Home / Rumah Tangga / LELANG PENGANTIN / Bab 5. Tiba Di New York

Share

Bab 5. Tiba Di New York

Author: Dee Circle
last update Last Updated: 2023-11-29 16:27:31

24 jam kemudian, Meyra dan Alan tiba di John F Kennedy airport, New York.

Ini adalah pertama sekalinya Meyra melihat keadaan seramai dan sesibuk itu. Berbagai ras berlalu lalang dengan cepat disekitar mereka.

Saat Meyra sedang celingak-celinguk layaknya gadis kampung yang masuk kota, dan langsung ke kota sebesar New York pula, Alan berdecak kesal begitu menyadari istri dadakannya itu tertinggal cukup jauh di belakangnya. Dengan tergesa lelaki itu berbalik dan berjalan menghampiri Meyrabdan menarik tangannya.

Meyra terkejut saat menyadari tangannya digenggam erat oleh Alan. Lalu sebuah senyum tipis malu-malu terukir di bibirnya karena menyangka Alan adalah tipe suami yang cukup romantis karena sikapnya itu. Namun, senyum manis itu seketika memudar saat mendengar suara bernada dingin dari sang suami.

"Apa kau bisa berjalan lebih cepat sedikit? Aku bisa terlambat ke kantor jika caramu berjalan masih selambat siput!" Alan berkata dengan senyum dipaksa karena menahan frustasi.

"Ah ... Eh, ma-maaf," jawab Meyra kikuk. "Ini semua sangat asing bagiku. Sepertinya aku akan butuh banyak penyesuaian diri," lanjutnya sambil menjilati lidah dan menunduk. Pandangannya kini tertuju pada tangannya yang tenggelam dalam genggaman tangan Alan yang besar dan kokoh.

"Kau bisa menyesuaikan diri nanti. Sekarang ayo cepat. Aku bisa terlambat. Ada banyak urusan yang harus aku selesaikan hari ini," ucap Alan tergesa sambil menarik tangan Meyra dan melanjutkan langkahnya menuju mobil jemputan yang sudah menanti mereka.

Alan memang sudah menghubungi asisten pribadinya untuk menjemput. Dan seperti biasa, Leo selalu tepat waktu. Hal yang membuat Alan dapat dengan lega meninggalkan berbagai tanggung jawab penting di tangan asistennya tu.

Merya harus sedikit berlari kecil agar dapat menyesuaikan langkahnya dengan langkah Alan yang cepat dan lebar. Untung saja hari ini ia mengenakan jins dan kemeja longgar yang membuat gerakannya cukup mudah dan leluasa.

Meyra memang berasal dari pulau kecil dengan signal internet minim. Mereka harus berada di pelabuhan atau balai kota untuk bisa mengangses internet. Namun, menjelang hari H pelelangan, gadis itu cukup rajin mencari tahu tentang fashion terkini di dunia.

Pilihan Meyra jatuh pada gaya casual. Kalau di pulau, ia biasanya hanya mengenakan celana training dan kaos kebesaran peninggalan mendiang ayahnya untuk kegiatan sehari-hari, juga beberapa gaun dan dress sang ibu yang ia kenakan untuk acara-acara tertentu. Meyra jarang membeli baju untuk dirinya sendiri. Menurutnya itu buang-buang uang. Mereka bukan keluarga yang berkecukupan.

Dulu saat Meyra remaja, sesekali neneknya membeli baju di pasar loak untuknya, dan Meyra selalu berkata bahwa neneknya terlalu boros untuk hal-hal tidak penting. Lalu neneknya akan mengomel panjang lebar tentang ketidakpeduliannya pada penampilan.

Bagi Meyra, ia akan lebih suka membeli makanan dari pada pakaian. Lagi pula, masih banyak baju lama ibu dan ayahnya yang menurutnya masih layak pakai. Walaupun menurut neneknya itu semua sudah ketinggalan zaman.

Tidak lama kemudian, mereka tiba di depan sebuah mobil sedan hitam panjang yang mengkilap dan mewah, Meyra cukup terkejut saat menemukan seorang lelaki langsung menghampiri Alan dan mengambil koper di tangan lelaki itu.

Lelaki berambut pirang itu juga terlihat sama terkejut dengan Meyra saat menemukan gadis itu di samping Alan. Terutama saat melihat tangan mereka yang saling terpaut.

"Aku akan menjelaskan semuanya di jalan pulang." Jelas Alan tanpa ditanya. Hubungannya yang cukup baik dengan sang asisten membuat mereka bisa saling memahami hanya dengan satu pandangan penuh arti.

"Tentu saja, Tuan." Leo mengangguk tenang tanpa banyak berkata-kata. Seperti biasa. Ia juga langsung kembali mengambil koper di tangan Meyra setelah koper milik Alan masuk bagasi.

"Ayo. Sekarang cepatlah, Leo. Aku bisa terlambat untuk beberapa meeting penting hari ini. Apakah kau sudah memastikan jadwal pertemuan siang ini?" tanya Alan saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Tentu saja, Tuan. Semuanya aman. Dan Anda juga bisa sedikit lebih santai siang ini karena FJ Fashion mengundurkan jadwal temu ke Minggu depan. Katanya ada beberapa model pakaian untuk keluaran musim panas nanti perlu direview ulang. Next week, mereka akan sekalian membakukan semua agenda, sekaligus dengan rundown acara," jelas Leo dengan tenang sambil sesekali melirik Meyra yang duduk di samping Alan.

Lelaki itu merasa penasaran dengan wanita asing yang dibawa sang tuan, setelah kegagalan hubungan dengan mantan tunangannya dulu, Alan tampak menghindari hubungan serius dengan wanita manapun. Jika ia butuh seseorang untuk menghangatkan malam, wanita itu akan datang sendiri ke tempat yang dijanjikan.

Ini adalah pertama sekalinya Alan menggandeng seorang wanita di depan publik setelah kegagalan hubungan dengan Sherin.

"Ehm ..." Leo berdehem sekilas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Halo Nona, sepertinya Tuan Alan tidak akan memperkenalkan kita, jadi aku pikir aku akan mengambil inisiatif untuk memperkenalkan diri." Leo melirik ke arah sang Tuan melalui spion atas dan langsung memamerkan cengirannya saat melihat mata Alan mendelik.

"Perkenalkan, aku Leo," lanjut lelaki itu tanpa peduli dengan rengut kesal di wajah Alan.

"Hai, aku Meyra," jawab Meyra dengan senyum manis. Ia senang dan lega karena akhirnya seseorang memecahkan kesunyian di dalam mobil itu.

"Meyra? Nama yang cantik, secantik pemiliknya." Leo tidak memuji, ia merasa hanya mengatakan yang sebenarnya.

"Terima kasih, Leo. Tapi tidak perlu berlebihan memujiku."

"Memuji? Apa itu memuji? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," elak Leo tulus. "Ngomong-ngomong kau menemukan tuanku yang kaku ini dimana?" lanjut lelaki itu mulai mengorek.

Meyra tertawa mendengar pilihan kata yang digunakan Leo, "menemukan" itu seakan-akan seperti menemukan anak kucing.

"Sebenarnya Alan-lah yang menemukanku. Dia penyelamatku," sahut Meyra tulus. Ia belum sempat berterima kasih pada suaminya itu karena sudah membawanya hingga kemari.

Leo terkejut mendengar jawaban Meyra. Kedua alisnya terangkat tinggi.

"Benarkah?" tanyanya sambil melirik heran ke arah sang Tuan melalui spion atas kepalanya.

"Iya. Alan rela me--"

"Leo!" potong Alan tajam. Ia harus menghentikan kalimat Meyra sebelum wanita itu mengatakan tentang pernikahan gila mereka. Apalagi jika sampai asisten pribadinya itu salah paham dan menyampaikan semuanya pada orang rumah. Kalau ada yang perlu mereka tahu, Alan lah yang akan menjelaskan sendiri nanti pada Leo dan Eshilde. "Sebaiknya kau menyetir saja dengan baik," lanjutnya lagi sambil berdecak kesal.

"Mmm ... Oke, baiklah. Sepertinya ada sesuatu yang mengejutkan yang akan kalian sampaikan pada kami." Leo berkata sambil tertawa kecil. "Dan Nona Meyra, Anda tidak perlu khawatir , aku adalah pengemudi terbaik yang pernah dimiliki Tuan Leo," kelakar Leo sambil diikuti suara tawanya yang nyaring.

Meyra ikut tertawa kecil. Ia merasa lega karena suasana di dalam mobil menjadi cair.

Sebenarnya Meyra tidak menyangka bahwa Leo ada pribadi yang menyenangkan. Padahal awalnya ia berpikir lelaki itu cukup kaku saat menjemput mereka di bandara tadi.

"Aku yakin, Eshilde pasti akan senang menyambutmu di rumah." Tawa Leo semakin kencang saat mengatakannya. Membuat wajah Alan semakin merengut saat mendengarnya.

"Eshilde? Siapa Eshilde?" tanya Meyra penasaran.

Tawa Leo kini sudah tidak terkontrol, bahkan Alan pun ikut tersenyum tipis.

"Eshilde adalah nyonya rumah di kediaman Tuan Sanders." Bahkan kini Alan pun ikut terkekeh pelan.

Nyonya rumah? Apakah itu berarti Alan sudah menikah?

Related chapters

  • LELANG PENGANTIN   Bab 6. Kediaman Sanders

    Butuh satu jam lebih beberapa menit hingga mereka tiba di mension rumah milik Alan. Rumah suaminya itu terletak di salah satu perumahan di New jersey. Hal yang tidak terduga bagi Meyra, ternyata kota New jersey itu cukup asri dengan banyak pepohonan yang masih terlihat tumbuh di sana. Well, tentu saja tidak sebanyak pepohonan di pulai Lemuri tempat Meyra berasal.Perjalanan satu jam itu terasa singkat bagi Meyra karena gadis itu sibuk memperhatikan ke luar jendela mobil dengan pandangan takjum. Alan yang beberapa kali melirik sang istri dari samping itu tidak berkomentar banyak, ia maklum dan membiarkan saja kelakukan wanita yang dinikahinya sekitar 30an jam yang lalu itu. Ia akan memikirkan apa yang akan dilakukannya pada Meyra nanti. Saat ini banyak hal yang harus mendapatkan perhatiannya terkait bisnis mereka di New York. Alan kembali focus pada apa yang disampaikan Leo padanya selama sisa perjalanan itu.Saat tiba di rumah Alan, Meyra turun dari mobil saat Leo membukakannya pintu.

    Last Updated : 2023-12-04
  • LELANG PENGANTIN   Bab 7. Introgasi

    Alan dan Meyra duduk di hadapan Nyonya Helena Sanders, neneknya Alan.Jantung Meyra merasa berdebar di bawah tatapan tajam wanita sepuh yang masih terlihat bugar itu. Ia merasa seperti sedang dihakimi neneknya sendiri, persis seperti saat neneknya hidup. Sorot mata bijak itu sedang menatapnya dengan pandangan penuh selidik.Di belakang Nyonya Helena, Leo dan seorang wanita lainnya juga ikut menonton. Menunggu klarifikasi dari mereka."Jadi sekarang jelaskan padaku, apa benar kalian sudah menikah?" tanya Nyonya Helena.Meyra melirik ke arah Alan dengan ujung matanya, lalu menemukan lelaki itu menarik napas dalam."Benar," jawab Alan singkat. Meyra kembali melirik tiga pasang mata di hadapannya untuk melihat reaksi yang mereka berikan.Semuanya tampak terkejut. Sesaat kemudian ..."How dare you!" pekik Nyonya Helena sambil bangkit dari duduknya dan mendekati Alan. Kepalan tangannya yang keriput memukuli tubuh sang cucu dengan membabi buta. "Berani-beraninya kau menikah tanpa memberita

    Last Updated : 2023-12-06
  • LELANG PENGANTIN   Bab 8. Perdebatan di Dalam Kamar

    "Ingat, aku ingin kau berhati-hati berbicara dengan nenekku." Tiba di dalam kamar, Alan langsung memberi ultimatum. Meyra yang sedang mengagumi kamar luas dan nyaman tersebut seketika menoleh pada sang suami dengan terkejut."Maksudmu?" Dahi Meyra mengernyit saat bertanya."Aku tidak mau nenekku mengetahui proses pernikahan kita yang di luar nalar ini."Meyra merasa tersinggung saat mendengar ucapan suaminya itu, namun ditahan emosinya sebaik mungkin. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.Tenang Meyra, dia adalah suamimu. Ingat kata Nenek, patuhi suamimu, tenangkan kesalnya, lalu taklukkan jiwa dan raganya. Sabar adalah kunci! Meyra membatin sambil mengatur emosinya yang mulai panas."Tidak ada yang salah dengan pernikahan kita, Sayang.” Gadis itu sengaja menggunakan istilah sayang dan menekankan nadanya pada kata tersebut. Benar saja, alis Alan langsung terangkat, namun dia tidak memberikan komentar apa-apa, selain kedua bola matanya yang kemudian berputar 180 dera

    Last Updated : 2023-12-22
  • LELANG PENGANTIN   Bab 9. Seperti Yang Kau Harapkan

    "Apa salahnya melewatkan malam selayaknya orang dewasa? Bukankah kita sama-sama sudah dewasa? Dan kita juga sudah menjadi suami istri secara sah," tegas Meyra seakan apa yang diucapkannya itu bukanlah hal yang besar. Setidaknya begitulah yang ia tunjukkan secara mati-matian di hadapan Allan. Berusaha agar terlihat santai, walau sebenarnya jantungnya seakan berlari kencang.Jika saja Allan tidak terlalu terkejut dengan kalimat gadis itu, mungkin ia juga dapat melihat semberaut warna merah muda di pipi Meyra yang kini muncul secara samar."Kau sepertinya sedang mabuk, Nona," geram Allan yang saat ini malah merasa bodoh. 'Ayolah Allan, kenapa kau harus bertingkah seperti remaja yang berciuman dengan wanita incaran untuk pertama sekalinya? Ini konyol!' Allan menggerutu di dalam hati. Ia telah mencium banyak wanita, bahkan lebih dari itu."Aku tidak mabuk," Meyra merasa semakin percaya diri. Ayolah, bukankah itu hal yang wajar? Lagi pula dirinya tidak ingin dianggap kolot oleh Allan. Untu

    Last Updated : 2024-02-18
  • LELANG PENGANTIN   Bab 1. Pelelangan

    “Pelelangan?” Alan langsung merasa tertarik saat pagi itu Mr. Handoko mengajaknya ke salah satu pelelangan paling menarik yang pernah ada. Setidaknya begitu yang rekan bisnisnya itu katakan."Ya. Percayalah, anda tidak akan kecewa dalam pelelangan kali ini. Ini adalah yang paling istimewa, sedikit tersembunyi dan primitif. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya." Lelaki itu terkekeh sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda. Membuat Alan merasa semakin penasaran.“Well, Ok. Aku pikir itu cukup menarik untuk menghabiskan waktu kita hari ini. Aku sudah merasa cukup puas dengan pantai dan pertunjukan seni yang anda persiapkan dalam dua hari ke belakang." Alan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mempertimbangkan. Tidak ada salahnya ia ikut. Lagi pula itu tidak akan memakan waktu terlalu lama. Sore nanti ia akan kembali ke New York dan meninggalkan pulau yang dikenal dengan titisan surga ini."Itu adalah jawaban yang aku inginkan, Mr. Sander. Anda tidak akan menyesal. Aku jamin

    Last Updated : 2023-11-02
  • LELANG PENGANTIN   Bab 2. Terjual dengan Harga Tertinggi

    "Ayo Nona Meyra, berputar lah." kata sang presenter sambil mendorong sedikit bahunya agar melakukan putaran. Meyra melakukannya. Gaun biru laut sebatas betis yang ia kenakan saat ini berayun dan jatuh dengan sempurna. Memamerkan lekukan tubuhnya tanpa harus terlihat murahan.Ini adalah gaun terbaik yang ia miliki. Gaun yang dijahitkan oleh neneknya sekitar dua tahun yang lalu. Namun, cukup jarang ia kenakan. Hanya di waktu-waktu tertentu saja. Gaun itu memiliki lengan sebatas siku, dan kancing yang berjejer rapi di sepanjang dada hingga pinggang. Bagian roknya berbentuk circle hingga sebatas betis. Sederhana, namun sangat manis. Begitu yang dikatakan neneknya saat ia mengenakannya untuk pertama sekali."Bentuk tubuhnya sempurna. Dengan pinggul yang melengkung indah bak gitar spanyol." ujar sang presenter lagi. Lalu siulan terdengar dari arah kerumunan. Membuat wajah Meyra memerah karena menahan malu."Lihat dan perhatikanlah. Bentuknya yang sempurna. Aku berani menjamin ia tidak aka

    Last Updated : 2023-11-02
  • LELANG PENGANTIN   Bab 3. Pernikahan Dadakan

    "10.000 dollar?" Meyra tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Dan yang membuat dirinya lebih tidak percaya lagi adalah nilai fantastis itu ditawarkan oleh lelaki bermata tajam tadi. Lelaki yang membuat matanya terpaku untuk beberapa saat. Yang wajahnya terlihat kesal dan marah.Lalu kenapa ia mau memberikannya harga setinggi itu?Rasanya tidak mungkin. Itu adalah harga termahal sepanjang sejarah pelelangan ini. Belum pernah ada seorang gadis pun yang terjual dengan harga setinggi itu. Dan hari ini, dirinya yang digunjingkan tidak akan ada yang menginginkan, terjual dengan harga paling tinggi.Berkali-kali lipat lebih tinggi dari gadis lain yang pernah dilelang di sini.Harga tertinggi sebelumnya adalah 2500 dollar. Dan dirinya berhasil memecahkan rekor dengan angka 10000 dollar."Berapa banyak itu jika dihitung dalam jumlah rupiah?" batinnya mulai menghitung-hitung.Dalam pelelangan ini, pihak penyelenggara pelelangan memang lebih memilih menggunakan mata uang US dollar.

    Last Updated : 2023-11-02
  • LELANG PENGANTIN   Bab 4. Kesepakatan

    Alan masih tidak percaya bahwa dirinya telah menjadi seorang suami saat ini. Lebih parahnya lagi, ia menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak dikenalnya.Lelaki itu melirik wanita yang beberapa jam yang lalu dinikahinya itu. Ia sedang memikirkan bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Meyra."Meyra ..." panggil Alan akhirnya setelah sekian lama mereka hanya diam dan terjebak di dalam situasi kaku tersebut.Setelah tiba di hotel tadi, mereka langsung masuk ke dalam kamar dan memilih memesan makanan dari kamar saja.Meyra menoleh dan tampak berusaha menutupi rasa gugupnya dengan tersenyum kaku."Ya?" Suara wanita itu terdengar bergetar. "Kita harus membicarakan sesuatu. Aku rasa ini serius. Kau harus benar-benar paham akan situasi ini."Meyra tidak menyahut. Ia hanya mendengar dengan dahi berkerut. Menandakan saat ini wanita itu sedang kebingungan."Jujur saja, aku tidak pernah berpikir akan menikah seperti ini. Aku bahkan tidak berniat untuk menikah dalam waktu dekat." Alan mem

    Last Updated : 2023-11-02

Latest chapter

  • LELANG PENGANTIN   Bab 9. Seperti Yang Kau Harapkan

    "Apa salahnya melewatkan malam selayaknya orang dewasa? Bukankah kita sama-sama sudah dewasa? Dan kita juga sudah menjadi suami istri secara sah," tegas Meyra seakan apa yang diucapkannya itu bukanlah hal yang besar. Setidaknya begitulah yang ia tunjukkan secara mati-matian di hadapan Allan. Berusaha agar terlihat santai, walau sebenarnya jantungnya seakan berlari kencang.Jika saja Allan tidak terlalu terkejut dengan kalimat gadis itu, mungkin ia juga dapat melihat semberaut warna merah muda di pipi Meyra yang kini muncul secara samar."Kau sepertinya sedang mabuk, Nona," geram Allan yang saat ini malah merasa bodoh. 'Ayolah Allan, kenapa kau harus bertingkah seperti remaja yang berciuman dengan wanita incaran untuk pertama sekalinya? Ini konyol!' Allan menggerutu di dalam hati. Ia telah mencium banyak wanita, bahkan lebih dari itu."Aku tidak mabuk," Meyra merasa semakin percaya diri. Ayolah, bukankah itu hal yang wajar? Lagi pula dirinya tidak ingin dianggap kolot oleh Allan. Untu

  • LELANG PENGANTIN   Bab 8. Perdebatan di Dalam Kamar

    "Ingat, aku ingin kau berhati-hati berbicara dengan nenekku." Tiba di dalam kamar, Alan langsung memberi ultimatum. Meyra yang sedang mengagumi kamar luas dan nyaman tersebut seketika menoleh pada sang suami dengan terkejut."Maksudmu?" Dahi Meyra mengernyit saat bertanya."Aku tidak mau nenekku mengetahui proses pernikahan kita yang di luar nalar ini."Meyra merasa tersinggung saat mendengar ucapan suaminya itu, namun ditahan emosinya sebaik mungkin. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.Tenang Meyra, dia adalah suamimu. Ingat kata Nenek, patuhi suamimu, tenangkan kesalnya, lalu taklukkan jiwa dan raganya. Sabar adalah kunci! Meyra membatin sambil mengatur emosinya yang mulai panas."Tidak ada yang salah dengan pernikahan kita, Sayang.” Gadis itu sengaja menggunakan istilah sayang dan menekankan nadanya pada kata tersebut. Benar saja, alis Alan langsung terangkat, namun dia tidak memberikan komentar apa-apa, selain kedua bola matanya yang kemudian berputar 180 dera

  • LELANG PENGANTIN   Bab 7. Introgasi

    Alan dan Meyra duduk di hadapan Nyonya Helena Sanders, neneknya Alan.Jantung Meyra merasa berdebar di bawah tatapan tajam wanita sepuh yang masih terlihat bugar itu. Ia merasa seperti sedang dihakimi neneknya sendiri, persis seperti saat neneknya hidup. Sorot mata bijak itu sedang menatapnya dengan pandangan penuh selidik.Di belakang Nyonya Helena, Leo dan seorang wanita lainnya juga ikut menonton. Menunggu klarifikasi dari mereka."Jadi sekarang jelaskan padaku, apa benar kalian sudah menikah?" tanya Nyonya Helena.Meyra melirik ke arah Alan dengan ujung matanya, lalu menemukan lelaki itu menarik napas dalam."Benar," jawab Alan singkat. Meyra kembali melirik tiga pasang mata di hadapannya untuk melihat reaksi yang mereka berikan.Semuanya tampak terkejut. Sesaat kemudian ..."How dare you!" pekik Nyonya Helena sambil bangkit dari duduknya dan mendekati Alan. Kepalan tangannya yang keriput memukuli tubuh sang cucu dengan membabi buta. "Berani-beraninya kau menikah tanpa memberita

  • LELANG PENGANTIN   Bab 6. Kediaman Sanders

    Butuh satu jam lebih beberapa menit hingga mereka tiba di mension rumah milik Alan. Rumah suaminya itu terletak di salah satu perumahan di New jersey. Hal yang tidak terduga bagi Meyra, ternyata kota New jersey itu cukup asri dengan banyak pepohonan yang masih terlihat tumbuh di sana. Well, tentu saja tidak sebanyak pepohonan di pulai Lemuri tempat Meyra berasal.Perjalanan satu jam itu terasa singkat bagi Meyra karena gadis itu sibuk memperhatikan ke luar jendela mobil dengan pandangan takjum. Alan yang beberapa kali melirik sang istri dari samping itu tidak berkomentar banyak, ia maklum dan membiarkan saja kelakukan wanita yang dinikahinya sekitar 30an jam yang lalu itu. Ia akan memikirkan apa yang akan dilakukannya pada Meyra nanti. Saat ini banyak hal yang harus mendapatkan perhatiannya terkait bisnis mereka di New York. Alan kembali focus pada apa yang disampaikan Leo padanya selama sisa perjalanan itu.Saat tiba di rumah Alan, Meyra turun dari mobil saat Leo membukakannya pintu.

  • LELANG PENGANTIN   Bab 5. Tiba Di New York

    24 jam kemudian, Meyra dan Alan tiba di John F Kennedy airport, New York. Ini adalah pertama sekalinya Meyra melihat keadaan seramai dan sesibuk itu. Berbagai ras berlalu lalang dengan cepat disekitar mereka.Saat Meyra sedang celingak-celinguk layaknya gadis kampung yang masuk kota, dan langsung ke kota sebesar New York pula, Alan berdecak kesal begitu menyadari istri dadakannya itu tertinggal cukup jauh di belakangnya. Dengan tergesa lelaki itu berbalik dan berjalan menghampiri Meyrabdan menarik tangannya.Meyra terkejut saat menyadari tangannya digenggam erat oleh Alan. Lalu sebuah senyum tipis malu-malu terukir di bibirnya karena menyangka Alan adalah tipe suami yang cukup romantis karena sikapnya itu. Namun, senyum manis itu seketika memudar saat mendengar suara bernada dingin dari sang suami."Apa kau bisa berjalan lebih cepat sedikit? Aku bisa terlambat ke kantor jika caramu berjalan masih selambat siput!" Alan berkata dengan senyum dipaksa karena menahan frustasi."Ah ... Eh,

  • LELANG PENGANTIN   Bab 4. Kesepakatan

    Alan masih tidak percaya bahwa dirinya telah menjadi seorang suami saat ini. Lebih parahnya lagi, ia menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak dikenalnya.Lelaki itu melirik wanita yang beberapa jam yang lalu dinikahinya itu. Ia sedang memikirkan bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Meyra."Meyra ..." panggil Alan akhirnya setelah sekian lama mereka hanya diam dan terjebak di dalam situasi kaku tersebut.Setelah tiba di hotel tadi, mereka langsung masuk ke dalam kamar dan memilih memesan makanan dari kamar saja.Meyra menoleh dan tampak berusaha menutupi rasa gugupnya dengan tersenyum kaku."Ya?" Suara wanita itu terdengar bergetar. "Kita harus membicarakan sesuatu. Aku rasa ini serius. Kau harus benar-benar paham akan situasi ini."Meyra tidak menyahut. Ia hanya mendengar dengan dahi berkerut. Menandakan saat ini wanita itu sedang kebingungan."Jujur saja, aku tidak pernah berpikir akan menikah seperti ini. Aku bahkan tidak berniat untuk menikah dalam waktu dekat." Alan mem

  • LELANG PENGANTIN   Bab 3. Pernikahan Dadakan

    "10.000 dollar?" Meyra tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Dan yang membuat dirinya lebih tidak percaya lagi adalah nilai fantastis itu ditawarkan oleh lelaki bermata tajam tadi. Lelaki yang membuat matanya terpaku untuk beberapa saat. Yang wajahnya terlihat kesal dan marah.Lalu kenapa ia mau memberikannya harga setinggi itu?Rasanya tidak mungkin. Itu adalah harga termahal sepanjang sejarah pelelangan ini. Belum pernah ada seorang gadis pun yang terjual dengan harga setinggi itu. Dan hari ini, dirinya yang digunjingkan tidak akan ada yang menginginkan, terjual dengan harga paling tinggi.Berkali-kali lipat lebih tinggi dari gadis lain yang pernah dilelang di sini.Harga tertinggi sebelumnya adalah 2500 dollar. Dan dirinya berhasil memecahkan rekor dengan angka 10000 dollar."Berapa banyak itu jika dihitung dalam jumlah rupiah?" batinnya mulai menghitung-hitung.Dalam pelelangan ini, pihak penyelenggara pelelangan memang lebih memilih menggunakan mata uang US dollar.

  • LELANG PENGANTIN   Bab 2. Terjual dengan Harga Tertinggi

    "Ayo Nona Meyra, berputar lah." kata sang presenter sambil mendorong sedikit bahunya agar melakukan putaran. Meyra melakukannya. Gaun biru laut sebatas betis yang ia kenakan saat ini berayun dan jatuh dengan sempurna. Memamerkan lekukan tubuhnya tanpa harus terlihat murahan.Ini adalah gaun terbaik yang ia miliki. Gaun yang dijahitkan oleh neneknya sekitar dua tahun yang lalu. Namun, cukup jarang ia kenakan. Hanya di waktu-waktu tertentu saja. Gaun itu memiliki lengan sebatas siku, dan kancing yang berjejer rapi di sepanjang dada hingga pinggang. Bagian roknya berbentuk circle hingga sebatas betis. Sederhana, namun sangat manis. Begitu yang dikatakan neneknya saat ia mengenakannya untuk pertama sekali."Bentuk tubuhnya sempurna. Dengan pinggul yang melengkung indah bak gitar spanyol." ujar sang presenter lagi. Lalu siulan terdengar dari arah kerumunan. Membuat wajah Meyra memerah karena menahan malu."Lihat dan perhatikanlah. Bentuknya yang sempurna. Aku berani menjamin ia tidak aka

  • LELANG PENGANTIN   Bab 1. Pelelangan

    “Pelelangan?” Alan langsung merasa tertarik saat pagi itu Mr. Handoko mengajaknya ke salah satu pelelangan paling menarik yang pernah ada. Setidaknya begitu yang rekan bisnisnya itu katakan."Ya. Percayalah, anda tidak akan kecewa dalam pelelangan kali ini. Ini adalah yang paling istimewa, sedikit tersembunyi dan primitif. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya." Lelaki itu terkekeh sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda. Membuat Alan merasa semakin penasaran.“Well, Ok. Aku pikir itu cukup menarik untuk menghabiskan waktu kita hari ini. Aku sudah merasa cukup puas dengan pantai dan pertunjukan seni yang anda persiapkan dalam dua hari ke belakang." Alan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mempertimbangkan. Tidak ada salahnya ia ikut. Lagi pula itu tidak akan memakan waktu terlalu lama. Sore nanti ia akan kembali ke New York dan meninggalkan pulau yang dikenal dengan titisan surga ini."Itu adalah jawaban yang aku inginkan, Mr. Sander. Anda tidak akan menyesal. Aku jamin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status