Beranda / Romansa / LOVE & DESTINY / Kembalinya Cinta Pertama

Share

Kembalinya Cinta Pertama

Penulis: Genie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-06 15:54:17

Mansion Keluarga Buana

“Mikaela, hari ini saya yang akan jaga Selena.” Marcel meminta izin untuk menjaga anaknya sementara Mikaela bekerja.

“Marcel, ayah rasa kamu harus kembali menjalankan Perusahaan kita.” Elmand berbicara sebagai perintah buat putranya.

“Iya nak, sudah waktunya bagi kamu ambil kendali Perusahaan Keluarga Buana.” tambah Ribka menyetujui perkataan suaminya.

“Bukan masalah bu. Aku akan bawa Selena ke kantor sekalian menjaganya,” jawab Marcel.

“Ah, tapi Selena akan bosan dikantormu.” Mikaela merasa kalau tidak cocok seorang balita dibawa ke kantor.

“Saya akan bawa dia ke taman saat jam istirahat. Tenang saja.” Marcel masih berusaha supaya bisa bersama Selena hari ini.

“Eumm…baiklah. Jaga dia baik-baik ya.” pesan Mikaela pada Marcel.

“Oh iya, aku mau antar sarapan buat Michael dulu ya,” Marcel berdiri membawakan sepotong roti buat adiknya itu. Tadi dia sudah mengajaknya sarapan bersama, tapi Michael menolaknya. Saat membuka pintu kamar adiknya, dia melihat adiknya berbicara sendiri dengan selembar foto.

“Michie, kamu kapan kesini? Aku sangat merindukanmu?” Michael berbicara sendiri dan Marcel bisa menebak foto siapa itu.

“Michael, ini kakak bawa sarapanmu.” Marcel membawakan sepiring roti dan segelas susu untuk adiknya itu. Michael tersenyum lalu menyembunyikan foto Michelle dibalik bantalnya.

“Kakak…!” panggil Michael.

“Apa?” jawab Marcel.

“Lihatlah! Ini foto Michelle! Kakak harus cari dia ya! Secepatnya kak! Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpanya.” kata Michael mengeluarkan foto Michelle dan menunjukkannya kepada kakaknya. Tadinya dia menyembunyikannya karena takut yang masuk ke kamarnya adalah ibunya. Michael merasa kalau ibunya masih sangat membenci Michelle.

“Kakak tau? Foto ini kuambil saat hari anniversary kami yang pertama. Dia begitu bahagia kan kak?” kata Michael lagi. Marcelpun memandang foto itu. Foto Michelle memegang sebuket bunga mawar yang indah dengan senyuman diwajahnya. Marcel hanya bisa diam sembari tersenyum tipis melihat wajah bahagia Michelle di foto itu.

“Aku jadi kembali mengingat masa indah itu kak.” Michael berucap lagi.

FLASHBACK

“Mike! Hati-hati bawa motornya!” Michelle berteriak dari belakang karena Michael membawa motornya sambil mengebut.

“Sebentar lagi sampai! Kau akan melihat sesuatu yang indah,” jawab Michael. Merekapun sampai disebuah jalan yang dikelilingi pohon bunga. Di bulan itu, pohon itu selalu menjatuhkan bunganya yang berwarna kuning dan beraroma wangi. Jadi, Michael sengaja memelankan motornya. Michelle yang melihatnya langsung berdiri dan merentangkan tangannya untuk merasakan sensasi bunga itu.

“Mike, ini serasa di Jepang ya!” ujar Michelle.

“Kok Jepang?” tanya Michael.

“Iya, bunganya berjatuhan dan indah. Seperti pohon Sakura. Sebenarnya, aku penasaran sekali loh dengan wujud asli pohon Sakura itu,” jawab Michelle.

“Nanti aku akan bawa kamu ke Jepang buat Honeymoon deh,” goda Michael membuat Michelle memanyunkan bibirnya.

“Apaan sih? Baru juga setahun pacaran. Lagian, kita baru 21 tahun.” balas Michelle.

“Aku akan pastikan kamu jadi milikku! Dan kau hanya akan menikah denganku Michie, lihat saja!” janji Michael. Mendengar itu, Michelle sangat bahagia sambil memeluk leher Michael dari belakang.

“Janji ya?” bisiknya ditelinga pria itu. Michael tersenyum bahagia karena berhasil membuat gadis itu bahagia. Lalu, mereka berhenti disebuah taman dan Michael membawa Michelle ke tengah taman yang sudah dia persiapkan memang untuk merayakan anniversary mereka.

“Bunga ini tidak lebih indah daripada dirimu. Tapi bunga ini asli seperti cintaku padamu.” gombal Michael membuat Michelle tersenyum malu dan menerima bunga itu dari Michael.

“Mike! Ini mawar terindah yang pernah aku lihat. Makasih ya”, Michelle berterima kasih  sambil memandangi bunga pemberian kekasihnya itu. Jujur, dia sangat bahagia karena Michael selalu membuatnya bahagia.

‘CEKRIK’

Suara kamera mengalihkan perhatian Michelle dan melihat Michael memegang kamera. Ternyata, tadi pria itu memotret dirinya yang tengah memandangi bunga itu.

“Kenapa kamu foto aku? Aku kan belum siap, Mike!” kesal Michelle.

“kamu cantik banget, lho. Serius deh, lihat ini!” Michael menunjukkan foto candid Michelle yang memang sangat indah.

“Aku akan simpan foto ini selamanya karena aku ingin terus melihat wajah kamu sebahagia ini.” ucap Michael membuat Michelle tersenyum lagi. Lalu, Michelle mengecup pipi pria itu dan membuat Michael terdiam.

“Terima kasih ya” bisik Michelle membuat Michael langsung salah tingkah.

End Of Flashback

            Marcel hanya diam mendengar adiknya itu bercerita tentang masa lalunya bersama Michelle. Marcel pun teringat tentang statusnya kini dengan Michelle. Memang, dia sudah memutuskan untuk berpisah dari Michelle. Tapi, sampai detik ini juga Marcel masih belum mengurusnya. Dia enggan bertemu dengan Michelle karena malu dan merasa bersalah pada wanita itu. Sebenarnya, pernikahannya dan Michelle tidaklah sepenuhnya sah. Marcel membuat surat pernikahan palsu hanya untuk formalitas di masyarakat. Kalau  mereka mendaftarkan pernikahan mereka, maka mereka bisa dengan mudah dilacak keluarganya dan awak media. Karena itu, Marcel tidak tahu kalau keluarganya memanfaatkan status pernikahannya yang belum jelas untuk mendaftarkan pernikahannya dengan Mikaela.

“Kakak? Kenapa  melamun?” Michael bertanya karena melihat Marcel melamun.

“Ah, bukan. Kakak hanya memikirkan bagaimana kamu sangat mencintai wanita itu.” jawab Marcel berbohong.

“Iya kak, aku sangat mencintainya. Oh iya kak, terima kasih untuk sarapannya. Aku juga tadi sudah minum obatku. Aku mau sembuh kak, karena kakak ada disini memberikanku kepastian untuk bisa bersatu dengan Michelle. Kakak tau? Aku sangat percaya sama kakak.” Michael berujar sambil tersenyum karena memang dia sangat memercayai sang kakak.

“Terima kasih, kakak mau pergi ke kantor. Jangan lupa makan siang dan minum obatmu. Kakak sudah suruh orang buat menemukan Michelle. Jadi tenanglah.” jawab Marcel sambil keluar dari kamar adiknya membawa nampan untuk sarapan Michael tadi.

‘Maafkan kakak. Kakak adalah orang yang membuat kamu terpisah dengan Michelle. Maafkan kakak.’ Marcel membatin menyesal. Setelah itu, Marcel bersiap ke kantor sambil mengajak Selena. Ya, bagaimana pun dia memang harus kembali memegang kendali atas Perusahaan sang ayah.

BUANA JAYA, Podomoro City, Jakarta Barat

“Selamat pagi semuanya, hari ini saya ingin mengenalkan kalian kepada pimpinan baru Perusahaan Buana Jaya, Putra sulung saya, Marcel Arya Buana. Dulu dia adalah Manager tetapi 3 tahun yang lalu, saya mengirimnya ke Singapura untuk mengurus cabang disana. Dan sekarang dia resmi menjadi pimpina baru menggantikan saya.” Elmand dengan bangga menyerahkan posisi Predir kepada Marcel. Dan semua pegawai bertepuk tangan menyambut pimpinan baru mereka. Marcelpun membungkuk kearah para karyawan yang menyambutnya.

“Nak, jangan hancurkan kepercayaan ayah. Karena kamu juga sudah punya seorang anak, ayah tanpa ragu kasih semua milik ayah kepadamu. Tentu saja, ayah juga akan bagi ke Michael. Papa sebenarnya sangat ingin dia sembuh. Disini banyak yang membutuhkanmu,nak. Papa, Mama, Michael, Mikaela, Selena dan Perusahaan. Jadi, ayah mohon jangan berpikir untuk meninggalkan kami lagi.” mohon Elmand dengan sepenuh hati. Pria itu baru ini mengeluarkan kata-kata sepanjang ini. Marcel tahu kalau ayahnya memang sangat membutuhkannya.

“Baiklah! Aku akan berusaha untuk menjaga kepercayaan papa.” Marcel menjawab dengan penuh keyakinan.

Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat

“Jadi, hari ini kamu adalah kepala rector kampus yang baru, Kaela. Karena kakak sudah naik jabatan menjadi Direktur yayasan.” Anyelir menyerahkan posisi sebagai Kepala di Kampus kepada Mikaela. Sebenarnya, 60% saham Kampus ini adalah milik keluarga Djuanda. Ya, pantas sajalah orang-orang dalam yang menjadi pimpinannya.

“Baiklah kak. Aku akan berusaha menjalankan tugasku dengan baik.” Mikaela menerima jabatannya dengan senang hati.

“Oh iya, hari ini akan ada Dosen baru. Dia adalah Doktor ahli pendidikan dari Amerika dengan gelar Ed.D, Ph.D. Katanya lulusan Harvard tapi dari Orang Indonesia.” jelas Anyelir.

“Wah, dia pasti sangat jenius. Tapi kenapa dia pilih kerja di Indonesia ya, padahal kan dia bisa dapatkan posisi bagus di Amerika. Lulusan Harvard lagi!” Mikaela kagus dengan prestasi Dosen baru itu.

“Entahlah, mungkin dia cinta pada tanah airnya. Bukannya begitu bagus ya?” Anyelir memberi pendapat diangguki masuk akal oleh Mikaela.

“Oh iya, siapa namanya?” tanya Mikaela lagi.

“Ahh…eumm  kakak lupa, siang ini dia datang. Kamu lah yang akan bertemu dia nanti, kakak akan urus surat-surat kenaikan posisi kamu.” jawab Anyelir lalu pergi dari ruangannya. Mikaelapun lanjut mengajar sampai pada tengah hari, dia keluar dari kelasnya dan turun kebawah. Tiba-tiba dia melihat dari atas, banyak mahasiswi yang heboh sambil berbisik.

‘Ada apa ya?’ pikir Mikaela penasaran. Diapun turun karena ingin tahu apa yang terjadi.

“Astaga…ganteng banget ciptaan Tuhan!” bisik seorang mahasiswi.

“Kayaknya dia bukan mahasiswa baru deh, mungkin aja dosen.” balas mahasiswi lainnya.

“Gila! Bisa adem nih kelas kalau ada dosen seganteng dia,” tambah mahasiswi lainnya.

            Tak lama, Mikaela melihat seorang pria dengan perawakan tinggi dan tampan berjalan di kampus dan menjadi bahan perhatian para mahasiswi. Para mahasiswa juga kesal karena sang pria mengalihkan perhatian pacar mereka karena memang tampan. Saat melihat pria itu, mata Mikaela terbelalak. Napasnya terasa sesak dan tiba-tiba air matanya menetes. Sesungguhnya, Mikaela sangat ingin berlari dan memeluk pria itu saat ini juga, tapi statusnya sebagai istri dari Marcel Buana sangat tidak memungkinkannya melakukan itu. Apalagi dengan citranya sekarang yang adalah kepala Kampus.

“Cassie!!” suara itu berasal dari sang pria. Dia berjalan menuju Mikaela yang mematung. Senyuman hangat pria itu masih terukir dibibir tipisnya.

“Aku merindukanmu,” ucapnya lagi pada Cassie yang adalah Mikaela. Sebenarnya, waktu kuliah di Amerika dulu, Mikaela dipanggil Cassie yang diambil dari nama tengahnya Cassandra.

“Wi---Willy? Apa kamu Dosen baru yang melamar disini?” tanya Mikaela hati-hati

“Ya, itu aku. William Simon, Ed.D, Ph.D. Aku sengaja pilih kampus ini karena kampus ini adalah yang terbagus disini. Dan aku kesini untuk cari kamu, eh ternyata kamu Dosen juga?” tanya Willy pada Mikaela.

“Aku Kepala Rektor Kampus yang baru. Sebenarnya, sebagian besar saham kampus ini adalah milik keluargaku. Jadi, akulah yang dipilih sebagai Kepala Rektor Kampusnya.” jawab Mikaela sedanya. Sejujurnya jantungnya berdegup sangat kencang tetapi dia berusaha bersikap normal. Tiba-tiba Mikaela mendengar bisikan-bisikan para Mahasiswa dan mahasiswi.

“Itu ibu Mikaela kok kayak akrab ya?”

“Iya, mungkin sekampus kali, soalnya kan ibu Mikaela alumni Harvard”

“Tapi mereka cocokloh! Ibu Mikaela yang cantik dan pak Dosen baru yang ganteng”

“Hushh!! Ibu Mikaela dah menikah tuh”

            Mendengar bisikan-bisikan itu, telinga Mikaela jadi panas sendiri. Diapun mengajak Willy ke ruangannya untuk membicarakan soal pekerjaan tentunya.

“Ternyata senior sudah buat pernyataan untuk bekerja disini semenjak 3 bulan lalu ya. Dan kak Anyelir udah susun jadwal untuk senior mangajar.” Mikaela memberikan beberapa file mengenai pekerjaan Willy.

“Kamu kayak kaku gitu? Kamu…gak  rindu aku?” tanya Willy melihat Mikaela yang kaku tapi sebenarnya wanita itu gugup.

“Ten-tentu saja rindu, bahkan sangat.” jawab Mikaela jujur.

“Biasanya kamu akan langsung memelukku jika kita sudah lama gak jumpa. Kenapa kamu berubah? Apa aku sudah gak pantas buatmu lagi?” tanya Willy dengan nada sedih. Mikaela mengepalkan tangannya lalu memberanikan diri menatap Willy.

“Kamu sangat…sangat pantas untuk mendapatkan…yang lebih baik daripada aku.” jawab Mikaela tanpa sadar air matanya jatuh.

“Kenapa Cassie?”, Willy gak mengerti alasan Mikaela bicara seperti itu. Mikaelapun mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan sebuah cincin, “I’m married”. Jawaban itu membuat dunia Willy hancur seketika. Mikaela tidak dapat menahan tangisannya karena sedih mengecewakan pria yang sangat dia cintai bahkan hingga detik ini.

“Kenapa?” tanya Willy lagi.

“Aku dijodohkan 3 tahun yang lalu. Dan sekarang aku sudah punya seorang putri dengan suamiku.” jawab Mikaela dengan nada sendu.

“Kamu bahagia?” tanya Willy lagi membuat Mikaela tercengang. Lidah Mikaela kelu ingin jawab apa. Tapi, jujur untuk saat ini bukanlah pilihan yang tepat.

“Tentu saja.” bohong Mikaela.

“Jadi, kenapa kamu menangis?” tanya Willy lagi.

“Aku…aku hanya sedih melihat kedatanganmu dan aku gak bisa nepatin janji aku buat menunggu kamu. Aku…aku sudah mengecewakan kamu.” sesal Mikaela.

“It’s okay. Kalau begitu, akan kutunggu jandamu!” canda Willy membuat Mikaela terkejut. Oh, ayolah bagaimana dia bisa mencerna candaan seperti itu saat ini?

“Kenapa diam? Ya, mau bagaimana lagi? Kita bisa jadi teman kan?” tawar Willy diangguki oleh Mikaela. Sungguh Mikaela merasa sangat sedih saat ini. Sekeluarnya Willy dari ruangan Mikaela, dia akhirnya menangis karena dia sudah menahan air matanya sejak Mikaela mengakui bahwa dia sudah menikah.

“I’m sorry Wil…hikss!” Mikaela juga menangis didalam ruangannya.

 FLASHBACK

“Wil, aku mau balik ke Jakarta karena Papa gak bisa terlalu jauh dari aku. Papa juga bilang kalau lebih baik aku kerja disana aja. Tapi, gimana dengan hubungan kita?” tanya Mikaela pada Willy.

“Aku tidak mungkin ke Indonesia. Aku harus meneruskan beasiswaku sampai selesai, Cassie.” jawab Willy.

“Kalau begitu apa kamu mau menyelesaikan hubungan kita?” tanya Mikaela sedih.

“Tidak mungkin! Aku sangat mencintaimu! Kamulah warna satu-satunya dalam hidupku. Bisakah…kamu menungguku sampai nanti aku datang dan melamar kamu? Kamu tahu kalau beasiswa ini adalah jalan menuju mimpiku, tapi aku juga gak bisa mengabaikan hubungan kita. Jadi keputusan ada ditanganmu Cassie.” Willy menjawab.

“Kalau kamu benar-benar berjanji untuk datang ke Jakarta dan melamarku, aku akan tunggu seberapa lamapun itu. Tapi, kalau sampai kamu bohong, aku akan habisi kamu!” balas Mikaela. Willy sangat bahagia mendengar jawaban kekasihnya itu. Diapun memeluk Mikaela sebagai pelukan terakhir mereka sebelum perpisahan panjang mereka.

End Of Flashback

“Ternyata akulah yang mengingkari janjiku. Ah bukan aku, tapi lebih tepatnya sepertinya takdir tidak mengizinkan kami bersama. Menyedihkan sekali kamu Mikaela!” Mikaela bergumam karena menyesali segalanya.

‘Tapi, kalau aku memaksa Marcel menceraikanku masih ada kemungkinan kan? Tapi, bagaimana perasaan Selena? Astaga!! Jangan berpikir demikian, lihat saja kedepannya, apa memang hubunganku dengan Marcel akan baik-baik saja atau memang akhirnya akan berpisah. Demi Selena, aku harus menurunkan egoku.’ Pikir Mikaela lagi. Entah kenapa, Mikaela merasa pernikahannya dengan Marcel hanya akan sementara. Tapi, dia memang harus memberikan sedikit kesempatan kepada Marcel demi Selena.

Disebuah Desa terpencil, Yogyakarta

            Disebuah Desa terpencil di Yogyakarta, seorang wanita tengah membereskan barang-barangnya. Dia ingin pergi menyusul suaminya yang tak kunjung memberi kabar. Perasaannya kian tak enak dari hari ke hari.

“Mas, apa kamu akan kembali? Kenapa kamu gak kasih kabar sama sekali? Bukannya disana mengirim kabar bukanlah hal yang sulit? Aku harus kesana untuk memastikannya sendiri! Aku harus dapat kepastian dari kamu tentang hubungan kita.” gumam Michelle sembari mengunci pintu rumahnya. Dia berjalan kaki keluar desa dan mencari angkutan ke kota supaya bisa naik bus ke Jakarta.

“Kamu benar-benar sayang aku kan mas. Kamu dulu sudah buktikan ke aku. Aku yakin kamu gak bakal ninggalin aku gitu aja.” Michelle berusaha meyakinkan dirinya sendiri lagi.

FLASHBACK

Michelle POV

3 tahun yang lalu…

            Mas Marcel sudah berulang kali mengirimkan chat dan surat kepadaku, tapi aku tidak mau menemuinya. Aku sangat takut kalau akhirnya bakalan sama seperti hubunganku dengan Michael dulu. Aku gak bisa bayangkan apa aku masih bisa hidup setelah kehilangan orang yang aku cintai lagi. Setelah kematian ayah, rasanya seluruh duniaku hancur apalagi Michael meninggalkanku begitu saja tanpa kabar.Sakitnya bahkan masih sangat terasa hingga detik ini. Bagaimana bisa aku sanggup menghadapi rasa sakit yang sama lagi?

            Akupun membuka surat yang dikirim Marcel seminggu yang lalu, itu adalah surat terakhirnya. Dia bilang bahkan rela melakukan apapun asalkan aku kembali padanya.Dia bilang keluarganya salah dan cinta kita tidak salah. Dan akan memperjuangkan cinta kami apapun yang terjadi lalu terus memohon supaya aku kembali.

‘Bisakah aku percaya padamu, Marcel?’ batinku

“Aku akan memberimu kesempatan Mas. Tolong jangan kecewakan aku.” ucapku lalu menghidupkan ponselku. Akupun menghubungi nomer Mas Marcel dan dia langsung cepat menjawabnya.

“Michelle!! Bagaimana kabarmu? Kenapa beberapa minggu ini kamu gak mau menemuiku? Aku akan jelaskan semuanya.” suara Marcel langsung terdengar membuatku senang. Aku bahagia karena Marcel masih mengingat diriku.

“Ini hari pernikahanmu, aku hanya ingin memberi selamat.” aku berucap sendu.

“Jangan begitu Michelle. Setelah lama menghindariku, kamu menelponku hanya untuk mengucapkan itu. Kamu tahu aku tidak ingin menikah karena aku tidak mencintainya.” balas Marcel lagi dengan penuh kesedihan.

“Kalau begitu batalakan pernikahanmu dan nikahi aku!” pintaku membuat orang di sebrang sana terdiam sesaat.

“Kenapa? Mas keberatan? Aku gak mau dicap pelakor kalau sampai kamu bercerai untuk menikahiku. Maka nikahi aku sekarang juga mas!" lanjutku  lagi menuntut keseriusan dari Marcel.

“Dimana kamu sekarang? Kita akan pergi dari sini dan hidup bersama tanpa gangguan siapapun.” Mas Marcel berkata dan membuatku sangat bahagia sampai menangis haru. Ternyata Marcel memang sangat mencintaiku.

            Tak sampai sejam setelah aku mengirimkan lokasiku, Marcel sudah tiba. Dia menyuruhku untuk membawa barang-barang yang diperlukan untuk pergi. Marcel masih menggunakan suit jasnya lengkap. Pria itu menar-benar meninggalkan acara pernikahannya demi aku.

“Kita gak bisa keluar negeri karena semua surat-suratku tertinggal. Kamu gak keberatan kalau kita pergi ke desa yang jauh dari sini. Karena ditempat seperti itulah mereka akan sulit menemukan kita.” katanya dan aku langsung mengangguk.

“Kemana saja asal denganmu aku siap mas.” aku sudah siap melakukan apapun demi bersama mas Marcel. Kedatangannya sekarang memang sangat meyakinkan diriku akan keseriusannya. Marcel datang dengan seadanya tanpa membawa apapun. Kami membuang ponsel kami supaya tidak terlacak keluarganya. Dia juga menjual jam tangan mahalnya dengan harga yang tak sewajarnya supaya kami bisa pergi secepatnya.

‘Aku tidak bisa meragukanmu mas. Ketika kamu sudah buat keputusan, kamu memang akan melakukan keputusanmu tanpa keraguan!’ batinku tersentuh

End Of Michelle POV

End Of Flashback

“Aku akan datang mas. Kamu pasti juga merindukanku kan?” Michelle bertanya pada dirinya sendiri berusaha meyakinkan hatinya bahwa Marcel pasti akan mempertahankannya.

***

Genie

Aku melepaskannya bukan berarti aku tidak mencintainya. Aku hanya tak mau cintaku semakin menyakitinya- Marcel Arya Buana 2k21

| 2

Bab terkait

  • LOVE & DESTINY   Kedatangan Michelle

    Mansion Buana “Mikaela, malam ini ada acara kantor untuk penyambutan saya sebagai direktur baru Perusahaan. Saya ingin mengajakmu jika kamu mau.” ajak Marcel pada Mikaela yang baru saja selesai menidurkan Selena. “Kenapa kau tiba-tiba begini? Ada apa?” Mikaela heran Marcel tiba-tiba mengajaknya ke acara resmi. Lagipula, mereka baru bersama beberapa hari belakangan ini. Dan juga, Marcel bisa dibilang tidak banyak bicara pada Mikaela. “Akan ada reporter disana. Banyak gosip tentang pernikahan kita, jadi dengan kedatangan dan penjelasanmu kita bisa membersihkan nama kita di depan publik." jawab Marcel jujur. “Eum…baiklah, aku akan bersiap dikamarku.” Mikaela beranjak ke kamarnya untuk berganti baju dan mempoleskan sedikit make up ke wajahnya. Memang tanpa make up wajahnya sudah sangat cantik, dia hanya sedikit mempertegas dibagian mata, hidung dan bibirnya. Mikaela juga memilih gaun malam berwarna hitam panjang tanpa lengan yang berkilau

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-06
  • LOVE & DESTINY   Kebenaran Masa Lalu

    Marcel mengajak Michelle ke mansion keluarga Buana. Saat masuk, Ribka dan Elmand melihat Michelle dan wajah mereka langsung berubah tegang. Tetapi, Ribka mengesampingkan egonya dan menyamperin Michelle. “Michelle, akhirnya kamu datang juga! Saya sangat senang akhirnya kamu bisa mengerti bagaimana keadaan Michael saat ini.” sambut Ribka membuat Michelle diam. Dia tidak datang untuk Michael tetapi untuk Marcel. “Apa kamu mau lihat keadaan Michael?” tanya Marcel lembut diangguki pelan oleh Michelle. Ribka ingin ikut dengan mereka tetapi Elmand menahan istrinya. “Aku diam bukan berarti aku menerima wanita itu! Kalau Michael sembuh, akan kusingkirkan wanita itu bahkan melenyapkannya.” ucap Elmand dengan nada sombongnya. “Mas, kamu gak pernah berubah. Kesombongan masih menjadi sifat utama kamu. Maaf mas, aku menyesal sudah mendukung kamu dulu. Tapi sekarang, kebahagiaan anak-anakku lebih penting.” balas Ribka lalu menyusul Marcel dan Michael.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-07
  • LOVE & DESTINY   Kerinduan Hati

    Di sebuah taman Mikaela tengah mengawasi Selena yang sedang bermain di bak pasir sambil membuat karya dari pasir tersebut. Dia memutuskan untuk tidak ke kampus karena hari ini kepalanya sakit memikirkan masalahnya. Ya, tentu saja memikirkan tentang kembalinya Michelle. Dia bukan mencintai Marcel, tapi dia memikirkan Selena. ‘Apa mungkin Selena bisa hidup berjauhan dari pria itu? Melihat kedekatan mereka beberapa hari ini saja, aku sudah tidak tega memisahkannya. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?’ pikir Mikaela. “Sendirian aja, mbak?” seorang pria paruh baya membuyarkan lamunan Mikaela. “Kok melamun? Suaminya selingkuh ya,mbak? Sini, sama saya aja, kalo saya sih gak bakalan nyakitin cewek secantik kamu.” ucap preman itu lagi. “Pergi, saya tidak mau diganggu.” ucap Michelle tak acuh. “Cantik-cantik sombong banget sih!” pria itu dengan kurang ajarnya mul

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-11
  • LOVE & DESTINY   Trauma

    Mansion Keluarga Buana“Marcel, jangan terlalu lama melamun. Ibu sudah suruh turun untuk makan malam.” panggil Mikael menyuruh Marcel yang sedari tadi terdiam untuk makam malam. Pria itu masih diam tetapi dia segera beranjak dari duduknya. Mereka pun berjalan menuju meja makan.“Selena sudah kamu bangunin?” tanya Marcel dijawab anggukan oleh Mikaela.“Marcel, ayo makan malam.” ucap Ribka sambil tersenyum. Wanita paruh baya itu sangat senang hari ini.“Kak, kenapa wajah kakak lesu sekali?”itu suara Michael! Mendengar itu, Marcel langsung mengalihkan perhatiannya pada adiknya itu karena agak terkejut melihat Michael mau ikut makan malam dengan mereka.“Papa! Cuapin Celena ya.” kata Selena dengan nada celatnya. Marcel langsung tersenyum pada putrinya itu dan duduk disebelahnya. Mikaela ingin duduk, tapi dia enggan duduk disebelah Marcel. Tapi ketika melihat Michelle, dia langsung duduk disebelah pria itu.“Nyonya, saya sudah buatkan makanan untuk semuanya.” ujar Miche

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-13
  • LOVE & DESTINY   Ingin Kembali

    Klinik Praktek Ahli Psikologis “Jadi , apa yang menjadi keluhan ibu?” dokter psikolog memulai proses mediasi dengan bertanya keluhan Mikaela. Dia hanya bersama sang dokter disini sedangkan Marcel menunggu diluar.“3 tahun yang lalu, aku ingin membatalkan perjodohan dengan seorang pria. Tapi, aku menemuinya di waktu yang salah. Dia sedang mabuk karena patah hati dan dia mengira aku kekasihnya. Dia…tanpa sadar melakukan hal yang tidak pantas padaku. Semenjak itu, aku berusaha melupakannya. Tapi tidak bisa! Aku selalu merasa menjadi wanita yang rendah karena tidak bisa membela diriku sendiri. Bayang-bayang kejadian itu terus menghantuiku setiap malam dan aku meredakannya dengan obat tidur. Tapi, semenjak aku tahu bahwa aku hamil anaknya, semua kejadian itu seperti video yang terus berulang dikepalaku. Aku pun menambah dosisnya dan juga meminum obat penenang,” Mikaela menjelaskan keseluruhan keluhannya kepada sang dokter.“Anda menimum obat penenang ketika hamil? Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-17
  • LOVE & DESTINY   Cemburu

    Mansion Keluarga Buana“Kami pulang!” Marcel menyapa orang-orang didalam rumah.“Nenek!!! Tadikan, tami tadi main kuda-kuda, putal-putal, cama mobil-mobil! Papa juga tadi beli esklim.” cerita Selena saat bertemu neneknya, Ribka.“Beneran? Seru banget!” Ribka ikut senang dengan Selena yang bercerita dengan sangat bahagia. Ribka menatap Marcel dan Mikaela bergantian dengan bahagia.“Kalau beginikan, semuanya senang. Kalian bisa memulai semuanya dari awal. Lihat hal-hal baik dalam diri pasangan kalian dan jangan egois. Lama-lama kalian akan saling membutuhkan dan cinta akan hadir diantara kalian.” ucap Ribka dengan senang.“Iya, bu. Saya juga sudah lelah mau istirahat.” Mikaela undur diri dan pergi ke kamarnya untuk mandi dan istirahat.“Nenek! Malam ini matan apa?” tanya Selena pada Ribka.“Eumm… kita buat kesukaan Selena yuk!” ajak Ribka dan mengajak Selena ke dapur. Marcel cukup senang karena melihat Selena bahagia hari ini. Dia pun berjalan menuju kamarnya untu

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-19
  • LOVE & DESTINY   Mencari Kebahagiaan

    Paginya seperti biasa, keluarga Buana bersiap dan berkumpul di meja makan untuk sarapan. Mikaela menyuapi Selena dengan cekatan dan anehnya dia terlihat rapi di hari Minggu pagi. Biasanya Mikaela hanya akan menggunakan baju santai di hari Minggu.“Mikaela, kamu mau kemana? Ini hari Minggu kalau kamu lupa.” Ribka mengingatkan siapa tahu Mikaela berpikir ini hari kerja.“Enggak kok ma, aku mau ibadah.” jawab Mikaela membuat semua orang disitu tersedak karena shock.“Tumben?” sahut Elmand. Bukan tanpa alasan sih mereka shock, soalnya di rumah ini yang rajin ibadah adalah Ribka itupun sekali sebulan, dulu Marcel juga rajin sih walaupun cuma menemani ibunya. Kalau Elmand, lebih sibuk dengan hal duniawi. Bisa dibilang agama KTP aja, dan Michael sama saja dengan ayahnya. Mikaela sih, setiap Minggu paling main sama Selena atau kerumah ayahnya. Kalau pun keluar, dia bakalan bilang pergi sama teman-temannya.“Emm… terkadang saat kita di titik terbawah, disitulah kita mengingat Tuh

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-21
  • LOVE & DESTINY   Perasaan Sebenarnya

    Mikaela dan Willy pun selesai berbincang. Dan mereka pun berpisah, maksudnya Mikaela pulang bersama Marcel. Mikaela merasa perbincangannya dengan Willy semakin menambah kepercayaan dirinya untuk menjalankan harinya untuk kedepan.‘Intinya jangan pesimis dan mulai saja. Apapun akhirnya, biar waktu yang menjawab.’ Mikaela bertekad dalam hati agar dia tidak bersedih lagi. Dia tidak akan ambil pusing tentang Marcel. Dia hanya perlu menjalankan apa yang seharusnya.Sepulangnya Mikaela dan Marcel, Willy masih diam di mobilnya sambil merenungkan sesuatu. Sebenarnya, Willy yang hangat dan baik hati tidak seperti apa yang terlihat. Willy adalah orang yang paling pandai menyembunyikan perasaannya dan menebak ekspresi seseorang. Sejujurnya, perkataan yang diucapkannya kepada Mikaela tadi bukan dari hatinya. Tapi itulah yang harus dia katakan. Dia hanya tidak ingin wanita yang dicintainya itu sedih mengetahui kesedihannya karena cintanya harus bersama orang lain.“Cassie, a

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-24

Bab terbaru

  • LOVE & DESTINY   Epilog

    Beberapa bulan kemudian… Mikaela kini berdiri di sebuah tempat pemakaman umum sambil membawakan sebuket bunga lily. Dia kini berada tepat di makam William Simon. Dan hari ini, dia memang sengaja datang sendiri kesini. “Hari ini harusnya kamu berusia genap 28 tahun, Willy. Tapi kamu pergi terlalu cepat meninggalkan semuanya,” gumam Mikaela sambil meletakkan bunga itu di makam Willy. Wanita itu lalu menyentuh foto Willy yang ada di makam itu lalu tersenyum. Tanpa sadar, air matanya mengalir begitu saja. Mikaela masih ingat semuanya! Bahkan sampai akhir hidupnya, Mikaela ada disisinya tanpa melepas genggaman tangannya. Mikaela sangat sedih setelah tahu kebenarannya bahwa selama ini Willy mengidap penyakit kronis. “Kamu tidak berkata apapun agar aku tidak khawatir. Kamu selalu begitu! Tapi sekarang kamu sudah tenan

  • LOVE & DESTINY   Berdamai dengan Masa Lalu

    Mansion Keluarga Buana“Apa ini, Pa?” tanya Marcel ketika sang ayah memberikannya sebuah amplop berisikan tiket ke Venesia.“Untuk bulan madu. Kalian itu sudah menikah dan secara hukum kalian sudah menjalani hubungan sampai 3 tahun. Kenapa kisah kalian tidak diwarnai dengan bulan madu? Benar gak, sayang?” jawab Elmand sambil mengerling pada Ribka istrinya. Marcel hanya memijit pelipisnya karena terkejut dengan kelakuan kedua orang tuanya itu. Dia senang sih, tapi dia gak tahu gimana menyampaikannya pada Mikaela. “Kapan Papa memesan ini? Malah penerbangan besok lagi. Kita belum ada pembicaraan soal itu! Gimana dengan Selena?” tanya Marcel lagi.“Selena sama kami aja!” Michelle keluar bersama Selena dan langsung menjawab Marcel.“Tapi kan-“ Marcel masih belum menyelesaikan kalimatnya tetapi Selena langsung memotongnya,” Kata aunty Michie, papa dan mama pelgi untuk buat adik! Jadi Sele

  • LOVE & DESTINY   Kakak-Adik

    “Makasih, Mbak! Saya bersyukur mbak mau maafin saya!” Michelle benar-benar berterima kasih pada Mikaela. Wanita itu membalas pelukan Michelle sambil menepuk-nepuk punggungya.“Memaafkan adalah obat rasa sakit yang terbaik. Willy selalu mengatakan itu padaku. Dia juga pasti sudah memaafkanmu! Kamu jangan merasa bersalah lagi ya, Michelle.” Mikaela menjawab.“Kak, aku juga minta maaf ya. Aku sangat menyesali segalanya.” Michael juga minta maaf pada Mikaela dan Marcel.“Tak masalah, yang penting kamu sadar dan mau minta maaf. Bagi kami, itu yang terpenting. Iya kan, sayang?” Mikaela menerima permintaan maaf adik iparnya itu. Marcel mengangguk sebagai jawaban dan tersenyum kepada istrinya. Dia sangat senang karena istrinya adalah wanita yang berhati lembut dan mau memaafkan orang lain. Mikaela bukan tipikal orang yang berpikiran sempit tetapi wan

  • LOVE & DESTINY   Hukuman

    Apartemen Marcel, Podomoro City Seminggu berlalu tanpa terasa. Semuanya terasa lebih baik saat ini. Mikaela sudah bisa menjalani hidup normalnya meski terkadang, dia sering mimpi buruk. Ya, tentu saja Marcel akan selalu menenangkannya jika sudah begitu. Wanita itu selalu teringat bagaimana sampai akhirnya Willy terbunuh. Tapi untunglah, kejadian itu tidak membuat mental Mikaela jadi terganggu, malahan, dia semakin kuat. Dan kedepannya, dia bertekad untuk semakin kuat lagi.‘TING-TONG’ Bel apartemen berbunyi, mengalihkan atensi mereka bertiga yang sedang sarapan bersama. Marcel dengan cepat melangkah dan membukakan pintu apartemen. Dan ternyata, yang datang adalah polisi.“Selamat pagi, pak!” kata sang polisi.“Ya, pagi. Ada apa ya?” tanya Marcel perihal kedatangan mereka ke apartem

  • LOVE & DESTINY   Kenangan Bersamanya

    Mikaela POV Aku ingat kalau saat SMA dulu, aku tidak punya teman akrab. Tidak ada teman perempuan yang dekat denganku karena menganggap aku berbeda. Penampilanku yang seperti anak laki-laki dan juga sikapku, membuat mereka malas berteman denganku. Dulu rambutku itu pendek, dan sikapku sangat buruk. Aku sangat egois dan sombong seperti yang pernah Marcel katakan sebelum kami menikah. Saat di Amerika, aku ingin diterima. Aku melakukan segala cara untuk bisa diterima oleh mereka. Mulai dari ikutan hangout seharian, pesta pora sampai tengah malam, bahkan minuman keras. Aku ingin punya teman karena merasa sendirian disana. Tapi memang, aku berhati-hati soal laki-laki karena papa selalu mewanti-wanti dari Indonesia. Aku juga takut terjebak. Disisi lain, aku memang sangat penasaran bagaimana rasanya pacaran. Semua temanku, sudah pacaran. Mau teman SMA, kuliah, bahkan s

  • LOVE & DESTINY   Duka Mikaela

    Di Pemakaman Mikaela masih saja terduduk disamping makam Willy dan tidak mau bergerak dari nisannya. Semua orang sudah pergi, tapi dia masih disitu bersama Marcel. Suaminya tak lelah terus menemaninya disini. Wanita itu jelas masih berduka karena kepergian sosok yang sangat penting dalam hidupnya.“Mikaela, kita pulang dulu, ya! Kamu belum makan dua hari ini. Sejak di rumah sakit sampai saat ini kamu hanya meminum air. Kamu bisa sakit.” Bujuk Marcel pada Mikaela. Wanita itu malah menggeleng dengan wajahnya yang masih pucat. Dia masih bersandar sambil memandangi wajah Willy yang tersenyum di foto.“Selena juga sangat merindukanmu, ini juga sudah mau hujan, kita pulang dan besok kemari lagi.” Marcel masih belum menyerah.“Kamu pulang saja dulu Marcel. Sampaikan permintaan maafku pada Selena. Aku masih mau disini. Aku tidak peduli jika hujan, aku masih ingin disi

  • LOVE & DESTINY   Kehilangan Cinta Pertama

    Rumah Sakit Mikaela kini langsung berlari ke arah IGD dimana Willy dibawa oleh para dokter. Dia ingin masuk, tetapi tak diperbolehkan karena dokter tengah melakukan operasi. Mikaela terus-menerus melihat Willy dari pintu kaca sambil menangis. Perasaannya begitu hancur saat melihat Willy badi begini karena menyelamatkan dirinya. Marcel benar-benar terluka melihat istrinya terpuruk saat ini. Dia langsung meraih Mikaela dan memeluk wanita itu. Wanita itu masih terus menangis dalam pelukannya. Marcel tahu kalau Mikaela memang pasti akan sangat terluka jika melihat Willy jadi tak berdaya, apalagi kemungkinan wanita itu melihat semua kejadiannya di depan matanya.“Mikaela, kumohon tenanglah!” Marcel berusaha menenangkan Mikaela sambil mengelus-elus punggung wanita itu.“Hiks! A-aku yang menyebabkannya hiks

  • LOVE & DESTINY   Tidak Mati Sendirian

    Mikaela terus menatap nanar pada Willy yang sudah tak berdaya dihadapannya. Dia tidak menyangka bahwa Willy harus terluka bahkan dihabisi di depan matanya. Perlahan, Mikaela menyentuh wajah pria itu yang penuh dengan darah. Tatapannya masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Pria itu memang sudah tidak sadar sama sekali.“Dia sudah mati! Sial sekali ya, dia berusaha melindungi istri orang dan malah mati.” Ejek Raymond sambil berjalan mendekati Mikaela. Sedangkan wanita itu menghapus air matanya tanpa peduli jika tangannya kini berlumuran darah Willy. Wajahnya pun jadi ikut terkena darah pria itu.“Sekarang hanya tinggal kita disini. Masih berharap Marcel datang?” tanya Raymond dengan kini sudah berjongkok tepat dihadapan Mikaela.‘Willy? Benarkah kau sudah pergi?’ batin Mikaela bertanya-tanya lalu mendongak untuk membalas tatapan Raymond. Saat melihat wajah Mikaela yang sudah pucat dan berlumuran darah, otomatis pria itu a

  • LOVE & DESTINY   Menolong Mikaela

    Di gudang penyekapan…‘Buaghhh!!’“Arrgghh!” teriak preman itu ketika Willy menghajarnya.“Dimana bu Michelle, ya?” gumam salah seorang preman ketika sadar tidak ada Michelle disini.“Jangan melamun!” ucap Willy langsung menendang keras perut preman itu. Mereka ternyata tidak sedikit. Ada sekitar delapan orang, yang bermunculan hingga saat ini.‘Ajaib sekali aku bisa menggerakkan tubuhku dengan ringan seperti ini? Apa ini mukjizat-Mu? Kalau pun aku mati setelah ini, aku ikhlas ya Tuhan! Karena aku bisa melindungi Cassie-ku.’ Batin Willy sambil konsenterasi menghajar para preman itu dengan heroik. Setelah beberapa belas menit menghajar mereka, Willy meregangkan otot-ototnya karena erasa agak bugar. Dengan cepat, dia langsung membuka pintu tempat dimana Mikaela disekap. Dia agak kesulitan karena tidak ada kuncinya.“Dimana kalian menaruh kuncinya?” tanya Willy pada para

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status