Belum pula masuk melewati pintu Markas Aliran Barat, tepat di halaman depan dua orang pria saling menghunuskan pedang dan saling menyerang.
"Apa yang dipikirkan dua pak tua ini?" tanya Mura. "Bagaimana kondisi Markas Barat dapat membaik jika petingginya saling bertikai satu sama lain."
Dua orang pak tua itu mungkin sudah burumur lebih dari setengah abat. Janggut mereka sudah putih meskipun rambut masih sama-sama hitam.
Beberapa kali mereka berdua saling mencaci maki, kemudian melanjutkan kembali pertarungannya.
Jelas tidak sadar jika tindakan mereka sedang ditonton oleh tiga orang pemuda.
"Hahaha ...hanya sebatas itu kemapuanmu? Pantas saja kau hampir mati saat melawan petinggi Klan Merah," ejek Pak Tua berpakaian serba putih.
Yang di ejek tidak terima, lantas balik mengejek. "Aku bukan orang yang punggungnya terkena panah beracun sepertimu!"
"Apa kau bilang?"
"Panah beracun mengenai punggunmu!"
"Kurang ajar ..."&n
Kilatan energi berpejar di udara, menciptakan warna-warni menarik, tapi menakutkan.Sesekali akan terdengar suara dentingan senjata yang beradu keras, kemudian terdengar gemuruh suara angin yang bergerak riuh.Pertukaran serangan antara Lanting Beruga dan lawannya berlangsung begitu sengit. Sesekali mereka terlihat di awang-awang, tapi kemudian menukik ke bumi dan meretakkan permukaan tanah.Hampir semua teknik dan jurus-jurus yang dua orang pak tua itu kuasai telah dikerahkan untuk menjatuhkan Lanting Beruga, tapi belum berhasil melukai pemuda tersebut.Alih-alih membuatnya berdarah, satu helai rambut di kepala Lanting Beruga bahkan tidak dapat mereka tebas.Pemahaman Lanting Beruga mengenai pedang jauh lebih tinggi dibanding dengan dua pak tua tersebut, ini terlihat jelas dari cara Lanting Beruga memainkan pedangnya.Bagi pemuda itu, pedang adalah bagian dari hidupnya, bukan sebuah senjata yang digunakan semata-mata untuk menghancurkan law
Ular Sendok pecah menjadi serpihan energi, sementara Naga Merah masih meliuk ke arah dua pak tua tersebut.Dalam ke adaan seperti ini, dua pak tua tidak mungkin bisa menghindari serangan Lanting Beruga yang begitu cepat.Lebih dari itu, dua pak tua itu telah kehabisan energi di dalam tubuhnya. Satu-satunya yang terlintas dalam benak mereka adalah, menyesal telah menantang Lanting Beruga."AHKK!" Mulut Naga meraung keras tepat di hadapan dua orang itu, menciptakan angin kencang yang menerpa wajah-wajah takut mereka.Namun.Naga itu berbelok ke arah langit, kemudian menghilang di telan awan putih yang menutupi matahari.Hampir saja dua orang itu mati karena diterkam oleh Naga Bayangan. Jika Lanting Beruga cukup kejam, tubuh mereka berdua pastilah sudah terbakar habsi oleh Naga bayangan itu.Dua pak tua masih terpaku di tempatnya, dengan mata terbelalak dan bibir yang biru karena pucat.Tepat dihadapan mereka, ada jalur tanah yang
Malam pesta penyambutan Ketua Aliran Barat dibuka pula dengan acara makan-makan besar. Semua pendekar begitu antusias mengambil makana yang tersedia di atas meja sepanjang 100 meter.Ini adalah acara makan terbesar yang pernah diadakan di Aliran Barat, dan tidak pernah ada Ketua Aliran yang melakukan hal ini sebelumnya.Meski banyak pendekar yang mengalami cidera, tapi antusias mereka menyambut kedatangan Lanting Beruga benar-benar luar biasa.Di tengah perkumpulan itu, Lanting Beruga sedang bertanding melawan beberapa orang dalam urusan makan memakan daging.Ah, tentu saja tidak akan ada orang yang sanggup menandinginya."Tuan, anda terlalu banyak makan," Li Wei menggunakan bahasa isyarat."Hahaha ...bagaimana aku bisa berhenti sementara yang lainnya masih bersemangat," jawab Lanting Beruga, kemudian dia mengangkat satu potong paha rusa ke atas, "Kalian semua, makanlah selagi ada, jangan pikirkan hari esok, karena kita belum tentu melihat m
Belasan pendekar di luar Aliran Barat mengintai kondisi Markas Barat yang sepi. Dua orang pendekar memiliki level bumi tengah, memimpin pasukan kecil itu untuk mengusik Aliran Barat. "Malam ini, kita akan menghancurkan gudang makanan yang mereka miliki ..." salah satu dari pendekar itu berbicara. "Tapa makanan, mereka akan keluar dari Markas, itu kesempatan kita untuk menguasai tempat ini." "Kekuasaan Aliran Darah Besi akan berakhir di wilayah ini, kita akan membuat mereka mati kelaparan, pada saat itu kekuatan mereka pasti sangat lemah." "Hahahah ...setelah itu, menaklukan Aliran Barat semudah membalikan telapak tangan." Tapi mereka sedikit bingung, kenapa Aliran Barat malam ini sedikit sepi dari sebelumnya. Mereka telah menyerang markas Aliran Barat lebih dari tiga kali dalam satu bulan ini, tapi situasi tidak pernah sesepi malam ini. Dua pendekar itu lantas memerintahkan tiga pendekar untuk masuk ke dalam tembok
Ratusan pendekar serentak pergi ke pusat terjadinya pertempuran antara Lanting Beruga dan dua musuhnya.Kilatan cahaya sekali lagi terlihat hingga ke angkasa, kemudian lenyap seketika, dan ledakan besar terjadi memekakkan telinga."Siapa yang bertarung?" pak tua mendekati Akemi yang berdiri di atas menara pengintai.Akemi tidak menjawab, matanya melihat ke bawah pada bayangan merah yang menyerang brutal.Pak tua itu langsung mengetahui siapa yang sedang melawan musuh mereka, itu adalah Ketua Aliran Barat yang baru.Bomm.Ledakan terjadi lagi, tapi setiap serangan jurus level tinggi yang diarahkan lawan ke tubuh Lanting Beruga, selalu saja gagal dan sia-sia.Di gelap malam semua mata tidak dapat melihat dengan jelas, dan itu kelemahan manusia, tapi Lanting Beruga memiliki mata Asura yang lebih jelas ketika melihat di malam hari.Dengan mata itu, dia bisa bergerak bebas seperti bergerak di siang hari.Pada sebuah kesempata
Serangan terakhir yang dilakukan oleh Lanting Beruga telah menghabisi semua musuh-musuhnya.Semua mayat bergelimpangan di sekitar pemuda itu, luka-luka yang mereka alami begitu mengerikan dan tampak terpotong begitu rapi.Lanting Beruga menyeka darah di wajahnya dengan tangan, kemudian menebas pedang ke samping untuk menghilangkan darah pada pedang.Setelah semuanya hening, Lanting Beruga berjalan melenggang masuk ke dalam gerbang markas.Pemuda itu jelas tahu ada beberapa banyak pasang mata sedang memperhatikannya, sejak tadi. Namun, dia tidak peduli. Pemuda itu terus masuk ke dalam Markas.Akemi dan Masahiro hanya terdiam, tidak menemukan kalimat bagus untuk menunjukan perasaan mereka saat ini.Terkejut? tentu saja, sejak dari awal melihat cara dan teknik Lanting Beruga membantai musuh-musuhnya, Akemi dan Masahiro benar-benar terkejut.Sementara Mura dan Li Wei pada akhirnya membuntuti Lanting Beruga masuk ke dalam Istana.Me
Mendengar akan dilelang sumber daya pelatihan untuk menguatkan pisik, semangat Lanting Beruga mendadak semakin tumbuh."Kalau begitu aku akan menyelesaikan masalah dengan para pemberontak, secepatnya ..." ucap Lanting Beruga.Hari itu juga, Lanting Beruga telah menyiapkan beberapa keperluan untuk pergi ke sebuah desa yang diyakini sebagai tempat para pemberontak bersembunyi.Li Wei menyiapkan segala keperluan yang diinginkan Lanting Beruga, dan hampir semuanya berurusan dengan makanan.Sebelum dia pergi, Akemi dan Masahiro mendatangai Lanting Beruga di depan pintu gerbang."Ketua, kami akan ikut bersama dirimu ..." ucap Akemi. "Kami selalu melakukan hal yang terbaik untuk Aliran Barat, jadi biarkan kami ikut.""Ketua, kami juga akan ikut ..." dua pak tua memang tidak sekuat Akemi dan Masahiro, tapi untuk mengalahkan beberapa pendekar puncak tanpa tanding, tentulah mereka dapat melakukannya dengan mudah.Namun, Lanting Beruga malah ber
"Hemmm...muter-muter di tempat ini dari tadi siang ..." gumam Lanting Beruga. "Tadi lewat sungai, sekarang lewat sungai lagi, apa kau mau main-main denganku?!"Lanting Beruga merentak-rentak bumi beberapa kali, kemudian jatuh tersandar tidak jauh ari batu besar di pinggir sungai itu."Tiga orang bodoh itu, apa mereka baik-baik saja, jika bukan karena memikirkan mereka bertiga, aku pasti sudah tiba di tempat musuh ..." gumam Lanting Beruga, seraya mengunyah makanan kering yang tinggal sedikit.Kelap-kelip kunang-kunang di sekitar Lanting Beruga begitu indah, bak kilauan berlian. Sesekali Lanting Beruga mengusik sekumpulan kunang-kunang itu.Setelah cukup lama, dia akhirnya melanjutkan perjalanan. Kali ini dia menyeberangi sungai itu, terus berjalan ke depan.Klik Klik Klik.Tiba-tiba terdengar suara familiar di tanhkap telinga Lanting Beruga. Dia menoleh ke atas, dan benar saja teman silumannya datang tepat waktu."OIIII ..."Teriak Lan