Clarissa terjatuh tak sadarkan diri di kantin, membuat anak-anak yang tengah makan atau mengantri makan menjadi kaget. Axcel kebetulan memang sedang melihat kearah Clarissa sehingga dia tau gadis itu pingsan. Axcel dengan malas langsung bangkit dari tempat duduknya dan pergi menuju tempat Clarissa yang tengah tergeletak di lantai.
"Dih, ini anak malah pingsan, ngrepotin aja!" gerutu Axcel kesal, lalu dia mengangkat tubuh Clarissa untuk membawanya ke UKS.
Semua murid memandang kearah Axcel saat dirinya menggendong Clarissa ala bridal style dan melangkah pergi menuju UKS. Banyak siswi yang berteriak histeris karena merasa iri hati, tidak bisa dipungkiri bahwa Axcel adalah salah satu pentolan sekolah. Dia tampan, kaya, gaul dan gayanya yang cool serta tak tersentuh membuat para siswi mengidolakannya. Dia juga terkenal sebagai pria yang setia, karena berdasarkan track record Axcel hanya pernah berpacaran satu kali dengan mantan kekasihnya yang bernama Indira.
Itulah yang menyebabkan dia semakin banyak digandrungi para gadis, apalagi saat mendengar kabar bahwa Axcel telah putus hubungan dengan Indira dan mantan kekasihnya itu kini pindah ke luar negeri. Para siswi semakin bersemangat untuk mendekati lelaki tampan yang tengah dalam masa jomblo itu. Walau mereka berteriak histeris saat Axcel menggendong Clarissa, tapi Axcel sama sekali tidak memperdulikan hal itu.
Sesampainya di UKS , Axcel langsung membaringkan tubuh lemah Clarissa di ranjang. Dia memanggil petugas UKS sekolahnya yang kebetulan seorang dokter yang khusus bekerja di sekolah ini, karena sekolah mereka terbilang elite. Pihak sekolah memiliki dokter pribadi yang bertugas di UKS atau ikut dalam kegiatan sekolah yang sekiranya akan banyak anak tumbang. Sang dokter UKS memeriksanya, dia langsung bisa menyimpulkan alasan mengapa Clarissa bisa sampai pingsan.
"Dia pingsan karena kelaparan, sepertinya sedari tadi pagi perutnya belum terisi apapun," ujar sang dokter pada Axcel yang menunggu Clarissa diperiksa.
"Dasar gadis bodoh merepotkan!" desis Axcel sinis.
“Terimakasih dok, maaf merepotkan,” ujar Axcel sopan.
“Tidak masalah, itu sudah menjadi kewajiban saya. Oh iya, usahakan saat temanmu bangun nanti berikan dia makanan dan minuman yah.” Sang dokter memberikan nasehat lalu dia kembali ke meja kerjanya.
Kini tinggal Axcel dan Clarissa di sana, dia menatap Clarissa yang masih terbaring lemas di ranjang UKS sambil memejamkan matanya. Ada sedikit rasa iba di dalam hati Axcel saat melihat gadis itu terbaring lemah tidak berdaya, tapi kemudian dia menepisnya setelah mengingat dendam serta amarahnya pada Clarissa. Perlahan Clarissa mulai sadar dan membuka matanya, nampak dia memegangi kepalanya dengan satu tangan.
"Aku dimana?" Clarissa merasa bingung saat mengetahui dirinya terbangun di ruangan yang asing baginya.
"Lo ada di UKS, tadi lo pingsan di kantin. Dasar, nyusahin aja sih jadi orang." Bukannya ditanyai keadaan atau apa yang Clarissa rasakan saat gadis itu baru sadar dari pingsannya, tapi Axcel malah memarahinya.
"Gara-gara lo, gue jadi menyia-nyiakan makan siang gue, dan sekarang gue laper!" ujar Axcel kesal.
"Maaf, Kak," lirih Clarissa lemas.
"Lo juga udah nyusahin gue tau gak, gue berat banget gendong badan lo yang kaya babi ini dari kantin sampai ke sini, tangan gue kaya mau patah rasanya!" ujar Axcel melebih-lebihkan, padahal badan Clarissa kecil dan ringan. Dia tidak merasa berat saat menggendongnya tadi, hanya saja sisi kekanakan dan menyebalkan Axcel sedang kumat saja.
"Kakak yang lemah kali, bukan badan aku yang berat." celetuk Clarissa tanpa sadar.
"APA LO BILANG? Lo mulai berani sama gue!" Axcel mencengkeram lengan Clarissa membuat sang empu meringis kesakitan, padahal tangan Clarissa memang sudah sakit karena tersiram kuah bakso tadi. Tapi Axcel tetap menarik tubuh Clarissa untuk bangun dan mengikutinya.
"Ampun Kak, maaf," cicit Clarissa sambil mengaduh minta dilepaskan.
Axcel melepaskan cengkramannya lalu berjalan ke bangku UKS, dia tidak mempedulikan Clarissa yang kesulitan berjalan karena masih sangat lemas. Kemudian dia berhenti di sebuah bangku tak jauh dari ranjang Clarissa, Axcel melepaskan cengkramannya ditangan Clarissa.
"Lo tetep disini, tadi gue udah ijin sama guru bilang kalau lo pingsan. Nanti gue bawain makanan kesini," ujar Axcel membuat Clarissa bengong.
Ternyata si devil ini masih punya hati dan sisi baik juga. Batin Clarissa.
"Lo sih jadi orang nyusahin mulu, udah bego, ceroboh, ngerepotin orang pula!" gerutu Axcel sebal sebelum benar-benar keluar.
Ternyata Axcel pergi ke kantin untuk membelikan makanan untuk dirinya sendiri dan juga untuk Clarissa. Terpaksa Axcel yang menemani Clarissa sampai jam pulang, karena dari jam istirahat sampai jam pulang hanya tinggal dua jam saja.
"Lo pulang naik apa?" tanya Axcel
"Emm, gak tau nih, Kak. Biasanya aku naik ojek atau angkot," jawab Clarissa.
"Ya udah gue anterin lo pulang, takutnya lo pingsan lagi di jalan dan nyusahin orang lain." Axcel menawarkan diri tapi nadanya memang terdengar seperti nada ejekan. Tapi Clarissa tahu kalau Axcel sebenarnya baik, mungkin dia hanya dendam saja pada kesalahan Clarissa sehingga memperlakukan dirinya begitu. Awalnya Clarissa ingin menolaknya namun pada akhirnya dia menyetujui saja, takut devil mengamuk lagi.
Akhirnya Clarissa benar-benar pulang diantarkan oleh Axcel dengan mobilnya, mereka bergegas pulang setelah bel pulang berbunyi. Sepanjang jalan hanya ada kesunyian saja membuat Clarissa merasa tidak nyaman, hingga akhirnya mereka sampai di depan gerbang rumah Clarissa.
"Kak Axcel, makasih banyak udah bantuin aku, maaf kalo aku ngrepotin Kakak," ujar Clarissa sebelum turun.
"Emang lo ngrepotin. Awas aja besok, gue bakal bales lo karena udah nyusahin gue!" jawab Axcel sinis.
Clarissa mengela napasnya mencoba untuk menahan uneg-unegnya agar tidak meledak. Padahal kan dia bisa jadi begini karena ulah Axcel juga, tapi seniornya itu malah menyalahkan oranglain. Akhirnya Clarissa memutuskan untuk langsung turun dari mobil Axcel agar tidak tambah emosi.
Sesampainya di rumah ternyata kakak dari Clarissa yang bernama Angel sudah pulang lebih dulu. Dia tengah duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Angel tadi sempat mengintip saat ada suara mobil di depan gerbang rumahnya, dia melihat adiknya turun dari sebuah mobil mewah.
"Dianterin sama siapa tadi kamu?" tanya Angel tiba-tiba saat Clarissa baru saja masuk dari pintu
"Mm…, itu, Kak, temen," jawab Clarissa gugup, dia langsung bergegas naik ke kamarnya.
Kak Axcel
Besok lo harus dateng pagi-pagi ke rumah gue, nanti gue kasih tau alamatnya. Lo juga harus bantuin bawa barang-barang gue nanti ke sekolah. Awas kalo telat!
Clarissa menghela nafasnya menahan kesal saat membuka ponselnya lalu membaca pesan yang seniornya itu kirim. Cara bicaranya selalu saja seenaknya dan penuh perintah. Akhirnya Clarissa hanya mengiyakan, dia kemudian mengambil buku pelajarannya untuk belajar dari pada sibuk emosi pada Axcel.
Kak Axcel
Temuin gue di Kafe Banana, cepetan! Awas kalo lama.
Clarissa menggerutu atas sikap Axcel yang semena-mena, tapi tetap saja dia memang sudah terikat perjanjian dengan lelaki itu, jadi Clarissa tidak bisa protes dan hanya bisa bersabar dalam menghadapinya. Dia melirik jam dinding yang berada di kamarnya, ternyata sudah jam setengah sembilan malam. Di rumahnya ada sebuah aturan yang dibuat oleh orangtuanya, yaitu tentang jam malam. Clarissa dan Angel tidak boleh pulang malam di atas jam sembilan malam.
“Duh, keburu gak yah.” Akhirnya Clarissa memberanikan diri keluar rumah menemui Axcel, dia berfikir setelah sampai di sana nanti dia harus menyelesaikan urusannya dengan cepat dan pulang ke rumah.
Sesampainya di Kafe tempat Axcel berada, dia langsung memasuki Kafe itu dan mencari keberadaan dari seniornya. Tak butuh waktu lama, Clarissa sudah berhasil menemukan keberadaan Axcel yang tengah duduk dengan memakai kaos hitam dengan celana jeans. Clarissa pun bergegas menghampirinya.
"Kak, kenapa kok nyuruh aku dateng?" tanya Clarissa
"Ambilin jaket gue di mobil, gue gak mau sakit karena keluar Kafe terus kedinginan," titah Axcel datar.
Tentu saja hal itu membuat Clarissa melongo tak percaya, jadi dia malam-malam disuruh datang ke Kafe dan bertaruh dengan hidupnya karena kemungkinan melanggar aturan rumah, hanya untuk mengambilkan jaket Axcel di mobil? Segabut itukah seorang Axcel Aditama Riguela. Apa dia tidak punya kaki sendiri, ataukah tubuhnya seringkih itu sampai tidak mau kedinginan barang sebentar saja. Ah, pasti dia sengaja mengerjai Clarissa, namun pada akhirnya dia tetap mengambil kan saja jaket milik Axcel. Dia kemudian menyerahkannya pada pemiliknya.
"Terus apalagi, Kak?" tanya Clarissa
"Udah itu aja, gue mau pulang, lo juga boleh pulang. Tapi jangan harap gue bakal anterin lo!" jawab Axcel sinis, dia berlalu pergi meninggalkan Clarissa yang tengah mengelus dada menahan kesal.
Menyebalkan sekali dia, jadi aku disuruh kesini malam-malam cuma buat ambilin jaket dia di mobil doang, habis itu disuruh pulang lagi? Dasar DEVIL gak punya hati! Batin Clarissa merutuki perbuatan Axcel.
Clarissa segera memesan ojek online, dia berharap masih keburu sampai di rumah sebelum jam sembilan. Sesampainya di rumah Clarissa dikejutkan dengan kehadiran mama, papa dan kakaknya yang sudah menunggunya di ruang tamu.
"Dari mana kamu Clarissa?" tanya papanya dingin
"Emm itu, anu, Clarissa habis nemuin temen, Pah." Clarissa gugup menjawab pertanyaan dari papanya dengan gugup karena dia sadar telah melakukan kesalahan dengan melanggar jam malam.
"Ada urusan apa kalian bertemu, hingga kamu harus keluar malam-malam begini? Tidak ijin dulu lagi sama Papa." Nampak papa Clarissa marah padanya karena tadi dia pergi diam-diam tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada orangtuanya. Clarissa akui dia yang salah disini, tapi mau bagaimana lagi dia juga saat itu sangat terdesak sampai tidak bisa berfikir jernih.
"Maafin Clarissa, Pah." Clarissa hanya bisa menunduk meminta maaf sambil menyesali perbuatannya.
"Kamu kan tau di rumah kita Papa memberlakukan jam malam pada kita berdua untuk tidak keluar rumah. Kecuali masalah kamu sangat penting, tapi itu juga harus ijin dulu sama Papa." Angel ikut menasehati adiknya.
"Maaf Kak, aku salah karena keluar malam dan tidak minta ijin terlebih dulu. Aku janji gak akan ulangin lagi." Pinta Clarissa memohon.
"Oke, kali ini kamu Papah maafkan. Tapi kalau sampai diulangi lagi, Papah pastikan akan menghukum kamu dengan berat!" ujar papanya membuat Clarissa merasa lega.
"Pah, gak bisa gitu dong. Kalo Angel yang salah aja langsung dihukum, tapi kok dia enggak?" protes Angel merasa tidak terima, karena dia merasa ini tidak adil. Perlakuan mama dan papanya tidak adil padanya dan adiknya, kalau Angel yang berbuat salah pasti akan langsung mendapatkan hukuman. Tapi lihat, saat Clarissa salah dia sama sekali tidak dihukum seperti Angel.
"Angel, kamu kan Kakak. Jadi kamu harus bisa lebih baik dari adikmu untuk memberikan contoh, makanya Papa keras padamu, Sayang," ujar papahnya.
Angel hanya mendengus dan berlalu pergi ke kamarnya, dia kesal setengah mati dengan perlakuan orangtuanya yang dia rasa sangat pilih kasih.
Pagi ini Clarissa terbangun dari tidurnya, dia memang sudah terbiasa untuk bangun lebih pagi. Clarissa langsung bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, tapi sesuai dengan janjinya pada Axcel dia harus menjemput lelaki itu kerumahnya.Kak AxcelJangan lupa, jemput tepat waktu!Clarissa.Kak, jangan lupa kirim alamat rumahnya.Kak AxcelJln. KH Mas Mansyur, karet tengsin, Jakarta Pusat.Clarissa yang rumahnya berada di Jakarta barat harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh tentu saja. Untuk menghindari macet, dia sengaja minta ijin berangkat lebih pagi pada orangtuanya. Tidak lupa Clarissa sarapan roti dengan selai karena makanan untuk sarapan belum siap. Tapi itu sudah cukup untuk sekedar mengganjal perutnya, karena dia tidak mau kalau sampai kejadian seperti waktu kemarin terulang kembali.“Kamu kok dari kemarin berangkatnya pa
Axcel terus menarik Clarissa ke luar dari Mall menuju ke parkiran, setelah sampai di parkiran dia menyuruh Clarissa masuk ke dalam mobilnya dan menaruh belanjaan mereka di kursi belakang."Kita makan malem dulu," ujar Axcel sambil menjalankan mobilnya ke sebuah restoran langganannya.Sesampainya di sana Axcel mengajak Clarissa masuk, mereka kemudian duduk di kursi yang kosong, Axcel bahkan mengijinkan Clarissa memilih makanan yang Clarissa inginkan dan Axcel yang akan membayarnya.Karena tidak ingin terlalu merepotkan, Clarissa akhirnya memesan makanan yang paling murah di sana. Hal itu membuat Axcel mengernyitkan alisnya, biasanya perempuan suka sesuatu yang mahal dan mewah. Indira saja kalau setiap makan selalu pesan yang mahal-mahal, Axcel pikir semua perempuan seperti itu.Saat sedang makan, sedari tadi Clarissa nampak gelisah sambil berulang kali melirik jam tangannya. Karena ini sudah semakin larut, tadi Clarissa berbohong pada orangtuanya dengan me
Cukup lama Clarissa menangis dipelukan Axcel, dengan sabar Axcel menenangkan dan menepuk-nepuk punggung Clarissa supaya gadis itu tenang. Clarissa akhirnya sadar bahwa ternyata sejak tadi dia memeluk dan menangis dipelukan devil yang selama ini membuatnya kesulitan. Clarissa langsung melepaskan pelukannya dan segera menyeka air matanya dengan tangan."Kak, m-maafkan aku. Tadi aku refleks memeluk Kakak karena aku sedang ketakutan," ujar Clarissa saat dirinya sudah mulai tenang.Clarissa merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya sejak tadi dia tidak sadar telah memeluk erat lelaki itu bahkan menangis sesenggukan dipelukannya. Apakah seniornya ini akan marah padanya? Atau justru Axcel akan menganggapnya kegatelan karena sudah berani memeluknya."Ya sudah, ayo pulang. Gue anterin lo balik, tadi gue udah bilang sama Ares dan Lala kalau lo gak bisa jalan sama mereka," ujar Axcel datar membuat Clarissa mengela nafasnya sedikit lega karena ternyata Axcel tidak marah karena
Pagi ini sebelum masuk kelas, Lala dan Clarissa mengobrol didekat lapangan. Sudah cukup jarang dia dan teman-teman gengnya tidak berkumpul bersama dan menghabiskan waktu seperti dulu. Selain karena mereka tidak satu kelas, tapi mereka juga punya kesibukan yang berbeda-beda. Clarissa sibuk menjadi pesuruh Axcel dari awal masuk sekolah, sementara Ares sibuk mendekati Anna karena menjalankan taruhan atau dare yang sudah disepakati saat bermain TOD di Kafe. Sedangkan Lala dan Chris juga cukup sibuk dengan teman-teman baru mereka.“Udah lama kita gak nongkrong bareng nih, gimana kalau siang ini sepulang sekolah kita nonton bioskop bareng? Kebetulan ada film baru yang bagus nih, Ares sama Chris juga siap katanya!” ajak Lala antusias.“Boleh deh, aku ikut juga. Kangen banget kumpul-kumpul kaya dulu!” pekik Clarissa senang.“Iya lah, lagian lo sibuk mulu sama Kak Axcel. Dan Ares sibuk sama Anna, tersisa gue sama Chris doan
Clarissa POVNanti malam ulangtahun Kak Axcel, tapi aku bingung harus memberinya kado apa. Akhirnya aku mengajak Lala pergi mencari kado ulangtahun untuk kak Axcel. Selama ini aku hanya pernah memberikan kado pada lelaki yaitu papaku dan kedua sahabatku yaitu Ares dan Chris.“Duh, bingung nih mau kasih kado apa. Aku gak tau selera kak Axcel, apalagi kamu tau sendiri kan, La. Kak Axcel aja selalu pakai barang-barang yang mahal banget. Aku uangnya gak cukuplah buat beliin yang mahal gitu,” keluhku pada Lala.“Udah lah, Rissa, cari yang biasa aja. Kado itu kan gak di ihat dari harganya, asalkan niat ngasihnya tulus pasti dia udah seneng kok.” Lala memberikan saran dan nasehatnya pada Clarissa.“Hmm, iya juga yah. Atau aku belikan jaket sama topi aja?” tanya Clarissa meminta pendapat dari sahabatnya itu“Boleh, kita cari-cari yang bagus tapi harganya terjangkau yuk!”Akhir
Pagi ini Clarissa berangkat sekolah seperti biasa, dia dijemput oleh Axcel. Memang sudah satu minggu lebih semenjak pesta ulangtahun Axcel waktu itu, membuat hubungan mereka menjadi lebih dekat satu sama lain.“Selamat pagi, Rissa, bagaimana tidurmu semalam?” tanya Axcel sambil membukakan pintu mobilnya untuk Clarissa“Baik, Kak. Tidurku nyenyak,” jawab Clarissa gugup lalu bergegas masuk kedalam mobil.Axcel melajukan mobilnya menuju ke sekolah mereka, disepanjang jalan dia memutar lagu-lagu yang romantis membuat suasana menjadi canggung. Clarissa semakin jatuh lebih dalam pada pesona seorang Axcel karena kelembutan dan kebaikannya."Clarissa, nanti istirahat kita makan bareng kaya biasa yah. Cuma kamu langsung ke kantin aja dulu, aku gak bisa jemput kamu ke kelas," pinta Axcel.“Iya, Kak.”Memang selama ini Axcel selalu menghampiri Clarissa di kelasnya ketika istirahat, walau hanya sekedar mengajakn
Hari ini sudah lebih dari seminggu sejak Axcel dan Clarissa resmi berpacaran, mereka semakin tampak mesra bersama, kemanapun selalu bersama bagaikan sepasang sepatu. Axcel selalu memberikan hal-hal romantis seperti dicerita novel yang dibaca Clarissa. Membuat perempuan itu merasa menjadi perempuan yang sangat beruntung di dunia.Saat ini Axcel dan Clarissa sedang berada di Kafe yang biasa mereka kunjungi. Axcel selalu nampak menawan mau apapun yang di pakainya, bahkan walau saat ini dia hanya mengenakan kaos berwarna hitam bergambar tengkorak dibalut hodie berwarna navy dan celana jeans. Namun tetap saja dia terlihat mencolok karena wajah tampannya."Sayang, kamu yakin mau nongkrong sama temen-temen kamu? Kan kamu sebentar lagi mau ujian, mending belajar aja yah." Clarissa mencoba membujuk Axcel dengan lembut dan penuh cinta, dia hanya tidak mau kalau sampai Axcel tidak mempersiapkan ujian dengan baik. Seperti kata pepatah kalau kita mengingatkan itu tandanya kita pedu
Clarissa telah sampai di rumah Axcel, dia langsung bergegas masuk ke dalam karena tadi Axcel berpesan untuk langsung masuk saja. Clarissa terkejut melihat rumah Axcel yang sangat besar menurutnya, memang sih dia anak tunggal dari pengusaha kaya. Pantas saja jika selama ini apa yang Axcel kenakan selalu mewah-mewah dan harganya bisa membuat gigit jari. Kebetulan tadi Axcel sudah berpesan pada satpam untuk mempersilahkan Clarissa masuk."Sayang, aku laper! Aku mau belajar tapi sambil disuapin makan sama kamu," rengek Axcel dengan manja pada Clarissa.Clarissa mulai terbiasa dengan sikap Axcel yang entah sejak kapan terkadang berubah menjadi manja padanya, tapi Clarissa senang dengan hal itu. Clarissa segera pergi ke dapur rumah Axcel untuk mengambilkan makanan serta cemilan untuk teman belajar kekasihnya itu. Setelah itu dia kembali keruang keluarga tempat Axcel berada, Clarissa membuka sebuah kripik dan menyuapi Axcel dengan telaten."Ayo, buka mulutnya," pinta C