Share

Bab 010

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 10:26:23

Sudah lama Kameswara berdiri mematung di dalam kamar bekas tempat tidur Surya Kanta. Dia menghadap ke salah satu dinding yang di situ tergantung beberapa benda.

Dua di antaranya seragam merah darah Laskar Siluman Merah beserta kalung berbandul tengkorak yang menjadi ciri dan lambang laskar itu.

Kameswara ambil kalung itu dan memasukannya ke dalam buntalan. Dia sudah bersiap hendak pergi ke suatu tempat di mana terdapat kitab pusaka yang disembunyikan Surya Kanta.

Hanya sebelum pergi dia ingin melihat-lihat isi rumah Surya Kanta terlebih dahulu.

Kemudian Kameswara tertarik pada sebuah sabuk berwarna hitam. Sepertinya ini bukan sembarang sabuk.

Kameswara tidak melihat anggota Laskar Siluman Merah kemarin memakai sabuk seperti ini.

Tangannya meraih sabuk itu, lalu dipakai di pinggangnya. Seketika ada hawa sejuk mengalir ke dalam tubuhnya melalui pusarnya. Setelah itu tubuhnya terasa lebih ringan dan bertenaga.

"Benar juga, ini sabuk pusaka. Kenapa Paman tidak memakainya kemarin? Ah, mung
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 011

    Secara fisik ukuran mereka sama saja, bahkan Kameswara terlihat lebih besar sedikit. Si kakek jadi terlihat kerdil. Kameswara menenangkan hatinya.Si kakek pancarkan lagi energi untuk menakuti Kameswara. Kali ini lebih kuat.Memang Kameswara sempat merasakan tekanan energi itu, tapi hanya sebentar saja. Seolah-olah hanya angin lewat saja. Ini membuat kakek kurus berambut putih semakin penasaran.Kameswara tidak sadar bahwa hal itu berkat sabuk yang dipakainya. Dia belum tahu banyak manfaat sabuk itu.Sungguh beruntung dia memakainya. Kalau tidak mungkin dia sudah lemas terkena tekanan energi yang dipancarkan si kakek."Sudahlah, Kek. Aku tidak tidak kenal dan tidak mengusik Kakek sebelumnya, aku mau melanjutkan perjalanan!" bujuk Kameswara karena memang dia tidak mau berurusan lebih jauh.Tapi sifat orang-orang dunia persilatan kadang aneh, hal sepelepun resikonya nyawa. Seperti kakek kurus berambut putih ini."Sudah kubilang, ini wilayah kekuasaanku. Siapapun jika tidak bisa menyerah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 012

    "Kau siapa?" Kameswara pura-pura tidak kenal.Setan Berambut Putih pelototkan matanya, tapi tetap saja kelihatan kecil karena cekung."Kau jangan pura-pura lupa!""Siapa, ya? Aku tidak pernah mengenalmu!""Orang yang ajalnya sudah dekat memang suka lupa!""Oh, iya...!" Kameswara menepuk keningnya."Apa kau sudah ingat?""Apa aku punya utang, biasanya kalau punya utang suka lupa. Tolong ingatkan kalau aku punya utang, berapa?"Si kakek kurus tampak jengkel. Dia menggeram. Merutuk dirinya sendiri, kenapa meladeni tingkah konyol anak ini?Tangan si kakek sudah siap mengemplang kepala Kameswara. Namun, anak ini masih tersenyum tenang.Padahal dalam hatinya gemetar. Tangan yang terangkat itu tampak bergetar memancarkan hawa jahat."Bersiaplah, akan aku kirim kau ke neraka!"Tangan si kakek benar-benar bergerak. Seandainya tidak berisi tenaga dalam mungkin Kameswara masih berani menahannya. Wajah anak ini terlihat pucat di dalam gelap malam.Beruntung, ide selalu datang di saat kepepet. Seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 013

    Seorang gadis cantik tampak berjalan tergesa-gesa, bahkan seperti berlari. Kalau kain panjang yang melilit di pinggang ke bawah tidak menyusahkan, mungkin dia akan berlari.Gadis ini berbeda dari kebanyakan orang. Walaupun memiliki wajah pribumi, tapi baju kebayanya agak longgar dan kepalanya memakai kerudung."Kau tak kan bisa lari, Manis!"Teriakan itu terasa menggetarkan hati. Meskipun orangnya masih jauh, tapi seolah-olah berada tepat di belakangnya.Gadis ini terus melangkah tak mau menoleh kebelakang. Dia tarik sedikit kain panjangnya ke atas sehingga memperlihatkan betisnya yang putih.Dengan begitu dia bisa leluasa berlari dengan kaki yang sudah tidak memakai alas lagi yang entah lepas di mana karena saking paniknya.Pagi tadi seperti biasa dia bersama teman-temannya mencuci pakaian di sungai. Hanya saja dia pulang belakangan karena hari ini cuciannya banyak.Ketika dia selesai mencuci dan hendak pulang, dua lelaki bertampang garang menghadangnya di tengah jalan.Segera saja d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 014

    Ternyata Subang Larang adalah salah satu santri di pondok Quro. Malah terbilang santri yang paling cantik.Banyak lelaki yang tergila-gila padanya. Bahkan kabarnya akan diadakan sayembara memilih suami bagi Subang Larang."Aku harap Raden mengikuti sayembara ini," pesan Subang Larang sebelum dia bergegas masuk ke dalam lingkungan pondok.Pamanah Rasa hanya mengantar sampai pintu masuk belakang pondok. Tidak baik kalau sampai kelihatan, lelaki dan perempuan yang belum menikah jalan berdua. Begitu kata Subang Larang dalam ajaran agama yang dianutnya."Berarti aku tidak dianggap!" gumam Kameswara.Pamanah Rasa hanya menghela napas. Sayembara dilaksanakan tujuh hari lagi. Apakah dia akan mengikutinya?Walaupun sudah dijodohkan dengan Kentring Manik, itu hanya untuk mempererat kekerabatan saja.Sementara untuk jodoh pilihan hati sendiri, dia belum menemukannya. Sampai bertemu dengan Subang Larang, baru sekarang hatinya merasa tertarik yang amat dalam terhadap lawan jenis.Sebenarnya Kamesw

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 015

    Entah siapa yang mulai duluan keduanya sudah beradu jurus. Gerakan Marugul sungguh mantap kedua tangannya seolah-olah menjadi berat dan sekuat besi. Setiap hantaman menimbulkan angin padat yang mampu merobek kulit.Tapi itu tidak berlaku kepada Pamanah Rasa karena dia sudah melapisi tubuhnya dengan hawa sakti, jari-jarinya yang membentuk cakar juga tampak kokoh seperti baja dan mampu merobek batu yang sangat keras begitu juga angin yang ditimbulkan, terasa seperti pisau yang menyayat.Dua angin padat yang saling beradu Ini menimbulkan suara seperti gesekan dua logam yang bikin telinga terasa ngilu. Penonton awam sampai menutup telinganya.Penonton benar-benar dipuaskan dengan suguhan jurus-jurus yang memukau mereka tidak lagi mendebatkan siapa yang menang dan siapa yang kalah, mereka hanya menikmati pertunjukan itu walau tahu sebenarnya berbahaya apalagi di dalam jarak yang dekat. Sudah puluhan jurus dilewati namun keduanya masih tampak berimbang. Dalam sekali gerak dua tinju Marugul

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 016

    Perjalanan Kameswara kini menuju arah timur. Dia merasakan ada perubahan lagi pada tubuhnya. Langkahnya ringan.Bahkan ketika mencoba melompat, ternyata hasilnya mengejutkan. Lompatannya bisa mencapai tiga tombak.Beberapa kali melompat agar langkahnya cepat jauh, tapi ternyata masih ada yang kurang.Yaitu keseimbangan badan. Sehingga dia sering oleng bahkan terjatuh walau cuma dua kali.Mungkin bila sudah mampu menyeimbangkan diri, maka dia bisa menggunakan cara itu untuk meringankan tubuhnya.Dia terus berlari dan melompat tanpa merasa lelah karena efek sabuk sakti.Tentu saja sambil belajar keseimbangan. Belajar menginjakkan kaki dengan tepat juga menambah kecepatan.Awalnya hanya dilakukan di atas tanah. Kemudian dia mencoba hinggap di batang pohon sebelum tubuhnya mendarat.Seperti biasa awalnya tidak mudah dilakukan. Ada yang keburu mendarat padahal dua langkah lagi menjangkau pohon.Ada yang kele

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 017

    Ketika tangan Kameswara memegang kitab Jaya Buana, terasa ada hawa kecil mengalir masuk ke pori-porinya.Terus menjalar ke seluruh tubuhnya. Perlahan dia mulai membuka halaman pertama.Hanya ada rangkaian tulisan saja di halaman pertama. Kameswara membacanya dengan pelan."Ilmu silat tidak dibatasi gerakGerak tidak akan memberikan kembanganKecuali hanya sedikitDan bagi orang yang terbuka pikiranSedangkan aksaraBisa membuat gerakan bebasMengikuti pikiranMenciptakan banyak kembanganSatu kata bisa membuat ribuan gerak."Kameswara membuka halaman berikutnya, isinya sama. Semua tulisan tidak ada gambar gerakan silat sampai halaman terakhir.Kitab ini tidak terlalu tebal, hanya sekitar lima puluh lembar saja. Bahannya terbuat dari daun lontar.Anak ini merenungkan tulisan di halaman awal tadi. Tidak butuh waktu lama dia menemukan makna tulisan itu.Sekarang dia sadar kenapa di dalam kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 018

    Dua hari tanpa henti-henti Kameswara berkelebat bagaikan terbang dari pohon ke pohon.Dia ingin menikmati ilmu meringankan tubuh yang teorinya didapat dari kitab Jaya Buana.Dia menelusuri jalan semula ketika hendak ke hutan Balida, ke arah barat, tapi melalui jalur sepi, karena kalau lewat jalan ramai nanti dia disangka siluman oleh orang-orang biasa karena melihat kecepatan geraknya.Suatu sore ketika sampai di suatu jalan yang cukup lebar, Kameswara hentikan larinya. Lalu menyelinap ke balik semak belukar yang agak jauh dari pinggir jalan. Tidak lelah, tidak haus atau lapar, tentu karena efek sabuk sakti.Kameswara menyelinap karena merasakan akan ada beberapa orang melewati jalan itu. Dia melihat ke arah jalan yang membelok ke kiri.Di ujung belokan jalan terlihat sebuah kereta kuda yang besar ditarik oleh dua kuda sekaligus dan dikawal oleh tujuh orang yang memiliki kemampuan pendekar Madya tingkat dua.Kereta kuda ini tenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 342

    Kameswara menatap sejenak situasi di depannya. Asmarini duduk menyandar ke bahu raga kasarnya. Di atasnya Payung Terbang memayungi keduanya. Pendekar muda ini tersenyum. Kemudian sukma Kameswara masuk kembali ke dalam tubuh kasarnya. Pedang Bunga Emas otomatis terpegang di tangannya. Asmarini langsung sadar dari lamunannya. "Kakang sudah kembali!" Asmarini langsung menyimpan payungnya. Tangan kiri memegang pedang, tangan kanan merangkul tubuh istrinya. "Inikah Pedang Bunga Emas?" Kameswara pura-pura tidak tahu. "Terbuat dari emas dan menebarkan harum, ini memang pedang pusaka leluhur. Kakang telah membawanya dengan selamat. Terima kasih banyak, Kang!" "Aku suamimu, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Tidak perlu berterima kasih. Ini, simpanlah!" Asmarini menerima pedang pusaka tersebut, lalu dia menggeser duduknya hingga saling berhadapan. "Aku juga rel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 341

    Blang!Kameswara menemukan sebuah ruangan bawah tanah agak luas. Keadaannya remang-remang.Di tengah ruangan ini ada gundukan bantu besar bentuknya mirip seperti dulu dia menyelam ke dasar telaga.Cahaya remang-remang ini pasti berasal dari pedang pusaka itu. Kameswara segera mencari letaknya. Dulu tertancap pada sebuah batu, sekarang pasti sama.Setelah berkeliling satu kali akhirnya menemukan juga pusaka tersebut. Kedua mata Kameswara terbelalak."Mungkinkah ini pedang yang sama? Kalau begitu bisa jadi ada dua, karena di masa depan sudah aku ambil dan diserahkan kepada Ayu Citra, atau..."Kameswara ingat selama sering bertemu dengan Fan Xiang yang merupakan reinkarnasi dari Ayu Citra, gadis itu tidak pernah membicarakan tentang pedang ini."Atau bisa jadi pedangnya kembali ke sini!"Ketika tangan Kameswara menjulur hendak memegang pedang yang tertancap di batu tersebut, tiba-tiba ada serangan hawa gaib yang me

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 340

    Manakala terbetik berita yang dibawa oleh pedagang dari Arab bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggal dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, maka Rakean Sancang bergegas kembali ke Arab.Tempat pertahanan di Gunung Negara terpaksa ditinggalkannya. Di saat itulah dengan segera pasukan Tarumanagara dikerahkan untuk menghancurkan umat agama baru itu.Hampir separuh penganut agama baru itu meninggal dan sebagian lainnya dapat melarikan diri melalui jalan rahasia berupa gua kemudian keluar di bukit yang curam.Para penganut agama baru lalu menyebar ke mana-mana di wilayah Tatar Sunda."Dan sejak saat itu mereka menjalankan keyakinannya secara sembunyi-sembunyi?" tanya Padmasari."Benar, bisa jadi telah mengganti nama agar tidak ketahuan lagi," sahut Ki Santang."Kau mencurigai atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu?""Ada!""Wah, apa itu?""Ada sebuah ajaran yang namanya Sunda Wiwitan, ajarannya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 339

    Sepasang suami istri berbeda masa sudah dalam perjalanan mencari Pedang Bunga Emas. Pada malam hari apabila tidak mendapatkan penginapan, maka mereka bermalam di hutan atau kebun.Mereka membuat gubuk dadakan. Dengan kesaktian Kameswara tentu saja sangat mudah dan cepat membangun tempat istirahat sementara tersebut.Sebelum tidur Asmarini sempatkan untuk bersemedi mencari petunjuk keberadaan pusaka leluhurnya.Selama ini setelah berkali semedi sebelum perjalanan, dalam pikirannya selalu ingin pergi ke arah utara."Kalau ke utara, tempat apa saja yang akan kita temukan? Selain bukit Gajah Depa tempat aku menyegel Kala Cengkar. Bukit itu dekat ke perbatasan kerajaan Wanagiri,"Kameswara tampak menerawang. Meski berbeda waktu, tapi letak suatu tempat tetap sama.Tempat mereka berada sekarang sudah dekat ke wilayah yang suatu saat nanti menjadi kerajaan Talagamanggung."Di masa ini kerajaan itu belum berdiri, sedangkan Hutan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 338

    "Aku tidak menyangka ternyata orang-orang desa Linggapura menggunakan cara-cara memalukan!" teriak Genta."Jangan ngawur!" sentak Suryadana tidak bisa menahan diri. "Sebenarnya kau mau apa ke sini?"Genta bertolak pinggang, wajahnya menunjukkan keangkuhan dan congkak. Sambil menunjuk dia berseru."Aku akan buktikan bahwa warga desa yang katanya kumpulan para pendekar melakukan cara licik untuk memikat hati wanita. Dengan cara membunuhmu, maka guna-guna yang merasuki Sukesih akan hilang!"Genta melangkah ke alun-alun. Keributan kecil di balai desa ini memancing warga yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aku tantang kau di kandang sendiri, Suryadana. Katanya kau adalah pemuda berbakat di desa ini, aku ingin tahu seberapa hebatnya dirimu!"Di tempat lain Kameswara dan Asmarini sudah menyaksikan kejadian itu.Sebelum melangkah memenuhi tantangan Genta, pemuda berbakat desa Linggapura menyuruh calon istrinya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 337

    Desa Linggapura tidak besar juga tidak kecil, penduduknya agak padat. Sususan pemukimannya tertata dengan rapi. Karena awalnya hanya sebuah padepokan kecil.Pada waktu itu, selain menerima murid baru dari luar, juga ada penambahan warga dari dalam padepokan sendiri. Yaitu anak-anak dari pernikahan antara murid laki-laki dengan perempuan.Desa padepokan ini berada di kaki gunung Lingga. Dulu padepokan utamanya berada di lereng gunung.Sekarang dijadikan tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa ke sana, walaupun warga desa sendiri."Lama-lama bisa jadi kerajaan," ujar Kameswara yang diajak jalan memutar. Tidak melalui jalan utama, tapi langsung menuju lereng."Memangnya ada yang seperti itu?""Ada, dulu Indraprahasta juga awalnya hanya pedukuhan kecil yang dibangun oleh resi Santanu,""Oh, ternyata begitu. Sayangnya sekarang sudah hancur!"Kameswara teringat ketika menyelamatkan keluarga Prabu Wiratara seb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 336

    Keesokan harinya perjalanan mencari Pedang Bunga Emas dimulai. Kameswara sudah mempunyai rencana kemana dia akan pergi, tapi tidak disampaikan ke istrinya."Kemana kita akan mulai?" tanya Kameswara."Ke utara!"Tepat. Arah yang hendak dituju Kameswara memang ke utara. Mudah-mudahan saja firasatnya benar."Jadi kita tidak membutuhkan para pendamping?""Hanya untuk keadaan darurat. Jangan terlalu mengandalkan mereka. Selagi masih bisa dikerjakan sendiri, jangan malas!""Baiklah!"Pada dasarnya Kameswara memiliki pemikiran yang sama dengan istri mungilnya ini. Hanya untuk hal yang sangat tidak mungkin baru dia meminta bantuan Padmasari.Seperti menyeberang ke negeri tempat tinggal Ayu Citra dalam waktu sekejap, tapi itu mungkin tidak akan dilakukan lagi.Satu kesamaan yang dimiliki Asmarini dengan Kameswara adalah tidak suka membawa banyak barang dalam perjalanan. Hanya seperlunya saja.Setelah se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 335

    Angin yang tadinya berhembus bagaikan badai berganti menjadi tiupan lembut dan sejuk. Semua mata kini memandang ke atas. Satu sosok melayang bagaikan turun dari langit. Bercahaya.Sosok yang memegang payung terbuka menaungi kepalanya dari terik mentari. Setelah semakin turun barulah terlihat sosok tersebut adalah seorang wanita yang kecantikannya bagai bidadari dari alam Tunjung Sampurna."Dewi Payung Terbang!"Beberapa orang berseru mengenali siapa yang datang itu. Semuanya terpana, takjub dengan cara-cara wanita yang dijuluki Dewi Payung Terbang ini muncul di hadapan semua orang.Wanita cantik berpayung mendarat di depan Kameswara. Mereka saling pandang dengan seulas senyum tipis."Kakang berhasil,""Ini berkat Nyai juga!"Aki Balangantrang dan Manarah tampak mendekat."Terima kasih, Ki Sanak telah menyelamatkan kerajaan dan juga ibu saya!" ucap Manarah.Sementara beberapa orang telah mengamankan Hari

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 334

    Apa yang terjadi? Kita mundur dulu sejenak ceritanya.Setelah kematian suaminya, lalu dinikahi oleh Tamperan. Hidup Dewi Naganingrum tidak tenang. Dia merasa telah mengkhianati sang suami.Sedangkan Pangrenyep sepertinya malah senang. Naganingrum tidak tahu kalau di antara Pangrenyep dan Tamperan sudah ada skandal sejak suami masih hidup.Karena rasa tidak tenang inilah akhirnya Naganingrum memutuskan untuk tinggal di luar istana. Dia memilih bekas pertapaan Premana Dikusumah.Di sana dia membangun rumah sederhana. Manarah juga dirawat di sana. Baru ketika umur tujuh tahun, Manarah diperbolehkan pergi ke istana.Sampai besar Manarah sering bolak balik dari istana ke rumah ibunya.Lalu sekarang, tiba-tiba saja Dewi Naganingrum berada dalam cengkraman tangan seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok yang mengenakan pakaian serba merah."Dewata Kala!" Aki Balangantrang terkejut. Lebih-lebih Manarah karena dia sangat menyay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status