Ratusan pendekar serentak pergi ke pusat terjadinya pertempuran antara Lanting Beruga dan dua musuhnya.
Kilatan cahaya sekali lagi terlihat hingga ke angkasa, kemudian lenyap seketika, dan ledakan besar terjadi memekakkan telinga.
"Siapa yang bertarung?" pak tua mendekati Akemi yang berdiri di atas menara pengintai.
Akemi tidak menjawab, matanya melihat ke bawah pada bayangan merah yang menyerang brutal.
Pak tua itu langsung mengetahui siapa yang sedang melawan musuh mereka, itu adalah Ketua Aliran Barat yang baru.
Bomm.
Ledakan terjadi lagi, tapi setiap serangan jurus level tinggi yang diarahkan lawan ke tubuh Lanting Beruga, selalu saja gagal dan sia-sia.
Di gelap malam semua mata tidak dapat melihat dengan jelas, dan itu kelemahan manusia, tapi Lanting Beruga memiliki mata Asura yang lebih jelas ketika melihat di malam hari.
Dengan mata itu, dia bisa bergerak bebas seperti bergerak di siang hari.
Pada sebuah kesempata
Serangan terakhir yang dilakukan oleh Lanting Beruga telah menghabisi semua musuh-musuhnya.Semua mayat bergelimpangan di sekitar pemuda itu, luka-luka yang mereka alami begitu mengerikan dan tampak terpotong begitu rapi.Lanting Beruga menyeka darah di wajahnya dengan tangan, kemudian menebas pedang ke samping untuk menghilangkan darah pada pedang.Setelah semuanya hening, Lanting Beruga berjalan melenggang masuk ke dalam gerbang markas.Pemuda itu jelas tahu ada beberapa banyak pasang mata sedang memperhatikannya, sejak tadi. Namun, dia tidak peduli. Pemuda itu terus masuk ke dalam Markas.Akemi dan Masahiro hanya terdiam, tidak menemukan kalimat bagus untuk menunjukan perasaan mereka saat ini.Terkejut? tentu saja, sejak dari awal melihat cara dan teknik Lanting Beruga membantai musuh-musuhnya, Akemi dan Masahiro benar-benar terkejut.Sementara Mura dan Li Wei pada akhirnya membuntuti Lanting Beruga masuk ke dalam Istana.Me
Mendengar akan dilelang sumber daya pelatihan untuk menguatkan pisik, semangat Lanting Beruga mendadak semakin tumbuh."Kalau begitu aku akan menyelesaikan masalah dengan para pemberontak, secepatnya ..." ucap Lanting Beruga.Hari itu juga, Lanting Beruga telah menyiapkan beberapa keperluan untuk pergi ke sebuah desa yang diyakini sebagai tempat para pemberontak bersembunyi.Li Wei menyiapkan segala keperluan yang diinginkan Lanting Beruga, dan hampir semuanya berurusan dengan makanan.Sebelum dia pergi, Akemi dan Masahiro mendatangai Lanting Beruga di depan pintu gerbang."Ketua, kami akan ikut bersama dirimu ..." ucap Akemi. "Kami selalu melakukan hal yang terbaik untuk Aliran Barat, jadi biarkan kami ikut.""Ketua, kami juga akan ikut ..." dua pak tua memang tidak sekuat Akemi dan Masahiro, tapi untuk mengalahkan beberapa pendekar puncak tanpa tanding, tentulah mereka dapat melakukannya dengan mudah.Namun, Lanting Beruga malah ber
"Hemmm...muter-muter di tempat ini dari tadi siang ..." gumam Lanting Beruga. "Tadi lewat sungai, sekarang lewat sungai lagi, apa kau mau main-main denganku?!"Lanting Beruga merentak-rentak bumi beberapa kali, kemudian jatuh tersandar tidak jauh ari batu besar di pinggir sungai itu."Tiga orang bodoh itu, apa mereka baik-baik saja, jika bukan karena memikirkan mereka bertiga, aku pasti sudah tiba di tempat musuh ..." gumam Lanting Beruga, seraya mengunyah makanan kering yang tinggal sedikit.Kelap-kelip kunang-kunang di sekitar Lanting Beruga begitu indah, bak kilauan berlian. Sesekali Lanting Beruga mengusik sekumpulan kunang-kunang itu.Setelah cukup lama, dia akhirnya melanjutkan perjalanan. Kali ini dia menyeberangi sungai itu, terus berjalan ke depan.Klik Klik Klik.Tiba-tiba terdengar suara familiar di tanhkap telinga Lanting Beruga. Dia menoleh ke atas, dan benar saja teman silumannya datang tepat waktu."OIIII ..."Teriak Lan
Setelah mengamati satu hari lamanya, dan sekarang petang mulai hilang berganti malam. Lanting Beruga sengaja belum melakukan pergerakan, karena dia ingin membayar apa yang telah dilakukan oleh musuh-musuh ini kepada Aliran Barat, menyerang di malam hari.Jika urusan malam hari, tentu saja Lanting Beruga adalah jagonya. Dia telah ditempa di Devisi Bayangan, bergerak sendiri dan diam-diam, adalah pelajaran utama.Selebihnya, Lanting Beruga memiliki mata asura yang dapat melihat di malam hari.Gerbang tidak tertutup, meskipun tertutup dapat dengan mudah dihancurkan oleh Lanting Beruga.Dia melihat ada beberapa warga desa itu keluar masuk melewati gerbang, entah apakah mereka adalah pendekar atau rakyat biasa, Lanting Beruga tidak tahu.Setelah malam telah datang, Lanting Beruga masuk ke dalam desa itu, tanpa melewati gerbang utama desa."Mereka semua terlihat seperti manusia biasa," gumam Lanting Beruga. "Aku harus menemukan dimana letak
Lanting Beruga masuk ke dalam rumah kecil itu, tapi tidak ada apapun di dalamnya kecuali meja-meja dan beberapa buah kursi.Di sebelah kursi itu, sebuah lemari usang berdiri tak terurus.Lanting Beruga menggaruk kepalanya beberapa kali, sambil memeriksa beberapa sisi di dalam rumah kecil tersebut.Dia kemudian berjongkok, mengetok lantai rumah. Suaranya terdengar nyaring."Sepertinya ada ruang bawah tanah ..." gumam Lanting Beruga.Tanpa berpikir panjang, pemuda itu menarik pedang sisik naga hijau lalu menghantam dasar rumah dengan keras.Sial, serangannya terlalu kuat hingga lantai rumah ini benar-benar amblas seluruhnya ke bawah."Iya!" Lanting Beruga ikut terjun ke bawah bersama reruntuhan lantai rumah kecil. "Adu duh duh ..."Pemuda itu mengelus bokongnya yang ngilu karena menghantam batu. Ketika dia berdiri, terdengar beberapa retakan di ruas tulang belakangnya.Setelah membersihkan rambut dari kotoran debu, barulah
Batu-batu itu benar-benar berat, tidak seperti batu alam pada umumnya, dan sekarang Lanting Beruga terkubur di dalam bebatuan itu.Dia bukan siluman, bukan. Dia adalah pendekar level bumi sedang yang memiliki teknik langka, yang sulit dipelajari.Hanya klan batu yang memiliki teknik tersebut, dan dia adalah orang terakhir yang hidup dari klan batu.Sebagai salah satu orang kuat yang mengincar Aliran Barat, sudah sepantasnya dia menjadi orang yang harus diwaspadai oleh Lanting Beruga dan teman-temannya.Melihat kuburan batu telah menutupi tubuh Lanting Beruga, pria itu akhirnya menampakan diri.Dia keluar dari selimut batu raksasa yang menutupi dirinya.Terlihat seorang pria berambut panjang, dengan tubuh kekar penuh dengan otot dan mata kecil yang dalam. Di sini dia dijuluki sebagai Hantu Batu.Hantu Batu merupakan orang terkuat nomor dua di tempat ini, lebih kuat dari dua orang yang dibantai Lanting Beruga di luar tembok Maras
Garuda Kencana membawa Lanting pergi menjauh, tapi serangan yang datang memburu mereka berdua.Lemparan batu sebesar rumah mengarah ke tubuh Garuda Kencana, nyaris sekali menghantam mereka, tapi Garuda Kencan berhasil menghindari serangan tersebut.Dia terbang ke arah atas, melewati cadas tinggi.Wush.Satu batu kembali datang, menyenggol sedikit bulu ekor Garuda Kencana, membuat keseimbangan laju terbang menjadi terganggu.Lanting Beruga dan Garuda Kencana jatuh di dalam hutan, terseok dan terhempas beberapa kali.Setelah mengalami benturan cukup banyak, Lanting Beruga segera memeriksa tubuh Garuda Kencana."Kau baik-baik saja?" tanya Lanting Beruga."Klik ..." suara Garuda Kencana terdengar lirih dan serak.Lanting Beruga duduk tersandar di permukaan tanah, mata kirinya masih waspada, kalau-kalau ada serangan yang kembali datang.Tidak ada, tampaknya Hantu Batu tidak mengejar dirinya lagi.Hujan masih beg
50 tahun yang lalu, di Klan Batu yang berdiri di atas gunung batu hitam dikelilingi oleh cadas-cadas tinggi, terbakar oleh serangan musuh yang datang tak terduga, dengan pasukan tak terhitung jumlahnya.Kala itu terdengar jerit ketakutan Klan Batu ketika petinggi-petinggi Darah Besi datang tak kenal ampun.Apa yang ada dihancurkan, semua yang bernyawa dimatikan, atau ditangkap untuk dijadikan tawanan."Ketua Klan Batu, serahkan Kitab Aura Batu Hitam kepada kami, hanya dengan itu semua klanmu akan diampuni ..." suara Ketua Agung Aliran Darah Besi begitu mengintimidasi.Kala itu, Ketua Agung ke empat mendengar kabar mengenai teknik langka yang sakti mandraguna. Itu adalah Kitab Aura Batu Hitam, yang dimiliki oleh Klan Batu.Ketua Agung 4 berniat mendapatkan kitab tersebut, dan mempelajarinya secara langsung.Dikirim puluhan tim rahasia untuk menemukan lokasi keberadaan Klan Besi, dan pada akhirnya timbullah mala petaka hari ini."Kau ti