Mendengar akan dilelang sumber daya pelatihan untuk menguatkan pisik, semangat Lanting Beruga mendadak semakin tumbuh.
"Kalau begitu aku akan menyelesaikan masalah dengan para pemberontak, secepatnya ..." ucap Lanting Beruga.
Hari itu juga, Lanting Beruga telah menyiapkan beberapa keperluan untuk pergi ke sebuah desa yang diyakini sebagai tempat para pemberontak bersembunyi.
Li Wei menyiapkan segala keperluan yang diinginkan Lanting Beruga, dan hampir semuanya berurusan dengan makanan.
Sebelum dia pergi, Akemi dan Masahiro mendatangai Lanting Beruga di depan pintu gerbang.
"Ketua, kami akan ikut bersama dirimu ..." ucap Akemi. "Kami selalu melakukan hal yang terbaik untuk Aliran Barat, jadi biarkan kami ikut."
"Ketua, kami juga akan ikut ..." dua pak tua memang tidak sekuat Akemi dan Masahiro, tapi untuk mengalahkan beberapa pendekar puncak tanpa tanding, tentulah mereka dapat melakukannya dengan mudah.
Namun, Lanting Beruga malah ber
"Hemmm...muter-muter di tempat ini dari tadi siang ..." gumam Lanting Beruga. "Tadi lewat sungai, sekarang lewat sungai lagi, apa kau mau main-main denganku?!"Lanting Beruga merentak-rentak bumi beberapa kali, kemudian jatuh tersandar tidak jauh ari batu besar di pinggir sungai itu."Tiga orang bodoh itu, apa mereka baik-baik saja, jika bukan karena memikirkan mereka bertiga, aku pasti sudah tiba di tempat musuh ..." gumam Lanting Beruga, seraya mengunyah makanan kering yang tinggal sedikit.Kelap-kelip kunang-kunang di sekitar Lanting Beruga begitu indah, bak kilauan berlian. Sesekali Lanting Beruga mengusik sekumpulan kunang-kunang itu.Setelah cukup lama, dia akhirnya melanjutkan perjalanan. Kali ini dia menyeberangi sungai itu, terus berjalan ke depan.Klik Klik Klik.Tiba-tiba terdengar suara familiar di tanhkap telinga Lanting Beruga. Dia menoleh ke atas, dan benar saja teman silumannya datang tepat waktu."OIIII ..."Teriak Lan
Setelah mengamati satu hari lamanya, dan sekarang petang mulai hilang berganti malam. Lanting Beruga sengaja belum melakukan pergerakan, karena dia ingin membayar apa yang telah dilakukan oleh musuh-musuh ini kepada Aliran Barat, menyerang di malam hari.Jika urusan malam hari, tentu saja Lanting Beruga adalah jagonya. Dia telah ditempa di Devisi Bayangan, bergerak sendiri dan diam-diam, adalah pelajaran utama.Selebihnya, Lanting Beruga memiliki mata asura yang dapat melihat di malam hari.Gerbang tidak tertutup, meskipun tertutup dapat dengan mudah dihancurkan oleh Lanting Beruga.Dia melihat ada beberapa warga desa itu keluar masuk melewati gerbang, entah apakah mereka adalah pendekar atau rakyat biasa, Lanting Beruga tidak tahu.Setelah malam telah datang, Lanting Beruga masuk ke dalam desa itu, tanpa melewati gerbang utama desa."Mereka semua terlihat seperti manusia biasa," gumam Lanting Beruga. "Aku harus menemukan dimana letak
Lanting Beruga masuk ke dalam rumah kecil itu, tapi tidak ada apapun di dalamnya kecuali meja-meja dan beberapa buah kursi.Di sebelah kursi itu, sebuah lemari usang berdiri tak terurus.Lanting Beruga menggaruk kepalanya beberapa kali, sambil memeriksa beberapa sisi di dalam rumah kecil tersebut.Dia kemudian berjongkok, mengetok lantai rumah. Suaranya terdengar nyaring."Sepertinya ada ruang bawah tanah ..." gumam Lanting Beruga.Tanpa berpikir panjang, pemuda itu menarik pedang sisik naga hijau lalu menghantam dasar rumah dengan keras.Sial, serangannya terlalu kuat hingga lantai rumah ini benar-benar amblas seluruhnya ke bawah."Iya!" Lanting Beruga ikut terjun ke bawah bersama reruntuhan lantai rumah kecil. "Adu duh duh ..."Pemuda itu mengelus bokongnya yang ngilu karena menghantam batu. Ketika dia berdiri, terdengar beberapa retakan di ruas tulang belakangnya.Setelah membersihkan rambut dari kotoran debu, barulah
Batu-batu itu benar-benar berat, tidak seperti batu alam pada umumnya, dan sekarang Lanting Beruga terkubur di dalam bebatuan itu.Dia bukan siluman, bukan. Dia adalah pendekar level bumi sedang yang memiliki teknik langka, yang sulit dipelajari.Hanya klan batu yang memiliki teknik tersebut, dan dia adalah orang terakhir yang hidup dari klan batu.Sebagai salah satu orang kuat yang mengincar Aliran Barat, sudah sepantasnya dia menjadi orang yang harus diwaspadai oleh Lanting Beruga dan teman-temannya.Melihat kuburan batu telah menutupi tubuh Lanting Beruga, pria itu akhirnya menampakan diri.Dia keluar dari selimut batu raksasa yang menutupi dirinya.Terlihat seorang pria berambut panjang, dengan tubuh kekar penuh dengan otot dan mata kecil yang dalam. Di sini dia dijuluki sebagai Hantu Batu.Hantu Batu merupakan orang terkuat nomor dua di tempat ini, lebih kuat dari dua orang yang dibantai Lanting Beruga di luar tembok Maras
Garuda Kencana membawa Lanting pergi menjauh, tapi serangan yang datang memburu mereka berdua.Lemparan batu sebesar rumah mengarah ke tubuh Garuda Kencana, nyaris sekali menghantam mereka, tapi Garuda Kencan berhasil menghindari serangan tersebut.Dia terbang ke arah atas, melewati cadas tinggi.Wush.Satu batu kembali datang, menyenggol sedikit bulu ekor Garuda Kencana, membuat keseimbangan laju terbang menjadi terganggu.Lanting Beruga dan Garuda Kencana jatuh di dalam hutan, terseok dan terhempas beberapa kali.Setelah mengalami benturan cukup banyak, Lanting Beruga segera memeriksa tubuh Garuda Kencana."Kau baik-baik saja?" tanya Lanting Beruga."Klik ..." suara Garuda Kencana terdengar lirih dan serak.Lanting Beruga duduk tersandar di permukaan tanah, mata kirinya masih waspada, kalau-kalau ada serangan yang kembali datang.Tidak ada, tampaknya Hantu Batu tidak mengejar dirinya lagi.Hujan masih beg
50 tahun yang lalu, di Klan Batu yang berdiri di atas gunung batu hitam dikelilingi oleh cadas-cadas tinggi, terbakar oleh serangan musuh yang datang tak terduga, dengan pasukan tak terhitung jumlahnya.Kala itu terdengar jerit ketakutan Klan Batu ketika petinggi-petinggi Darah Besi datang tak kenal ampun.Apa yang ada dihancurkan, semua yang bernyawa dimatikan, atau ditangkap untuk dijadikan tawanan."Ketua Klan Batu, serahkan Kitab Aura Batu Hitam kepada kami, hanya dengan itu semua klanmu akan diampuni ..." suara Ketua Agung Aliran Darah Besi begitu mengintimidasi.Kala itu, Ketua Agung ke empat mendengar kabar mengenai teknik langka yang sakti mandraguna. Itu adalah Kitab Aura Batu Hitam, yang dimiliki oleh Klan Batu.Ketua Agung 4 berniat mendapatkan kitab tersebut, dan mempelajarinya secara langsung.Dikirim puluhan tim rahasia untuk menemukan lokasi keberadaan Klan Besi, dan pada akhirnya timbullah mala petaka hari ini."Kau ti
Serangan yang diciptakan oleh Garuda Kencana berhasil memicu semua lawan untuk keluar dari dalam goa mereka.Teriakan dan umpatan keluar dari mulut para pendekar, memaki Lanting Beruga yang terbang bersama Garuda Kencana.Setiap bulu perak yang dilancarkan oleh siluman burung berkaki empat itu, mampu melukai pendekar yang berada di bawah level tanpa tanding."Berlindung!" teriak para pendekar rendahan itu.Sementara di sisi lain lagi, Mura dan dua temannya nyaris saja muntah darah melihat tindakan Ketua Aliran Barat yang bodoh itu.Mereka sedang menyusun rencana untuk menyerang pasukan musuh, tapi belum pula selesai rencana itu mereka buat, Lanting Beruga lebih dahulu menyerang mereka."Oi ..., kalian ada di sana?!" teriak Lanting Beruga.Semua musuh serentak melihat ke arah dinding cadas, dimana Mura dan dua temannya yang lain sedang bersembunyi."Kalian tidak tersesat!" teriak Lanting Beruga."Sial, kenapa dia berteria
Pertarungan antara Hantu batu dan Masahiro terjadi begitu sengit. Dalam beberapa saat saja, kedua orang itu telah bertukar puluhan serangan mematikan. Sesekali muncul batu besar ke arah Masahiro, kadang kala berbentuk seperti mata bor yang tajam, kadang kala pula berbentuk seperti tombak. Namun, dengan penguasaan aura alam elemen air, Masahiro berhasil menahan semua serangan itu dengan cukup baik. Lanting Beruga sedikit takjub melihat kehebatan Masahiro, dan berpikir pemuda itu memang layak menjadi salah satu kandidat Ketua Aliran Barat. Satu-satunya yang kurang dari Masahiro adalah kecepatannya. Dia tidak lebih cepat dari Akemi, tapi serangannya sangat kuat dan tajam. Setiap ayunan pedang yang mengirim tebasan air dapat dengan mudah memotong beberapa pohon atau batu di sekitar Masahiro. "Hujan Batu!" teriak Ki Emon alias Hantu Batu. Ratusan batu berukuran roda kereta kuda berjatuhan dari langit, mengarah ke tubuh Masahiro.