Share

Niat Yang Salah

Benar saja. Wajah Dinda dan Nia seketika memerah. Entah karena menahan malu atau karena menahan amarah atas sindiran Ranti. Ranti memilih tak peduli, seperti mereka yang tak pernah peduli dengan perasaannya selama ini.

Dinda mendekat ke arah meja tempat Ranti berada. Mencoba melemparkan senyum kecil untuk menenangkan suasana hati Ranti.

"Begini, Ran. Kamu kan sedang hamil besar. Tentunya tak mudah untuk menjalankan usaha roti ini sendirian. Apalagi jika nanti kamu melahirkan. Jangan sampai usaha rotimu terbengkalai. Sayang. Kebetulan, aku dan Nia kan tidak bekerja. Tak ada kegiatan selain mengurus rumah dan anak-anak. Kami bersedia membantu kamu. Tenang saja, anggap kami ini sebagai pegawai kepercayaanmu. Kami akan memberikan laporan yang jelas kepadamu setiap harinya," ujar Dinda perlahan.

Pandangan Ranti berpindah pada Nia. Wanita itu sama santainya dengan Dinda. Manggut-manggut seolah membenarkan ucapan Dinda.

Ranti ingin tertawa di dalam hati saat mendengar pengakuan jujur itu. E
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status