Hari ini sudah lebih dari seminggu sejak Axcel dan Clarissa resmi berpacaran, mereka semakin tampak mesra bersama, kemanapun selalu bersama bagaikan sepasang sepatu. Axcel selalu memberikan hal-hal romantis seperti dicerita novel yang dibaca Clarissa. Membuat perempuan itu merasa menjadi perempuan yang sangat beruntung di dunia.
Saat ini Axcel dan Clarissa sedang berada di Kafe yang biasa mereka kunjungi. Axcel selalu nampak menawan mau apapun yang di pakainya, bahkan walau saat ini dia hanya mengenakan kaos berwarna hitam bergambar tengkorak dibalut hodie berwarna navy dan celana jeans. Namun tetap saja dia terlihat mencolok karena wajah tampannya.
"Sayang, kamu yakin mau nongkrong sama temen-temen kamu? Kan kamu sebentar lagi mau ujian, mending belajar aja yah." Clarissa mencoba membujuk Axcel dengan lembut dan penuh cinta, dia hanya tidak mau kalau sampai Axcel tidak mempersiapkan ujian dengan baik. Seperti kata pepatah kalau kita mengingatkan itu tandanya kita pedu
Clarissa telah sampai di rumah Axcel, dia langsung bergegas masuk ke dalam karena tadi Axcel berpesan untuk langsung masuk saja. Clarissa terkejut melihat rumah Axcel yang sangat besar menurutnya, memang sih dia anak tunggal dari pengusaha kaya. Pantas saja jika selama ini apa yang Axcel kenakan selalu mewah-mewah dan harganya bisa membuat gigit jari. Kebetulan tadi Axcel sudah berpesan pada satpam untuk mempersilahkan Clarissa masuk."Sayang, aku laper! Aku mau belajar tapi sambil disuapin makan sama kamu," rengek Axcel dengan manja pada Clarissa.Clarissa mulai terbiasa dengan sikap Axcel yang entah sejak kapan terkadang berubah menjadi manja padanya, tapi Clarissa senang dengan hal itu. Clarissa segera pergi ke dapur rumah Axcel untuk mengambilkan makanan serta cemilan untuk teman belajar kekasihnya itu. Setelah itu dia kembali keruang keluarga tempat Axcel berada, Clarissa membuka sebuah kripik dan menyuapi Axcel dengan telaten."Ayo, buka mulutnya," pinta C
Pagi ini Clarissa bangun lebih awal untuk membuat kue untuk Axcel, niatnya dia ingin memberikan kejutan pada Axcel untuk merayakan hari ke-7 bulan pacaran mereka. Clarissa juga memasak ayam rica-rica kesukaan Axcel, Clarissa berharap Axcel akan suka dengan kejutannya. Clarissa bahkan merias dirinya lebih baik dari hari-hari biasa. Setelah mengemas kue dan ayam nya, Clarissa langsung mandi lagi serta berdandan dan mengenakan gaun cantik berwarna ungu yang baru dibelinya kemarin.Dia bergegas pergi menaiki taksi menuju ke rumah Axcel, dia ingin mengejutkan Axcel dengan datang lebih awal. Sebenarnya mereka sudah membuat janji temu di rumah Axcel jam 15:00 WIB dan itupun Axcel yang akan menjemputnya, tapi Clarissa berinisiatif pergi lebih awal yaitu jam 10:00 pagi. Dia memberi tahu satpam rumah Axcel bahwa sudah membuat janji hingga akhirnya dipersilahkan masuk."Sayang, sampai kapan kamu bakal sembunyikan semua ini dari Clarissa, aku udah capek yah terus berpura-pura begi
Clarissa POV.Aku sangat terluka mengetahui fakta bahwa kedua orang yang aku sayangi menghianatiku, bahkan mereka sangat membenciku. Memang itu salahku karena dulu mengikuti permainan konyol itu, aku bahkan tidak menyangka bahwa akibatnya akan seburuk itu.Merusak hubungan kak Axcel dengan wanita yang sangat dia cintai, bahkan menghancurkan hati Anna, gadis yang polos itu. Aku juga sedih, mengapa kak Angel membenciku, setahuku selama ini mama dan papa selalu berbuat adil pada kami. Tapi dia ternyata merasa bahwa kehadiranku itu sumber petaka untuknya, merebut kebahagiaan dan kasih sayang keluarga kami. Aku sama sekali tidak pernah ada niatan buruk, aku bahkan selama ini selalu mengalah padanya.Setelah diusir dari rumah Axcel aku segera memesan taksi lalu pulang kembali ke rumahku, aku langsung mengunci diri di kamar dan menangis. Seandainya dulu aku dengan tegas menolak semua itu, mungkin semua ini tidak akan terjadi.Aku segera
Axcel POV Aku sangat terkejut saat Clarissa telah mengetahui rencanaku dan kakaknya, padahal awalnya aku tak ingin melakukan ini, tapi aku terpaksa melakukannya karena dendam ini.Flashback OnSetelah aku bertemu dengan Angel secara tidak sengaja di rumah Clarissa saat itu, aku baru tahu kalau dia ternyata adalah kakak dari Clarissa. Dia adalah teman lamaku di SMP, walau tidak terlalu dekat tapi dia salah satu teman perempuan yang aku punya. Karena dia juga berteman dengan Indira, orang yang paling aku cintai. Setelah pertemuan pertama kami, aku dan Angel sepakat untuk bertemu lagi tanpa sepengetahuan dari Clarissa.Saat itu aku dan dia bertemu di restoran milik teman SMP kami yang baru saja buka, karena saat itu aku memang jengkel pada adiknya. Akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Angel tentang kelakuan adiknya, yang menyebabkan putusnya hubunganku dengan Indira yang su
Axcel POVHari ini seperti biasa aku berangkat kuliah dengan mobil merahku, tanpa sengaja aku bertemu dengan Angel di sana. Karena kami memang satu kampus, aku pikir setelah kemarin memutuskan hubunganku dengannya, membuat gadis itu mengerti. Tapi kenyataannya gadis itu masih saja mengejarku.“Axcel, nanti kita pulang bareng yah.” Angel bersikap seolah-olah kemarin tidak terjadi sesuatu.“Tidak bisa, aku ada urusan!” jawabku malas dan seadanya.“Ya sudah, nanti malam kita makan malam bersama yah. Aku ada rekomendasi restoran jepang yang baru buka, katanya makanan di sana enak banget.” Nampaknya Angel masih tidak menyerah.“Aku tidak bisa Angel, berhenti mengejarku seperti itu. Kita sudah tidak ada hubungan lagi, karena sejak awal hubungan kita itu palsu.” Karena tidak mau lebih ribet lagi, aku kembali menegaskan status kami agar dia bisa faham dan berhenti menggangguku.
Saat ini Angel sedang menangis tersedu-sedu di taman dekat rumahnya. Dia tidak menyangka kalau Axcel akan memutuskan dirinya, dia kira Axcel sudah mulai menerima dirinya. Tapi ternyata dia hanya dijadikan sebagai bayangan dari Indira."Hay, orang secantik kamu gak pantes nangis sendirian di sini," ujar seseorang lelaki yang baru datang, dia tidak sengaja melihat Angel tengah menangis sendirian. Lelaki itu mendekatinya, dan ternyata dia adalah Chris, sahabat dari Clarissa yang merupakan adik dari Angel."Lo temennya Clarissa, kan?" tanya Angel disela tangisnya"Iya, kamu kakaknya Clarissa, kan? Dia sering cerita katanya sayang banget sama kakaknya. Kakaknya yang cantik bak bidadari dan baik hati sesuai namanya, Angel, yang artinya malaikat. Nama kamu Angel?" tanya Chris santai"Lo gak sopan banget sih asal manggil nama, panggil kak dong harusnya!" protes Angel ketus membuat Chris tertawa."Gak ah, aku kan bukan adekmu. Walau lebih muda, tapi aku leb
Clarissa bangun dipagi hari, saat membuka matanya dia menyadari bahwa dirinya telah berada ditempat baru. Mungkin selama ini Clarissa sudah terbiasa ketika terbangun yang pertama kali dia lihat adalah pemandangan berwarna biru bercampur ungu di kamar tersayangnya. Namun kini dia sadar bahwa dirinya sudah tidak berada di Indonesia lagi, melainkan Singapura. Dan saat ini dia tinggal di rumah neneknya."Pagi, Nenek," sapa Clarissa yang berusaha untuk selalu terlihat ceria, walau sejujurnya hatinya masih menyimpan luka. Luka dari penghianatan orang-orang yang dicintainya, namun dia sedang sekuat tenaga menyembukan lukanya."Pagi, Rissa, ayo kita sarapan dulu. Nanti kamu akan diantar oleh paman Juna ke sekolah barumu untuk mendaftar," ujar nenek.“Baiklah Nek, tapi aku mau mandi dulu lalu setelahnya ikut sarapan.” Clarissa mengambil handuknya dan bersiap untuk mandi.“Kami tunggu di bawah ya.” Akhirnya nenek Clarissa turun terlebi
Saat ini Axcel tengah berada di kantornya, dia sedang duduk di kursi kebesarannya sambil mengerjakan beberapa dokumen perusahaan yang harus dia periksa dan tandatangani.Dia sekarang memang memegang jabatan CEO di kantor Papanya yang sudah menjadi milik Axcel sepenuhnya. Ternyata kemampuan Alex menurun pada anaknya, karena Axcel sejak muda sudah pandai berbisnis seperti papanya.Telepon kantor di mejanya berbunyi, ternyata itu dari sekertarisnya yang berada di luar. Dia mengabarkan bahwa papa dan mama Axcel datang, mereka ingin masuk ke ruangan Axcel. Tentu saja Axcel langsung menyambut mereka dengan membukakan pintu ruangannya dan menyuruh orangtuanya masuk. Axcel lalu mempersilakan orangtuanya duduk di sofa tamu, lalu dia menyuruh sekertarisnya membawakan minuman.“Pah, Mah. Apa yang membuat kalian berdua datang kekantorku?” tanya Axcel penasaran, apalagi kedua orangtuanya datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Padahal biasanya kalau papanya m