Home / Romansa / LOVE & DESTINY / Terbelit Kesalahan Masa Lalu

Share

Terbelit Kesalahan Masa Lalu

Author: Genie
last update Last Updated: 2021-04-06 15:52:32

Perumahan Puri Indah, Jakarta Barat

‘TING-TONG,’ Marcel menekan bel rumahnya dan keluarlah seorang pria tegap berseragam satpam menghampirinya dari Pos Satpam.

“Pak Marcel? Ya Tuhan! Akhirnya Bapak pulang, saya buka pagarnya ya pak.” sambut pak satpam terkejut sekaligus senang melihat kepulangan majikannya. Marcel hanya mengangguk dan masuk setelah sang satpam membukakan pagar besar rumah itu.

“Makasih ya, Pak Sudir.” Marcel berucap pada Pak Sudir yang adalah satpam di rumahnya. Bisa dibilang, rumah keluarga Buana adalah yang terbesar dan termewah di perumahan elit ini.Marcel juga terkenal sebagai pria yang ramah dan mudah didekati oleh sekitarnya. Dia juga tidak sombong dan bicara dengan sangat santun kepada siapapun.

“Marcelll!!!” Sang ibu langsung menyambut kedatangan putranya itu. Dia berlari ketika melihat siluet putranya di depan rumahnya. Sejujurnya, Marcel sangat merindukan keluarganya. Terlebih lagi, kesan terakhir dia dan keluarganya sungguh tidak baik.

“Cepat juga ibu sampai.” kata Marcel memeluk ibunya.

“Ibu kan naik pesawat, dari semalam juga udah sampai.” jawab Ribka terus memeluk erat putra sulungnya itu. Setelah melepas pelukannya, Ribka melihat di sekitar Marcel seperti mencari seseorang.

“Michelle tidak ikut bersamamu?” tanya Ribka dibalas gelengan oleh Marcel.

“Ah, yasudahlah! Kamu mau beremu Michael?” ajak Ribka diangguki cepat oleh Marcel. Mereka pun berjalan menuju kamar Michael dan Ribka membuka kunci kamar Michael.

“Kenapa kamar Michael dikunci bu? Memangnya dia penjahat?” Marcel heran melihat kamar adiknya harus dikunci.

“Ayahmu malu kalau ada rekan bisnis yang datang dan tahu anaknya mengidap depresi berat,” jawab Ribka sendu. Mendengar itu, Marcel mengepalkan tangannya kuat. Dia sangat sedih ayahnya bukannya kasihan tapi malah malu dengan anaknya sendiri.

‘Ayah sama sekali gak berubah.’ pikir Marcel.

‘CEKLEK’

Pintu kamar terbuka, terlihatlah seorang pria yang sedang terduduk sambil memeluk kakinya diatas ranjang dengan keadaan yang buruk dan kaki kirinya dirantai. Ya, pria itu adalah Michael Arya Buana, adik dari Marcel Arya Buana. Hati Marcel langsung hancur berkeping-keping melihat keadaan adik tersayangnya saat ini. Saat diperjalanan, memang Marcel sudah membayangkan keadaan adiknya itu. Tapi saat melihatnya langsung, Marcel bahkan tak sanggup bernapas.

“Michael,” suara lembut Ribka mengalihkan perhatian Michael. Dia melihat ibunya dengan tatapan kosong. Ribka memang selalu menangis setiap melihat keadaan putra bungsunya itu. Dia tak sanggup menahan air matanya melihat betapa teganya suaminya memperlakukan putranya seperti binatang. Dia menyesal terus mendiami sikap suaminya yang sombong dan egois dan menyimpan semuanya sendiri.

Flashback

“Mas, kenapa kamu harus merantai Michael? Kamu pikir dia itu hewan? Aku gak terima mas!” teriak Ribka pada Elmand, suaminya.

“Kau tahu sudah berapa dokter yang dilukainya? Kau mau media mengetahui kalau putra kita mengidap depresi? Cih! Menganggapnya putraku saja membuatku muak! Bagaimana dia bisa selemah itu karena cinta? Dia sama sekali tak bisa menjadi pemimpin kelak! Mentalnya lemah!” balas Elmand dengan nada meremehkan dan sombong.

“Kamu gak punya hati mas! Dia begini juga karena kamu! Marcel juga pergi karena kamu! Kamu selalu mementingkan posisi dan martabat di masyarakat! Tapi sikapmu membuat keluarga kita terpecah belah!” Ribka sudah kehabisan kesabaran melihat kesombongan suaminya itu.

“Mau nyalahin aku, hah!Kamu yang mendidik mereka terlalu lemah! Sekarang lihat hasilnya! Anak kamu lemah dan tidak bisa diandalkan! Buat malu nama besar keluarga Buana saja!” Elmand menyalahkan istrinya lalu meninggalkan Ribka pergi karena tak mau melanjutkan perdebatan dengan sang istri.

“Mas! Tolong jangan seperti ini mas! Hiks…jangan sakiti anakku hu…hu…hu!” tangis Ribka di ruangan megah itu hanya disaksikan kebisuan oleh para pelayan yang diam-diam menguping pertengkaran majikannya itu.

End of Flashback

“Mama…kakak…,” gumam Michael lemah. Marcel sungguh tak sanggup dan langsung memeluk erat adiknya itu. Marcel menangis sejadi-jadinya sambil memeluk Michael. Tapi Michael hanya diam dengan tatapan kosongnya.

“Kakak…” Michael bergumam lagi.

“Ya?” balas Marcel dengan nada sendu.

“Kau baru pulang dari Amerika? Kemana saja kau hah? Kau sama sekali tidak mengabariku?” tanya Michael bertubi-tubi pada sang kakak. Marcel terdiam seribu bahasa mendengar penuturan sang adik. Dia tak sanggup mau menjawab apa pada Michael.

“Kalau kau ada, kau pasti bisa membantuku kan? Aku ingin menemukan Michelle, dia menghilang tanpa jejak kak! Aku ingin menebus semua rasa bersalahku padanya! Aku ingin menjelaskan semuanya kak!” Michael sudah mulai banyak bicara. Marcel masih diam mendengarkan penuturan adiknya.

“Ibu…dia hanya diam saja kak! Ibu takut pada ayah! Ibu tidak menyayangiku! Hanya kakak yang paling mengerti aku! Ibu juga baru kali ini masuk ke sini kan? Untuk apa, bu? Untuk apa!” Michael mulai membentak sang ibu dan hanya dibalas kebungkaman dan isakan sang ibu. Ribka putus asa dan merasa bersalah pada putra bungsunya itu.

“Kak, tolong! Carikan Michelle kak! Dia adalah hidupku! Rasanya mau mati kalau dia tak ada disini kak! Tolong kak!” Mohon Michael sambil memegang erat tangan kakaknya itu. Tubuh Marcel semakin bergetar karena merasa bersalah luar biasa pada adiknya.

“KAK! Kenapa Diam?! Kakak mau bantu aku kan?! Kakak tidak akan seperti ayah dan ibu kan?” Michael mulai mengotot dengan suara yang besar. Marcel masih terbisu tak sanggup menjawab sepatah katapun.

“Kakak tahu, orang tua kita berusaha melenyapkan Michelle, kak! Merekasangat sombong dan angkuh hanya karena Michelle anak yatim dan miskin. Apa salahnya dia miskin? Michelle itu baik hati kak! Aku tak sanggup melihatnya menderita dan memilih mengikuti kemauan ayah dan ibu.” kata Michael lagi sambil memukuli dadanya sendiri. Saat mendengar perkataan Michael, Marcel tersadar apa yang sebenarnya terjadi. Ini sebenarnya sudah dia perkirakan. Ternyata, keluarga ini memang mementingkan kehormatan mereka daripada kebahagiaan anak mereka.

‘Harusnya aku tidak pernah mencintamu,Michelle.’ sesal Marcel dalam hatinya.

“Kak…aku…aku sangat mencintainya kak! Aku rela mati buatnya kak! Aku tidak bisa hidup tanpa Michelle kak!!” teriak Michael sambil menarik rambutnya sendiri. Marcel yang melihat itu langsung menenangkan adiknya itu.

“Jangan seperti ini! Kakak mohon, tenanglah!” bujuk Marcel dengan suara lembutnya.

“Berjanjilah kak! Satukanlah kami, kak! Janji ya?!” Michael memaksa Marcel berjanji padanya.  

“Iya, kakak akan mempertemukan dan mepersatukanmu dengan Michelle. Tapi kakak mohon kamu jangan begini terus. Kakak mohon pulihkan dirimu.” janji Marcel sambil memohon agar adiknya mau sembuh.

“Iya! Apapun akan kulakukan demi Michelle! Dia…tidak boleh melihatku seperti ini kan kak? Dia pasti sedih kan kan?” ucap Michael diangguki oleh Marcel.

“Sekarang minum obatmu ya? Kamu sudah sarapan?” tanya Marcel.

“Tadi sudah, mereka mencampurkan obatku dimakananku kak. Mana ada yang mau mengurusku disini,” jawab Michael dengan nada kesal.

“Sekarang ada kakak. Jangan khawatir, kakak akan selalu disisimu.” ucap Marcel. Jujur, Marcel kecewa dengan ibunya membiarkan adiknya seperti ini.

“Kakak keluar sebentar ya, nanti kakak kembali. Kakak ingin membereskan barang-barang kakak dulu. Istirahatlah!” pinta Marcel diangguki oleh Michael. Marcelpun keluar bersama ibunya. Sekeluarnya dari situ, Marcel langsung menatap marah ibunya.

“Ternyata itu tega membiarkan Michael seperti itu!” marah Marcel pada ibunya.

“Ibu…ini tidak seperti yang kamu pikirkan, nak.” ucap Ribka dengan nada sendu dan rasa bersalah.

“Tidak ada pelayan yang berani pada Michael. Dia berulang kali melukai para pelayan dan dia juga pernah mendorong ibu hiks… Ja-jadi mereka tidak ada yang mau mendekati Michael. Mereka hanya akan memberikan makanan dengan campuran obat yang akan menidurkan Michael lalu melepas rantainya. Hati ibu selalu tersiksa, nak!” sambung Ribka lagi membuat Marcel semakin sakit hati dengan kenyataan akan keadaan adiknya.

“Apa yang terjadi kalau depresinya kambuh?” tanya Marcel.

“Michael…dia…akan menghancurkan barang-barang disekitarnya lalu melukai siapapun yang ada disekitarnya. Ketika sudah begitu,  dia bisa melepaskan rantai dari kakinya. Dia terus berteriak, ‘Michelle maafkan aku! Aku sangat mencintaimu! Tolong beri aku kesempatan!’. Itu yang selalu dikatakannya. Dia hanya ingin bertemu Michelle.” jelas Ribka pada Marcel.

            Mendengar itu,Marcel terdiam dan terus berpikir apakah mempertemukan Michael dan Michelle adalah jalan terbaik atau bukan. Di satu sisi, Michael harus sembuh dan bisa menjalani kehidupan normal seperti biasa, tapi disisi lain Michelle pasti merasa dipermainkan oleh keluarga Buana. Marcel harus memilih antara cinta dan adiknya. Dan dia sudah bertekad dalam hatinya.

“Bu, aku akan melepaskan Michelle dan berusaha menyatukannya dengan Michael. Akulah yang hadir diantara hubungan mereka, bu. Jika aku tidak mencintai Michelle mungkin semua ini tidak akan terjadi.” ucap Marcel sebagai tekad. Ribka terkejut mendengar penuturan Marcel. Masih segar diingatan sang ibu bagaimana Marcel memperjuangkan Michelle. Dan ternyata, Marcel akan lebih memilih kebahagiaan adiknya diatas segalanya.

‘Harusnya dulu aku biarkan saja Michelle bersama Michael. Seandainya begitu, semua tidak akan sepelik ini.’ pikir Ribka dalam hati.

“Kenapa kau ada disini?” tiba-tiba sebuah suara berat menginterupsi percakapan Marcel dan Ribka. Seorang pria paruh baya yang gagah dengan jasnya berjalan angkuh kearah ibu dan anak itu. Dibelakangnya, ada seorang wanita yang dikenal Marcel dan seorang gadis kecil.

“Pa…aku pulang untuk melihat Michael”, jawab Marcel tetapi tak bisa mengalihkan perhatiannya dari wanita itu. Tiba-tiba gadis kecil balita itu berlari kearah Marcel sambil berteriak,"Papa!”

Sontak Marcel terkejut tapi tetap saja dia berjongkok dan menyambut gadis kecil itu. Gadis kecil itu memeluk Marcel dengan erat dan langsung saja Marcel menggendongnya dengan penuh kasih sayang. Entah kenapa, Marcel merasa ada ikatan batin dengan gadis balita itu.

“Papa!” ucap gadis balita itu lagi dengan nada bahagia.

“Selena, kamu udah main-main seharian. Sekarang waktunya tidur ya,” ucap wanita yang tadi berada dibelakang ayahnya sambil meraih gadis kecil yang bernama Selena itu. Selena langsung menurut dan berpindah kepelukan wanita itu. Wanita itupun pergi dari hadapan mereka untuk menidurkan gadis kecil itu. Tentu saja Marcel masih bertanya-tanya kenapa wanita itu ada disini.

“Kau sudah lihatkan?” Elmand Arya Buana buka suara mengisi kebungkaman disitu.

“Kenapa dia disini?” tanya Marcel tidak bisa mencerna situasi.

“Dia…itu karena…” Ribka buka suara tapi langsung dipotong oleh Elmand.

“Tanya langsung padanya!” potong Elmand tanpa membiarkan Ribka memberikan penjelasan pada putranya itu.

“Dia tak ada hubungan apapun denganku ayah. Kenapa aku harus bicara dengannya?” tanya Marcel.

“Dia adalah masalah besar yang kau tinggalkan! Setelah mencoreng nama baik keluarga, kau meninggalkan masalah yang nyaris menghancur leburkan harga diri keluarga Buana! Dan Selena, mulai sekarang dia tanggung jawab kamu! Mikaela juga, kau harus menjaga mereka,” titah Elmand lalu meninggalkan Marcel dan menarik Ribka ikut bersamanya. Marcel memang sangat penasaran tentang apa yang terjadi sebenarnya saat dia tidak ada disini. Diapun pergi kearah Mikaela, wanita itu pergi. Yang kemungkinan adalah kamarnya Selena menurut Marcel.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Marcel ketika melihat Mikaela keluar dari kamarnya Selena. Mikaela hanya menatap datar tidak peduli dan hanya melewati Marcel. Kebungkaman wanita itu membuat Marcel kesal lalu menahan pergelangan tangan wanita itu.

“Kenapa anda kembali? Bukankah anda seharusnya bersenang-senang disana?” sarkas Mikaela tanpa melirik Marcel sedikitpun.

“Kenapa kamu balik bertanya?” Marcel mulai kesal.

“Memang apa yang terjadi? Bukannya anda menganggap tidak ada terjadi apapun? Jadi lupakan saja. Lagipula, syukur juga anda kembali. Aku akan mengurus perceraian supaya aku bisa lepas dari belenggu status sebagai istrimu.” jawab Mikaela dengan datar semakin membuat Marcel tak mengerti.

“Istriku? Bukannya kita tidak jadi menikah? Apa maksudnya ini, Mikaela? Dan Selena itu anak siapa? Kenapa dia bisa disini?” tanya Marcel bertubi-tubi karena merasa Mikaela tak menjawab pertanyaannya.

“Selena itu anakmu! Puas anda sekarang? Tolong lepaskan aku!” jawab Mikaela kesal dan langsung melepas paksa tangan Marcel dari pergelangannya, lalu pergi. Mendengar itu, Marcel terdiam dan lemas sendiri. Dia bukan orang bodoh yang tidak mengerti apa yang sebenarnya menjadi masalah yang ditinggalkannya 3 tahun yang lalu.

Flashback

“Kita tidak saling mencintai, kita harus membatalkan perjodohan ini Marcel. Aku tidak sudi menikah dengan pria yang jelas-jelas mencintai orang lain.” Mikaela berkata dengan tegas menolak perjodohan yang dilakukan keluarga Buana dengan kelarganya, Keluarga Djuanda.

“Aku sudah berusaha dan akan selalu berusaha nona Mikaela Cassandra Djuanda. Kau tenang saja.” jawab Marcel berusaha menenangkan situasi. Pasalnya, wanita itu berulang kali ngotot untuk membatalkan rencana pernikahan mereka yang digelar 3 Minggu lagi.

“By the way, apa pacarmu tahu tentang ini?” tanya Mikaela penasaran.

“Aku akan menyembunyikannya dari Michelle. Kalau sampai dia tahu, dia pasti akan trauma dan memilih meninggalkanku.” jawab Marcel membuat Mikaela bernapas lega. Setidaknya dasar tidak saling mencintai akan menjadi cara ampuh menggagalkan rencana sang ayah.

“Baguslah kalau begitu, nanti aku tunggu kabar baiknya ya, tuan Buana.” ucap Mikaela berdiri dan mengambil tasnya untuk pergi. Tapi ketika dia akan berbalik seorang wanita melihat mereka dengan tatapan sendu.

“Marcel?Ternyata benar kata nyonya Ribka soal pertunanganmu? Hiks…Aku…tidak bisa menjalani hubungan seperti ini hiks…!” Michelle berlari meninggalkan mereka berdua. Marcel berusaha mengejarnya tapi sia-sia karena Michelle sudah naik ke taksinya. Marcel berteriak kesal dan marah.

“Kenapa kau tidak bilang kalau kita tidak saling mencintai hm? Dia pasti mengerti. Lagipula, hubungan kita ini palsu.” kata Mikaela dengan santainya.

“Kau tidak tahu bagaimana keluargaku, mereka pasti sengaja supaya Michelle dan aku terpisa.h, ucap Marcel dengan nada kecewa.

“Jadi…sebenarnya keluargamu memanfaatkan keluargaku untuk menyingkirkan gadis itu? Ah, licik sekali keluarga Buana itu, menyedihkan!” ujar Mikaela dengan nada kesal mengetahui niat sebenarnya keluarga Buana.

“Kalau sudah begini, akan sulit membatalkan pernikahan kita. Tapi, kau tak usah khawatir, aku akan berusaha keras meyakinkan keluargaku.” balas Marcel.

“Yap! Aku juga akan berusaha meyakinkan ayah dan kakakku. Kalau gitu, aku balik dulu. Aku ada jadwal ngajar di kampus. Makasih buat waktunya.” pamit Mikaela dijawab anggukan oleh Marcel.

2 Minggu kemudian…

Mikaela berjalan bolak-balik didepan pintu apartemen Marcel sembari menunggu penghuninya pulang. Perasaan Mikaela benar-benar gelisah saat ini. Rasanya kepalanya mau pecah karena ternyata semua rencana pernikahan mereka sudah benar-benar matang diatur oleh kedua keluarga. Sebenarnya sih, keluarga Buana yang lebih sibuk dengan pernikahan ini. Tak lama, muncullah sosok yang ditunggu-tunggu itu. Mikaelapun menghampirinya dengan langkah kesal.

“Bagaimana kau ini? Pernikahan tinggal seminggu lagi dan kau hanya diam sambil minum-minum? Dasar bodoh!Aku tidak mau jadi janda diusia 24! Aku juga masih perlu menata karir dan tidak mau menyia-nyiakan masa mudaku menjadi istri pria yang tidak mencintaiku!” ucapnya tanpa memperhatikan keadaan Marcel yang tengah mabuk berat. Marcel membuka pintu apartemennya tanpa memedulikan rentetan kalimat yang diucapkan Mikaela.

“Marcel! Dengarkan aku! Kau ini…!!” geram Mikaela sambil menatap tajam mata Marcel. Tiba-tiba, Marcel menarik dan membawa Mikaela didalam pelukannya. Mikaela tentu saja berontak tapi pelukan Marcel begitu erat.

“Jangan tinggalkan aku, Michelle…kumohon…!” gumam Marcel terus memeluk erat Mikaela yang dibayangannya adalah Michelle karena dia sedang mabuk berat tentunya. Pria itu mabuk berat karena Michelle menghilang tanpa kabar semenjak 2 minggu lalu dan semakin stress mendengar bahwa pernikahannya dengan Mikaela sudah ditetapkan.

“Kau gila hah!” teriak Mikaela tapi tiba-tiba bibir tipis gadis itu dibungkam oleh Marcel. Marcel sama sekali tak mau melepasnya sekalipun Mikaela terus berontak. Semuanya terjadi begitu saja malam itu.

Paginya, Mikaela terbangun lebih dulu. Dia mengambil pakaiannya dan mencuci mukanya dikamar mandi Marcel.Dia memandang wajahnya lalu berteriak kesal.

“SIAL!”. Dia terus mencuci mukanya sebenarnya untuk menghapus air matanya yang tak henti-hentinya mengalir. Sekeluarnya dari kamar mandi, ternyata Marcel sudah terbangun dan duduk diranjangnya. Pria itu terkejut melihat sekitar dan penampilan Mikaela.

“Apa kita…” Marcel terbata dan tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

“Lupakan saja. Anggap tidak terjadi apapun. Aku akan pergi!” Mikaela berkata dengan nada datar tapi wajah Mikaela tidak menunjukkan demikian. Matanya merah dan bengkak. Marcel tahu pasti Mikaela terpukul dengan apa yang terjadi. Tidak ada wanita yang tidak terpukul saat kehormatannya diambil paksa apalagi dengan orang yang tidak dia cintai.

“Kita menikah saja.” ucap Marcel dengan nada sendu dan penuh penyesalan. Dia sama sekali tak membela diri karena sadar akan kesalahan yang dia buat.

“Aku tak butuh rasa kasihanmu. Aku bisa mengatasi semuanya dengan bersih. Kau tenang saja. Kejar saja si Michelle itu dan anggap saja ini tidak pernah terjadi. Lagipula, aku tak mau menikah tanpa cinta. Itu sama saja menciptakan nerakaku sendiri. Banyak pria lain yang bisa mencintaiku, lantas untuk apa aku menghabiskan seumur hidupku dengan pria yang jelas-jelas mencintai orang lain?” balas Mikaela berkeras tak mau menikah dengan Marcel. Tapi Marcel hanya diam tak berkutik sampai Mikaela benar-benar keluar dari apartemennya.

“Maafkan aku, Mikaela.” ucapnya sendu setelah Mikaela pergi. Marcel merasa bersalah dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia berharap agar kedepannya baik-baik saja.

End Of Flashback

Ingatan itu langsung terlintas dikepala Marcel. Ternyata, kejadian itu membuat Mikaela terjerat dengannya hingga saat ini. Selena, adalah anak dari kesalahannya malam itu. Tapi Selena tak mungkin disalahkan. Kehadiran Selena membuat Marcel bahagia walaupun baru pertama kali melihatnya. Marcel begitu sayang pada anak itu apalagi ketika dia tahu Selena adalah putrinya. Diapun memasuki kamar Selena dan mengelus lembut kepala putrinya itu.

“Sayang…ayah sangat menyayangimu. Maafkan ayahmu yang jahat ini meninggalkanmu dan ibu. Ayah janji akan selalu bersama Selena,” gumamnya tanpa sadar air matanya terjatuh begitu saja.

***

Genie

Penyesalan selalu hadir belakangan

| 1

Related chapters

  • LOVE & DESTINY   Luka Lama Kembali

    Mikaela terus menatap dirinya sendiri dicermin kamarnya. Kedatangan Marcel menimbulkan luka lama yang tak ingin dia ingat sama sekali. Sekelebatan ingatan-ingatan yang adalah sisi terendah kehidupannya muncul seketika. Mikaela tak dapat menahan air matanya yang mengalir begitu saja. “Aku sangat membencimu Marcel Arya Buana!” gumamnya pada dirinya sendiri. Flashback Pesta besar di ballroom gedung terbesar dan terelit di Jakarta digelar meriah. Banyak undangan penting sudah berkumpul dan datang. Mikaela sedang berada diruang rias dengan wajah datarnya. Tiba-tiba suara ketukan pintu mengalihakan atensinya. “Bilang kalau saya tak mau bertemu siapapun sampai acara ini selesai!” ujar Mikaela diangguki oleh salah seorang ajudan wanitanya. Ajudannyapun membuka pintu kamar rias pengantin dan menemui orang yang mengetuk. “Saya perlu bicara dengan Mikaela,” kata pria itu yang tak lain adalah Ma

    Last Updated : 2021-04-06
  • LOVE & DESTINY   Ikatan Batin

    Paginya, keluarga Buana berkumpul dimeja makan untuk sarapan. Jujur, Marcel merindukan suasana makan di meja makan bersama keluarganya. Sejak kecil, inilah yang selalu dilakukan bersama keluarga. Sarapan dan makan malam bersama sambil bercerita. Tapi seraya waktu berlalu, Marcel dan Michael bertambah dewasa dan memilih tinggal diapartemen saat genap berusia 20 tahun. “Ma, kenapa kita tidak ajak Michael sarapan?” saran Marcel langsung membuat mata Ribka berbinar-binar. “Anak tidak berguna itu tidak perlu diajak!” balas Elmand dingin. “Pa, tolong bersikaplah lebih baik lagi. Michael itu butuh kita, bukannya obat ataupun dokter.” Marcel tak habis pikir dengan jalan pikiran ayahnya itu. “Aku setuju dengan Marcel,mas. Aku akan bawa Michael.” Ribka berdiri dan berjalan menuju kamar putra bungsunya itu supaya mereka bisa sarapan bersama. “Pagi ayah, dimana ibu?” Mikaela baru selesai bersiap dan duduk dimeja makan untuk sarapan. Tapi, Mikaela duduk be

    Last Updated : 2021-04-06
  • LOVE & DESTINY   Kembalinya Cinta Pertama

    Mansion Keluarga Buana “Mikaela, hari ini saya yang akan jaga Selena.” Marcel meminta izin untuk menjaga anaknya sementara Mikaela bekerja. “Marcel, ayah rasa kamu harus kembali menjalankan Perusahaan kita.” Elmand berbicara sebagai perintah buat putranya. “Iya nak, sudah waktunya bagi kamu ambil kendali Perusahaan Keluarga Buana.” tambah Ribka menyetujui perkataan suaminya. “Bukan masalah bu. Aku akan bawa Selena ke kantor sekalian menjaganya,” jawab Marcel. “Ah, tapi Selena akan bosan dikantormu.” Mikaela merasa kalau tidak cocok seorang balita dibawa ke kantor. “Saya akan bawa dia ke taman saat jam istirahat. Tenang saja.” Marcel masih berusaha supaya bisa bersama Selena hari ini. “Eumm…baiklah. Jaga dia baik-baik ya.” pesan Mikaela pada Marcel. “Oh iya, aku mau antar sarapan buat Michael dulu ya,” Marcel berdiri membawakan sepotong roti buat adiknya itu. Tadi dia sudah mengajaknya sarapan bersama, t

    Last Updated : 2021-04-06
  • LOVE & DESTINY   Kedatangan Michelle

    Mansion Buana “Mikaela, malam ini ada acara kantor untuk penyambutan saya sebagai direktur baru Perusahaan. Saya ingin mengajakmu jika kamu mau.” ajak Marcel pada Mikaela yang baru saja selesai menidurkan Selena. “Kenapa kau tiba-tiba begini? Ada apa?” Mikaela heran Marcel tiba-tiba mengajaknya ke acara resmi. Lagipula, mereka baru bersama beberapa hari belakangan ini. Dan juga, Marcel bisa dibilang tidak banyak bicara pada Mikaela. “Akan ada reporter disana. Banyak gosip tentang pernikahan kita, jadi dengan kedatangan dan penjelasanmu kita bisa membersihkan nama kita di depan publik." jawab Marcel jujur. “Eum…baiklah, aku akan bersiap dikamarku.” Mikaela beranjak ke kamarnya untuk berganti baju dan mempoleskan sedikit make up ke wajahnya. Memang tanpa make up wajahnya sudah sangat cantik, dia hanya sedikit mempertegas dibagian mata, hidung dan bibirnya. Mikaela juga memilih gaun malam berwarna hitam panjang tanpa lengan yang berkilau

    Last Updated : 2021-04-06
  • LOVE & DESTINY   Kebenaran Masa Lalu

    Marcel mengajak Michelle ke mansion keluarga Buana. Saat masuk, Ribka dan Elmand melihat Michelle dan wajah mereka langsung berubah tegang. Tetapi, Ribka mengesampingkan egonya dan menyamperin Michelle. “Michelle, akhirnya kamu datang juga! Saya sangat senang akhirnya kamu bisa mengerti bagaimana keadaan Michael saat ini.” sambut Ribka membuat Michelle diam. Dia tidak datang untuk Michael tetapi untuk Marcel. “Apa kamu mau lihat keadaan Michael?” tanya Marcel lembut diangguki pelan oleh Michelle. Ribka ingin ikut dengan mereka tetapi Elmand menahan istrinya. “Aku diam bukan berarti aku menerima wanita itu! Kalau Michael sembuh, akan kusingkirkan wanita itu bahkan melenyapkannya.” ucap Elmand dengan nada sombongnya. “Mas, kamu gak pernah berubah. Kesombongan masih menjadi sifat utama kamu. Maaf mas, aku menyesal sudah mendukung kamu dulu. Tapi sekarang, kebahagiaan anak-anakku lebih penting.” balas Ribka lalu menyusul Marcel dan Michael.

    Last Updated : 2021-04-07
  • LOVE & DESTINY   Kerinduan Hati

    Di sebuah taman Mikaela tengah mengawasi Selena yang sedang bermain di bak pasir sambil membuat karya dari pasir tersebut. Dia memutuskan untuk tidak ke kampus karena hari ini kepalanya sakit memikirkan masalahnya. Ya, tentu saja memikirkan tentang kembalinya Michelle. Dia bukan mencintai Marcel, tapi dia memikirkan Selena. ‘Apa mungkin Selena bisa hidup berjauhan dari pria itu? Melihat kedekatan mereka beberapa hari ini saja, aku sudah tidak tega memisahkannya. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?’ pikir Mikaela. “Sendirian aja, mbak?” seorang pria paruh baya membuyarkan lamunan Mikaela. “Kok melamun? Suaminya selingkuh ya,mbak? Sini, sama saya aja, kalo saya sih gak bakalan nyakitin cewek secantik kamu.” ucap preman itu lagi. “Pergi, saya tidak mau diganggu.” ucap Michelle tak acuh. “Cantik-cantik sombong banget sih!” pria itu dengan kurang ajarnya mul

    Last Updated : 2021-04-11
  • LOVE & DESTINY   Trauma

    Mansion Keluarga Buana“Marcel, jangan terlalu lama melamun. Ibu sudah suruh turun untuk makan malam.” panggil Mikael menyuruh Marcel yang sedari tadi terdiam untuk makam malam. Pria itu masih diam tetapi dia segera beranjak dari duduknya. Mereka pun berjalan menuju meja makan.“Selena sudah kamu bangunin?” tanya Marcel dijawab anggukan oleh Mikaela.“Marcel, ayo makan malam.” ucap Ribka sambil tersenyum. Wanita paruh baya itu sangat senang hari ini.“Kak, kenapa wajah kakak lesu sekali?”itu suara Michael! Mendengar itu, Marcel langsung mengalihkan perhatiannya pada adiknya itu karena agak terkejut melihat Michael mau ikut makan malam dengan mereka.“Papa! Cuapin Celena ya.” kata Selena dengan nada celatnya. Marcel langsung tersenyum pada putrinya itu dan duduk disebelahnya. Mikaela ingin duduk, tapi dia enggan duduk disebelah Marcel. Tapi ketika melihat Michelle, dia langsung duduk disebelah pria itu.“Nyonya, saya sudah buatkan makanan untuk semuanya.” ujar Miche

    Last Updated : 2021-04-13
  • LOVE & DESTINY   Ingin Kembali

    Klinik Praktek Ahli Psikologis “Jadi , apa yang menjadi keluhan ibu?” dokter psikolog memulai proses mediasi dengan bertanya keluhan Mikaela. Dia hanya bersama sang dokter disini sedangkan Marcel menunggu diluar.“3 tahun yang lalu, aku ingin membatalkan perjodohan dengan seorang pria. Tapi, aku menemuinya di waktu yang salah. Dia sedang mabuk karena patah hati dan dia mengira aku kekasihnya. Dia…tanpa sadar melakukan hal yang tidak pantas padaku. Semenjak itu, aku berusaha melupakannya. Tapi tidak bisa! Aku selalu merasa menjadi wanita yang rendah karena tidak bisa membela diriku sendiri. Bayang-bayang kejadian itu terus menghantuiku setiap malam dan aku meredakannya dengan obat tidur. Tapi, semenjak aku tahu bahwa aku hamil anaknya, semua kejadian itu seperti video yang terus berulang dikepalaku. Aku pun menambah dosisnya dan juga meminum obat penenang,” Mikaela menjelaskan keseluruhan keluhannya kepada sang dokter.“Anda menimum obat penenang ketika hamil? Bagaimana

    Last Updated : 2021-04-17

Latest chapter

  • LOVE & DESTINY   Epilog

    Beberapa bulan kemudian… Mikaela kini berdiri di sebuah tempat pemakaman umum sambil membawakan sebuket bunga lily. Dia kini berada tepat di makam William Simon. Dan hari ini, dia memang sengaja datang sendiri kesini. “Hari ini harusnya kamu berusia genap 28 tahun, Willy. Tapi kamu pergi terlalu cepat meninggalkan semuanya,” gumam Mikaela sambil meletakkan bunga itu di makam Willy. Wanita itu lalu menyentuh foto Willy yang ada di makam itu lalu tersenyum. Tanpa sadar, air matanya mengalir begitu saja. Mikaela masih ingat semuanya! Bahkan sampai akhir hidupnya, Mikaela ada disisinya tanpa melepas genggaman tangannya. Mikaela sangat sedih setelah tahu kebenarannya bahwa selama ini Willy mengidap penyakit kronis. “Kamu tidak berkata apapun agar aku tidak khawatir. Kamu selalu begitu! Tapi sekarang kamu sudah tenan

  • LOVE & DESTINY   Berdamai dengan Masa Lalu

    Mansion Keluarga Buana“Apa ini, Pa?” tanya Marcel ketika sang ayah memberikannya sebuah amplop berisikan tiket ke Venesia.“Untuk bulan madu. Kalian itu sudah menikah dan secara hukum kalian sudah menjalani hubungan sampai 3 tahun. Kenapa kisah kalian tidak diwarnai dengan bulan madu? Benar gak, sayang?” jawab Elmand sambil mengerling pada Ribka istrinya. Marcel hanya memijit pelipisnya karena terkejut dengan kelakuan kedua orang tuanya itu. Dia senang sih, tapi dia gak tahu gimana menyampaikannya pada Mikaela. “Kapan Papa memesan ini? Malah penerbangan besok lagi. Kita belum ada pembicaraan soal itu! Gimana dengan Selena?” tanya Marcel lagi.“Selena sama kami aja!” Michelle keluar bersama Selena dan langsung menjawab Marcel.“Tapi kan-“ Marcel masih belum menyelesaikan kalimatnya tetapi Selena langsung memotongnya,” Kata aunty Michie, papa dan mama pelgi untuk buat adik! Jadi Sele

  • LOVE & DESTINY   Kakak-Adik

    “Makasih, Mbak! Saya bersyukur mbak mau maafin saya!” Michelle benar-benar berterima kasih pada Mikaela. Wanita itu membalas pelukan Michelle sambil menepuk-nepuk punggungya.“Memaafkan adalah obat rasa sakit yang terbaik. Willy selalu mengatakan itu padaku. Dia juga pasti sudah memaafkanmu! Kamu jangan merasa bersalah lagi ya, Michelle.” Mikaela menjawab.“Kak, aku juga minta maaf ya. Aku sangat menyesali segalanya.” Michael juga minta maaf pada Mikaela dan Marcel.“Tak masalah, yang penting kamu sadar dan mau minta maaf. Bagi kami, itu yang terpenting. Iya kan, sayang?” Mikaela menerima permintaan maaf adik iparnya itu. Marcel mengangguk sebagai jawaban dan tersenyum kepada istrinya. Dia sangat senang karena istrinya adalah wanita yang berhati lembut dan mau memaafkan orang lain. Mikaela bukan tipikal orang yang berpikiran sempit tetapi wan

  • LOVE & DESTINY   Hukuman

    Apartemen Marcel, Podomoro City Seminggu berlalu tanpa terasa. Semuanya terasa lebih baik saat ini. Mikaela sudah bisa menjalani hidup normalnya meski terkadang, dia sering mimpi buruk. Ya, tentu saja Marcel akan selalu menenangkannya jika sudah begitu. Wanita itu selalu teringat bagaimana sampai akhirnya Willy terbunuh. Tapi untunglah, kejadian itu tidak membuat mental Mikaela jadi terganggu, malahan, dia semakin kuat. Dan kedepannya, dia bertekad untuk semakin kuat lagi.‘TING-TONG’ Bel apartemen berbunyi, mengalihkan atensi mereka bertiga yang sedang sarapan bersama. Marcel dengan cepat melangkah dan membukakan pintu apartemen. Dan ternyata, yang datang adalah polisi.“Selamat pagi, pak!” kata sang polisi.“Ya, pagi. Ada apa ya?” tanya Marcel perihal kedatangan mereka ke apartem

  • LOVE & DESTINY   Kenangan Bersamanya

    Mikaela POV Aku ingat kalau saat SMA dulu, aku tidak punya teman akrab. Tidak ada teman perempuan yang dekat denganku karena menganggap aku berbeda. Penampilanku yang seperti anak laki-laki dan juga sikapku, membuat mereka malas berteman denganku. Dulu rambutku itu pendek, dan sikapku sangat buruk. Aku sangat egois dan sombong seperti yang pernah Marcel katakan sebelum kami menikah. Saat di Amerika, aku ingin diterima. Aku melakukan segala cara untuk bisa diterima oleh mereka. Mulai dari ikutan hangout seharian, pesta pora sampai tengah malam, bahkan minuman keras. Aku ingin punya teman karena merasa sendirian disana. Tapi memang, aku berhati-hati soal laki-laki karena papa selalu mewanti-wanti dari Indonesia. Aku juga takut terjebak. Disisi lain, aku memang sangat penasaran bagaimana rasanya pacaran. Semua temanku, sudah pacaran. Mau teman SMA, kuliah, bahkan s

  • LOVE & DESTINY   Duka Mikaela

    Di Pemakaman Mikaela masih saja terduduk disamping makam Willy dan tidak mau bergerak dari nisannya. Semua orang sudah pergi, tapi dia masih disitu bersama Marcel. Suaminya tak lelah terus menemaninya disini. Wanita itu jelas masih berduka karena kepergian sosok yang sangat penting dalam hidupnya.“Mikaela, kita pulang dulu, ya! Kamu belum makan dua hari ini. Sejak di rumah sakit sampai saat ini kamu hanya meminum air. Kamu bisa sakit.” Bujuk Marcel pada Mikaela. Wanita itu malah menggeleng dengan wajahnya yang masih pucat. Dia masih bersandar sambil memandangi wajah Willy yang tersenyum di foto.“Selena juga sangat merindukanmu, ini juga sudah mau hujan, kita pulang dan besok kemari lagi.” Marcel masih belum menyerah.“Kamu pulang saja dulu Marcel. Sampaikan permintaan maafku pada Selena. Aku masih mau disini. Aku tidak peduli jika hujan, aku masih ingin disi

  • LOVE & DESTINY   Kehilangan Cinta Pertama

    Rumah Sakit Mikaela kini langsung berlari ke arah IGD dimana Willy dibawa oleh para dokter. Dia ingin masuk, tetapi tak diperbolehkan karena dokter tengah melakukan operasi. Mikaela terus-menerus melihat Willy dari pintu kaca sambil menangis. Perasaannya begitu hancur saat melihat Willy badi begini karena menyelamatkan dirinya. Marcel benar-benar terluka melihat istrinya terpuruk saat ini. Dia langsung meraih Mikaela dan memeluk wanita itu. Wanita itu masih terus menangis dalam pelukannya. Marcel tahu kalau Mikaela memang pasti akan sangat terluka jika melihat Willy jadi tak berdaya, apalagi kemungkinan wanita itu melihat semua kejadiannya di depan matanya.“Mikaela, kumohon tenanglah!” Marcel berusaha menenangkan Mikaela sambil mengelus-elus punggung wanita itu.“Hiks! A-aku yang menyebabkannya hiks

  • LOVE & DESTINY   Tidak Mati Sendirian

    Mikaela terus menatap nanar pada Willy yang sudah tak berdaya dihadapannya. Dia tidak menyangka bahwa Willy harus terluka bahkan dihabisi di depan matanya. Perlahan, Mikaela menyentuh wajah pria itu yang penuh dengan darah. Tatapannya masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Pria itu memang sudah tidak sadar sama sekali.“Dia sudah mati! Sial sekali ya, dia berusaha melindungi istri orang dan malah mati.” Ejek Raymond sambil berjalan mendekati Mikaela. Sedangkan wanita itu menghapus air matanya tanpa peduli jika tangannya kini berlumuran darah Willy. Wajahnya pun jadi ikut terkena darah pria itu.“Sekarang hanya tinggal kita disini. Masih berharap Marcel datang?” tanya Raymond dengan kini sudah berjongkok tepat dihadapan Mikaela.‘Willy? Benarkah kau sudah pergi?’ batin Mikaela bertanya-tanya lalu mendongak untuk membalas tatapan Raymond. Saat melihat wajah Mikaela yang sudah pucat dan berlumuran darah, otomatis pria itu a

  • LOVE & DESTINY   Menolong Mikaela

    Di gudang penyekapan…‘Buaghhh!!’“Arrgghh!” teriak preman itu ketika Willy menghajarnya.“Dimana bu Michelle, ya?” gumam salah seorang preman ketika sadar tidak ada Michelle disini.“Jangan melamun!” ucap Willy langsung menendang keras perut preman itu. Mereka ternyata tidak sedikit. Ada sekitar delapan orang, yang bermunculan hingga saat ini.‘Ajaib sekali aku bisa menggerakkan tubuhku dengan ringan seperti ini? Apa ini mukjizat-Mu? Kalau pun aku mati setelah ini, aku ikhlas ya Tuhan! Karena aku bisa melindungi Cassie-ku.’ Batin Willy sambil konsenterasi menghajar para preman itu dengan heroik. Setelah beberapa belas menit menghajar mereka, Willy meregangkan otot-ototnya karena erasa agak bugar. Dengan cepat, dia langsung membuka pintu tempat dimana Mikaela disekap. Dia agak kesulitan karena tidak ada kuncinya.“Dimana kalian menaruh kuncinya?” tanya Willy pada para

DMCA.com Protection Status