Share

Dinding Es

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-13 18:48:46

Kota Terakhir, adalah pulau kecil yang terletak paling utara dari Wilayah Bumi Tengah. 

Setelah Kota ini, kalian akan melihat ada sebuah dinding es alami yang terbentang tinggi hingga melewati awan putih di angkasa.

Dinding bukan hanya sebagai batas terakhir antara bumi tengah dengan bumi utara, tapi juga merupakan tembok alami yang melindungi Bangsawan Dunia dari manusia biasa.

Jarak antara Kota Rerakhir dengan tembok tersebut membutuhkan satu hari perjalanan dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh, sangat jauh tapi malah terlihat begitu dekat.

Jika kalian pergi ke sana, tidak akan nampak dasar dari dinding es tersebut, kecuali setelah mendekatinya. Dari kota Terakhir, kalian hanya akan melihat pertengahan dari dinding es tersebut, yang kadang kala ditutupi oleh awan hitam.

Ah, sayang sekali tidak banyak pendekar yang berniat mendekati Dinding tersebut, kecuali mereka yang telah mencapai level langit pada jalur kependekaran.

Di balik

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Tempat Hiburan

    Orang yang bernama Neji sudah tua, berambut panjang yang setengah beruban setengah lagi berwarna hitam. Dia tinggal di ujung Kota Terakhir, menempati sebuah rumah bordil yang menampung banyak sekali wanita penghibur.Setiap hari, akan ada puluhan pelanggan datang ke rumah tersebut, rata-rata mereka adalah para pendekar, atau pula pria hidung belang.Wajar saja, di sini semua wanita begitu cantik, meskipun ada banyak wanita penghibur yang berusia lebih dari 40 tahun.Putih dan mulus dengan mata hijau yang terlihat indah. Beberapa orang menganggap tempat ini adalah surga bagi para lelaki, karena menyediakan banyak wanita cantik seperti peri. Namun, kecantikan mereka tidak sebanding dengan Bony An, yang dijuluki sebagai Bidadari Abadi.Kedatangan Lanting Beruga di rumah bordil itu disambut oleh hampir 7 wanita penghibur. Mereka semua menggunakan mantel tebal, tapi dengan bagian dada yang menantang."Anak muda, sepertinya kau adalah orang b

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • LANTING BRUGA   Jalur Ilegal

    Ada setumpuk besar makanan di hadapan Lanting Beruga saat ini. Neji menawarkan beberapa wanita untuk melayani dirinya, tapi pemuda itu malah menolak."Aku ingin ke Wilayah Utara," ucap Lanting Beruga. "Kau harus membantu diriku untuk melakukan perjalanan ini!"Mendengar hal tersebut, Neji langsung tersedak nafasnya sendiri, dia terbatuk beberapa kali, menyambar satu cawan air dan menegaknya beberapa kali."Apa aku tidak salah dengar?" tanya Neji, "Tuan Elang Api akan ke sana?""Kenapa memangnya?" tanya Lanting Beruga, suara yang keluar dari dalam mulut pemuda itu terdengar tidak begitu jelas, karena sedang mengunyah daging rusa. "Apa kau meragukan diriku?""Bukan, bukan itu maksudku Tuang Elang Api ...," Neji menggaruk dagunya beberapa kali, kemudian berkata, "Selesaikan makanannya dahulu, kita akan membicarakan hal ini kemudian!"Lanting Beruga setuju, dia melahap habis semua makanan yang terhidang di atas meja, tanpa tersisa, bahkan tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • LANTING BRUGA   Mulai Menyelam

    "Aku akan pergi menuju Bumi Utara!"Tiba-tiba terdengar beberapa kelompok pendekar sedang berbicara di tepi pantai tersebut, mereka terlihat seperti kumpulan para pendekar level lemah, yang mungin berasal dari sekte kecil di wilayah Kekaisaran Tang.Atau pula mereka ini adalah pendekar pengembara yang secara resmi tidak bergabung ke dalam sekte manapun. Jumlah mereka 15 orang, dan pemimpin dari kelompok ini hanya berada di level tanpa tanding.Mereka telah mengenakan pakaian yang dirancang khusus untuk menahan suhu dingin ketika berada di dalam lorong dinding es ini.Tidak beberapa lama kemudian, sorang pelayan muncul menggunakan kapal selam yang terlihat seperti buah labu.Dengan kapal selam tersebut, 15 orang ini akan pergi ke sana, tapi nelayan hanya akan mengantar hingga lorong dinding es yang ada di bawah dasar air. Jadi setelah mencapai lorong tersebut, semuanya akan kembali kepada pendekar tersebut.Bentuk pakaian yang mereka gu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • LANTING BRUGA   Mulai Menyelam

    Lanting Beruga jelas tidak mendengar teriakan Garuda Kencana, tapi mata asura dapat melihat sosok burung berkaki empat itu melayang di atas permukaan laut.Ketika kapal selam keluar, Garuda Kencana hinggap tepat di atas kapal itu.Lanting Beruga keluar dari kapal dengan buru-buru, lalu mengeluarkan semua isi perutnya, setelah kondisinya sedikit lebih baik, barulah pemuda itu bertanya kepada Garuda Kencana."Klik klik klik!" ucap Garuda Kenca."Bukankah kau tidak ingin ikut denganku?" tanya Lanting Beruga. "Dinding itu memancarkan aura yang dapat membunuh siluman, sangat berbahaya bagi dirimu!""Klik Klik Klik ..." Garuda Kencana berkicau lagi, sambil menunjuk ke arah telapak tangan Lanting Beruga, pada tanda api yang ada di telapak tangan tersebut."Tidak-tidak," ucap Lanting Beruga, "Aku tidak mungkin melakukan hal tersebut, itu adalah tindakan bodoh!"Garuda Kencana berniat masuk ke dalam tanda api yang ada di telapak tangan pemuda

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • LANTING BRUGA   Lorong Dingin

    Lanting Beruga acap kali melihat beberapa ikan besar terjebak pada arus, membuat air liurnya mulai menetes saat ini. Meskipun sesekali dia merasakan perurtnya bergejolak, tapi perasaan lapar melihat ikan-ikan besar di hadapannya membuat perasaan itu sering kali sirna.Namun, Neji selalu berusaha untuk mencegah tindakan bodoh Lanting Beruga untuk keluar dari dalam kapal selam ini."Kau mungkin masih dapat selamat, tapi pikirkan diriku,bodoh!" teriak Neji. "Sial, apa dia memang orang yang sama dengan yang kutemui tadi pagi, sifatnya berubah drastis ketika melihat ikan-ikan di dalam laut ini.""Neni, Gurita besar!" teriak Lanting Beruga."Hentikan tindakan bodoh dirimu, Sialan!!!"Dari semua orang yang pernah di antar oleh Neji, hanya Lanting Beruga yang memiliki tingkah bodoh yang acap kali membuat dirinya merasa berdebar-debar. Sungguh, nama besar seorang pendekar tidak menjamin tindakannya di dalam kehidupan sehari-hari, buktinya Lantin

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • LANTING BRUGA   Piramida Kurcaci

    Lanting Beruga kini mulai berjalan sempoyongan, setelah 10 harli lamanya berada di dalam lorong es ini. Ini buka karena dirinya kedinginan tapi pula karena perutnya yang semakin kelaparan. Sialnya, dia tidak sempat membawa makanan.Lanting Beruga berharap bertemu dengan 15 pendekar yang mendahului dirinya, tapi harapan itu hanya tinggal harapan belaka, tidak ada satupun dari mereka yang nampak oleh mata Lanting Beruga.Hampir 20 hari lamanya, kondisi Lanting Beruga mulai memprihatinkan, matanya mulai berkunang-kunang saat ini. Namun di hari itu pula, tiba-tiba kaki Lanting Beruga mulai memijak permukaan yang sedikit miring.Keadaan yang licin membuat Lanting Beruga tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dengan baik, sementara itu tubuhnya semakin melesat ke bawah.Entah apa yang ada di bawah sana, Lanting Beruga tidak tahu, karena sekarang matanya malah semakin berkunang-kunang.Wush....Jalan itu mulai berliku, kemudian mendaki sedikit lebih ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • LANTING BRUGA   Anak Rusa

    Lanting Beruga terjaga ketika bau asap mulai menggelitik hidungnya, dan dia mengira jika bau asap itu berasal dari api unggun yang sedang membakar daging panggang, tapi dugaan pemuda salah besar.Bukan daging panggang yang dia temui, tapi tubuhnya sendiri yang kini di ikat dengan beberapa tali dan berada di atas tungku perapian."Ahkkkk!" Lanting Beruga berteriak keras, "Apa yang akan kalian lakukan?"Pemuda itu menemukan lima atau enam orang mahluk pendek, mungkin setinggi pinggangnya dengan janggut teramat panjang dan rambut yang tebal, sedang mengelilingi dirinya di atas api unggun besar. Mereka berniat memanggang pemuda itu!"Kalian semua akan memanggangku, aku ini bukan makananan ....da ....sar ....mahluk bodoh ..."Lanting Beruga tidak memiliki tenaga untuk berbicara saat ini, karena kondisinya yang benar-benar lemah tak berdaya, lebih-lebih ketika perutnya terasa sangat lapar.Sementara itu, beberapa kurcaci malah begitu semangat saat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15
  • LANTING BRUGA   Perintah Sang Raja Kurcaci

    Satu kurcaci masih berusaha mendinginkan panasnya api yang ada di punggungnya, sementara 5 kurcaci lain mulai menyerang Lanting Beruga dari segala sisi.Benar yang dikatakan oleh Neji, mahluk ini memiliki kekuatan pisik yang sangat hebat. Satu hempasan kapaknya dapat membelah pohon menjadi dua bagian, atau pula menghancurkan permukaan batu menjadi berkeping-keping.Namun bebatuan yang ada di dalam dunia bawah memiliki tingkat kekerasan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bebatuan yang ada di permukaan bumi, jadi kehancuran yang diakibatkan oleh mahluk kerdil ini tidak sampai begitu parah.Meski demikian, Lanting Beruga yang telah dikuasai oleh rasa lapar, tidak dapat dikalahkan dengan hanya potongan batu yang mereka jadikan senjata.Dengan pedang sisik naga hijau di tangannya, pemuda itu menahan semua serangan lawan.Pertarungan antara dirinya dan 6 kurcaci yang lain tidak dapat dielakkan lagi. Dalam beberapa menit saja, mereka telah bertukar pul

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status