Naga Merah dengan taring tajam meliuk di atas kepala Lanting Beruga. Kali ini, dia menggunakan lebih dari 30% kekuatan roh api yang ada di dalam tubuhnya.
Pencaran tekanan dari kekuatan itu dapat dirasakan oleh semua orang, bahkan yang berada di dalam goa di belakang dua pendekar Tengkorak Berdarah.
Jika dugaan Lanting Beruga tidak salah, maka satu-satunya cara untuk membunuh dua orang di depan dirinya adalah dengan menghancurkan mereka sampai tak tersisa.
Ketika dua pendekar Tengkorak Berdarah berniat memasang jurus pertahanan, Lanting Beruga menggunakan seluruh energi batinnya untuk melemahkan mereka.
Berhasil, energi batin dalam jumlah besar itu membuat mereka tidak mampu untuk berdiri, bahkan menggerakan jari tangan mereka sekalipun.
"Teknik ini lagi," salah satu dari mereka menelan ludah karena takut, dia berusaha untuk menggerakan satu jari tangannya saja, tapi tidak mampu. Seluruh sendi terasa lepas, mereka berdua jatuh berlutut t
Saya sebenarnya sudah melakukan yang terbaik untuk membuat cerita ini tetap berjalan, tapi kadang kala ada pembaca yang masih kurang senang dengan update yang terlambat. Padahal, saya tidak begitu pintar, dan butuh banyak energi untuk membuat satu bab saja...
Masih dengan senyum yang sinis, Lanting Beruga menatap para petinggi yang berdiri dia tas batu besar di sebelah kehancuran marka Klan Pasir Besi. "Majulah, kalian semua!" ucap Lanting Beruga. Kaki Hantu merasa ragu untuk mengalahkan Lanting Beruga, tapi pada akhirnya dia bersama dengan 6 petinggi yang lain menyerang Lanting Beruga dari segala sisi. Pertempuran yang sesungguhnya kinipun terjadi pula. Bukan hanya memiliki aura alam yang cukup besar, mereka juga memiliki jurus dan ilmu kanuragan yang sulit di tandingi oleh pendekar selevel merak. Kilatan cahaya kadang kala terlihat jelas dari kejauhan, akibat dari benturan serangan antara Lanting Berua melawan para petinggi Klan Pasir Hitam. Mengguncang bumi, dan meluluh lantakan hutan yang ada di sekitar tempat itu. Sebuah serangan melesat kuat dari arah langit, serangan itu berbentuk tombak dengan lima mata yang bergigi, tapi Lanting Beruag berhasil menghindari serangan tersebut den
Pertempuran masih terus berlanjut, perturakan serangan antara Lanting Beruga dengan lawan-lawannya tidak terhitung banyakannya.Lokasi pertempuran itu menimbulkan bencana besar bagi hutan yang ada di sekitar mereka, dan beruntungnya tempat ini sangat jauh dari pemukiman penduduk, hingga tidak mungkin menarik perhatian orang lain.Entah sudah berapa banyak pohon yang tumbang, mungkin telah mencapai ratusan batang. Tidak pula terhitung berapa ekor rusa dan hewan yang mati karena imbas serangan klan Pasir Hitam.Aliran sungaipun kini telah berubah haluan karena siring-siring dalam yang diciptakan oleh Lanting Beruga.Namun sejauh ini, tidak ada satupun serangan mereka yang berhasil melukai tubuh Lanting Beruga.Alih-alih terluka, pemuda itu telah membuat dua orang petinggi Klan Pasir Hitam dipenuhi oleh darah merah.Bahkan salah satu dari mereka terlihat tidak berdaya lagi, untuk melanjutkan pertarungan ini."Teknik Mata Asura!" uc
"Apa yang terjadi dengan diriku?" tanya petinggi itu, "Kenapa darah ini tidak henti-hentinya mengalir." Petinggi yang lain juga terkejut melihat hal tersebut, darah yang keluar dari dalam tubuh pria itu tidak wajar, kadang kala malah terlihat seperti hidup dan bergerak sendiri, masuk ke dalam selah-selah reruntuhan bebatuan. Meski telah mencoba menghentikan pendarahan yang terjadi, tetap saja, darah itu terus mengalir ke bawah. Petinggi tersebut mulai panik saat ini, sebab tubuhnya mulai mengurus, semakin lama semakin kurus hingga semua petinggi yang lain semakin khawatir. "Tolong bantu aku ..." ucap pria itu, tapi nafasnya mulai kembang kempis saat ini. Dalam hitungan detik, tubuh itu tinggal tulang belulang yang dibalut yang hanya dibalut oleh kulit. Semua darah yang ada di dalam tubuhnya telah mengering. Namun keterkejutan petinggi tidak berakhir di sana. Kini permukaan reruntuhan terasa bergetar, semakin lama semakin kuat.
Ketua Klan Pertama kembali menghilang dari padangan semua orang, termasuk dari padangan Lanting Beruga.Dia tiba-tiba telah berdiri di belakang pemuda tersebut, dengan serangan yang begitu cepat lagi kuat.Secara sadar, Lanting Beruga tidak mungkin dapat menghentikan serangan itu, karena begitu cepatnya, tapi dalam keadaan seperti, tubuh pemuda itu melakukan tindakan terakhir untuk menghindar.Jari telunjuk kurus Ketua Pertama hanya berhasil menikam udara yang berada di samping kiri wajah Lanting Beruga.Melihat hal itu, Ketua Klan Pertama sedikit terkejut dengan reflek tubuh Lanting Beruga.Dia melancarkan dua kali serangan yang sama, tapi semuanya berhasil dihindari oleh Lanting Beruga.Dalam sebuah kesempatan, pemuda itu menyerang Ketua Pertama dengan menggunakan kakinya. Serangan itu berhasil mengenai perut pria kurus tinggi itu, membuatnya terpental beberapa depa jauhnya.Namun, meskipun terlihat hanya tulang yang dibalut oleh ku
Sungguh dari semua serangan yang didapatkan oleh tubuh Lanting Beruga, serangan Ketua Pertama ini yang paling keras dan paling berat. Bukit kecil dimana mereka berdiri untuk pertama kali ketika datang ke tempat ini, hancur di bagian atasnya karena benturan tubuh Lanting Beruga. Belum pula Lanting Beruga berhasil berdiri, Ketua Pertama telah datang dengan serangan lain yang membuat Lanting Beruga semakin terpuruk ke dalam tanah. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh serangan itu mengandung tekanan yang begitu kuat, hampir menghancurkan semua pohon yang ada di dekat lokasi pertarungan. Segara Celaing hanya bisa menonton pertarungan itu dari jauh, jelas tidak berani mendekati mereka berdua, terlebih lagi ketika Ketua Pertama tidak pilih-pilih saat menyerap darah orang lain. "Lanting, berjuanglah!" ucap Segara Celaing. Tiga kali gelombang kejut menyapu debu dan kerikil kecil yang ada di lembah gersang, yang artinya tiga kali pula Lant
Serangan Lanting Beruga yang cukup kuat, hanya ditahan oleh satu kaki kanan saja."Siap kau?" tanya Lanting Beruga."Sepertinya, kau membuat kekacauan yang sangat besar di Klanku," jawab pria bertubuh besar itu, matanya begitu tajam memandang wajah Lanting Beruga. "Namun sekarang, aku akan membuatmu menyesalinya."Sebuah tendangan lain hampir saja mengenai wajah Lanting Beruga, jika pemuda itu tidak menghindarinya tepat waktu.Serangan dari kepalan tinju pria itu juga mengandung energi yang sangat kuat, melewati udara yang ada di dekat wajah Lanting Beruga. Kiranya Lanting tidak menghindari serangan tersebut, mungkin saja kepalan tinju lawannya telah mendarat tepat dibagian wajah."Tendangan 9 penjuru Angin!"Mendadak dari 9 sisi, muncul energi tajam yang mengarah ke tubuh Lanting Beruga.Dengan pedangnya, pemuda itu mencoba menahan serangan tersebut, tapi tidak cukup kuat. Tubuh pemuda itu terpukul beberapa depa jauhnya.
Pada saat yang sama, Segara Celaing mulai mencari kesempatan untuk masuk ke dalam reruntuhan Markas Klan Pasir Hitam.Karena tidak ingin diketahui oleh Ketua Rimba Larang, pria itu memutuskan untuk berjalan kaki dan mengendap-endak di antara reruntuhan bebatuan.Cukup sulit memang untuk masuk ke dalam reruntuhan yang hampir tidak memiliki celah. Satu-satunya jalan paling mudah untuk masuk ialah melewati atas markas, dimana ada lubang besar, yang merupakan jalan bagi ketua Pertama untuk keluar di permukaan.Namun jalan itu akan beresiko menarik perhatian Rimba Larang. Jadi Segara Celaing memutuskan untuk mencari jalan lain untuk masuk ke dalam gudang klan pasir hitam.Sementara pada waktu yang sama, Ketua Pertama telah menemukan lokasi keberadaan gudang penyimpanan Klan Pasir Hitam.Ada banyak peti emas berserakan di dalam gudang tersebut, sebagian tertindih oleh bebatuan.Nilai dari emas-emas itu mungkin lebih dari 50 juta keping emas, atau
Tekad dan rasa bersalah yang menggelitik di dalam hati, pada akhirnya meneguhkan diri untuk melakukan tindakan yang benar-benar sebagai seoranang kesatria sejati. Begitulah yang dipikirkan Segara Celaing sebelum menemui ajalnya.Kenangan dan rasa bersalah mulai menggerogoti hatinya, pada akhirnya mendorong pria itu untuk melakukan satu hal yang benar dalam kehidupan ini. Meskipun hal itu akan mengantarnya ke alam baka, tanpa penyesalan.Sekarang tidak ada yang ditinggalkan oleh Segara Celaing, kecuali sebuah harapan besar agara Lanting Beruga dapat menghabisi semua klan pasir hitam yang begitu jahat dan kejam.Sementara itu, Lanting Beruga terlihat benar-benar menyesal karena tidak mampu untuk melindungi Segara Celaing. Kekesalan itu dijadikannya alasan untuk membunuh dua ketua di depan dirinya, terutama mayat hidup yang harusnya tetap mati di dalam peti.Pada akhirnya, Lanting Beruga menyalahkan dirinya sendiri karena kematian Segara Celaing. Jika dia pu