!,Silahkan duduk...!,Komandan Wira…, Kolonel Suta…,dan lainnya...!" Kata IPTU Artha tersenyum sambil melapangkan telapak tangannya sebentar mempersilakan .Dan Mereka pun menuruti perintah Atasan Yang berada disitu mengambil posisi tempat duduk di meja melingkar."Begini IPTU Artha…,Kedatangan Kami kemari mau menanyakan perihal Kasus Penculikan terhadap anak dibawah umur yang bernama Dhani Susena…,Dan mengenai Mobil tersangka penculikan yang mengalami Lakalantas diwilayah Daerah Singaraja menuju kearah Pelabuhan Gilimanuk...?"Kata A.K.B.P I Wayan Wira megawali pembicaraan."Sedangkan Mungkin Karena suatu kendala waktu…, Kami tadi berempat menuju kerumah Korban. Tapi hanya mendapatkan Informasi dari potongan Surat kabar yang memang disi

Bab terbaru

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Hari Penghakiman

    Raden Sitija (Bhoma) Memenuhi Undangan Keempat Mahasenapati Jagad diatas Langit Tengguru (Alang-alang Kumitir/Galaksi Antariksa).Kedatangannya Setelah Ribuan Tahun Berlalu Disambut oleh Keempat Adik Sepupunya. Mahasenapati Wisanggeni, Mahasenapati Wisangkantha, Mahasenapati Antasena dan Mahasenapati Arya Srenggini. "Sugeng Rawuh(Bahasa jawa:Selamat datang)…,Kakang Sitija…!"Sambut Raden Wisangkhanta tersenyum Kearah Kakak Sepupunya dengan menundukkan kepala dan menyatukan kedua telapak tangannya.Sedangkan Raden Wisanggeni, Raden Antasena, Raden Arya Srenggini hanya Menundukkan kepala seraya tersenyum ramah kearah Kakak sepupunya."Matur sembah Nuwun(Bahasa Jawa:Terima kasih banyak)…,Adi Wisangkhanta…,Adi Wisanggeni…,Adi Antasena…,Dan Adi Srenggini…"jawab Raden Sitija seraya membalas Hormat salah Satu Adik sepupunya.

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Mahasenapati Wesi Aji.

    Sosok Terbang melesat dengan Kecepatan Tinggi Melewati Lubang Hitam Lautan kosmik Antariksa. Sosok berpakaian sama seperti Sashikirana,Arya kaca dan Madusegara. tiba -tiba Sosok itu Berhenti dengan terbang mengambang Di depan Sebuah Kepala Raksasa tanpa badan Berukuran sebesar Planet."WESI AJI…!,MAHASENAPATIKU…!!"Seru Kepala Raksasa yang dapat melihat Sosok yang dipanggil Wesi Aji walaupun Tubuh Wesi aji hanya seperti butiran debu.Wesi Aji Membuka Topeng Baja nya. Wajah tampan Wesi aji Tersenyum. Wesi Aji Adalah Sosok Pemuda Tampan tapi Berambut panjang berwarna Putih. Wesi Aji Segera Menyatukan kedua Telapak tangan nya seraya menundukkan kepala kearah Kepala Raksasa."Sendiko dawuh…,Sinuwun Rahu…!dan Sendiko dawuh Sinuwun Ketu…!"jawab Wesi Aji.Tak Berselang Lama Kepala Raksasa itu Dipegang Oleh Dua tangan. Muncul dari Belakang Kepala itu Tubuh Raksasa Yang Sangat Besar. Melebihi Besar nya Kepala Raksasa di depan

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Sesuatu Untuk Dunia

    KOMBESPOL Wira dan Lainnya Berkumpul Di Ruangan Khusus Dilengkapi Peta Dunia dan Sinar Merah Berpendar. KOMBESPOL Wira yang Memimpin Pertemuan Di depan Anggota Liga Perwira dan Ksatria Republik. Kemudian Ia Mempersilakan Seluruh Anggotanya Membuka Laptop yang berada Didepan Meja Masing -masing."Selamat Pagi…!,Semuanya…!"Kata KOMBESPOL Wira Mengawali Pembicaraan kepada Seluruh Wakil dan Anggotanya."SELAMAT PAGI…!,PAK…!"Seru Seluruh Anggota Seraya Berdiri Sebentar.Kemudian KOMBESPOL Wira Mempersilakan Mereka Untuk Duduk kembali."Sa'at Ini Saya Ingin menyampaikan Kepada Segenap Jajaran Di Setiap Divisi. Tentang Pengiriman Bantuan Menjaga Seluruh Keselamatan Agent Rahasia Dunia. Yang Menjalani Misi Mencari Para Psychopath Berbahaya yang Mengancam Anak-anak Kita terutama Anak Remaja Perempuan Kita…!,Bapak Pimpinan,Lettu Dyah, Sashikirana, Suryakaca,Madusegara,Bhoma beserta Para Atasan sedang menuju Kearah Lyon,Prancis Gun

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Bhoma (Sitija)Dan Yadnyawati. Bag IV

    Raden Sitija Menemani Sang Istri kearah Kaputren Kayangan Ekapratala."Sebetulnya Kanda Aku Merasa Kasihan Dengan Ibundanya Hita,Tapi Disatu Sisi Walaupun Aku Hanya Bisa Meluangkan Waktuku Bersama Hita Dan Kanda DiWaktu senja sampai menjelang Pagi Buta…,Tapi Naluriku Sebagai Seorang Ibu Aku Tidak Mau Kehilangan Putriku…,Walaupun Hita Bukan Putri kandungku,Tapi Aku dan Kanda Menyayangi Hita Seperti Darah Daging Kita Sendiri,…kan?,Kanda…?,Iya kan…?"Kata Sang Istri Dewi Yadnyawati sambil Bersandar Di Bahu Raden Sitija. Raden Sitija Tersenyum mengangguk Sambil Mengelus -elus Rambut Sang Istri."Aku Tahu Sejarahnya,Kenapa Hita Putri Kita Mereka Cari…,Tapi Siapapun Yang Mau Mengganggu bahkan Melukai Putri Kita dan Anak-anak Kita…,Mereka Harus Berhadapan Denganku Sebagai Pemimpin Para Laskar Dewa Milik Keturunan Aditya…,Sebagai Mahasenapati Bhumi Milik Batara Surya dan Batara Baruna,Kalau Perlu Aku Habisi Mereka…

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Bhoma (Sitija)dan Yadnyawati. Bag III

    Enam Sosok Bayangan Berwarna Hitam Terbang Menuju Ke Utara Gunung Himalaya, Hindia Di tengah Malam. Enam Sosok Berpakaian Jaket Hoodie Behenti Kearah Sebuah Hutan. Mereka Menyatukan Kedua Telapak Tangan.Tiba -tiba Ada Pintu Gerbang Terbentang Lewat Sebuah Pohon Besar Raksasa. Mereka Berenam Terbang Melesat Masuk Kekedalaman Tanah. Hampir 2000.000Kaki dari kedalaman Tanah Terdapat Sebuah Istana. Di Setiap Pintu Gerbang Dijaga Oleh Para Raksasa yang Bernama Yaksa. Tampak Seorang Lelaki Tua dengan Rambut Panjang Tergerai, Rambut,Alis, Kumis dan jenggotnya yang berwarna Putih. Berpakaian Laksana Seorang Raja dari Masa Lalu.Dengan Memakai Mahkota Kerajaan. Meski Seorang Lelaki Tua tapi Berperawakan Gagah dengan Tubuh Berotot.Dialah Batara Ekawarna yang tersenyum Menyambut Keenam tamunya. Ditemani Tiga Wanita Cantik Dua Diantaranya Terlihat Seperti Berusia Belia.Sedangkan Salahsatunya Terlihat Berusia Empat Puluhan tahun.Ketiga Wa

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Liga Perwira Dan Ksatria. Bag V

    Di dalam Ruangan Yang terdapat Banyak Monitor Led tersambung. terdapat Peta Dunia dan Banyak Cahaya merah Berpendar. Hita Padmarani putri Bhoma, Bhoma, Brigjend Suta,KOMBESPOL Wira, Lettu Dyah danlainnya.Menyampaikan Penjelasannya ke Beberapa Dewan Perwira Tinggi Militer dan Kepolisian Negara. Tentang Siapa Saja Anggota yang Akan Mereka Recruit. Menjadi Agent Perisai yang Juga Bertindak sebagai Agent Executor di Liga Perwira dan Ksatria Republik. Setelah melakukan penghormatan kepada Para Perwira Tinggi Pimpinan Liga Perwira dan Ksatria Republik segera Menyampaikan Maksudnya."Fungsi dari Agent Perisai adalah sebagai Pelindung dan Penyelamat Agent Spionase atau Pencari Bukti di Lapangan. Setiap Satu Agent Pencari Bukti dari Berbagai Wilayah dalam Ataupun Luar NegaraDi Dunia.Di Peta Ini Ada Cahaya merah berpendar di seluruh bagian Dunia…Pak,Bahaya Mengancam Istri, anak Perempuan dan Semua Keturunan Kita diluar sana…!,Pak…!"Jelas

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Liga Perwira Dan Ksatria. BAG IV

    Brigjend Suta dan Kapten Catur Menuju kearah Kantornya. Tampak Ada Empat Orang Asing Berpakaian setelan Jas Hitam Menunggu di depan. Mereka Tersenyum Kearah Brigjend Suta dan Kapten Catur, Brigjend Suta dan Kapten Catur menghentikan Langkahnya Sebentar,seraya Menghormat Laksana Militer. Mereka Semua Membalas Hormat Brigjend Suta dan Kapten Catur.Seorang Diantara Mereka Lelaki berambut Pirang berusia Paruh Baya. Dan Seorang Perempuan Cantik yang tak lain Adalah Kapten Ivana."Dobroye Utro General Alexei…,Kak vy Ser…?(Selamat Pagi Pak Jendral Alexei)(dalam bahasa Russia)"Sapa Brigjend Suta kearah Lelaki Paruh baya yang ternyata adalah Jendral Alexei. sambil Meminta menjabat tangannya."Dobroye utro tozhe Brigadnyy General Suta(Selamat pagi Brigjend Suta)…Korosho,Spasibo …(Baik, terimakasih)"Jawab Jendral Alexei sambil tersenyum kearah Brigjend Suta.Jendral Alexei pun Membalas jabat tangan Brigjend Suta. Lalu Mereka saling Berpelukan dan Me

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Evolusi Alam Manusia

    Brigjend Suta,KOMBESPOL Wayan Wira, Kapten Catur, A.K.P Artha dan Lainnya menuju ke suatu tempat yang masih Di kawasan Kantor Mereka. Tempat Itu seperti sebuah Laboratorium Penelitian Artillery. Tampak Seorang Lelaki Muda berpakaian Dokter menyapa Mereka.Dengan Mengajak Mereka Bersalaman seraya Mengembangkan Senyuman Diwajahnya.Para Perwira pun Membalas senyuman Sang Lelaki lalu membalas Jabat tangannya."Selamat Pagi, Bapak…?!,Apa Kabar…?" Tanya Sang Lelaki Muda kearah Para Perwira didepannya."Selamat Pagi Dokter …Erik,Baik…,Kabar Baik…,Terima kasih…!"jawab Brigjend Suta sambil Tersenyum Kearah Lelaki Yang dipanggil Dokter Erik."Silahkan Masuk …Pak…" Tukas Dokter Erik sambil Membuka Sebuah Pintu dengan tangan Kirinya Sambil Melapangkan tangan kanannya.Lalu Mereka Melewati Sebuah tempat Khusus yang Diwajibkan memakai Penutup Telinga dan Kacamata Khusus. Kemudian Mereka mengikuti Dokter Erik melewati Tempat Pengujian Se

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Meraba Sukma dalam Heningnya Angin

    Kapten Deny Masih Bingung dengan kejadian Pagi tadi. Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara dan Amisundha yang Masih Berada dalam Satu Ruangan Menatap Keheranan Dengan Sikap Sang Atasan."Ada Apa Gerangan Pak…?,Apakah Ada yang Bisa Kami Bantu Mungkin…?"Tanya Anchakagra tersenyum kearah Kapten Deny."Begini Saudara Semuanya.Apakah Saudara Sepupu Anda mempunyai Saudara Kembar…?Maksud Saya Saudara Pancatyana…?"Tanya Kapten Deny kearah Mereka Berempat."Maksudnya…,Pak?"tanya Anchakagra kembali. Tapi Anchakagra Tersenyum kembali Karena Dia Mengingat Sesuatu."Ohh …,Masalah Kemarin Malam…?"Tanya Yayahgriwa tersenyum."Iya…,Saya Tadi Menelpon Anak buah Saya,Yang Sekarang Berada Di Hotel Dimana Sepupu Anda Juga Berada Disana.Tapi Ada Hal Yang Sangat Membuat Nalar Saya Ini Seperti Bilang Bahwa Itu Sangat Mustahil. Bagaimana Bisa Seorang Yang sama Muncul di tempat yang Berbeda…?,Setahu Saya Hanya Orang Kembar yang bisa Melakukan hal Semacam Itu…?"Tan

DMCA.com Protection Status