Share

Anak Rusa

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2022-02-15 20:33:55

Lanting Beruga terjaga ketika bau asap mulai menggelitik hidungnya, dan dia mengira jika bau asap itu berasal dari api unggun yang sedang membakar daging panggang, tapi dugaan pemuda salah besar.

Bukan daging panggang yang dia temui, tapi tubuhnya sendiri yang kini di ikat dengan beberapa tali dan berada di atas tungku perapian.

"Ahkkkk!" Lanting Beruga berteriak keras, "Apa yang akan kalian lakukan?"

Pemuda itu menemukan lima atau enam orang mahluk pendek, mungkin setinggi pinggangnya dengan janggut teramat panjang dan rambut yang tebal, sedang mengelilingi dirinya di atas api unggun besar. Mereka berniat memanggang pemuda itu!

"Kalian semua akan memanggangku, aku ini bukan makananan ....da ....sar ....mahluk bodoh ..."

Lanting Beruga tidak memiliki tenaga untuk berbicara saat ini, karena kondisinya yang benar-benar lemah tak berdaya, lebih-lebih ketika perutnya terasa sangat lapar.

Sementara itu, beberapa kurcaci malah begitu semangat saat

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Abd Aziz M
masih dalam perjalanan....
goodnovel comment avatar
IanSopyan PlafonPartisi GypsumPvc
nah itu dia, masa 1 episode aja. hahaha
goodnovel comment avatar
Tomy
kok cmn satu bab boss,setia menunggu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Perintah Sang Raja Kurcaci

    Satu kurcaci masih berusaha mendinginkan panasnya api yang ada di punggungnya, sementara 5 kurcaci lain mulai menyerang Lanting Beruga dari segala sisi.Benar yang dikatakan oleh Neji, mahluk ini memiliki kekuatan pisik yang sangat hebat. Satu hempasan kapaknya dapat membelah pohon menjadi dua bagian, atau pula menghancurkan permukaan batu menjadi berkeping-keping.Namun bebatuan yang ada di dalam dunia bawah memiliki tingkat kekerasan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bebatuan yang ada di permukaan bumi, jadi kehancuran yang diakibatkan oleh mahluk kerdil ini tidak sampai begitu parah.Meski demikian, Lanting Beruga yang telah dikuasai oleh rasa lapar, tidak dapat dikalahkan dengan hanya potongan batu yang mereka jadikan senjata.Dengan pedang sisik naga hijau di tangannya, pemuda itu menahan semua serangan lawan.Pertarungan antara dirinya dan 6 kurcaci yang lain tidak dapat dielakkan lagi. Dalam beberapa menit saja, mereka telah bertukar pul

    Last Updated : 2022-02-15
  • LANTING BRUGA   Iblis Dari Bangsa Manusia

    Ledakan terus terjadi yang diakibatkan oleh kekuatan antara enam kurcaci melawan Lanting Beruga, si manusia gila.Namun, pertarungan itu tidak berlangsung lama, karena pemuda itu lebih liar dari sebelumnya. Dia tidak menggunakan teknik bertarung seperti yang acap kali digunakan saat melawan musuh-musuh yang dia hadapi.Sekarang, tebasan Lanting Beruga diselingi oleh tendangan, pukulan, bahkan sundulan kepalanya untuk menjatuhkan lawan.Teknik amburadul ini digunakan pemuda itu untuk menjatuhkan musuhnya, dan ini benar-benar berhasil.Pada dasarnya, para kurcaci tidak memiliki teknik bela diri seperti yang dimiliki oleh manusia, satu-satunya yang mereka miliki adalah kekuatan pisik yang tiada tara.Paling tidak saat ini, salah satu dari enam kurcaci tersebut memiliki kekuatan pisik yang hampir setara dengan Lanting Beruga."Mau kemana kau, Rusa Kecil!" ucap Lanting Beruga, berhasil mendaratkan pukulan yang mengenai wajah kurcaci itu, hingga s

    Last Updated : 2022-02-15
  • LANTING BRUGA   Anak Kecil Yang Malang

    Di arah timur dunia bawah, ada lautan luas yang begitu tenang dengan warna biru tua yang menandakan kedalaman lautan tersebut, tapi sayangnya lautan itu tidak cocok dihuni oleh ikan seperti lautan yang ada di dunia luar.Lautan itu mengandung racun, dan hanya kalajengking atau kepiting yang hidup di sekitar lautan tersebut.Konon dari kabar yang beredar di antara para pendekar level tinggi, dasar lautan itu akan membawa manusia pada dunia asura. Atau pula beberapa versi lain menjelaskan, jika lautan beracun tersebut adalah segel alami yang membuat bangsa asura tidak mampu keluar ke dunia manusia.Beberapa orang mempertanyakan apakah lautan ini sedikit mirip dengan dinding es yang melindungi bumi bangsawan dunia dari serangan para siluman, dan jawabannya memang mirip. Hanya saja, lautan ini menyegel pintu dunia asura, sementara dinding es mencegah asura dan siluman untuk masuk ke dunia utara.Namun, sampai saat ini tidak ada orang yang mengetahui den

    Last Updated : 2022-02-15
  • LANTING BRUGA   Musim Pertempuran

    Sementara itu, beberapa belas kurcaci akhirnya menemukan keberadaan para pendekar yang kini dalam pelarian untuk mencapai pintu keluar dunia bawah.Sungguh mereka tidak menduga jika akan bertemu dengan belasan kurcaci, padahal mereka sudah cukup yakin pergerakan yang mereka lakukan tidak akan ketahuan oleh bangsa kurcaci.Ini jelas kesalahan pendekar lain yang sedang bertarung di sisi lain tempat ini, suara ledakan yang dihasilkan oleh pertarungan itulah yang menarik perhatian mahluk kerdil ini."Sial, kita tidak bisa melarikan diri!" salah satu dari pendekar itu mulai merasa ketakutan, lebih-lebih ketika melihat taring tajam yang ditunjukan oleh bangsa kurcaci ini."Kita mendapatkan banyak makanan," ucap salah satu dari bangsa kurcaci tersebut. "Tangkap mereka hidup-hidup, dan bawa ke Piramida Kurcaci."Namun, sebelum para kurcaci tersebut melakukan tindakan, tiba-tiba muncul pijar cahaya merah dari lautan beracun, dan ini adalah sebua

    Last Updated : 2022-02-16
  • LANTING BRUGA   Ambisi, Tubuh Sang Dewa

    Pemikiran Lanting Beruga sebenarnya tidak salah, dua siluman ini juga memiliki mustika mereka masing-masing, dan mungkin terbilang cukup langka.Beberapa pendekar yang datang ke tempat ini kadang kala berhasil menemukan satu atau dua siluman kepiting, dan berhasil mengambil mustika yang mereka miliki sebelum keluar dari dalam dunia bawah.Tentu saja menemukan bangsa siluman ini adalah sebuah keberuntungan bagi para pendekar level tinggi, tapi pula sebagai malapetaka bagi pendekar level rendah.Namun tetap saja, jumlah siluman ini jauh lebih banyak ketika musim pertempuran terjadi, dan hal ini tetap akan merepotkan para pendekar level tinggi.Luas dunia bawah mungkin tidak lebih luas dibanding sebuah kota seperti Majangkara di Kerajaan Sursena, tapi saat ini tempat tersebut telah penuhi oleh siluman kepiting dan kalajengking yang sedang bertarung.Ada banyak mustika siluman bergeletakan ketika mereka mati. Jumlah ini semakin meningkat se

    Last Updated : 2022-02-16
  • LANTING BRUGA   Membuat Goa, Menunggu Mustika

    Menyerap satu buah mustika siluman membutuhkan dua sampai tiga hari lamanya di dunia luar, tapi di tempat ini tidak ada siang atau malam, keadaannya masih tetap sama setiap waktu. Seperti sore hari tanpa matahari.Lanting Beruga mulai membangun tempat untuk bersembunyi, dengan menyusun batu-batu besar hingga menyerupai sebuah goa. Setelah meletakan sebuah batu sebesar kereta kuda di pintu masuk, Lanting Beruga akhirnya berhasil menciptakan tempat khusus untuk melakukan meditasi, atau pula menyerap sumber daya pelatihan ini.Melihat sosok Lanting Beruga, satu ekor kalajengking bergerak cepat menuju ke arah pemuda tersebut, tapi Lanting Beruga langsung masuk ke dalam goa, dan menutup pintunya. Hanya ada lubang kecil agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan tersebut.Kalajengking itu berusaha mengorek kediaman Lanting Beruga dengan sengat atau pula dengan kaki-kakinya, tapi apalah daya, tumpukan batu yang dibuat oleh Lanting Beruga teramat banyak, hingga tidak mung

    Last Updated : 2022-02-16
  • LANTING BRUGA   Mulai Menyerap Mustika

    Sementara itu, Siluman Kurcaci telah menutup rapat-rapat pintu rahasia piramida mereka. Dan bersembunyi di bagian dalam bangunan tersebut, dengan stock makanan yang mereka miliki.Mahluk kerdil ini mulai membantai beberapa pendekar yang mereka dapatkan, beberapa dari mereka dikuliti, beberapa yang lain di rebus dalam kuali yang besar.Semuanya terlihat sangat bersemangat saat melakukan hal tersebut, sementara kurcaci-kurcaci melakukan tarian-tarian aneh karena kegirangan.Beberapa kurcaci dengan jenis kelamin perempuan terlihat sedikit lebih mendekati wajah manusia, tanpa gigi taring yang tajam atau pula kuku hitam yang runcing, tapi demikian, mereka malah lebih buas dibanding dengan kurcaci pria.Para betina ini tidak lebih banyak dari para lelakinya, dan karena itu, satu betina bisa saja melakukan perkawinan kepada lima atau hingga enam laki-laki.Namun demikian, mereka ini sulit berkembang biak. Dalam kurun sepuluh tahun atau lebih,

    Last Updated : 2022-02-16
  • LANTING BRUGA   Situasi Kurcaci Memburuk

    Satu minggu lamanya, Lanting Beruga melakukan ritual penyerapan mustika siluman tersebut, tapi diluar sana pertarungan antara kalajengking dan kepiting belum pula berakhir. Sialnya, ada lebih banyak siluman tersebut pada musim pertarungan kali ini.Beberapa bagian bebatuan yang ada di dunia bawah mulai hancur menjadi serpihan kecil karena ulah dua bangsa siluman tersebut, sementara itu ada lebih banyak kerusakan yang terjadi pada bagaian piramida kurcaci. Semula bangunan tersebut berbentuk kerucut, tapi saat ini hampir seperti kotak yang tidak simetris.Salah satu dari bangsa kurcaci baru saja melihat ke adaan di luar bangunan tersebut, lalu buru-buru melapor kepada Sang Raja."Bagaimana situasi di luar bangunan piramida, apa siluman itu sudah pergi?""Tidak Tuanku," jawab Kurcaci tersebut. "Siluman itu tidak pergi seperti yang terjadi pada musim-musim sebelumnya, sebaliknya pertempuran yang terjadi antara dua bangsa siluman tersebut semakin bertambah par

    Last Updated : 2022-02-17

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status