Share

wajah penuh misteri

Penulis: Syarlina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-25 07:59:47

"Nenek ngapain ngasih beginian. Rayyan tak butuh minuman seperti ini," tolak Mas Rayyan membalas ucapan neneknya seraya melirik ke gelas yang isinya masih utuh. Lalu melengos menghindari tatapan wanita tua tersebut.

Nenek Alin tersenyum lalu mendekat, duduk di tepi tempat tidur, di samping Mas Rayyan.

"Dicoba dulu, rasanya bakal beda. Kamu bakal nggak bisa tidur semalaman." Satu tangan Nenek ke bahu Mas Rayyan, ia tersenyum penuh arti sembari mengusap lembut bahu kokoh cucunya.

Jawaban Nenek membuatku ingin mual dan membelalakkan mata, terkejut. Pikiranku mengarah ke hal negatif. Aku sudah dewasa, walaupun tak pernah pacaran apalagi melakukan hubungan layaknya suami-istri dengan lelaki mana pun, tentu paham sedikit-dikit arti dari yang barusan dikatakan Nenek. Pasti sedang menjurus ke hal tersebut.

Ih, membayangkannya saja membuatku bergidik duluan. Pikiranku cepat sekali menangkap hal beginian, ini semua karena teman kerja sering membicarakan hubungan privasinya dengan pacarnya.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Telepon Dari Ibu

    "Rayyan tidak mau, Nek. Untuk apa diadakan pesta? Nenek mau mempermalukan Rayyan yang tidak bisa berdiri di atas pelaminan nanti, begitu?" Mas Rayyan menolak. Kulihat garis wajah laki-laki itu mengeras menunjukkan ketidaksukaannya. Dia menatap Bu Lasmi dan Nenek Alin secara bergantian dengan wajah memerah. "Tidak. Bukan seperti itu maksudnya. Nenek hanya ingin menunjukkan kalau kamu telah menikah, terutama buat keluarga Darmansyah. Mereka harus lihat kamu bisa menikah meskipun dengan ketidak sempurnaan."Keluarga Darmansyah? Siapa itu? Benakku menebak ingin tahu. Namun aku tak berani ikut campur apalagi bertanya menimpali pembicaraan mereka. Bukan kapasitasku dan aku belum berhak bicara. "Buat apa?" Mas Rayyan tersenyum kecut. "Itu hanya mempermalukan keluarga kita. Apa Nenek tahu kalau istriku ini dari kalangan biasa, Orang-orang malah menertawakan kita karena berpikir Adel mau menikah denganku demi harta. Siapa yang mau dinikahi laki-laki tak sempurna sepertiku kalau bukan demi ua

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Apa Iya Nenek Seburuk Itu?

    "Uang? Buat apalagi, Bu?" Kuturunkan nada suaraku agar tak terdengar siapa pun. "Ya, buat beli perhiasan dan pakaian baru. Kita kan akan menjadi bagian dari keluarga Arya Kusuma. Keluarga terpandang di kota ini. Belum lagi bakal ada pesta besar dan tidak mungkin penampilan Ibu dan yang lainnya seperti biasa saja. Harus ada peningkatan," tutur Bu Mayang membuatku menarik napas dalam-dalam. "Jadi Ibu mau minta berapa?""Sepuluh juta kalau ada. Kalau tidak ada, lima juta juga nggak papa."Mulutku ternganga mendengar permintaannya tersebut. Tak menyangka bakal diminta sebanyak itu. Lagipula darimana kudapatkan uang hitungan juta dalam waktu sekejap? Uang tabungan saja di bawah nominal lima juta. Ya Allah, Bu. Apa yang ada di pikirannya? Tak hentinya membuatku susah bernapas. Pernikahan ini saja masih terasa menyesakkan, aku perlu menghirup udara banyak-banyak untuk mengendurkannya. "Maaf, Bu. Adel nggak punya uang segitu banyak. Ibu kan tahu sendiri penghasilan Adel selama kerja tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Mengungkit Masa Lalu

    "Ada apa?"Baru saja masuk kamar sudah ditanya Mas Rayyan. Aku menatapnya bingung. Lalu mendekat. "Hm, tidak ada. Memangnya ada apa, Mas?" tanyaku balik seraya mengamatinya yang sedang memegang buku, seperti biasanya. "Kamu dipanggil Mama kenapa?"Eh, kok dia tahu ya aku dipanggil ibunya? "Mas tahu dari mana kalau aku–""Semua yang ada di rumah ini aku tahu." Belum sempat menuntaskan ucapan, sudah dipotongnya."Oh, tidak apa kok. Cuma …." Aku terdiam memikirkan jawaban yang tepat. Tak mungkin kukatakan sedang dinasihati Mama tentang keluargaku yang mulai ngelunjak pada ibunya. Aku malu. "Aku diminta untuk hati-hati membantu Mas terapi jalan. Takutnya malah membuat Mas cedera." Terpaksa berbohong. Entah sudah berapa kali aku berbohong di rumah ini. Mas Rayyan terpekur sebentar lalu menatapku lekat. "Aku makan malam di kamar saja. Sudah minta Deden mengantarkan ke sini, paling sebentar lagi datang. Jadi jika nanti diminta ke ruang makan, bilang aku sudah makan. Kamu juga tidak pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Lupa Ingatan

    Ayah, maaf. Bolehkah aku menyerah. Bolehkah aku durhaka karena mengabaikanmu? Aku lelah. ***Kuketuk pintu kamar Mas Rayyan, takut Mama Lasmi masih di dalam. Aku cuma sebentar menerima telepon dan tidak melihat apakah Mama sudah keluar dari kamar suamiku atau belum. "Siapa?" Suara Mas Rayyan bertanya. "Ini saya Mas, Adel." Sigap aku menjawab. "Masuk!" titahnya kemudian. Segera aku membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Mas Rayyan sedang duduk selonjor di atas tempat tidurnya. Tidak kutemukan sosok ibu mertua di dalam sini. "Kenapa pake ketuk pintu segala. Kamu bebas masuk kamar ini karena statusmu istriku."Oh, rupanya Mama sudah pergi. Kami tidak bertemu saat di luar tadi, bukan beda arah jalan. Aku mengangguk tanpa menoleh padanya dan memutuskan untuk terus berjalan menuju arah kamar mandi karena ingin bebersih sebelum beranjak tidur. "Tunggu!" Langkahku terhenti seketika mendengar ucapannya. Padahal kamar mandi tinggal semeter di hadapan. "Sini! Kita harus bicara," imbuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Kuturuti inginmu Ma

    Pov Rayyan"Tidak! Aku tidak mau. Sekarang bukan zamannya Siti nurbaya, Ma. Aku tidak mau dijodoh-jodohkan. Apa karena aku cacat, Mama asal jodohkan?"Aku berang. Mama tiba-tiba memberikan solusi untuk pertunanganku yang batal. Belum sembuh luka hati dan fisik, Mama malah membuatku makin terpuruk. "Yan, cuma ini satu-satunya jalan agar harta Ayahmu tidak jatuh ke tangan mereka. Ini syarat untuk memenuhi surat wasiat Ayahmu. Kalau kita kehilangan, Mama juga tidak bisa mengobati sakitmu ini. Kita akan terlempar ke jalanan. Kamu mau?" timpalnya memaksa. Akun terdiam. Apa yang dikatakan Mama benar. Meskipun rasanya ingin mati saja, tapi tak tega kalau harus meninggalkan Mama dalam kesengsaraan. Hidupku sudah hancur. Safira yang kukira bisa menerima keadaanku ini malah berpaling dan memutuskan hubungan kami. Padahal berulang kali kuyakinkan kalau aku pasti sembuh, tapi dia tetap dengan pendiriannya. Masih jelas terngiang saat dia bilang tak bisa meneruskan pertunangan kami. Dia tidak bis

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Aksiku Untuknya

    Itu dia …? Kok beda sama yang di foto?Kulihat seorang wanita berkebaya putih datang menghampiri tempat akad yang telah kududuki. Ia digandeng dua wanita berbeda usia di sebelah kanan dan kirinya. "Pak, itu dia?" tanyaku ragu berbisik pada Pak Rudi yang merupakan orang kepercayaan Mama. Dia juga yang menjadi salah satu saksi dari pihak mempelai laki-laki, yaitu aku. "Iya." Pak Rudi mengangguk seraya menyunggingkan senyum semringah. "Cantik ya Den," timpalnya lagi tak memalingkan pandangan dari wanita tersebut. Dapat kulihat semua mata tertuju pada wanita tersebut. Apa iya dia orangnya? Aku menatapnya lekat. "Kenapa cantik sekali? Jauh berbeda dengan foto yang ditunjukkan Mama padaku waktu itu. Oh, mungkin keajaiban make up. Bisa saja kan mengubah yang biasa jadi luar biasa. Wajah palsu!" rutukku sendiri dalam hati. Aku mencoba bersikap biasa saja saat wanita tersebut duduk di sebelahku. Ijab kabul yang akan kuhadapi jadi terasa makin tegang karena kehadirannya sekarang ini. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Kebohonganku Terbongkar

    "Mas ngomong apa sama Ibu?" Adel bertanya setelah ponselnya kukembalikan. "Biasa saja, cuma basa-basi sebagai menantu yang baik."Adel tersenyum mendengar jawabanku. Baginya pasti terdengar lucu. Sejak kapan aku bersikap jadi menantu yang baik? Jadi suami baik saja baru kumulai setelah seminggu berlalu. "Kok senyum? Ada yang salah dengan jawabanku?"Adel menggelengkan kepalanya. "Lucu saja mendengarnya."Tebakanku benar."Lucunya dimana?" Penasaran, aku ingin tahu penjelasannya tersebut. Selain itu, bicara dengannya menjadi candu buatku. Enak dan nyambung. Tipe wanita seperti ini yang kucari. Dulu ada di Safira, tapi sekarang …. "Nggak. Kok. Ya, lucu aja dengarnya, Mas. Nggak usah dibahas, ini Mas, minumnya." Segelas minuman dingin diulurkannya ke arahku. Tampaknya dia ingin mengubah topik pembicaraan. "Terima kasih." Aku membalasnya dengan mengulas senyum pula. Entah berapa kali senyumku terumbar murah padanya. Padahal pertama bertemu, aku sangat ketus. Senyumku mahal. "Kalau k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Menyelami hati masing-masing

    "Mas Rayyan?" Aku tersentak kaget saat mendapati sosok suamiku itu berada di depanku dalam keadaan tegak berdiri. Dia tidak menggunakan kursi rodanya karena benda tersebut berada jauh di sebelah sisi ranjang satunya, sisi biasa dia tidur. Aku segera bangun mengambil posisi duduk. Mengerjap sekali lagi memastikan penglihatanku tak salah. Siapa tahu aku bermimpi. Baru juga terlelap tidur, terasa ada yang mengusap bagian kepalaku dan itu terasa nyata, makanya aku terbangun. Apa usapan itu dari tangan Mas Rayyan karena dia tepat berada di depanku saat ini. "Mas, kamu?" tanyaku tergagap bercampur bingung. Masih dengan netra yang tak percaya melihat suamiku berdiri kokoh tanpa bantuan. "Eh, a–aku sudah sembuh," ujarnya berterus terang tampak salah tingkah. Seolah menjawab arti dari tatapanku barusan. "Lihatlah! Aku sudah bisa berjalan tanpa bantuanmu. Aku bisa berjalan dengan kekuatanku sendiri."Mas Rayyan mempertegas lagi ucapannya. Ia mondar-mandir berjalan pelan menunjukkan kemampua

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02

Bab terbaru

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   ending

    "Syaratnya kalian tetap tinggal di rumah besar. Tidak ada yang boleh pindah ke tempat lain."Oh, itu. Syukurlah. Kukira syarat yang susah. Aku bisa bernapas lega jadinya. "Tapi kami bawa Ayah Burhan, bisa?" Kali ini dadaku kembali berdegup kencang. Mas Rayyan memberikan penawaran. Ayah. Aku yang meminta pada Mas Rayyan agar Ayah ikut dengan kami. Sekarang apa jawaban Mama Lasmi? Aku takut permintaan ini ditolaknya.Tampak Mama Lasmi menarik napas berat lalu menatapku lekat hingga membuatku tak nyaman. Pasti sekarang Mama Lasmi tambah marah padaku. Ia tentu tahu kalau keinginan tersebut datang dariku."Terserah."Jawaban Mama Lasmi terdengar pasrah, tapi dengan nada minor. Membuatku masih tak nyaman. Pasti itu untuk menyenangkan anaknya, bukan ikhlas dari dalam hati. Setelah mengatakan hal tersebut, ibu mertuaku tersebut pamit pulang. Dia bahkan tidak masuk lagi ke dalam ruangan Ayah sekedar pamit sebagai sikap basa-basi semata menghormati besannya. Aku duduk di sebelah Mas Rayyan

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   kemarahan Ibu mertua

    "Maksud Mas?" tanyaku penasaran. Kutatap sepasang bola mata berwarna hitam legam di depanku saat ini. "Kita tinggal di rumah kita. Rumah yang memang sudah dipersiapkan jika nanti aku menikah.""Mas yakin? Mama Lasmi bagaimana?" Aku hati-hati bertanya. Meski sudut hatiku senang karena ternyata Mas Rayyan mempunyai rumah pribadi. Senang di sini artinya aku bisa bebas mengajak Ayah ikut serta tinggal dengan kami tanpa rasa sungkan pada Mama Lasmi dan Nenek. Ayah pasti juga mau dan tidak akan menolaknya. Namun di sisi lain aku pun merasa tak enak karena seolah memisahkan Mas Rayyan dari ibunya. Itu karena Mas Rayyan anak tunggal. Belum lagi rumahnya sangat besar dan luas. Kami tinggal di sana saja masih terlalu besar untuk ditinggali. Apalagi jika ditinggal pergi? Mungkin akan semakin sepi terasa. "Nggak perlu khawatirkan ibuku, setelah nikah, ini adalah hidupku, hidup kita. Selama ini aku sudah patuh padanya. Sampai sekarang ini. Kenapa keinginan yang satu ini ditolak? Kita perlu mand

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Keputusan Ayah

    "Ini sudah keputusan bulat Ayah, Del. Pernikahan kami memang sudah seharusnya berakhir. Maaf jika selama ini membuatmu menderita," balas Ayah menatapku sendu. Ia memegang tanganku seolah meyakinkanku kalau keputusannya sudah benar dan ia baik-baik saja. Aku tetap menggeleng lemah dengan mata sudah berkaca-kaca mengisyaratkan kalau aku juga baik-baik saja dengan pernikahan mereka. Tidak masalah. Ini sudah berlangsung lama dan mentalku sudah sekuat baja menghadapi ketidakadilan yang sering kurasakan selama hidup bersama mereka. "Oh, jadi gara-gara dia, kamu mengakhiri hubungan kita?!" Ibu Mayang bangkit dari duduknya dan mengarahkan telunjuknya kepadaku. Ia menatapku nyalang. Aku merasa terpojok dan refleks beranjak dari kursi yang kududuki lalu mendekat ke Ayah. Kaget juga dengan respon yang Bu Mayang berikan. Sepertinya dia malah salah paham dan menuduhku yang tidak-tidak. Aku sendiri baru tahu tentang keinginan Ayah ini, di sini sama seperti mereka. Jadi salah besar tuduhan Bu Mayan

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Talak yang Terucap

    Hari demi hari keadaan Ayah semakin membaik. Aku intensif ikut menjaganya juga di rumah sakit. Tidak meninggalkannya pun barang sehari. Selalu ontime di sisinya untuk mengamati sendiri bagaimana keadaannya selama dirawat di sana. Bisa dipastikan dari awal beliau masuk rumah sakit sampai lima hari dirawat, aku ada di dekatnya, ikut tidur di ruangan yang sama dengannya. Aku tak mau jauh dari Ayah, tak ingin lagi kejadian kemarin terulang kembali. Aku garut menjaganya dengan baik. Aku memutuskan menginap di rumah sakit, dan sudah mengantongi izin juga dari Mas Rayyan, begitupun izin dari Mama Lasmi dan Nenek. Mas Rayyan juga ikut menemani. Tak ada masalah dengan Ibu mertua maupun Nenek. Syukurlah kedua orang berpengaruh di rumah Mas Rayyan tersebut mau mengerti dan mengizinkan setelah kuberi alasan kalau aku tidak bisa meninggalkan Ayah sendirian lagi karena hanya dia satu-satunya keluarga yang kupunya. Mungkin terdengar aneh kukatakan seperti itu karena masih ada Bu Mayang dan Bella

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   curiga

    Aku menunggu dengan cemas saat dokter dan dua orang perawat masuk ke dalam ruangan ICU memeriksa keadaan Ayah. Mas Rayyan menggenggam erat tanganku, mungkin mencoba menenangkan karena nampak sekali kalau aku sangat gelisah. Aku takut terjadi apa-apa pada Ayah. Kadang pergerakan tubuh seseorang yang belum sadar bisa jadi awal berita buruk. Itu yang kucemaskan. Namun di satu sisi senang karena melihat perhatian Mas Rayan yang berubah 180 derajat dari yang dulu. Sikapnya tak pernah cuek lagi padaku. "Bagaimana Dok? Apa itu sebuah kemajuan?" Mas Rayyan gerak cepat menghampiri salah satu dokter yang baru saja keluar dari sana. Aku setia mengekor langkahnya, berdiri di sisinya ingin tahu juga secara langsung bagaimana kondisi Ayah. Dokter tersebut tersenyum menatap kami berdua. "Alhamdulillah kondisi Pak Burhan sudah melewati masa kritisnya, tapi kita biarkan dulu dia di sini untuk memantau kondisinya dan memastikan kalau Bapak benar-benar sudah keluar dari masa kritis tersebut, nanti ba

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   melawan

    Aku tersenyum tipis mendengar perkataan Bu Mayang barusan. Bagiku semua itu terdengar lucu. Kocak sekali punya ibu sambung yang cuma memperhatikan anaknya saja hingga anak dari suaminya pun dianggap tak berarti. "Maaf, Bu. Adel tidak bisa memenuhi permintaan Ibu barusan. Adel tidak bisa memberikan Mas Rayyan ke Bella," ucapku terjeda, sengaja berhenti sebentar untuk melihat ekspresinya. Seperti yang kuduga, ia terkejut dengan jawaban yang kuberi. Mungkin tidak mengira kalau aku akan menolaknya. Dulu, saat permintaan ini pernah dilontarkan, aku hanya menjawab pasrah, terserah Mas Rayyan, ujarku waktu itu. Keputusan kuserahkan pada suamiku tersebut. Kalau dia memang menginginkan Bella, maka aku pasrah dan memilih mundur, tapi hal tersebut tak pernah kutanyakan langsung ke Mas Rayyan karena tak berani mendengar jawabannya. Cuma suamiku itu pintar. Dia tahu hal tersebut dari pesan chatku dengan Bu Mayang yang masih tersimpan di ponsel, dan tidak menyukai sikap pasrahku. Mengingat nasihat

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Tiba-tiba Ayah Sakit

    "Ada apa Adel? Kenapa dengan Ayah?" Mas Rayyan ikutan panik. Pasti karena mendengar pembicaraanku sekilas dengan Ibu. Iya, Ibu Mayang baru saja menghubungi dan menyampaikan kabar buruk untukku. Katanya Ayah jatuh di rumah dan sekarang sudah berada di rumah sakit. Aku tak tahu pasti jatuh seperti apa hingga Ayah harus dibawa ke rumah sakit, yang pasti sesuatu yang mengkhawatirkan. Segera aku ke sana ditemani Mas Rayyan berangkat ke rumah sakit. Ibu Mayang sudah mengirimkan alamat lengkapnya. Sudah pamit juga ke Mama Lasmi dan Nenek Alin, dan mereka mengizinkan. "Yang sabar. Jangan panik begini. Ayah pasti baik-baik saja." Mas Rayyan mencoba menenangkan. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi ucapannya tersebut. Hati dan ragaku tidak sinkron. Aku sangat mengkhawatirkan keadaannya. Belum pernah mendengar Ayah masuk rumah sakit lagi setelah terakhir dia stroke. Sekarang pasti sesuatu yang sangat mengkhawatirkan sampai Ayah dibawa ke sana. ***Baru sampai lobi rumah sakit, aku segera men

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Berita Buruk

    Pov Rayyan Aku terdiam mendengarkan curahan hati istriku. Tak percaya dengan apa yang kudengar. Dia tampak emosi saat mengungkapkan isi hatinya tersebut. Setelah kupikir memang benar aku dan keluargaku terlalu menyetirnya. Memaksakan kehendak kami padanya. Tanpa bantahan ataupun protes darinya, dia terlalu penurut dan patuh. Aku mengamatinya dengan dada berdenyut nyeri, apa sesakit itu rasanya hingga saat dia bicara, suaranya ikut bergetar juga. "Maaf, maafkan aku dan keluargaku," lirihku akhirnya. Aku berlutut di hadapannya dengan meraih tangannya. Kugenggam erat tangan halus tersebut dan refleks mengecupnya. Adelia awalnya terkejut, lalu melengos, seolah enggan menatapku yang berada di hadapannya. Dia juga ingin menarik tangannya dariku, tapi kugenggam erat agar tak terlepas. Aku juga bisa melihat wajah sendu dan mata yang mulai berkaca-kaca di sana. Banyak kesakitan yang sekarang ini bisa kulihat di matanya. Kenapa baru menyadarinya? Kemarin itu aku kemana saja? Aku cuma ped

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Menyelami perasaannya

    Pov Rayyan"Ma." Aku masuk ke dalam ruang kerja Mama. Menghampirinya yang tidak menunjukkan batang hidungnya saat aku pulang ke rumah ini. Saat masuk, Mama terlihat lagi fokus menatap layar laptop. Sepertinya Mama memang sibuk. Ia cuma menatapku sekilas saat aku masuk ke dalam ruangannya. Setelah kembali ke rumah, bergegas aku mencarinya. Bukan karena rindu yang mendera. Kami baru berpisah 24 jam, jadi bukan itu alasanku mencarinya. Aku hanya heran saja tak ada sosoknya di luar barusan. Hanya Nenek dan beberapa orang yang bekerja di sini. "Duduk Yan. Baru sampai?" tanyanya sembari melepaskan kacamata dari hidung bangirnya. Aku mengangguk. Lalu duduk sesuai inginnya. "Cerah wajahmu. Jadi semalam terjadi ya?"Kedua alisku naik saling terpaut. Mengernyit heran. Mama tersenyum tipis. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahku. "Sudah Mama duga kamu tidak akan tahan menghindarinya. Adelia itu cantik. Cantiknya alami. Cuma sayang dia tidak pandai berdandan saja. Kalau dipoles di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status