Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 17.***Hari berikutnya, Rama dan Shanum mencaritahu bersama tentang pelaku tabrak lari itu. Rama juga telah memasukan laporan ke kantor polisi. Hasil visum, serta keterangan saksi yang tak lain adalah Shanum, membuat penyidikan mulai berjalan."Terima kasih, Nak Shanum. Saya berhutang budi padamu. Entah dengan cara apa saya bisa membalas kebaikan Nak Shanum ini," ujar Lasmi sambil memasang wajah melas."Tidak apa-apa, Tante. Saya ikhlas kok. Lagian kejahatan memang harus dilawan," sahut Shanum.Rama hanya ikut tersenyum. Ia merasa kurang nyaman dengan sikap sang Ibu. Terlebih lagi saat Rama sudah membaca maksud dari keramahan Lasmi. Ibunya itu berharap Shanum menjadi menantunya."Oya, Tante. Saya juga berhasil meminta rekaman cctv yang ada di halaman rumah sebelah itu, tapi saya belum memutarnya. Mari kita lihat sama-sama. Ini akan menjadi petunjuk bagi kita," seru Shanum pula.Rama, Shanum dan Lasmi memutar rekaman yang dikirim ke ponsel Shanum
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 18.***"Kendis," lirih Lasmi tak percaya.Sementara Shanum ikut melotot melihat sosok wanita yang pernah ditemuinya di rumah Rama waktu itu."Bukankah namanya, Sukma?" tanya Shanum tak mengerti."Ya, benar. Namanya Sukma," ujar penyidik.Lasmi bingung. Ia menatap ke arah Shanum. "Kamu kenal?"Shanum mengangguk. "Iya, Tante. Kemarin wanita ini pernah ke rumah Tante. Benar kan, Ram?"Lasmi menoleh pula ke arah Rama."Jelaskan, Ram? Apa maksudnya ini? Siapa Sukma? Dan apa sebenarnya yang kamu sembunyikan? Sejak kapan Kendis berubah nama?" Lasmi melontarkan banyak pernyataan."Tenang dulu, Bu Lasmi! Sukma ini adalah saudari kembar Kendis," sambung penyidik.Lasmi semakin terkejut hingga mulutnya terbuka lebar."Oh, jadi selama ini yang meneror keluarga saya itu kamu? Rupanya kamu manusia biasa? Dasar Kakak beradik kriminal. Yang satu pembunuh, dan satu lagi juga ingin mengikuti jejaknya," cecar Lasmi.Mata Sukma menampakan sorot tajam yang penuh de
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 19.***Sukma urungkan langkahnya keluar. Ia meminta Dokter Mega untuk bertukar pakaian dengannya.Dokter Mega tak bisa menolak. Setelah itu Sukma memakai masker dan mengikat rambutnya persis seperti sang Dokter.Sementara Dokter Mega terbaring di atas ranjang rawat. Ia melukai sendiri kepalanya agar team kepolisian mengira Sukma telah melakukan kejatahan padanya.Sukma keluar melalui pintu depan. Team kepolisian sedikit heran melihat sang Dokter yang tiba-tiba pergi."Dok, bagaimana? Apa saudari Sukma sudah ditangani?" tanya penyidik.Sukma memberi isyarat lewat gerakan tangannya. Ia meminta team untuk menunggu.Semua mengangguk. Pikiran team penyidik ialah Dokter Mega ingin mengambil sesuatu. Langkah Sukma semakin cepat. Ia berhasil mengelabui polisi. Kini ia bergegas kabur dari sana.--Kurang lebih tiga puluh menit berlalu, team polisi merasa ada yang janggal. Pasalnya sang dokter sudah tak kembali sejak tadi."Coba periksa ke dalam! Kemudia
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 20.Pencarian Sukma terus berlangsung. Padahal Rama sudah meminta pada keluarganya untuk mencabut saja laporan itu dan berdamai. Namun, Lasmi dan Lena bersikeras tak mau menyudahi perang di antara mereka."Maafkan, aku, Mbak Kendis! Semua ini terjadi karena keegoisan keluargaku," ujar Rama saat menjenguk kembali Kakak iparnya."Aku juga meminta maaf padamu, Ram. Aku sadar, kau sangat baik dan berbeda. Yang terjadi sekarang sebab dendamku, tapi aku sendiri juga sudah mengatakan pada Sukma untuk tidak meneruskan pembalasan lagi," sahut Kendis. Rama menatap lekat mata lelah sang wanita pujaan. Debar di hatinya tak pernah hilang setiap kali berhadapan dengan Kendis."Aku memaklumi rasa sakit yang Mbak alami, bahkan aku juga tak menyalahkan Sukma saat ini.""Hidupku sudah tak ada artinya lagi, Ram. Kehilangan calon bayiku seolah meruntuhkan kewarasan di diriku. Aku pasra, selamanya aku akan berada di sini sambil menunggu giliranku tiba meghadap-Nya."
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 21.Mobil yang melaju kini sudah berhenti. Rama menoleh ke arah Shanum yang terang-terangan mengungkap perasaannya."Saya hanya karyawan biasa. Tak pantas menerima cinta darimu, Bu Shanum. Lupakan saja! Dan tolong jangan ikut campur lagi dengan urusan pribadi keluarga saya!" Tegas kalimat Rama membuat Shanum meneteskan air mata."Tapi, Ram ... saya benar-benar mencintaimu. Katakan, apakah kau mau menikah dengan saya?"Rama menggeleng cepat. "Maaf, Bu Shanum. Saya sudah nemiliki sosok lain yang akan saya nikahi."Shanum semakin terguncang. Ia tak terima kekalahan. Kedua tangannya mengepal penuh dendam. Ia bersumpah dalam hatinya akan menyingkirkan siapa saja yang berani mendekati Rama."Baiklah, Ram. Saya turun di sini saja. Rasanya saya butuh waktu sendiri untuk menenangkan diri," ujarnya.Rama tak keberatan. Ia mempersilakan Shanum keluar dari mobilnya. Detik berikutnya Rama menghidupkan kembali mesin mobil dan segera berlalu.Seperginya Rama, Sh
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part 22.Seminggu kemudian.Lasmi dan Shanum merencanakan segala cara agar Rama bersedia menikah dengannya."Sukma sudah ditemukan. Dia tertembak dan sekarang kritis di rumah sakit," ujar Lasmi seraya menjatuhkan tubuhnya ke sofa yang ada di sebelah Rama.Mata Rama membelalak mendengar berita duka tersebut. "Apa, Bu?""Ya, Ram. Ibu rasa wanita laknat itu tidak akan bisa selamat.""Jaga ucapan Ibu!""Kenapa? Apa ada yang salah dari ucapan Ibu?"Rama tak merespon lagi. Ia bergegas meraih kunci mobilnya dan segera melaju ke rumah sakit tempat Sukma dirawat.Kurang lebih dua puluh menit berjalan. Akhirnya Rama sampai di ruangan rawat Sukma. Wanita serupa Kendis itu terbaring kaku dengan selang oksigen di tubuhnya.Tak lama, team dokter masuk dan kembali memeriksa. Rama menunggu di luar dengan perasaan cemas. Ia memikirkan Kendis. Apa jadinya, jika bekas kakak iparnya itu sampai tahu kondisi saudari kembarnya yang sedang berjuang hidup dengan menyedihkan.La
.Judul: Selir muda Tuan HuseinPart: 1***Sebuah apartemen mewah yang letaknya di pusat kota, hidup seorang wanita belia berparas paripurna. Lesung pipi di sebelah kirinya tercetak jelas saat dia menarik lekuk bibir untuk tersenyum.Adriana Zulaikha adalah nama lengkapnya. Namun, dia lebih senang dipanggil Khana."Nona Khana ... seseorang tengah mencari Nona," ucap Mani, pelayan paruh baya."Siapa? Apa penting? Kau tahu sendiri bukan, bagi yang mau bertemu denganku harus bertujuan jelas saja," desisnya sambil memainkan rambut."Saya tahu, Nona. Namun, kali ini gawat! Wanita yang menunggu di luar itu mengaku sebagai istri Tuan Husein."Wajah Mani pucat pasi ketika mengungkapkan hal itu pada sang majikan. Kedua kakinya terasa lemah membayangkan perang pertama akan dimulai."Bagaimana bisa? Hampir satu tahun sudah posisiku menjadi selir muda Tuan Husein, dan tak pernah sekali pun keberadaanku terekspos keluar. Lalu dari mana istri pertama suamiku bisa tahu tempat ini?" Intonasi suara K
Part 2.***Namun, otak liciknya berfungsi dengan baik kali ini. "Hah! Itu bukan perkara sulit, Khana."Sebuah ponsel mahal ia keluarkan dari tas jinjingnya. Kemudian panggilan telepon segera dilakukannya."Naik!" titahnya.Hanya satu kata, kemudian telepon genggamnya kembali ia masukan ke dalam tas.Tak berapa lama dua lelaki berbadan kekar muncul. Khana menyipitkan mata melihat kehadiran pesuruh Areta tersebut.Darah yang masih mengalir di dahinya membuat kedua bodyguard Areta sedikit tercengang."Kami harus melakukan apa, Nyonya?" tanya salah satu dari bodyguard itu."Hancurkan cctv itu!" perintah Areta dengan senyum penuh kebanggaan."Siap laksanakan, Nyonya."Dengan sigap keduanya menaiki kursi dan segera memusnahkan benda yang bisa membawa petaka untuk Areta.Tanpa disadari, ternyata Khana jauh lebih cerdik. Ia meraih ponsel miliknya yang tadi sempat diletakan Mani di pas bunga sudut ruangan.Ponsel tersebut sudah merekam semua kejadian. Khana menyudahi aksi rekam di telepon mil