Share

Bab 085

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 08:09:31

Kameswara kehilangan jejak Prabu Amuk Marugul dan pengawalnya. Mata saktinya tidak menemukan sosok mereka di kegelapan. Ini aneh, padahal tidak lama Kameswara segera menyusul mereka.

Namun, baru sebentar saja dia sudah kehilangan jejak. Kameswara malah menemukan sebuah hutan yang cukup rapat pepohonannya. Hanya ada jalan setapak yang bisa dilewati.

Keadaannya sangat gelap gulita karena dedaunan yang sangat lebat menghalangi cahaya bulan sabit di langit. Persis seperti berada di ruang hampa tak terhingga kalau tidak menggunakan mata sakti.

Kameswara berjalan sangat waspada. Perasaannya mendadak tidak enak. Sepertinya dia salah jalan atau tersesat. Tiba-tiba terdengar suara angin terbelah oleh lesatan senjata.

Tap!

Tangan kanan Kameswara secara naluri bergerak sendiri menangkap sesuatu yang melesat dari arah depan.

"Senjata rahasia, pisau kecil," pekik Kameswara pelan setelah melihat benda digenggamannya. Pemuda ini mencoba mencer
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 086

    Di depan sana memang batas hutannya, karena di sebelah depannya lagi ada sebuah tanah kosong, sepertinya kebun yang belum digarap.Sejauh lima tombak lagi ke ujung hutan. Hujan serangan senjata rahasia tiba-tiba lenyap. Kameswara geleng-geleng kepala lalu melangkah lagi.Namun, beberapa langkah lagi menuju ujung, tiba-tiba bertiup angin sangat kencang dan dahsyat bagaikan badai yang menghempas Kameswara agar kembali ke dalam hutan.Secara refleks Kameswara mendekap pohon terdekat agar tubuhnya tak terbawa angin. Dia salurkan tenaga dalam ke kaki. Sepasang Kujang Bayangan dijadikan perisai penahan badai.Kemudian Kameswara melangkah seperti sedang mendorong sesuatu yang besar di depannya. Posisi tubuhnya doyong ke depan.Hempasan angin badai ini begitu dahsyat. Kameswara sampai mengerahkan lebih dari setengah tenaga dalam yang dimilikinya.Dia seperti sedang bertarung melawan sepuluh orang pendekar Utama tingkat sembilan atau punc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 087

    "Paman, kenapa ada di sini?"Surya Kanta tidak menjawab. Jelas saja Kameswara tidak mengerti mengapa orang yang sudah meninggal bisa hidup lagi di sini. Apa ini yang disebut alam barzakh menurut Ahmad Jailani.Alam tempat menunggu datangnya hari kebangkitan lagi, tapi Kameswara kan masih hidup di alam dunia.Akhirnya dia tidak mempedulikan apa yang dilihat. Pikirannya kembali bahwa dia harus menghadapi ujian agar bisa kembali ke dunianya.Sosok Surya Kanta terlihat datar dengan wajah pucat pasi. Di tangannya tergenggam tongkat sepanjang tinggi tubuhnya. Tongkat dari baja berwarna hitam yang mengkilap.Kameswara sejenak merasa ragu menghadapi orang yang sangat dia hormati, tapi ini harus.Terlihat Surya Kanta mengangkat tongkat lurus ke depan sejajar dengan matanya. Energi buruk memancar lebih kuat lagi.Kameswara mempersiapkan diri, memunculkan Kujang Bayangan di tangan kanannya dan menunggu Surya Kanta yang lebih dulu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 088

    Kameswara sudah berdiri dalam jarak lima tombak dari lawan keduanya yang ternyata adalah Ahmad Jailani. Benar juga dugaannya semula, pasti orang yang pernah dekat dengannya.Namun, dia segera membuang perasaannya, tidak memikirkan tentang kedekatannya lagi. Sosok ini hanya jelmaan saja, bukan sukma, roh, atau arwah aslinya.Seperti Surya Kanta sebelumnya, Ahmad Jailani juga bersikap dingin sedingin wajahnya yang pucat pasi. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut.Sementara Kameswara menunggu lelaki yang selalu pakai sorban ini menyerang lebih dulu sambil menyiapkan kekuatan.Ahmad Jailani juga memakai jubah putih, tapi tidak membawa tongkat. Hawa yang dirasakan Kameswara begitu panas, maka dia mengimbangi dengan menyalurkan hawa dingin.Ahmad Jailani membuka sorbannya, kemudian diputar-putar. Segelombang energi panas tak kasat mata memancar ke udara. Kameswara siapkan segenap kekuatan.Blurr!Tiba-tiba tercipta li

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 089

    Ternyata ketika sudah masuk, Kameswara berhadapan dengan hutan belantara. Padahal sewaktu di luar tadi dia melihat hamparan rumput luas.Kenapa jadi berubah? Kameswara jadi ingat hutan aneh yang baru dilewati sebelum masuk ke alam yang juga aneh ini.Terlihat banyak jalan setapak ke berbagai arah, Kameswara memilih yang lurus. "Yang lurus pasti benar!"ujarnya asal-asalan.Ternyata di ujungnya banyak cabang ke berbagai arah lagi. Kameswara tak ambil pusing. Dia berjalan lurus, diterabasnya apapun yang ada di depannya, yang penting berjalan lurus. Walaupun harus menerobos semak belukar. Meloncati batu atau pohon perdu. Kalau ada pohon besar menghadang, maka memutar sedikit kemudian lurus lagi.Sampailah di sebuah tanah agak lapang. Kameswara dikejutkan oleh tiga harimau yang siap menerkam memamerkan taringnya yang runcing dan panjang. Dia jadi ingat si belang yang ditemui di bukit Cipasung."Jadi aku harus gelut sama 'maung'?" tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 090

    Kameswara terkejut bukan main. Ternyata dia tidak tercebur ke lautan ganas, tapi jatuh bergedebukan di tanah berumput. Dia merasakan tulang-tulangnya remuk, sendi-sendinya ambrol.Tubuh pemuda ini tak berkutik. Jiwanya entah melayang kemana. Yang pasti dia tidak merasakan apa-apa. Apakah ini ajalnya?Beberapa lama Kameswara meringkuk tak bisa merasakan dirinya sendiri. Perlahan kesadarannya mulai pulih. Kedua bola matanya sudah berputar-putar."Apa aku sudah mati?" batinnya. "Ah, belum. Si suara brengsek itu bilang aku akan abadi di sini. Hidupku selalu dilewati pertarungan sampai aku lulus, tapi berapa lama?Kameswara tak bisa sama sekali tak bisa menggerakkan tubuhnya. "Apa aku lumpuh, kalau begini bagaimana bisa bertarung?"Lalu pemuda ini mencoba konsentrasi. Kedua mata dipejamkan. Dia mencoba memunculkan hawa sakti, mengumpulkan energi dan juga tenaga dalam.Ternyata prosesnya sangat lancar. Seluruh tubuhnya sudah dialiri ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 091

    "Hah, ternyata begitu!" Kameswara melongo sambil garuk-garuk kepala. "Dari mana asalmu?""Aku hidup di jaman Tarumanagara!" jawab si pemuda berpayung yang wajahnya tampak cerah bagaikan bercahaya."Berarti kau sudah di alam lain?""Benar!""Oh, ya, tadi si suara tanpa wujud bilang kau mau bertemu denganku, ada apa?""Setiap yang berjodoh dengan kitab Jaya Buana, akan aku wariskan tiga ilmu!"jawab pemuda berpayung terbang."Tiga ilmu?""Ya, tiga ilmu ini tidak ada kaitannya dengan kitab Jaya Buana. Karena aku menciptakannya sebelum berjodoh dengan kitab itu!""Apakah masih ada hubungannya dengan Gelang Kamulyan?" tanya Kameswara yang terpikirkan ketika mengingat dirinya berada di alam Gelang Kamulyan. Alam lain."Tidak juga, hanya kebetulan saja kita bertemu di alam ini. Sebenarnya aku akan menemuimu di dalam mimpi!""Aku sudah lama menguasai kitab Jaya Buana, kenapa kau baru datang sekarang?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 092

    Melihat perubahan air muka Amuk Marugul yang tidak lagi garang, Kameswara kecilkan auranya perlahan. Ada rasa menyesal kenapa dia tunjukkan kekuatannya kepada dua orang itu."Seharusnya aku pura-pura lemah!" batin Kameswara, tapi sudah terlanjur. Lagipula tidak masalah juga agar raja arogan itu tidak menindasnya."Sudah, tak perlu lagi berbuat yang sia-sia!" Suara Amuk Marugul terdengar seperti orang bijak.Kameswara sendiri sampai heran melihat perubahan ini. Apa karena raja itu takut setelah melihat kekuatannya?Kameswara sudah menutup kembali kekuatannya dari mata sakti orang lain. Dia tak ubahnya seorang pemuda biasa yang tidak memiliki kesaktian apapun. Kameswara tak bisa bicara lagi melihat perubahan sikap Amuk Marugul."Aku harap kekuatan yang kau miliki digunakan di jalan yang benar, anggap saja hari ini kita tidak pernah bertemu!" Setelah berkata begitu Amuk Marugul berbalik dan meninggalkan Kameswara. Si pengawal langsung mengik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 093

    "Kalau tidak membahayakan, biarkan saja. Kita jangan sampai memulai duluan!" balas Prabu Amuk Marugul juga berbisik.Raja dan pengawalnya ini tidak mempedulikan Kameswara lagi. Begitu juga para pengunjung lain yang sempat terdiam karena melihat penampilan Kameswara. Mereka kembali menikmati hidangan masing-masing.Di saat Kameswara mulai menyantap hidangannya, tiba-tiba di luar kedai, tepatnya di jalan terlihat satu pemandangan yang membuat emosi teraduk-aduk.Ada belasan gadis yang berjalan dengan kaki dan tangan terikat satu sama lain. Tak ubahnya seperti para tawanan yang sedang digiring ke tempat hukuman.Di depan dijaga oleh dua lelaki kekar tinggi besar berwajah garang. Begitu juga di belakang para gadis ini.Masing-masing membawa cambuk terbuat dari tambang dadung. Dan yang paling belakang seorang wanita tua berwajah seram berjalan angkuh sambil mengangkat wajah ke atas.Tidak ada yang berani bersuara ketika rombongan ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 342

    Kameswara menatap sejenak situasi di depannya. Asmarini duduk menyandar ke bahu raga kasarnya. Di atasnya Payung Terbang memayungi keduanya. Pendekar muda ini tersenyum. Kemudian sukma Kameswara masuk kembali ke dalam tubuh kasarnya. Pedang Bunga Emas otomatis terpegang di tangannya. Asmarini langsung sadar dari lamunannya. "Kakang sudah kembali!" Asmarini langsung menyimpan payungnya. Tangan kiri memegang pedang, tangan kanan merangkul tubuh istrinya. "Inikah Pedang Bunga Emas?" Kameswara pura-pura tidak tahu. "Terbuat dari emas dan menebarkan harum, ini memang pedang pusaka leluhur. Kakang telah membawanya dengan selamat. Terima kasih banyak, Kang!" "Aku suamimu, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Tidak perlu berterima kasih. Ini, simpanlah!" Asmarini menerima pedang pusaka tersebut, lalu dia menggeser duduknya hingga saling berhadapan. "Aku juga rel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 341

    Blang!Kameswara menemukan sebuah ruangan bawah tanah agak luas. Keadaannya remang-remang.Di tengah ruangan ini ada gundukan bantu besar bentuknya mirip seperti dulu dia menyelam ke dasar telaga.Cahaya remang-remang ini pasti berasal dari pedang pusaka itu. Kameswara segera mencari letaknya. Dulu tertancap pada sebuah batu, sekarang pasti sama.Setelah berkeliling satu kali akhirnya menemukan juga pusaka tersebut. Kedua mata Kameswara terbelalak."Mungkinkah ini pedang yang sama? Kalau begitu bisa jadi ada dua, karena di masa depan sudah aku ambil dan diserahkan kepada Ayu Citra, atau..."Kameswara ingat selama sering bertemu dengan Fan Xiang yang merupakan reinkarnasi dari Ayu Citra, gadis itu tidak pernah membicarakan tentang pedang ini."Atau bisa jadi pedangnya kembali ke sini!"Ketika tangan Kameswara menjulur hendak memegang pedang yang tertancap di batu tersebut, tiba-tiba ada serangan hawa gaib yang me

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 340

    Manakala terbetik berita yang dibawa oleh pedagang dari Arab bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggal dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, maka Rakean Sancang bergegas kembali ke Arab.Tempat pertahanan di Gunung Negara terpaksa ditinggalkannya. Di saat itulah dengan segera pasukan Tarumanagara dikerahkan untuk menghancurkan umat agama baru itu.Hampir separuh penganut agama baru itu meninggal dan sebagian lainnya dapat melarikan diri melalui jalan rahasia berupa gua kemudian keluar di bukit yang curam.Para penganut agama baru lalu menyebar ke mana-mana di wilayah Tatar Sunda."Dan sejak saat itu mereka menjalankan keyakinannya secara sembunyi-sembunyi?" tanya Padmasari."Benar, bisa jadi telah mengganti nama agar tidak ketahuan lagi," sahut Ki Santang."Kau mencurigai atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu?""Ada!""Wah, apa itu?""Ada sebuah ajaran yang namanya Sunda Wiwitan, ajarannya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 339

    Sepasang suami istri berbeda masa sudah dalam perjalanan mencari Pedang Bunga Emas. Pada malam hari apabila tidak mendapatkan penginapan, maka mereka bermalam di hutan atau kebun.Mereka membuat gubuk dadakan. Dengan kesaktian Kameswara tentu saja sangat mudah dan cepat membangun tempat istirahat sementara tersebut.Sebelum tidur Asmarini sempatkan untuk bersemedi mencari petunjuk keberadaan pusaka leluhurnya.Selama ini setelah berkali semedi sebelum perjalanan, dalam pikirannya selalu ingin pergi ke arah utara."Kalau ke utara, tempat apa saja yang akan kita temukan? Selain bukit Gajah Depa tempat aku menyegel Kala Cengkar. Bukit itu dekat ke perbatasan kerajaan Wanagiri,"Kameswara tampak menerawang. Meski berbeda waktu, tapi letak suatu tempat tetap sama.Tempat mereka berada sekarang sudah dekat ke wilayah yang suatu saat nanti menjadi kerajaan Talagamanggung."Di masa ini kerajaan itu belum berdiri, sedangkan Hutan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 338

    "Aku tidak menyangka ternyata orang-orang desa Linggapura menggunakan cara-cara memalukan!" teriak Genta."Jangan ngawur!" sentak Suryadana tidak bisa menahan diri. "Sebenarnya kau mau apa ke sini?"Genta bertolak pinggang, wajahnya menunjukkan keangkuhan dan congkak. Sambil menunjuk dia berseru."Aku akan buktikan bahwa warga desa yang katanya kumpulan para pendekar melakukan cara licik untuk memikat hati wanita. Dengan cara membunuhmu, maka guna-guna yang merasuki Sukesih akan hilang!"Genta melangkah ke alun-alun. Keributan kecil di balai desa ini memancing warga yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aku tantang kau di kandang sendiri, Suryadana. Katanya kau adalah pemuda berbakat di desa ini, aku ingin tahu seberapa hebatnya dirimu!"Di tempat lain Kameswara dan Asmarini sudah menyaksikan kejadian itu.Sebelum melangkah memenuhi tantangan Genta, pemuda berbakat desa Linggapura menyuruh calon istrinya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 337

    Desa Linggapura tidak besar juga tidak kecil, penduduknya agak padat. Sususan pemukimannya tertata dengan rapi. Karena awalnya hanya sebuah padepokan kecil.Pada waktu itu, selain menerima murid baru dari luar, juga ada penambahan warga dari dalam padepokan sendiri. Yaitu anak-anak dari pernikahan antara murid laki-laki dengan perempuan.Desa padepokan ini berada di kaki gunung Lingga. Dulu padepokan utamanya berada di lereng gunung.Sekarang dijadikan tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa ke sana, walaupun warga desa sendiri."Lama-lama bisa jadi kerajaan," ujar Kameswara yang diajak jalan memutar. Tidak melalui jalan utama, tapi langsung menuju lereng."Memangnya ada yang seperti itu?""Ada, dulu Indraprahasta juga awalnya hanya pedukuhan kecil yang dibangun oleh resi Santanu,""Oh, ternyata begitu. Sayangnya sekarang sudah hancur!"Kameswara teringat ketika menyelamatkan keluarga Prabu Wiratara seb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 336

    Keesokan harinya perjalanan mencari Pedang Bunga Emas dimulai. Kameswara sudah mempunyai rencana kemana dia akan pergi, tapi tidak disampaikan ke istrinya."Kemana kita akan mulai?" tanya Kameswara."Ke utara!"Tepat. Arah yang hendak dituju Kameswara memang ke utara. Mudah-mudahan saja firasatnya benar."Jadi kita tidak membutuhkan para pendamping?""Hanya untuk keadaan darurat. Jangan terlalu mengandalkan mereka. Selagi masih bisa dikerjakan sendiri, jangan malas!""Baiklah!"Pada dasarnya Kameswara memiliki pemikiran yang sama dengan istri mungilnya ini. Hanya untuk hal yang sangat tidak mungkin baru dia meminta bantuan Padmasari.Seperti menyeberang ke negeri tempat tinggal Ayu Citra dalam waktu sekejap, tapi itu mungkin tidak akan dilakukan lagi.Satu kesamaan yang dimiliki Asmarini dengan Kameswara adalah tidak suka membawa banyak barang dalam perjalanan. Hanya seperlunya saja.Setelah se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 335

    Angin yang tadinya berhembus bagaikan badai berganti menjadi tiupan lembut dan sejuk. Semua mata kini memandang ke atas. Satu sosok melayang bagaikan turun dari langit. Bercahaya.Sosok yang memegang payung terbuka menaungi kepalanya dari terik mentari. Setelah semakin turun barulah terlihat sosok tersebut adalah seorang wanita yang kecantikannya bagai bidadari dari alam Tunjung Sampurna."Dewi Payung Terbang!"Beberapa orang berseru mengenali siapa yang datang itu. Semuanya terpana, takjub dengan cara-cara wanita yang dijuluki Dewi Payung Terbang ini muncul di hadapan semua orang.Wanita cantik berpayung mendarat di depan Kameswara. Mereka saling pandang dengan seulas senyum tipis."Kakang berhasil,""Ini berkat Nyai juga!"Aki Balangantrang dan Manarah tampak mendekat."Terima kasih, Ki Sanak telah menyelamatkan kerajaan dan juga ibu saya!" ucap Manarah.Sementara beberapa orang telah mengamankan Hari

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 334

    Apa yang terjadi? Kita mundur dulu sejenak ceritanya.Setelah kematian suaminya, lalu dinikahi oleh Tamperan. Hidup Dewi Naganingrum tidak tenang. Dia merasa telah mengkhianati sang suami.Sedangkan Pangrenyep sepertinya malah senang. Naganingrum tidak tahu kalau di antara Pangrenyep dan Tamperan sudah ada skandal sejak suami masih hidup.Karena rasa tidak tenang inilah akhirnya Naganingrum memutuskan untuk tinggal di luar istana. Dia memilih bekas pertapaan Premana Dikusumah.Di sana dia membangun rumah sederhana. Manarah juga dirawat di sana. Baru ketika umur tujuh tahun, Manarah diperbolehkan pergi ke istana.Sampai besar Manarah sering bolak balik dari istana ke rumah ibunya.Lalu sekarang, tiba-tiba saja Dewi Naganingrum berada dalam cengkraman tangan seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok yang mengenakan pakaian serba merah."Dewata Kala!" Aki Balangantrang terkejut. Lebih-lebih Manarah karena dia sangat menyay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status