Share

Bab 10

Penulis: Ram Tadangjapi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-02 12:05:50

Beberapa anggota tim data control meringis mendengar perkataan Maman, mereka merasa tersindir. 

Maman menatap semua sosok anggota yang hadir saat itu satu demi satu dengan tatapan tajam. Ia kemudian mengeluarkan beberapa kertas dari tas kerjanya.

"Untuk yang saya sebutkan namanya, agar tinggal di ruangan ini".

Maman kemudian menyebutkan sejumlah nama, anggota tim data control yang namanya disebut mulai panik, beberapa diantaranya sudah berwajah pucat.

"Yang namanya tidak saya sebut, boleh keluar dari ruangan ini dan lanjutkan pekerjaan kalian!."

Anggota yang namanya tidak ada dalam catatan Maman segera keluar dari ruangan diikuti pandangan tidak mengerti dan tidak puas dari anggota yang tinggal.

Saat ini tersisa enam anggota tim data control yang ada diruangan, Maman telah menginstruksikan ke Simon untuk segera mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Namun ia yakin para anggota data control yang tersisa sekarang tidak punya kekuatan apa-apa.

"Mungkin kita tidak perlu berlama-lama disini, jadi saya langsung saja ke intinya." Kata Maman lalu membagikan secarik kertas ke para anggota data control yang ada diruangan sekarang, Simon sendiri tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gelagat para anggota data control tersebut.

Begitu selesai membagikan kertas, para anggota data control tersebut mulai membaca isi yang ada di kertas itu. Wajah mereka semakin merah padam, nafas-nafas panik mulai terdengar.

"Apa ini pak?." Salah satu dari mereka bertanya.

"Bukankah sudah jelas itu formulir pemindahan tugas? Tapi kalian cuma bisa memilih dua bagian untuk tempat baru kalian...yaitu bagian prosesing atau bagian finishing."

"Kami menolak!." Teriak salah satu dari mereka kembali. Teriakan tersebut diikuti pula umpatan dan makian sebagai bentuk penolakan keras dari keenam orang tersebut.

Sambil tersenyum sinis, Maman lalu duduk diatas meja dan menatap dingin ke arah mereka.

"Buat apa saya mempertahankan kalian di dalam tim kalau kalian hanyalah duri?." 

Pada saat ini, keenam orang tersebut bereaksi dan menyadari posisi mereka telah terjepit, namun mereka masih enggan kalah dan disalahkan.

"Kami tidak akan pergi dari tim data control, kami adalah anggota senior bahkan lebih duluan bergabung dengan tim ini dibanding kamu!." Salah satu dari keenam orang yang namanya masuk didalam list Maman berdiri, tampak ia yang paling dominan diantara mereka.

"Kamu Nahar kan ya?." Tanya Maman.

"Ya betul...harusnya aku mendapat penghormatan, bukan penghinaan seperti ini."

Maman lalu turun dari meja yang ia duduki dari tadi, lalu menuju ke arah Nahar. 

"Baiklah...karena kau anggota senior, coba jelaskan padaku kenapa banyak bahan baku yang masih bagus kamu masukkan ke kategori rusak?."

Hah...dari mana orang ini tau soal bahan baku tersebut? Bukankah semuanya sudah ia sembunyikan dengan rapi?. Nahar tak tahu lagi harus menjawab apa, kali ini dia sudah kehabisan kata-kata untuk membela diri.

"Untuk yang lain juga, jika kalian bertanya apa kesalahan kalian!? Cukup kalian ingat bagaimana kalian merekayasa data selama ini!?." Kata Maman dengan pandangan tegas.

Maman lalu bersiap-siap keluar dari ruang pertemuan, Simon berdiri di belakang Maman dengan pandangan mengawasi ke seluruh bagian ruangan tersebut.

"Sebaiknya secepatnya kalian isi formulir itu supaya kalian bisa segera bekerja di tempat baru." Kata Maman lalu keluar dari ruang tersebut, Simon yang mengikuti dari belakang menutup pintu ruangan dengan sedikit keras.

Diluar ruangan saat Simon sudah hendak turun ke lokasi kerjanya, Maman berpesan ke Simon.

"Bersiaplah akan ada perubahan besar..."

Sementara itu, di ruang pertemuan keenam orang tersebut masih terpaku melihat kenyataan yang menimpa mereka. Nahar lalu menelpon seseorang dengan panik.

"Pak...kita ketahuan!."

"Apa???." Suara dari ujung telepon juga terdengar panik.

"Jadi bagaimana pak?." Tanya Nahar dengan gemetar.

"Yaa jangan libatin saya lagi, setelah ini jangan pernah hubungi saya!." 

Belum sempat Nahar berkata kembali, sambungan telepon telah terputus. Kini mereka tak punya pijakan lagi sementara pilihan tempat kerja baru untuk mereka harus secepatnya dipilih meskipun kedua pilihan itu tidak ada yang enak.

Kehilangan beberapa anggota membuat tim data control sedikit kelabakan, hal itu disadari Maman. Namun baginya lebih baik sedikit repot dibanding terus memelihara duri yang semakin lama bisa semakin menyulitkan. Setelah melaporkan kejadian di ruang pertemuan ke Pak Sumardi lewat telepon, Maman kemudian turun ke area produksi menyisir tempat-tempat operasi tim data control, beberapa tempat terlihat kosong tanpa ada petugas, berarti hari ini ada beberapa data yang tidak bisa diambil. 

"Sepertinya hari ini akan menjadi hari sibuk nan panjang." Kata Maman dalam hati. Ia mencatat tempat-tempat yang kehilangan petugas datanya, lalu dengan sigap ia menyusuri tempat-tempat tersebut untuk mengambil data sebanyak yang ia mampu. Maman memutuskan untuk turun langsung membantu mengambil data dari tempat-tempat tersebut.

Beberapa karyawan produksi memperhatikan Maman dengan beragam ekspresi. Mereka sebenarnya tidak terlalu pusing dengan keadaan yang terjadi di tim data control, namun dengan turunnya koordinator tim data control langsung ke lapangan berarti ada hal berat yang terjadi di tim tersebut.

"Lihat...masa' koordinator turun langsung?".

"Kasian...itulah kalau suka sok jadi pemimpin."

"Dengar-dengar beberapa anggota tim data control dipindahkan?."

"Pantas saja ia kelabakan, anggotanya berkurang sih!?."

Maman tidak memperdulikan gunjingan itu, dia tetap fokus berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain untuk mengambil data, dengan cara begini setidaknya masih ada data yang bisa terupdate meskipun mungkin tidak maksimal karena ia hanya seorang diri menangani beberapa tempat. 

Simon melihat bagaimana aktifitas sahabat sekaligus pimpinannya ini dengan kagum, ia tahu tanggung jawab yang besarlah yang membuat orang ini berani mengambil resiko begitu besar demi memperbaiki tim data control. Setelah merasa data yang ia perlukan di tempatnya sudah cukup, ia lalu menghampiri Maman yang sedari tadi sibuk bolak-balik.

"Sebentar lagi jam istirahat...tempat mana yang masih belum banyak datanya?." Tanya Simon ke Maman.

Tanpa melihat Simon, Maman menjawab "Bagian pengolahan bahan reject!."

"Biar aku yang kesitu!." Kata Simon dengan sigap lalu segera menuju ke tempat yang dimaksud.

Dengan bantuan Simon, beberapa menit sebelum jam istirahat Maman sudah bisa mengumpulkan data-data dari tempat-tempat yang kosong tadi. Meskipun tidak banyak namun data-data tersebut sudah bisa mewakili gambaran keadaan proses kerja di tempat-tempat tersebut sampai jam istirahat. 

"Ah...lumayan, data yang terkumpul sudah cukup saya rasa." Kata Maman sambil merapikan lembaran-lembaran kertas yang ada diatas meja.

"Istirahatlah...setelah istirahat sebaiknya kita atur kembali formasi petugas data control...ada beberapa petugas yang bisa memegang dua atau tiga tempat untuk mengambil data." Kata Simon sambil memberikan usul.

"Ahhh...kau bisa membaca jalan pikiranku ternyata!." Sambil menghela nafas panjang Maman dan Simon lalu berjalan keluar dari area produksi menuju ke kantin.

"Simon...rekrut orang yang bisa kau percaya untuk menjadi anggota tim data control, aku percayakan sepenuhnya sama kamu siapa-siapa orangnya!." Perintah Maman sesaat sebelum mereka sampai di kantin.

"Baik boss...beri aku waktu dua hari untuk menemukan orang-orang pilihan." Jawab Simon dengan yakin.

Dengan orang-orang baru yang lebih baik, Maman berharap tim data control akan menemukan kesuksesan yang lebih besar.

Bab terkait

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 11

    Dua hari kemudian...Sesuai janji Simon, dalam dua hari ia berhasil merekrut sepuluh orang anggota baru tim data control, mereka ditarik Simon dari bagian prosessing dan finishing.Hari ini kesepuluh orang tersebut telah berdiri di depan Maman."Tentu kalian sudah mendengar bagaimana keadaan tim data control akhir-akhir ini, banyak perubahan yang terjadi dan banyak yang tidak siap dengan perubahan itu. Beberapa anggota tim data control harus terdepak keluar karena ketidak mampuan mereka dalam memperbaiki kesalahan. Jadi saat ini kalianlah yang kami harapkan bisa memperbaiki kesalahan yang ditinggalkan oleh anggota lama, apa kalian sanggup?.""Mungkin kalian merasa ditakut-takuti, atau sudah ada yang ingin menyerah dan kembali ke tempat lama?, Kami hanya ingin anggota yang berani menerima perubahan ke arah yang lebih baik."Maman memberikan semangat sekaligus menekan para anggota baru dengan keras. Mata Maman dengan tajam memandangi me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 12

    Keesokan harinya.Hati Maman suasananya lebih baik hari ini.Maman memperhitungkan kedua preman yang tertangkap itu pasti tidak akan mudah untuk buka mulut di depan polisi. Tapi tidak peduli apapun motifnya, ia harus menemukan siapa dalang dari kejadian semalam.Dia kemudian memutuskan sebelum ke lokasi kerjanya, ia berkunjung dulu ke kantor polisi, semoga ada info terbaru yang berhasil dikorek oleh pihak kepolisian dari kedua preman tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 13

    Pak Sumardi benar-benar serius saat mengatakan hal itu ke Maman!.Maman memandang kagum ke Pak Sumardi, ia tak menyangka pemimpin selevel Pak Sumardi begitu peduli terhadap dirinya yang seorang bawahan."Terima kasih pak, saya akan lebih berhati-hati." Meskipun Maman tidak takut pada apapun yang mengancamnya, namun kata-kata pemimpin yang peduli seperti Pak Sumardi patut ia simak.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 14

    Dalam sekejap mata, Gordo telah menggadaikan wibawa pemimpinnya hanya karena uang. -Maman menghembuskan nafas dengan tekanan untuk mengurangi lelahnya, ia sudah selesai memeriksa dokumen data yang berhasil dikumpulkan hari ini. Dia kemudian menyusun dengan rapi dokumen tersebut lalu meletakkannya di lemari dokumen. Beberapa saat setelah selesai meletakkan dokumen itu, ponsel Maman berdering, dengan segera Maman melihat id pemanggil."Halo Simon?."

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 15

    Maman lalu berbalik menatap dengan serius ke Pak Sumardi. Bukankah jabatan koordinator tim data control sudah ia pegang?, Kenapa Pak Sumardi tiba-tiba bertanya soal kemampuan Simon?. Meskipun Maman terkejut saat mendengar pertanyaan Pak Sumardi barusan, namun Maman tetap berbesar hati, karena sifat iri tidak merajai karakter Maman."Menurut saya, Simon pasti mampu pak. Sejak saya jadi koordinator tim data control, dia salah satu andalan saya di tim." Jawab Maman dengan sportif. Semua yang Maman utarakan tidak ada yang dilebih-lebihkan, sesuai dengan pengamatan Maman ke Simon selama ini."Baguslah kalau begitu!." Pak Sumardi kemudian member

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 16

    "Kamuyang menggantikan Maman sebagai koordinator tim data control." Kata Pak Sumardi.Simon telah mencurahkan semua kemampuannya untuk membantu Maman demi merubah tim data control menjadi lebih baik, tak sedikitpun ada ambisi atau cita-cita Simon untuk merebut atau mengambil alih jabatan koordinator tim data control dari Maman.Bagi Maman sendiri, mendengar Simon yang menjadi penggantinya membuat dia bisa bernafas lega, setidaknya yang mengambil alih tanggung jawabnya di tim data control adalah orang yang sudah tahu masalah yang harus diselesaikan. Maman sudah tak peduli lagi bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 17

    Pak Sumardi tidak bisa menahan rasa terkejutnya, dia hanya bisa memandangi sosok Maman dengan tatapan heran. Begitu pula dengan Paman Suryawan, seketika ia melihat Maman begitu berwibawa dengan segala sikap menentangnya.Maman tidak terpengaruh dengan keterkejutan Pak Sumardi dan Paman Suryawan, Simon yang duduk disampingnya hanya ternganga mendengar kalimat yang baru diucapkan sahabatnya ini."Baiklah anak muda...coba jelaskan ke kami kenapa kamu menolak menjadi kepala produksi?." Tanya Paman Suryawan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 18

    Ketika orang yang disebutkan anak buah Gordo tadi masuk, wajah Gordo langsung berubah. "Gordo, apakah kamu tidak punya inisiatif untuk melakukan sesuatu?." Tanya orang tersebut.Perkataan orang tersebut sedikit mengusik hati Gordo, ia bahkan memberikan kode ke para anak buahnya untuk waspada.Gordo tahu bagaimanapun ia mencoba untuk berdebat dengan orang ini, pasti ia akan kalah. Tapi dengan sedikit adu fisik, mungkin semuanya akan lebih mudah."Bisakah tuan beretika sedikit?, Bukankah tidak sopan jika tuan terus memprofokasi tuan rumah?." Wajah Gordo terlihat sedikit emosi melihat sikap orang tersebut.Gordo memang telah menerima sejumlah uang, dan ia juga sudah melakukan tindakan untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Bahkan malam ini dia telah memberikan instruksi kepada beberapa anak buahnya untuk bertindak."Etika?, Masihkah preman seperti kamu memikirkan soal etika?." Kata orang itu sambil tersenyum sinis. Pada saat ia hendak berkata lagi, tiba-tiba ponselnya berbunyi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16

Bab terbaru

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 77

    Kelima sekuriti itu benar-benar berada dalam dilema besar. Hanya August yang sejak awal menentukan sikap untuk berada di sisi Maman.Mendengar hal itu, wanita pemilik kantin menatap Maman dengan tak percaya.Dari tadi ia mengira Maman hanya seorang karyawan yang terlalu ingin tahu. Tapi melihat tatapan dan kepercayaan diri lelaki tersebut, ia sedikit takut jika salah mengambil kesimpulan. "Kamu sebenarnya siapa? Apa hakmu untuk...""Diam kataku!." August kembali membentak sebelum wanita itu bisa menyelesaikan kata-katanya.Bentakan tersebut terdengar lebih menakutkan dari yang pertama. Wanita itu terlihat pucat, begitu juga dengan para pelayan yang ada di sampingnya. Beberapa karyawan yang masih ada di kantin itupun terkejut.Suasana menjadi hening, August menatap tajam ke arah pemilik kantin. Ia kemudian mengalihkan tatapannya ke para karyawan yang masih ada di tempa itu. "Kalian semua segera keluar dari sini!."Para karyawan yang tersisa segera beranjak meninggalkan kantin tersebut.

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 76

    Setelah merasa keadaan Pak Sumardi baik-baik saja, Maman kemudian pamit. Tujuan berikutnya adalah langsung menuju ke tempat kerja, beberapa hal harus ia selesaikan selain mempersiapkan proses pengalihan jabatan manajer.Saat ini Maman telah berada di ruang kerjanya, di atas meja kerja bertumpuk sejumlah dokumen. Peristiwa penculikan Pak Sumardi membuat Maman belum sempat memeriksa isi dari dokumen-dokumen tersebut.Maman dengan seksama membaca isi beberapa dokumen. Beberapa kali ia mengangguk kagum saat melihat grafik data yang ditampilkan, kenaikannya cukup signifikan. Itu menandakan sistem yang sudah ia terapkan berjalan dengan baik. Selain itu, orang-orang yang ia pilih untuk menjadi garda terdepan untuk melakukan perbaikan telah bekerja dan berusaha untuk memberikan yang terbaik.Melihat hal tersebut, Maman menemukan komposisi yang tepat untuk mengisi sejumlah jabatan penting jika saatnya proses pengalihan jabatan manajer itu terjadi. Ia tahu mana orang yang bisa ia percaya setela

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 75

    Keesokan harinya, Maman hari ini tidak langsung menuju ke tempat kerja, ia ingin bertemu dengan Pak Sumardi.Maman saat ini telah sampai di halaman rumah Pak Sumardi. Suasana di situ terasa lengang, tak ada orang yang terlihat berada di luar rumah. Maman menyimpulkan Pak Sumardi belum mencari pembantu dan tukang kebun yang baru.Maman mengetuk pintu rumah tersebut tiga kali, ia menunggu seseorang dari dalam membukakan pintu. Setelah merasa tak ada respon, Maman kembali mengetuk pintu. Lagi-lagi belum ada pergerakan dari dalam.Apakah terjadi sesuatu pada pasangan suami istri itu?.Harusnya mereka aman sekarang?.Maman merasa khawatir, ia segera menuju ke arah samping rumah dan menyusurinya. Seingatnya ada pintu penghubung di arah samping menuju ke dapur.Saat ia menemukan pintu itu, ia memutar kenop pintu, ternyata terkunci dari dalam. Dalam hati Maman semakin gelisah, seharusnya Pak Sumardi dan istri ada di rumah saat ini."Maman? Aku kira penjahat!."Mendengar suara itu, dengan refl

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 74

    Haris mengerang dengan keras, tamparan Maman kali ini rasa sakitnya lebih besar terasa.Wajah Haris terlihat semakin membengkak.Maman berkata dengan dingin. "Aku tidak segan-segan menamparmu lebih keras lagi. Apakah kau masih bisa bertahan menahan sakitnya?."Haris tahu saat ini pertahanannya semakin rapuh, ia sendiri tidak yakin pada kemampuan tubuhnya untuk menahan rasa sakit yang lebih jika Maman menamparnya semakin keras. Mau tak mau ia harus menyerah. "Baiklah aku akan katakan yang sebenarnya."Maman menatap tajam ke wajah Haris sambil menarik paksa rambut pria itu ke arah belakang. "Katakan segera!."August yang sedari tadi hanya berdiri menyaksikan Maman menginterogasi Haris ikut membentak. "Jangan buang-buang waktu, cepatlah!."Haris semakin pucat, kedua pria yang membentaknya itu sama-sama hebat. Ia tak akan bisa melawan mereka meskipun punya kesempatan. "Aku...aku yang memberikan jalan pada para penculik itu masuk ke rumah."Mendengar penjelasan Haris, Maman semakin tajam m

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 73

    Pak Rudi merasa cemas, bagaimanapun hal seperti ini tak pernah ia prediksi. "Keadaan semakin gawat, kita bisa jatuh dengan cepat." Kata Pak Rudi dengan nada bergetar.Semua petinggi keluarga yang hadir saling berpandangan, mereka jelas memahami situasi saat ini namun tak satupun yang punya ide untuk mengatasi hal tersebut.Sudah sejak lama mereka menikmati semua kemewahan yang didapatkan dari sejumlah proyek. Berbagai trik digunakan untuk mendapatkan keuntungan dari mempermainkan dana proyek.Kemewahan itu sebentar lagi akan lenyap jika mereka tak bisa mengembalikan keadaan. Ketika para investor mundur maka mereka tak punya lagi kekuatan untuk menjalankan proyek yang sedang dikerjakan oleh Pratama Grup. Mereka tidak siap untuk mengalami kejatuhan saat ini.Pak Rudi menatap tegas ke arah para petinggi keluarga. "Kalian semua harus membantuku untuk berpikir, jika ada yang mempunyai ide segera katakan sekarang!."Saat mendengar perintah Pak Rudi, para petinggi keluarga itu kemudian sali

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 72

    Maman kemudian mengeluarkan ponselnya, ia harus segera menghubungi Pak Suryawan. "Halo Maman, Bagaimana?." Tanya Paman Suryawan di ujung telepon."Aku mau bertanya Paman, apa sudah ada petunjuk tentang siapa yang berada dibalik penculikan Pak Sumardi?.""Menurut informanku, beberapa anak buah Gordo semalam berencana menculik seseorang." Jawab Pak Suryawan. "Kemungkinan besar itu adalah Pak Sumardi."Gordo? Mendengar nama itu Maman langsung teringat dengan apa yang diinfokan Odie tadi siang. "Gordo ini merupakan pemasok bodyguard sekaligus penyedia orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan kotor untuk Pratama Grup." Sambung Pak Suryawan."Berarti cocok dengan dugaanku." Balas Maman. "Karena lokasi Pak Sumardi disekap ada di pelabuhan yang dipenuhi barang-barang dengan tulisan Pratama Grup.""Kata Pak Sumardi tadi, Paman Suryawan harus segera bertindak." ***Saat ini, di rumah Pak Rudi terlihat para petinggi keluarga sudah hadir. Mereka sedang m

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 71

    Setelah mengatur nafasnya untuk menenangkan diri, Maman kemudian bergeser sedikit ke arah samping kiri dari tempatnya bersembunyi tadi. Ia mendekat sedikit ke arah gudang.Dari posisinya sekarang, ia bisa melihat ada sepuluh orang pria berjaga di sekitar area gudang. Penampilan kesepuluh pria itu terlihat seperti preman bayaran, bukan pengawal ataupun tukang pukul orang-orang kaya. Siapapun otak dari aksi penculikan ini, ingin menyembunyikan identitasnya dengan menyewa preman.Mata Maman semakin waspada saat melihat ada dua mobil mewah berwarna hitam datang merapat ke gudang. Dari kedua mobil itu turun dua orang pria berjas hitam. Meskipun dari jauh Maman masih bisa memperhatikan dengan jelas penampilan para pria yang baru datang itu."Aku yakin mereka itulah yang merencanakan semua ini!." Kata Maman. Ia kemudian mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan singkat lalu mengirimkannya ke Simon, bagaimanapun ia tidak boleh bertindak tanpa ada perencanaan matang.Maman maju lagi beberapa m

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 70

    Setelah agak jauh meninggalkan rumah Agam, Maman menepikan motornya. Ia kemudian mengeluarkan ponsel lalu menghubungi nomor yang tadi diberikan Agam."Halo, siapa ini?." Suara seorang pria terdengar dari ujung telepon."Halo, apa benar ini dengan Pak Odie?." Tanya Maman dengan sopan."Iya betul, ada perlu apa?.""Maaf Pak Odie, aku dapat nomor bapak dari seorang teman, katanya kalau mau mencari orang yang berani melakukan pekerjaan berbahaya bapaklah orangnya." Maman berusaha memperlembut suaranya seperti orang yang sedang mencari pertolongan."Oh iya betul itu,.memangnya pekerjaan apa itu?." "Kalau boleh kita langsung bertemu saja Pak, lebih enak bicara empat mata.""Oke temui aku di warung kopi yang di perempatan menuju pasar.""Baik Pak."Sambil tersenyum sinis, Maman mematikan panggilan teleponnya. Ia tahu warung kopi yang dimaksud Odie, tanpa menunggu lebih lama lagi Maman segera memacu motornya menuju ke tempat tersebut.Sekitar lima belas menit kemudian, Maman sudah sampai di

  • LIKA-LIKU HIDUP MAMAN   Bab 69

    Setelah menemui Pak Suryawan, sekarang Maman menuju kembali ke perumahan Pak Sumardi. Ia harus mencari tahu siapa yang menjadi pembantu di rumah tersebut. Setelah bertanya ke beberapa tetangga rumah Pak Sumardi, ia mendapatkan informasi jika pembantu dirumah itu ada tiga orang. Dua orang wanita, dan satu orang pria. Ketiga pembantu itu ternyata satu keluarga, nama kepala keluarganya Agam.Si Agam ini bertugas sebagai keamanan sekaligus tukang bersih-bersih halaman, kedua wanita lainnya adalah Istri dan anaknya yang bertanggung jawab pada bagian dalam rumah.Saat ini Maman segera menuju ke rumah Agam, lokasinya tidak jauh dari rumah Pak Sumardi. Setidaknya keluarga tersebut pasti ada informasi soal Pak Sumardi karena selama ini merekalah yang sehari-hari menyertai pasangan suami istri tersebut.Maman tiba di sebuah rumah, dari luar terlihat jika rumah itu belum sepenuhnya selesai. Temboknya belum dicat, hanya lapisan semen yang menutupi susunan batu merah. Maman kemudian mengetuk pint

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status