Share

Shh, Diam!

Anira langsung menepis tangan Reksa gugup. Suara Deril itu menyadarkannya. “Berhenti usap-usap! Gue bukan kucing!”

Berbanding terbalik dengan kepankan Anira, Reksa malah menatap Deril dengan wajah tenang. “Aku pergi dulu kalau gitu,” ujarnya pada Anira.

Anira buru-buru mencegah. “Sebentar dulu. Lo ingat kan yang gue bilang tadi? Nggak usah perpanjang lagi masalahnya kalau memang dia udah kapok.”

“Kamu itu terlalu cepat lunak! Nggak lihat, dia tadi coba kabur? Apa ada itikad kalau dia menyesali perbuatannya?”

“Ril, udahlah.” Anira menoleh ke Deril. “Toh, gue juga nggak kenapa-kenapa akhirnya.”

Deril hendak mendebat Anira, mengajarkannya untuk jangan terlalu mudah luluh dan kasihan, tapi Reksa sudah menariknya pergi dari sana.

“Tenang saja, aku tahu apa yang harus dilakukan.”

Anira menatap dua pria itu dengan pandangan panik. Ia tahu keduanya protektif, dan itu membuatnya semakin cemas.

“Tenang saja, mereka akan membereskan semuanya.”

Anira menoleh ke Zeva. “Bagaimana kalau kita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status