Lanting Beruga menemukan sebuah ruang rahasia yang ada di dalam markas tersebut, sebuah tempat yang digunakan untuk menyimpan banyak sumber daya pelatihan yang cukup langka. Beberapa sumber daya pelatihan memiliki harga yang sangat mahal, hingga mencapi 20 juta keping emas.
Tentu pula pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut, tapi sayangnya tanda api di telapak tangannya hampir penuh, jadi Lanting Beruga hanya mengambil sumber daya yang sangat penting seperti penyembuhan luka dalam atau luka pisik, dan beberapa sumber daya lain yang berguna untuk menawar racun berbahaya.
Di dalam ruangan yang luas, dengan dinding berlapis batu alami berwarna putih dan coklat, Lanting Beruga juga menemukan sebuah peti lain di dalam ruangan tersebut, yang berisi serpihan petunjuk mengenai keberadaan Roh Bumi.
Setelah berhasil mendapatkan petunjuk tersebut, Lanting Beruga pergi meninggalkan marsa utama aliran sesat. Dia menuju beberapa markas cabang untuk mendapatka
Rupanya prasasti tersebut tidak terdapat dalam sebuah batu, kertas atau logam, tapi pada dinding tempat ini. Namun, Lanting Beruga tidak dapat mengambil prasasti tersebut jika ternyata sengaja di ukir pada dinding.Jadi dia mengeluarkan beberapa kertas, dan mulai menulisnya ulang dengan menggunakan arang. Sangat lama Lanting Beruga melakukan hal tersebut, karena jelas dia punya otak yang bodoh, dan lagipula tulisan tangannya tidak terlalu bagus. Dapat dibaca saja sudah sangat untung."Sial," gumam Lanting Beruga, merobek kertas yang baru saja di tulis, "Kertas ini sangat jelek, tidak sesuai dengan gaya tulisanku yang indah."Pemuda itu telah merobek 20 kali kertas, dan sekarang dia menggunakan kertas terakhir. Arang yang diambilnya dari tungku perapian dilemparnya ke samping.Dia akhirnya mengeluarkan pedang sisik naga hijau sebagai alat tulisnya.Dengan darah dirinya sendiri, Lanting Beruga mulai mengukir setiap huruf yang ada pada dinding t
Dengan suara yang serak, Tian Cia bertanya kepada Lanting Beruga, "Apa yang kau lakukan di tempat ini?"Namun Lanting Beruga tidak menjawab, hingga pria itu menggunakan bahasa isyarat untuk bertanya sekali lagi.Lanting Beruga menggaruk kepalanya sebelum kemudian balik bertanya, "lalu apa yang kalian berdua lakukan di tempat ini, mengenai benda yang kalian bawa, apa itu adalah prasasti roh bumi? serahkan benda itu kepadaku!"Tian Cia dan Prajurit Elit saling tatap untuk sementara waktu, kemudian ke duanya menatap balik Lanting Beruga, "ini hanyalah sumber daya pelatihan, kami membutuhkan ramuan untuk menyembuhkan luka dalam.""Aku ingin melihat ramuan itu!" ucap Lanting Beruga lagi. "Kalian tidak keberatan menunjukannya padaku, bukan?"Tian Cia dan Prajurit Elit sekali lagi saling bertatap wajah, lalu keduanya saling mengisyaratkan untuk melarikan diri dari hadapan Lanting Beruga, tapi niat mereka telah diantisipasi oleh Lanting Beruga."Kal
Roh api menjelaskan jika letak Roh Bumi berada pada segel di arah utara, dan ini sesuai dugaan Lanting Beruga.Kemungkinan pula 3 roh lain berada di bumi utara, meskipun Lanting Beruga belum mengetahui apakah salah satu dari roh itu sudah dimiliki orang lain atau masih berada dalam segel dewa Semaranta.Lanting Beruga memiliki setengah roh air yang disimpan di dalam cawan dewa banyu, dan Roh Logam berada di tangan Ayahnya sendiri, Roh Logam pada pedang Bramasta.Jadi sudah diputuskan, Lanting Beruga akan pergi ke arah Utara.Pada hari yang sama, ketika seluruh petunjuk telah dikumpulkan, pemuda itu kembali menuju Aliran Darah Besi. Dia akan membicarakan hal ini kepada Ketua Agung dan tentu pula beberapa petinggi aliran tersebut.Sepertinya, dia tidak akan bisa melanjutkan jabatannya sebagai aliran barat.Di hari yang lain, Lanting Beruga telah kembali ke Aliran Darah Besi dan disambut baik oleh semua orang di kelompok tersebut."Elang
Kota Terakhir, adalah pulau kecil yang terletak paling utara dari Wilayah Bumi Tengah.Setelah Kota ini, kalian akan melihat ada sebuah dinding es alami yang terbentang tinggi hingga melewati awan putih di angkasa.Dinding bukan hanya sebagai batas terakhir antara bumi tengah dengan bumi utara, tapi juga merupakan tembok alami yang melindungi Bangsawan Dunia dari manusia biasa.Jarak antara Kota Rerakhir dengan tembok tersebut membutuhkan satu hari perjalanan dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh, sangat jauh tapi malah terlihat begitu dekat.Jika kalian pergi ke sana, tidak akan nampak dasar dari dinding es tersebut, kecuali setelah mendekatinya. Dari kota Terakhir, kalian hanya akan melihat pertengahan dari dinding es tersebut, yang kadang kala ditutupi oleh awan hitam.Ah, sayang sekali tidak banyak pendekar yang berniat mendekati Dinding tersebut, kecuali mereka yang telah mencapai level langit pada jalur kependekaran.Di balik
Orang yang bernama Neji sudah tua, berambut panjang yang setengah beruban setengah lagi berwarna hitam. Dia tinggal di ujung Kota Terakhir, menempati sebuah rumah bordil yang menampung banyak sekali wanita penghibur.Setiap hari, akan ada puluhan pelanggan datang ke rumah tersebut, rata-rata mereka adalah para pendekar, atau pula pria hidung belang.Wajar saja, di sini semua wanita begitu cantik, meskipun ada banyak wanita penghibur yang berusia lebih dari 40 tahun.Putih dan mulus dengan mata hijau yang terlihat indah. Beberapa orang menganggap tempat ini adalah surga bagi para lelaki, karena menyediakan banyak wanita cantik seperti peri. Namun, kecantikan mereka tidak sebanding dengan Bony An, yang dijuluki sebagai Bidadari Abadi.Kedatangan Lanting Beruga di rumah bordil itu disambut oleh hampir 7 wanita penghibur. Mereka semua menggunakan mantel tebal, tapi dengan bagian dada yang menantang."Anak muda, sepertinya kau adalah orang b
Ada setumpuk besar makanan di hadapan Lanting Beruga saat ini. Neji menawarkan beberapa wanita untuk melayani dirinya, tapi pemuda itu malah menolak."Aku ingin ke Wilayah Utara," ucap Lanting Beruga. "Kau harus membantu diriku untuk melakukan perjalanan ini!"Mendengar hal tersebut, Neji langsung tersedak nafasnya sendiri, dia terbatuk beberapa kali, menyambar satu cawan air dan menegaknya beberapa kali."Apa aku tidak salah dengar?" tanya Neji, "Tuan Elang Api akan ke sana?""Kenapa memangnya?" tanya Lanting Beruga, suara yang keluar dari dalam mulut pemuda itu terdengar tidak begitu jelas, karena sedang mengunyah daging rusa. "Apa kau meragukan diriku?""Bukan, bukan itu maksudku Tuang Elang Api ...," Neji menggaruk dagunya beberapa kali, kemudian berkata, "Selesaikan makanannya dahulu, kita akan membicarakan hal ini kemudian!"Lanting Beruga setuju, dia melahap habis semua makanan yang terhidang di atas meja, tanpa tersisa, bahkan tidak
"Aku akan pergi menuju Bumi Utara!"Tiba-tiba terdengar beberapa kelompok pendekar sedang berbicara di tepi pantai tersebut, mereka terlihat seperti kumpulan para pendekar level lemah, yang mungin berasal dari sekte kecil di wilayah Kekaisaran Tang.Atau pula mereka ini adalah pendekar pengembara yang secara resmi tidak bergabung ke dalam sekte manapun. Jumlah mereka 15 orang, dan pemimpin dari kelompok ini hanya berada di level tanpa tanding.Mereka telah mengenakan pakaian yang dirancang khusus untuk menahan suhu dingin ketika berada di dalam lorong dinding es ini.Tidak beberapa lama kemudian, sorang pelayan muncul menggunakan kapal selam yang terlihat seperti buah labu.Dengan kapal selam tersebut, 15 orang ini akan pergi ke sana, tapi nelayan hanya akan mengantar hingga lorong dinding es yang ada di bawah dasar air. Jadi setelah mencapai lorong tersebut, semuanya akan kembali kepada pendekar tersebut.Bentuk pakaian yang mereka gu
Lanting Beruga jelas tidak mendengar teriakan Garuda Kencana, tapi mata asura dapat melihat sosok burung berkaki empat itu melayang di atas permukaan laut.Ketika kapal selam keluar, Garuda Kencana hinggap tepat di atas kapal itu.Lanting Beruga keluar dari kapal dengan buru-buru, lalu mengeluarkan semua isi perutnya, setelah kondisinya sedikit lebih baik, barulah pemuda itu bertanya kepada Garuda Kencana."Klik klik klik!" ucap Garuda Kenca."Bukankah kau tidak ingin ikut denganku?" tanya Lanting Beruga. "Dinding itu memancarkan aura yang dapat membunuh siluman, sangat berbahaya bagi dirimu!""Klik Klik Klik ..." Garuda Kencana berkicau lagi, sambil menunjuk ke arah telapak tangan Lanting Beruga, pada tanda api yang ada di telapak tangan tersebut."Tidak-tidak," ucap Lanting Beruga, "Aku tidak mungkin melakukan hal tersebut, itu adalah tindakan bodoh!"Garuda Kencana berniat masuk ke dalam tanda api yang ada di telapak tangan pemuda