Share

Bab 007

last update Last Updated: 2024-11-18 10:23:54

Kameswara baru sampai di rumah ketika sudah larut malam. Seandainya sampai tengah malam atau dini hari pun dia akan tetap pulang hari itu juga. Dia tidak mau, misalnya numpang menginap di rumah orang.

Buntalannya digantung di tiang rumah. Karena ngantuk dan kelelahan, dia tidak sempat mandi atau makan dulu.

Kameswara langsung meluruskan punggungnya di tempat tidur dan terlelap setelah beberapa saat.

Pagi harinya setelah membersihkan diri, dia sudah siap bekerja lagi. Segera dia ke rumah sebelah sambil membawa surat balasan dari Ranu Baya. Soal kitab Sumber Daya, dia akan membacanya nanti malam.

"Kalau kau masih lelah, istirahat saja dulu!" ujar Surya Kanta setelah membaca isi pesan yang disimpan dalam bumbung bambu.

"Aku siap kerja, Paman!"

"Baiklah kalau begitu!"

Kameswara pun pamit menuju ladang setelah menyiapkan sesuatu yang harus dibawa hari itu. Surya Kanta menatap kepergian anak yang seolah tak pernah padam semangatnya.

Surya Kanta memikirkan pesan Ranu Baya. Rupanya anak itu t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 008

    Hari ini Kameswara heran. Sampai lewat tengah hari melakukan pekerjaan rutinnya di kebun, orang bertopeng belum menampakan dirinya. Dia menunggu terus sampai waktu pulang tiba.Orang yang ditunggu tidak muncul juga. Akhirnya Kameswara pulang setelah pekerjaan selesai dengan sebuah pertanyaan mengganjal di benaknya.Beberapa tombak lagi menuju rumahnya, telinga Kameswara mendengar suara keributan.Segera saja dia waspada walaupun tidak tahu apa yang terjadi. Dia percepat jalannya. Ternyata suara keributan itu berasal dari halaman depan rumah Surya Kanta.Kameswara tidak segera menghampiri ke sana, tapi bersembunyi di salah satu sisi rumah Surya Kanta. Dia mengintip apa yang sedang terjadi.Ada lima orang yang pakaiannya seragam bentuknya. Warnanya merah darah. Celana komprang hitam.Orang-orang ini semuanya berbadan kekar dan wajah sangar. Rambut gimbal dengan ikat kepala yang sewarna dengan bajunya.Yang membuat Kameswara terkejut, kelima orang ini memakai kalung berbandul tengkorak m

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 009

    Sejak kecil Surya Kanta terkenal nakal dan bandel. Dia selalu menindas anak lain yang terlihat lemah. Dia banyak dibenci dan ditakuti anak-anak lain.Banyak orang tua anak lain yang mengadukan kenakalannya kepada orang tuanya. Akibatnya Surya Kanta selalu menjadi sasaran kemarahan ayahnya. Tapi dia tidak pernah kapok.Kabar tentang kenakalan Surya Kanta menarik perhatian seorang pendekar aliran hitam yang menjadi pemimpin Laskar Siluman Merah. Dia menyuruh anak buahnya untuk menculik Surya Kanta.Tidak ada yang merasa kehilangan ketika Surya Kanta dikabarkan lenyap entah kemana. Menurut seseorang ada yang menyaksikan Surya Kanta dibawa orang tak dikenal.Di usia sepuluh tahun Surya Kanta sudah direkrut jadi anggota Laskar Siluman Merah. Dia dididik langsung oleh Ki Rembong, sang pimpinan Laskar Siluman Merah.Ternyata Surya Kanta memiliki bakat luar biasa. Dengan mudah dia bisa menyerap dan menguasai setiap ilmu yang diajarkan Ki Rembong.Sehingga dalam usia lima belas tahun, Surya Ka

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 010

    Sudah lama Kameswara berdiri mematung di dalam kamar bekas tempat tidur Surya Kanta. Dia menghadap ke salah satu dinding yang di situ tergantung beberapa benda.Dua di antaranya seragam merah darah Laskar Siluman Merah beserta kalung berbandul tengkorak yang menjadi ciri dan lambang laskar itu.Kameswara ambil kalung itu dan memasukannya ke dalam buntalan. Dia sudah bersiap hendak pergi ke suatu tempat di mana terdapat kitab pusaka yang disembunyikan Surya Kanta.Hanya sebelum pergi dia ingin melihat-lihat isi rumah Surya Kanta terlebih dahulu.Kemudian Kameswara tertarik pada sebuah sabuk berwarna hitam. Sepertinya ini bukan sembarang sabuk.Kameswara tidak melihat anggota Laskar Siluman Merah kemarin memakai sabuk seperti ini.Tangannya meraih sabuk itu, lalu dipakai di pinggangnya. Seketika ada hawa sejuk mengalir ke dalam tubuhnya melalui pusarnya. Setelah itu tubuhnya terasa lebih ringan dan bertenaga."Benar juga, ini sabuk pusaka. Kenapa Paman tidak memakainya kemarin? Ah, mung

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 011

    Secara fisik ukuran mereka sama saja, bahkan Kameswara terlihat lebih besar sedikit. Si kakek jadi terlihat kerdil. Kameswara menenangkan hatinya.Si kakek pancarkan lagi energi untuk menakuti Kameswara. Kali ini lebih kuat.Memang Kameswara sempat merasakan tekanan energi itu, tapi hanya sebentar saja. Seolah-olah hanya angin lewat saja. Ini membuat kakek kurus berambut putih semakin penasaran.Kameswara tidak sadar bahwa hal itu berkat sabuk yang dipakainya. Dia belum tahu banyak manfaat sabuk itu.Sungguh beruntung dia memakainya. Kalau tidak mungkin dia sudah lemas terkena tekanan energi yang dipancarkan si kakek."Sudahlah, Kek. Aku tidak tidak kenal dan tidak mengusik Kakek sebelumnya, aku mau melanjutkan perjalanan!" bujuk Kameswara karena memang dia tidak mau berurusan lebih jauh.Tapi sifat orang-orang dunia persilatan kadang aneh, hal sepelepun resikonya nyawa. Seperti kakek kurus berambut putih ini."Sudah kubilang, ini wilayah kekuasaanku. Siapapun jika tidak bisa menyerah

    Last Updated : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 012

    "Kau siapa?" Kameswara pura-pura tidak kenal.Setan Berambut Putih pelototkan matanya, tapi tetap saja kelihatan kecil karena cekung."Kau jangan pura-pura lupa!""Siapa, ya? Aku tidak pernah mengenalmu!""Orang yang ajalnya sudah dekat memang suka lupa!""Oh, iya...!" Kameswara menepuk keningnya."Apa kau sudah ingat?""Apa aku punya utang, biasanya kalau punya utang suka lupa. Tolong ingatkan kalau aku punya utang, berapa?"Si kakek kurus tampak jengkel. Dia menggeram. Merutuk dirinya sendiri, kenapa meladeni tingkah konyol anak ini?Tangan si kakek sudah siap mengemplang kepala Kameswara. Namun, anak ini masih tersenyum tenang.Padahal dalam hatinya gemetar. Tangan yang terangkat itu tampak bergetar memancarkan hawa jahat."Bersiaplah, akan aku kirim kau ke neraka!"Tangan si kakek benar-benar bergerak. Seandainya tidak berisi tenaga dalam mungkin Kameswara masih berani menahannya. Wajah anak ini terlihat pucat di dalam gelap malam.Beruntung, ide selalu datang di saat kepepet. Seb

    Last Updated : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 013

    Seorang gadis cantik tampak berjalan tergesa-gesa, bahkan seperti berlari. Kalau kain panjang yang melilit di pinggang ke bawah tidak menyusahkan, mungkin dia akan berlari.Gadis ini berbeda dari kebanyakan orang. Walaupun memiliki wajah pribumi, tapi baju kebayanya agak longgar dan kepalanya memakai kerudung."Kau tak kan bisa lari, Manis!"Teriakan itu terasa menggetarkan hati. Meskipun orangnya masih jauh, tapi seolah-olah berada tepat di belakangnya.Gadis ini terus melangkah tak mau menoleh kebelakang. Dia tarik sedikit kain panjangnya ke atas sehingga memperlihatkan betisnya yang putih.Dengan begitu dia bisa leluasa berlari dengan kaki yang sudah tidak memakai alas lagi yang entah lepas di mana karena saking paniknya.Pagi tadi seperti biasa dia bersama teman-temannya mencuci pakaian di sungai. Hanya saja dia pulang belakangan karena hari ini cuciannya banyak.Ketika dia selesai mencuci dan hendak pulang, dua lelaki bertampang garang menghadangnya di tengah jalan.Segera saja d

    Last Updated : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 014

    Ternyata Subang Larang adalah salah satu santri di pondok Quro. Malah terbilang santri yang paling cantik.Banyak lelaki yang tergila-gila padanya. Bahkan kabarnya akan diadakan sayembara memilih suami bagi Subang Larang."Aku harap Raden mengikuti sayembara ini," pesan Subang Larang sebelum dia bergegas masuk ke dalam lingkungan pondok.Pamanah Rasa hanya mengantar sampai pintu masuk belakang pondok. Tidak baik kalau sampai kelihatan, lelaki dan perempuan yang belum menikah jalan berdua. Begitu kata Subang Larang dalam ajaran agama yang dianutnya."Berarti aku tidak dianggap!" gumam Kameswara.Pamanah Rasa hanya menghela napas. Sayembara dilaksanakan tujuh hari lagi. Apakah dia akan mengikutinya?Walaupun sudah dijodohkan dengan Kentring Manik, itu hanya untuk mempererat kekerabatan saja.Sementara untuk jodoh pilihan hati sendiri, dia belum menemukannya. Sampai bertemu dengan Subang Larang, baru sekarang hatinya merasa tertarik yang amat dalam terhadap lawan jenis.Sebenarnya Kamesw

    Last Updated : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 015

    Entah siapa yang mulai duluan keduanya sudah beradu jurus. Gerakan Marugul sungguh mantap kedua tangannya seolah-olah menjadi berat dan sekuat besi. Setiap hantaman menimbulkan angin padat yang mampu merobek kulit.Tapi itu tidak berlaku kepada Pamanah Rasa karena dia sudah melapisi tubuhnya dengan hawa sakti, jari-jarinya yang membentuk cakar juga tampak kokoh seperti baja dan mampu merobek batu yang sangat keras begitu juga angin yang ditimbulkan, terasa seperti pisau yang menyayat.Dua angin padat yang saling beradu Ini menimbulkan suara seperti gesekan dua logam yang bikin telinga terasa ngilu. Penonton awam sampai menutup telinganya.Penonton benar-benar dipuaskan dengan suguhan jurus-jurus yang memukau mereka tidak lagi mendebatkan siapa yang menang dan siapa yang kalah, mereka hanya menikmati pertunjukan itu walau tahu sebenarnya berbahaya apalagi di dalam jarak yang dekat. Sudah puluhan jurus dilewati namun keduanya masih tampak berimbang. Dalam sekali gerak dua tinju Marugul

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 215

    Kameswara melangkah mendekat ke gubuk. Ayu Citra mengikuti sambil menggandeng tangan sang suami. Sampai setengah tombak di depan gubuk Kameswara berhenti.Dari balik bajunya Kameswara mengambil sesuatu lalu diulurkan ke pintu gubuk yang tidak memiliki daun. Sebuah batang bambu kecil yang dibuat sedemikian rupa.Benda yang mengingatkan Eyang Gading Wulung kepada Raden Pamanah Rasa waktu kecil. Rupanya benda ini masih disimpan. Sekarang dibawa Kameswara sebagai bukti.Satu tangan terjulur dari dalam mengambil benda tersebut."Kau mau apa?" tanya si kakek suaranya lebih pelan sekarang.Namun, Ayu Citra masih berjaga-jaga takutnya tiba-tiba menyentak lagi.Kemudian Kameswara mengeluarkan Labu Penyedot Sukma. Memperlihatkan kepada orang yang belum juga memunculkan dirinya."Saya harus menanam ini ke dasar gunung," jawab Kameswara.Agak lama tidak ada jawaban. Lalu dari dalam gubuk kecil ini keluar satu sosok sang pem

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 214

    Kemegahan istana Pakuan yang kini banyak orang menyebutnya Pajajaran masih terbayang di pelupuk mata. Siapapun ingin tinggal dan hidup di sana.Namun, ada takdir yang menuntun apakah seseorang bisa menjadi bagian istana tersebut atau tidak?Termasuk sepasang suami istri pendekar muda Kameswara dan Ayu Citra, mereka tidak ditakdirkan hidup di sana. Bukan karena tidak mau atau tidak ada kesempatan.Prabu Siliwangi menawarkan sebuah jabatan untuk Kameswara, tapi pemuda ini menolak dengan halus. Sewaktu di istana Kawali juga sudah pernah ditawari, jawabannya sama.Kameswara mendengarkan nasihat istrinya, makanya dia menolak jabatan tersebut."Aku tidak ingin menjadi gelap mata, Kang. Mungkin sekarang masih bisa tahan godaan, tapi entah nanti. Lihatlah para menteri yang mendapatkan hukuman kemarin,""Kenapa dengan mereka, Nyai?""Setelah diselidiki, ternyata sebagian dari mereka hanya ingin memenuhi tuntutan istrinya yang sem

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 213

    Belum juga perintah memanah turun, tiba-tiba alun-alun sudah dikepung prajurit khusus. Senapati Raga Kusuma terkejut bukan main. Bagaimana pasukan khusus ini tiba-tiba saja mengepung, apa maksud mereka?Semua yang hadir di sana pun heran kecuali Kameswara dan dua prajurit yang berlutut di sampingnya.Satu sosok gagah tinggi besar dengan pakaian kebesarannya melangkah lebar ke tengah alun-alun menghampiri senapati Raga Kusuma."Senapati utama Yudha Manggala," sebut sang senapati sambil menjura. "Ada apa ini?"Senapati utama Yudha Manggala mendongak dengan wajah angkuh, tapi mengandung wibawa yang begitu tinggi. Semua tahu kedudukan dan kewibawaan sang senapati utama ini."Senapati Raga Kusuma, Menteri Surabraja, Menteri Waragati, Menteri Gunayasa, Menteri Yamaseta dan semua yang terlibat kalian ditangkap!"Suara senapati utama Yudha Manggala menggelegar lalu dituruti belasan prajurit khusus yang langsung meringkus orang-orang yang

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 212

    Jaya Permana masih penasaran, dia belum juga menemukan Ayu Citra. Kemana wanita berkerudung itu pergi? Dia sudah menyusuri setiap tempat.Yang belum di periksa adalah istana Suradipati, tempat kediaman keluarga raja.Melalui jalan samping yang agak jauh, dia berniat menuju belakang bangunan megah paling belakang ini.Semenjak beristrikan Nyai Subang Larang, di belakang istana ini didirikan bangunan kecil yang disebut surau. Digunakan untuk melakukan ibadah dan belajar mengaji putra-putri Nyai Subang Larang.Saat itu hari baru carangcang tihang, jadi masih agak gelap. Dari surau itu terlihat seseorang keluar. Jaya Permana langsung membelalakkan mata."Sudah kuduga, dia pasti ada di sini!"Sang menteri muda langsung bergerak cepat menghampiri, tidak peduli melanggar aturan. Justru dalam hati dia bertanya-tanya kenapa Ayu Citra bisa masuk ke istana Suradipati?"Ayu Citra, akhirnya kutemukan juga!""Mau apa kau?" Ay

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 211

    Kameswara memutuskan kembali lagi ke kamarnya dengan maksud menunggu apa yang akan dilakukan orang-orang ini.Kalau dilihat dari segi kependekaran, mereka bukan apa-apa, tapi setiap orang memiliki keahlian masing-masing. Mungkin saja Kameswara unggul dalam ilmu kanuragan, tapi belum tentu dalam hal politik.Namun, keduanya dimiliki maharaja saat ini. Mungkin bagi maharaja ini suatu kewajiban agar mudah dalam menjalankan roda pemerintahan.Setelah dekat ke kamarnya Kameswara usap bahu kanan. Begitu masuk ke dalam dia dikejutkan oleh sesuatu.Apa itu?***Pagi-pagi buta sekitar waktu 'balebat' (subuh), ketika Kameswara sedang khusyuk wiridan mumpung ada kesempatan karena sangat jarang dia melakukannya. Terdengar suara banyak kaki melangkah mendekati kamarnya.Brak!Pintu kamar dibuka secara kasar. Jaya Permana masuk dengan angkuh. Sementara Kameswara tetap acuh sambil menuntaskan bacaannya."Aku kemari he

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 210

    Kameswara memutar badan lalu bangun. Tatapan Ayu Citra begitu memburu ingin lekas tahu jawaban dari sang suami. Dia menduga ada satu hal yang menyakiti Kameswara.Nyatanya Kameswara tidak segera menjawab, dia tidak melihat ke arah istrinya melainkan ke kotak kecil berisi perhiasan yang masih tergeletak di lantai."Kang..." Ayu Citra pegang tangan Kameswara. Hatinya tegang. Dia berharap sentuhan tangannya bisa melunakkan hati sang suami.Wajah Kameswara tidak seceria sebelumnya. Ayu Citra semakin menduga-duga. Kedua matanya pun berkaca-kaca. Dia ingin bertanya apa kesalahannya, tapi takut salah bicara.Bahkan suara helaan napas Kameswara terdengar begitu keras saking karena suasana yang begitu sunyi. Kamar mewah ini jadi terasa hambar."Nyai, apa kau ingin aku jadi pejabat?" tanya Kameswara tanpa melihat ke istrinya. Ini cukup mengejutkan Ayu Citra. Apa yang ada di benak Kameswara sehingga bertanya demikian?"Maksud Akang?" Dugaan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 209

    Tujuh hari kemudian kereta kuda yang membawa Kameswara beserta istri sampai juga di kota Pakuan.Selama perjalanan memang tidak ada lagi gangguan yang merintangi, tapi kalau sekedar mengikuti secara diam-diam masih ada.Mereka tidak berani lagi menghalangi Kameswara. Karena berbagai cara sudah digunakan, tapi tidak membawa hasil sama sekali.Kameswara memasuki gerbang kota sebelum tengah hari. Cuaca tampak cerah. Meski hampir tengah hari, udara tetap sejuk karena sebagian tempat berada di kaki gunung.Di sebelah selatan tampak menjulang gunung Salak. Gunung ini terlihat bagaikan tepat berada di belakang lingkungan istana Pakuan."Tuan Sena dan Tuan Koswara sudah pulang?" tanya salah satu penjaga gerbang kota."Ya, akhirnya aku bisa kembali ke Pajajaran," jawab Sena dengan napas lega. Lega karena tidak ada lagi rintangan begitu sampai di kota."Pajajaran?" penjaga gerbang heran mendengarnya."Benar, kota raja di

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 208

    "Sepertinya begitu!" jawab Sena.Memang aneh, ketika melihat ke belakang yang terlihat adalah hutan belantara sementara di depan laut luas bagai samudera."Coba putar balik!" ujar Koswara sambil menarik tali kekang.Ketika kereta sudah berbalik mereka dikejutkan lagi dengan perubahan yang terjadi. Hutan belantara berubah jadi lautan api."Aku yakin ini tidak nyata, tapi tetap saja mengganggu, terutama pikiran," kata Sena.Beberapa saat mereka terdiam seolah menunggu sihir itu hilang dengan sendirinya, tapi sampai kapan? Sampai dunia berakhir?Ini sama saja upaya menghalangi Kameswara agar tidak sampai ke istana jadi berhasil. Menunggu pertolongan, siapa yang akan menolong?Jalan keluar satu-satunya harus dipecahkan mereka sendiri."Tuan punya cara?" tanya Koswara."Aku tidak mengerti dan menguasai hal semacam ini," jawab Kameswara.Sena tampak menghela napas panjang. Tidak ada manusia yang meng

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 207

    Si kakek gemuk jatuh berlutut, tapi wajahnya masih menengadah memandang Kameswara."Sejak menyanggupi membunuhmu dan menerima bayaran harga diriku sudah hilang, tapi sejak melihat kau bangkit dan membalikkan keadaan, jiwa kependekaranku kembali lagi,"Si kakek menarik napas agak kesulitan layaknya seorang lanjut usia biasa yang sudah kehilangan tenaga."Jiwa pendekar akan bahagia jika mendapatkan kekalahan dari suatu pertarungan. Mati dengan terhormat karena mendapatkan lawan yang tangguh,"Si kakek kini duduk melipat lutut karena sudah tak kuat lagi menopang tubuhnya.Sementara Kameswara melihat si kakek ini berubah menjadi bijak. Sepertinya kakek gemuk ini ingin mengatakan kata-kata terakhirnya."Terkadang pendekar yang sesungguhnya tidak mencari kemenangan dalam setiap pertarungan, tapi kekalahan,""Aku tidak mengerti apa itu jiwa pendekar, mati terhormat atau mencari kekalahan," ujar Kameswara. "Sebab aku jadi pendek

DMCA.com Protection Status