Satu-satunya orang yang tidak tergiur oleh hadiah itu hanyalah Lanting Beruga. 100 sumber daya pengeras tulang tidak biasa memuaskan dirinya, karena level pisik pemuda itu sudah sangat tinggi.
Jadi dia tidak akan menantang siapapun, dan memilih untuk menutup matanya, kembali hanyut di dalam pemahaman.
"Aku ingin menantang Bandang Sura!" Seorang peserta yang ada di nomor 12 berdiri.
Dari tadi Bandang Sura dan dua orang lain memang belum tersentuh tantangan peserta lain. Pria botak yang duduk di sebelah Angga Nurmeda itu hanya sibuk membaca buku yang entah apa isinya, segera berdiri.
"Siapa yang menantangku?"
"Aku!" jawab pria tadi.
Bandang Sura tidak menolak tantangan, secara tenaga dalam dia adalah nomor dua terkuat dari seluruh peserta, di belakang Angga Nurmeda.
Hanya ada satu orang yang dapat mengalahkannya, Angga Nurmeda itu sendiri, pikir Bandang Sura.
Bandang Sura melompat ke atas Arena Pertandingan, diikuti oleh
Yuk sambil menunggu Lanting, baca Asmara Berdarah dan Pendekar Pedang Naga, dijamin seru.
Bandang Sura, menatap Subansari dengan tajam, dia berpikir akan menahan teknik apapun yang diarahkan ke tubuhnya, meski itu adalah Teknik Awan Berarak level tinggi sekalipun.-Tarian Dewa Angin-Jendral Dewangga sedikit terkejut, dia belum pernah mengajari Subansari jurus tarian dewa angin, jadi darimana dia belajar jurus tersebut.Satu-satunya orang yang terlintas di pikiran Dewangga adalah Lanting Beruga, mungkin pemuda itu yang mengajarinya.Benggala Cokro mengelus dagunya, tidak menduga jika Subansari telah menguasai jurus level tinggi dari Sekte Awan Berarak."Gadah Perungu Dewa."Bandang Sura tidak ingin kalah, jadi dia mengeluarkan jurus tertinggi yang dia miliki.Satu helai daun melayang di antara mereka berdua, seolah tanda bersiap untuk menyerang.Ketika daun itu jatuh tepat di dasar arena, dua orang itu bergerak bersamaan.Wush ...sing.Subansari melewati tubuh Bandang Sura, tapi pedangnya kini berlumur
Intan Ayu dan Danur Dara mulai bertarung dengan sengit, pemuda yang menggunakan tombak dan gadis yang menggunakan pedang.Teknik pedang emas cendrung menggunakan serangan jarak jauh, melepaskan energi pedang untuk menyerang lawan. Dan pada puncak dari kekuatan teknik tersebut, mereka bisa mengendalikan pedang seperti mengendalikan jari tangan mereka sendiri. Seperti yang ditunjukan oleh Benggala Cokro ketika bertarung di atas kapal.Di sisi lain, Lanting Beruga mengamati semua gerakan yang ditunjukan oleh Intan Kumala dan juga Danur Dara.Secara alamiah, pemuda itu bisa meniru jurus yang dia lihat. Bukankah dia juga menghapal Tarian Dewa Angin hanya dengan melihatnya saja?"Benar, aku melihat gerakan itu!" ucap Lanting Beruga. "Gerakan yang dilakukannya ketika mengahadapi para perampok."Lanting Beruga tersenyum kecil, gerakan Intan Kumala ketika menyelamatkannya dahulu masih tergambar jelas di pikirannya, dan hari ini dia bisa melihat gerakan itu
Siapa yang ditantang Angga Nurmeda? dia adalah orang nomor satu, apa lagi yang dia harapkan?Banyak orang berpikir demikian."Aku menantang dia?!" Angga Nurmeda menunjuk ke arah Lanting Beruga yang masih terpejam, tapi kali ini pemuda itu membagi kesadarannya, sehingga masih mendengar suara dari luar alam sadaranya."Kenapa kau menantang dirinya?" Subansari langsung protes, "dia berada di nomor 8, tidak berminat berurusan dengan siapapun, lalu kenapa kau malah mengusiknya?""Aku tidak peduli dengan hadiah atau apapun namanya, aku ingin bertarung dengan Lanting Beruga," ucap Angga Nurmeda.Pemuda itu menarik pedangnya, berjalan ke arah Arena Pertandingan, lalu mengarahkan mata pedang pada Lanting Beruga."Kau mendengarku, bukan?" tanya Angga Nurmeda.Di sebelah Lanting Beruga, Sekar Ayu mengepalkan telapak tangannya karena kesal, dia tidak bisa terima Angga Nurmeda mempermalukan Lanting Beruga.Namun, Lanting Beruga menepuk tang
Serangan Angga Nurmeda begitu berat dan cepat, Lanting Beruga hampir mati di beberapa kesempatan.Sekarang di atas arena, semua orang bisa melihat cahaya merah dan perak bertabrakan."Mereka sama-sama cepat!" ucap para penonton. "bagaimana cara mereka melakukannya!""Yang satunya menggunakan tenaga dalam, tapi yang satunya menggunakan energi yang tidak diketahui," ucap salah satu jendral."Ini tidak masuk akal," ucap Rosalawu, "bocah tanpa tenaga dalam itu, dari mana dia mendapatkan kecepatannya?"Dalam beberapa waktu yang singkat, telah terjadi pertukaran serangan antara Angga Nurmeda dan Lanting Beruga.Setiap ayunan pedang Lanting Beruga dapat di tahan oleh Angga Nurmeda dan sebaliknya.Sejauh ini tidak ada yang dapat menduga siapa yang akan jadi pemenang pertarungan ini.Beberapa peserta yang lain tidak bisa menutup mata meraka melihat pertandingan ini. Pertanyaan yang sama, dari mana Lanting Beruga mendapatkan kekuat
Angga Nurmeda mulai merasa gelisah karena aura yang terpancar dari tubuh Lanting Beruga. Namun demikian dia tidak bisa menyerah begitu saja."Dua Pedang Pembasmi Naga."Sinar putih terang menyelimuti pedang Angga Nurmeda, entah berapa banyak tenaga dalam yang dia alirkan pada dua pedang itu.Lanting Beruga menyipitkan matanya, berharap jika jurus yang digunakan oleh Angga Nurmeda sangat kuat, sehingga luka yang diakibatkan oleh mode ke dua Aura Api, tidak akan membakar pemuda itu.Wushh ...Lanting Beruga bergerak dengan cepat, membawa sinar terang pada bilah pedangnya, sementara pada saat yang sama Angga Nurmeda juga melakukan perlawanan.BommmDua jurus pada akhirnya bertemu, pedang Lanting Beruga dan Angga Nurmeda saling tekan untuk beberapa waktu yang singkat.Ledakan gelombang kejut melemparkan kerikil kecil yang ada di sekitar mereka berdua. Udara bergerak tidak menentu di atas arena."Bukankah ini terlalu be
Kuda hitam yang tidak terduga, demikian pengambaran Lanting Beruga di mata para penonton yang lainnya.Sekarang pandangan mereka terhadap Pemuda itu telah berbalik, dari yang mula-mula meremehkannya kini malah memuja dirinya.Lanting Beruga tersenyum kecil, meski dia tidak biasa mendapatkan sorakan dan dukungan dari orang lain, tapi kali ini dia bisa melambaikan tangannya ke arah penonton."Kau adalah harapan baru bagi Sursena!" berteriak para penonton hari ini.Setelah mengumumkan hasil pertandingannya, dan tentu saja juara satu dari pertandingan itu, para penonton mulai membubarkan diri, sementara para Jendral masih berada di tempatnya bersama dengan pangeran.Patih Sandar Angin telah mengumumkan 12 orang pemuda yang kini secara resmi telah menjadi bintang suci, dan mengumpulkannya menjadi satu."Mulai hari ini, kalian semua akan menjadi harapan bagi Sursena, kalian akan mendapatkan perlakukan khusus, semua hal yang kalian butuhkan akan di
Gunung Cadas Putih terletak tidak jauh dari wilayah Istana Sursena, dengan menunggangi kuda, mereka akan tiba di puncak gunung itu dalam waktu 2 hari saja.Dan hari ini, setelah berjalan dengan santai, Lanting Beruga dan yang lainnya telah menemukan sebuah goa besar yang di apit oleh hutan berdaun kecil.Hutan itu tidak memiliki rumput, dan sedikit berkabut. Hutan yang cukup gersang. Lanting Beruga telah menyapukan pandangan ke berbagai sisi hutan itu, tapi tidak menemukan satu ekor binatangpun berkeliaran di sana.Mereka berjalan memasuki goa besar itu, suara dari air yang menetes bergema dan membuat tengkuk terasa dingin.Konon, gunung ini dianggap keramat di Sursena.Ada anak tangga di dalam goa besar itu, berliku dan mendaki. Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya tiba pula di puncak gunung tersebut.Sungguh berbeda dari perkiraan mereka semua, Sursena tidak menyiapkan tempat tinggal di puncak gunung itu.Tepat di depan mer
Situasi di Istana Tua itu benar-benar semakin mencekam ketika rombongan tersebut mulai memasukinya. Seolah sarang mahluk buas.Lanting Beruga mengamati setiap dinding Istana ini, dibuat dengan benar-benar unik, terasa kuno dan dingin.Jika dia memiliki mata yang bagus seperti Sekar Ayu, dia akan tahu jika Istana ini selalu memancarkan energi kuat yang mengintimidasi orang lain.Hari yang sama, tanpa istirahat, Guru Kilat Putih mengumpulkan 12 muridnya di puncak tertinggi Istana ini.Ada semacam halaman kecil di puncak Istana itu, terdiri dari susunan batu berwarna putih, mirip seperti batu kapur."Aku akan memulai perkenalannya ..." ucap Guru Kilat Putih.Pria itu kemudian menjelaskan siapa dirinya, dan kenapa menjadi guru bagi 12 bintang suci di Sursena.Sursena adalah satu negara dari 5 negara di sebuah pulau yang disebut sebagai benua Sunda.5 Negara ini melakukan kerja sama setelah perang Sursena pertama, membua