Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Ambisi, Tubuh Sang Dewa

Share

Ambisi, Tubuh Sang Dewa

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2022-02-16 08:21:20

Pemikiran Lanting Beruga sebenarnya tidak salah, dua siluman ini juga memiliki mustika mereka masing-masing, dan mungkin terbilang cukup langka.

Beberapa pendekar yang datang ke tempat ini kadang kala berhasil menemukan satu atau dua siluman kepiting, dan berhasil mengambil mustika  yang mereka miliki sebelum keluar dari dalam dunia bawah.

Tentu saja menemukan bangsa siluman ini adalah sebuah keberuntungan bagi para pendekar level tinggi, tapi pula sebagai malapetaka bagi pendekar level rendah.

Namun tetap saja, jumlah siluman ini jauh lebih banyak ketika musim pertempuran terjadi, dan hal ini tetap akan merepotkan para pendekar level tinggi. 

Luas dunia bawah mungkin tidak lebih luas dibanding sebuah kota seperti Majangkara di Kerajaan Sursena, tapi saat ini tempat tersebut telah penuhi oleh siluman kepiting dan kalajengking yang sedang bertarung.

Ada banyak mustika siluman bergeletakan ketika mereka mati. Jumlah ini semakin meningkat se

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
K. Sarman
org biasa mati krn dingin, bajunya hancur krn hanya tahan 20hr total. tapi dia udah telanjang. kan ada roh api dalam tubuhnya.jd g akan beku
goodnovel comment avatar
Tukang nulis
bisa jadi ya.. hahhaa
goodnovel comment avatar
Ryu Rajan
..aku menyintaimu jua, gem ku menemanimu sokmo.......heee
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Membuat Goa, Menunggu Mustika

    Menyerap satu buah mustika siluman membutuhkan dua sampai tiga hari lamanya di dunia luar, tapi di tempat ini tidak ada siang atau malam, keadaannya masih tetap sama setiap waktu. Seperti sore hari tanpa matahari.Lanting Beruga mulai membangun tempat untuk bersembunyi, dengan menyusun batu-batu besar hingga menyerupai sebuah goa. Setelah meletakan sebuah batu sebesar kereta kuda di pintu masuk, Lanting Beruga akhirnya berhasil menciptakan tempat khusus untuk melakukan meditasi, atau pula menyerap sumber daya pelatihan ini.Melihat sosok Lanting Beruga, satu ekor kalajengking bergerak cepat menuju ke arah pemuda tersebut, tapi Lanting Beruga langsung masuk ke dalam goa, dan menutup pintunya. Hanya ada lubang kecil agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan tersebut.Kalajengking itu berusaha mengorek kediaman Lanting Beruga dengan sengat atau pula dengan kaki-kakinya, tapi apalah daya, tumpukan batu yang dibuat oleh Lanting Beruga teramat banyak, hingga tidak mung

    Last Updated : 2022-02-16
  • LANTING BRUGA   Mulai Menyerap Mustika

    Sementara itu, Siluman Kurcaci telah menutup rapat-rapat pintu rahasia piramida mereka. Dan bersembunyi di bagian dalam bangunan tersebut, dengan stock makanan yang mereka miliki.Mahluk kerdil ini mulai membantai beberapa pendekar yang mereka dapatkan, beberapa dari mereka dikuliti, beberapa yang lain di rebus dalam kuali yang besar.Semuanya terlihat sangat bersemangat saat melakukan hal tersebut, sementara kurcaci-kurcaci melakukan tarian-tarian aneh karena kegirangan.Beberapa kurcaci dengan jenis kelamin perempuan terlihat sedikit lebih mendekati wajah manusia, tanpa gigi taring yang tajam atau pula kuku hitam yang runcing, tapi demikian, mereka malah lebih buas dibanding dengan kurcaci pria.Para betina ini tidak lebih banyak dari para lelakinya, dan karena itu, satu betina bisa saja melakukan perkawinan kepada lima atau hingga enam laki-laki.Namun demikian, mereka ini sulit berkembang biak. Dalam kurun sepuluh tahun atau lebih,

    Last Updated : 2022-02-16
  • LANTING BRUGA   Situasi Kurcaci Memburuk

    Satu minggu lamanya, Lanting Beruga melakukan ritual penyerapan mustika siluman tersebut, tapi diluar sana pertarungan antara kalajengking dan kepiting belum pula berakhir. Sialnya, ada lebih banyak siluman tersebut pada musim pertarungan kali ini.Beberapa bagian bebatuan yang ada di dunia bawah mulai hancur menjadi serpihan kecil karena ulah dua bangsa siluman tersebut, sementara itu ada lebih banyak kerusakan yang terjadi pada bagaian piramida kurcaci. Semula bangunan tersebut berbentuk kerucut, tapi saat ini hampir seperti kotak yang tidak simetris.Salah satu dari bangsa kurcaci baru saja melihat ke adaan di luar bangunan tersebut, lalu buru-buru melapor kepada Sang Raja."Bagaimana situasi di luar bangunan piramida, apa siluman itu sudah pergi?""Tidak Tuanku," jawab Kurcaci tersebut. "Siluman itu tidak pergi seperti yang terjadi pada musim-musim sebelumnya, sebaliknya pertempuran yang terjadi antara dua bangsa siluman tersebut semakin bertambah par

    Last Updated : 2022-02-17
  • LANTING BRUGA   Piramida Yang Hancur

    Setelah 14 hari lamanya, pertarungan antara siluman masih terjadi, dan semakin membuat para kurcaci menjadi panik.Pada saat yang sama, Lanting Beruga telah menyelesaikan ritual penyerapan mustika tahap pertama, dengan ditandai oleh sinar emas yang keluar dari kulit tubuhnya.Lanting Beruga segera memeriksa setiap sisi kulit yang ada di tubuhnya, lalu ketika dia mengalirkan sedikit energi api, tiba-tiba kulit itu mulai mengeras dan berubah waran merah ke emasan.Lanting Beruga tersenyum tipis, menyadari jika sekarang kulitnya lebih keras beberapa kali lipat dari kulit-kulit para pendekar level tinggi.Namun, tentu pula itu belum cukup kuat. Lanting Beruga telah mengujinya dengan pecahan batu tajam, lalu digoreskan ke lengan kanannya, hingga berdarah."Kulitku belum cukup keras," ucap Lanting Beruga. "Padahal aku telah menyerap lebih dari ratusan buah mustika siluman kepiting ini."Menurut Lanting Beruga, mungkin butuh seribu atau bahkan tiga

    Last Updated : 2022-02-17
  • LANTING BRUGA   Kehancuran Bangsa Kurcaci

    Para kurcaci memang kuat, tapi menghadapi lawan yang teramat banyak membuat mereka kewalahan. Satu pertasatu mahluk kerdil itu akhirnya tumbang, dengan luka yang cukup parah.Puluhan kalajengking mulai memasuki piramida, dan jumlah mereka terus bertambah, hingga sekarang ruangan tersebut mulai penuh sesak oleh kedatangan mahluk itu.Sang Raja melepaskan aksesoris yang melekat di tubuhnya, dan mulai menyambar sebuah tombak dengan gagang yang terbuat dari tulang manusia.Dengan tombak tersebut dia berhasil menghabisi beberapa kalajengking yang menyerang, tapi sayangnya ada lebih banyak rakyatnya kini tergeletak tak bernyawa.Serangan dari kaki atau sengatan mahluk itu memang sangat kuat, tapi yang paling berbahaya adalah, racun yang dihasilkan dari sengatan tersebut.Kurcaci ini memiiki tubuh yang kuat bahkan tidak mampu menahan racun dari siluman tersebut. Meski hanya terluka seujung jarum, jika racun itu telah masuk, maka yang menunggu mereka adala

    Last Updated : 2022-02-17
  • LANTING BRUGA   Kembalilah, Atau Aku Melawanmu

    Setelah berhasil menghabisi beberapa puluh siluman yang mengelilingi reruntuhan piramida, Lanting Beruga menatap ke arah tumpukan mayat dimana para kurcaci sedang bersembunyi.Pemuda itu kemudian pergi sedikit lebih menjauh, hanya untuk memastikan apakah siluman yang sangat banyak ini mengetahui tempat persembunyian mahluk tersebut."Sepertinya mereka baik-baik saja," ucap Lanting Beruga, lalu menyambar beberapa mustika yang lain, sebelum kemudian masuk lagi ke dalam goa buatan.Beberapa waktu kemudian, kilatan cahaya terang di lautan beracun menyala-nyala, dan sepertinya ini adalah tanda berakhirnya pertempuran yang melibatkan dua siluman tersebut.Lanting Beruga baru saja hendak memulai menyerap mustika ini, tapi niat itu segera diurungkannya. Pemuda itu langsung keluar dari dalam goa, untuk melihat para siluman kepiting, berbaris rapi dan mulai memasuki lautan beracun tersebut.Hal yang sama dilakukan oleh para siluman kalajengking, mereka berja

    Last Updated : 2022-02-17
  • LANTING BRUGA   Mahluk Kerdil Mencari Tempat Baru

    Dua pendekar itu nyaris berteriak, tapi ketika Lanting Beruga menoleh ke belakang, raja Kurcaci melepaskan senjata di tangan kirinya, lalu bersujud tepat di hadapan pemuda tersebut.Dia terlihat sedang berbicara tapi ucapannya terdengar seperti gumaman,bahkan nyaris seperti ucapan seekor monyet. Entah apa yang dia bicarakan saat ini.Lanting Beruga memiringkan kepala ke samping, benar-benar tidak tahu apa yang diucapkan oleh raja tersebut, hingga dua pendekar menangkap maksud dan tujuan dari mahluk kerdil itu."Sepertinya dia mengucapkan 'terima kasih', benarkan?" ucap salah satu dari pendekar tersebut.Lanting Beruga tersenyum tipis, kemudian mengambil potongan kaki kepiting yang baru saja keluar dari tungku perapian, lalu melempar kaki kepiting tersebut ke arah sang raja kurcaci.Dua anak-anak kurcaci berlari mengambil makanan tersebut, terlihat mereka juga sedang kelaparan saat ini.Sang Raja Kurcaci masih menatap wajah Lanting Beruga den

    Last Updated : 2022-02-18
  • LANTING BRUGA   Sang Tubuh Dewa

    "Pendekar muda, kau memberi kurcaci pakaian, sementara saat ini kau masih telancang!"salah satu pendekar itu memberanikan diri untuk menguangkapkan keanehan ini. "Pikirkan tentang kantong menyanmu!""Ahkkkk!" Lanting Beruga berteriak, lalu menutupi dua butiran bola yang ada di antara dua kakinya. "Kalian berdua! apa yang kalian pikirkan, aku masih perjaka sialan!""Tuan, pendekar, sebenarnya apa yang kau pikirkan?" salah satu dari pendekar itu malah balik bertanya. "Kami telah membuat pakaian untukmu, tidak terlalu bagus, tapi paling tidak dapat digunakan untuk menutupi bola-bola tersebut."Pakaian yang mereka ciptakan berbahan dasar cangkang kepiting keras, dengan dibentuk sedemikian rupa hingga sangat indah untuk di pandang mata. Salah satu dari dua pendekar itu ternyata pintar menciptakan sebuah pakaian, dan pakaian yang diberikan kepada Lanting Beruga, mirip seperti sebuah zirah perang.Mereka mengukir cangkang tersebut seperti sebuah sisik, dan menja

    Last Updated : 2022-02-18

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status