Cukup lama Clarissa menangis dipelukan Axcel, dengan sabar Axcel menenangkan dan menepuk-nepuk punggung Clarissa supaya gadis itu tenang. Clarissa akhirnya sadar bahwa ternyata sejak tadi dia memeluk dan menangis dipelukan devil yang selama ini membuatnya kesulitan. Clarissa langsung melepaskan pelukannya dan segera menyeka air matanya dengan tangan.
"Kak, m-maafkan aku. Tadi aku refleks memeluk Kakak karena aku sedang ketakutan," ujar Clarissa saat dirinya sudah mulai tenang.
Clarissa merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya sejak tadi dia tidak sadar telah memeluk erat lelaki itu bahkan menangis sesenggukan dipelukannya. Apakah seniornya ini akan marah padanya? Atau justru Axcel akan menganggapnya kegatelan karena sudah berani memeluknya.
"Ya sudah, ayo pulang. Gue anterin lo balik, tadi gue udah bilang sama Ares dan Lala kalau lo gak bisa jalan sama mereka," ujar Axcel datar membuat Clarissa mengela nafasnya sedikit lega karena ternyata Axcel tidak marah karena
Pagi ini sebelum masuk kelas, Lala dan Clarissa mengobrol didekat lapangan. Sudah cukup jarang dia dan teman-teman gengnya tidak berkumpul bersama dan menghabiskan waktu seperti dulu. Selain karena mereka tidak satu kelas, tapi mereka juga punya kesibukan yang berbeda-beda. Clarissa sibuk menjadi pesuruh Axcel dari awal masuk sekolah, sementara Ares sibuk mendekati Anna karena menjalankan taruhan atau dare yang sudah disepakati saat bermain TOD di Kafe. Sedangkan Lala dan Chris juga cukup sibuk dengan teman-teman baru mereka.“Udah lama kita gak nongkrong bareng nih, gimana kalau siang ini sepulang sekolah kita nonton bioskop bareng? Kebetulan ada film baru yang bagus nih, Ares sama Chris juga siap katanya!” ajak Lala antusias.“Boleh deh, aku ikut juga. Kangen banget kumpul-kumpul kaya dulu!” pekik Clarissa senang.“Iya lah, lagian lo sibuk mulu sama Kak Axcel. Dan Ares sibuk sama Anna, tersisa gue sama Chris doan
Clarissa POVNanti malam ulangtahun Kak Axcel, tapi aku bingung harus memberinya kado apa. Akhirnya aku mengajak Lala pergi mencari kado ulangtahun untuk kak Axcel. Selama ini aku hanya pernah memberikan kado pada lelaki yaitu papaku dan kedua sahabatku yaitu Ares dan Chris.“Duh, bingung nih mau kasih kado apa. Aku gak tau selera kak Axcel, apalagi kamu tau sendiri kan, La. Kak Axcel aja selalu pakai barang-barang yang mahal banget. Aku uangnya gak cukuplah buat beliin yang mahal gitu,” keluhku pada Lala.“Udah lah, Rissa, cari yang biasa aja. Kado itu kan gak di ihat dari harganya, asalkan niat ngasihnya tulus pasti dia udah seneng kok.” Lala memberikan saran dan nasehatnya pada Clarissa.“Hmm, iya juga yah. Atau aku belikan jaket sama topi aja?” tanya Clarissa meminta pendapat dari sahabatnya itu“Boleh, kita cari-cari yang bagus tapi harganya terjangkau yuk!”Akhir
Pagi ini Clarissa berangkat sekolah seperti biasa, dia dijemput oleh Axcel. Memang sudah satu minggu lebih semenjak pesta ulangtahun Axcel waktu itu, membuat hubungan mereka menjadi lebih dekat satu sama lain.“Selamat pagi, Rissa, bagaimana tidurmu semalam?” tanya Axcel sambil membukakan pintu mobilnya untuk Clarissa“Baik, Kak. Tidurku nyenyak,” jawab Clarissa gugup lalu bergegas masuk kedalam mobil.Axcel melajukan mobilnya menuju ke sekolah mereka, disepanjang jalan dia memutar lagu-lagu yang romantis membuat suasana menjadi canggung. Clarissa semakin jatuh lebih dalam pada pesona seorang Axcel karena kelembutan dan kebaikannya."Clarissa, nanti istirahat kita makan bareng kaya biasa yah. Cuma kamu langsung ke kantin aja dulu, aku gak bisa jemput kamu ke kelas," pinta Axcel.“Iya, Kak.”Memang selama ini Axcel selalu menghampiri Clarissa di kelasnya ketika istirahat, walau hanya sekedar mengajakn
Hari ini sudah lebih dari seminggu sejak Axcel dan Clarissa resmi berpacaran, mereka semakin tampak mesra bersama, kemanapun selalu bersama bagaikan sepasang sepatu. Axcel selalu memberikan hal-hal romantis seperti dicerita novel yang dibaca Clarissa. Membuat perempuan itu merasa menjadi perempuan yang sangat beruntung di dunia.Saat ini Axcel dan Clarissa sedang berada di Kafe yang biasa mereka kunjungi. Axcel selalu nampak menawan mau apapun yang di pakainya, bahkan walau saat ini dia hanya mengenakan kaos berwarna hitam bergambar tengkorak dibalut hodie berwarna navy dan celana jeans. Namun tetap saja dia terlihat mencolok karena wajah tampannya."Sayang, kamu yakin mau nongkrong sama temen-temen kamu? Kan kamu sebentar lagi mau ujian, mending belajar aja yah." Clarissa mencoba membujuk Axcel dengan lembut dan penuh cinta, dia hanya tidak mau kalau sampai Axcel tidak mempersiapkan ujian dengan baik. Seperti kata pepatah kalau kita mengingatkan itu tandanya kita pedu
Clarissa telah sampai di rumah Axcel, dia langsung bergegas masuk ke dalam karena tadi Axcel berpesan untuk langsung masuk saja. Clarissa terkejut melihat rumah Axcel yang sangat besar menurutnya, memang sih dia anak tunggal dari pengusaha kaya. Pantas saja jika selama ini apa yang Axcel kenakan selalu mewah-mewah dan harganya bisa membuat gigit jari. Kebetulan tadi Axcel sudah berpesan pada satpam untuk mempersilahkan Clarissa masuk."Sayang, aku laper! Aku mau belajar tapi sambil disuapin makan sama kamu," rengek Axcel dengan manja pada Clarissa.Clarissa mulai terbiasa dengan sikap Axcel yang entah sejak kapan terkadang berubah menjadi manja padanya, tapi Clarissa senang dengan hal itu. Clarissa segera pergi ke dapur rumah Axcel untuk mengambilkan makanan serta cemilan untuk teman belajar kekasihnya itu. Setelah itu dia kembali keruang keluarga tempat Axcel berada, Clarissa membuka sebuah kripik dan menyuapi Axcel dengan telaten."Ayo, buka mulutnya," pinta C
Pagi ini Clarissa bangun lebih awal untuk membuat kue untuk Axcel, niatnya dia ingin memberikan kejutan pada Axcel untuk merayakan hari ke-7 bulan pacaran mereka. Clarissa juga memasak ayam rica-rica kesukaan Axcel, Clarissa berharap Axcel akan suka dengan kejutannya. Clarissa bahkan merias dirinya lebih baik dari hari-hari biasa. Setelah mengemas kue dan ayam nya, Clarissa langsung mandi lagi serta berdandan dan mengenakan gaun cantik berwarna ungu yang baru dibelinya kemarin.Dia bergegas pergi menaiki taksi menuju ke rumah Axcel, dia ingin mengejutkan Axcel dengan datang lebih awal. Sebenarnya mereka sudah membuat janji temu di rumah Axcel jam 15:00 WIB dan itupun Axcel yang akan menjemputnya, tapi Clarissa berinisiatif pergi lebih awal yaitu jam 10:00 pagi. Dia memberi tahu satpam rumah Axcel bahwa sudah membuat janji hingga akhirnya dipersilahkan masuk."Sayang, sampai kapan kamu bakal sembunyikan semua ini dari Clarissa, aku udah capek yah terus berpura-pura begi
Clarissa POV.Aku sangat terluka mengetahui fakta bahwa kedua orang yang aku sayangi menghianatiku, bahkan mereka sangat membenciku. Memang itu salahku karena dulu mengikuti permainan konyol itu, aku bahkan tidak menyangka bahwa akibatnya akan seburuk itu.Merusak hubungan kak Axcel dengan wanita yang sangat dia cintai, bahkan menghancurkan hati Anna, gadis yang polos itu. Aku juga sedih, mengapa kak Angel membenciku, setahuku selama ini mama dan papa selalu berbuat adil pada kami. Tapi dia ternyata merasa bahwa kehadiranku itu sumber petaka untuknya, merebut kebahagiaan dan kasih sayang keluarga kami. Aku sama sekali tidak pernah ada niatan buruk, aku bahkan selama ini selalu mengalah padanya.Setelah diusir dari rumah Axcel aku segera memesan taksi lalu pulang kembali ke rumahku, aku langsung mengunci diri di kamar dan menangis. Seandainya dulu aku dengan tegas menolak semua itu, mungkin semua ini tidak akan terjadi.Aku segera
Axcel POV Aku sangat terkejut saat Clarissa telah mengetahui rencanaku dan kakaknya, padahal awalnya aku tak ingin melakukan ini, tapi aku terpaksa melakukannya karena dendam ini.Flashback OnSetelah aku bertemu dengan Angel secara tidak sengaja di rumah Clarissa saat itu, aku baru tahu kalau dia ternyata adalah kakak dari Clarissa. Dia adalah teman lamaku di SMP, walau tidak terlalu dekat tapi dia salah satu teman perempuan yang aku punya. Karena dia juga berteman dengan Indira, orang yang paling aku cintai. Setelah pertemuan pertama kami, aku dan Angel sepakat untuk bertemu lagi tanpa sepengetahuan dari Clarissa.Saat itu aku dan dia bertemu di restoran milik teman SMP kami yang baru saja buka, karena saat itu aku memang jengkel pada adiknya. Akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Angel tentang kelakuan adiknya, yang menyebabkan putusnya hubunganku dengan Indira yang su