Sungguh dari semua serangan yang didapatkan oleh tubuh Lanting Beruga, serangan Ketua Pertama ini yang paling keras dan paling berat.
Bukit kecil dimana mereka berdiri untuk pertama kali ketika datang ke tempat ini, hancur di bagian atasnya karena benturan tubuh Lanting Beruga.
Belum pula Lanting Beruga berhasil berdiri, Ketua Pertama telah datang dengan serangan lain yang membuat Lanting Beruga semakin terpuruk ke dalam tanah.
Gelombang kejut yang dihasilkan oleh serangan itu mengandung tekanan yang begitu kuat, hampir menghancurkan semua pohon yang ada di dekat lokasi pertarungan.
Segara Celaing hanya bisa menonton pertarungan itu dari jauh, jelas tidak berani mendekati mereka berdua, terlebih lagi ketika Ketua Pertama tidak pilih-pilih saat menyerap darah orang lain.
"Lanting, berjuanglah!" ucap Segara Celaing.
Tiga kali gelombang kejut menyapu debu dan kerikil kecil yang ada di lembah gersang, yang artinya tiga kali pula Lant
JIka teman-teman ingin mencari info mengenai buku cersil lainnya, atau pula mencari judul buku lain yang ada di lapak sebelah, kalian boleh folow IG @adamtaryana1
Serangan Lanting Beruga yang cukup kuat, hanya ditahan oleh satu kaki kanan saja."Siap kau?" tanya Lanting Beruga."Sepertinya, kau membuat kekacauan yang sangat besar di Klanku," jawab pria bertubuh besar itu, matanya begitu tajam memandang wajah Lanting Beruga. "Namun sekarang, aku akan membuatmu menyesalinya."Sebuah tendangan lain hampir saja mengenai wajah Lanting Beruga, jika pemuda itu tidak menghindarinya tepat waktu.Serangan dari kepalan tinju pria itu juga mengandung energi yang sangat kuat, melewati udara yang ada di dekat wajah Lanting Beruga. Kiranya Lanting tidak menghindari serangan tersebut, mungkin saja kepalan tinju lawannya telah mendarat tepat dibagian wajah."Tendangan 9 penjuru Angin!"Mendadak dari 9 sisi, muncul energi tajam yang mengarah ke tubuh Lanting Beruga.Dengan pedangnya, pemuda itu mencoba menahan serangan tersebut, tapi tidak cukup kuat. Tubuh pemuda itu terpukul beberapa depa jauhnya.
Pada saat yang sama, Segara Celaing mulai mencari kesempatan untuk masuk ke dalam reruntuhan Markas Klan Pasir Hitam.Karena tidak ingin diketahui oleh Ketua Rimba Larang, pria itu memutuskan untuk berjalan kaki dan mengendap-endak di antara reruntuhan bebatuan.Cukup sulit memang untuk masuk ke dalam reruntuhan yang hampir tidak memiliki celah. Satu-satunya jalan paling mudah untuk masuk ialah melewati atas markas, dimana ada lubang besar, yang merupakan jalan bagi ketua Pertama untuk keluar di permukaan.Namun jalan itu akan beresiko menarik perhatian Rimba Larang. Jadi Segara Celaing memutuskan untuk mencari jalan lain untuk masuk ke dalam gudang klan pasir hitam.Sementara pada waktu yang sama, Ketua Pertama telah menemukan lokasi keberadaan gudang penyimpanan Klan Pasir Hitam.Ada banyak peti emas berserakan di dalam gudang tersebut, sebagian tertindih oleh bebatuan.Nilai dari emas-emas itu mungkin lebih dari 50 juta keping emas, atau
Tekad dan rasa bersalah yang menggelitik di dalam hati, pada akhirnya meneguhkan diri untuk melakukan tindakan yang benar-benar sebagai seoranang kesatria sejati. Begitulah yang dipikirkan Segara Celaing sebelum menemui ajalnya.Kenangan dan rasa bersalah mulai menggerogoti hatinya, pada akhirnya mendorong pria itu untuk melakukan satu hal yang benar dalam kehidupan ini. Meskipun hal itu akan mengantarnya ke alam baka, tanpa penyesalan.Sekarang tidak ada yang ditinggalkan oleh Segara Celaing, kecuali sebuah harapan besar agara Lanting Beruga dapat menghabisi semua klan pasir hitam yang begitu jahat dan kejam.Sementara itu, Lanting Beruga terlihat benar-benar menyesal karena tidak mampu untuk melindungi Segara Celaing. Kekesalan itu dijadikannya alasan untuk membunuh dua ketua di depan dirinya, terutama mayat hidup yang harusnya tetap mati di dalam peti.Pada akhirnya, Lanting Beruga menyalahkan dirinya sendiri karena kematian Segara Celaing. Jika dia pu
Rimba Larang melepaskan jurus 9 mata angin, jurus yang sama ketika dia menghadapi Lanting Beruga. Namun kali ini, jurus tersebut dapat dihancurkan dengan cukup mudah oleh pemuda tersebut.Esensi kekuatan api pada pedang Lanting Beruga, memungkinan dirinya dapat menghancurkan semua serangan dengan cukup baik. Inilah kekuatan 40% dari roh api saat ini.Mengetahui serangannya dapat dipatahkan dengan mudah oleh Lanting Beruga, membuat Rimba Larang merasa sangat terkejut. Serangan itu menggunakan banyak aura alam setingkat pendekar level langit rendah, yang dapat menyapu hutan ini menjadi padang gersang, tapi nyatanya terlihat seperti mainan di hadapan Lanting Beruga.Rimba Larangan terpaksa mengeluarkan jurus-jurus lainnya untuk menguji kekuatan Pemuda tersebut. Seberkas cahaya terang muncul di atas kepala Rimba Larang, berbentuk lingkaran dengan pola yang sedikit aneh."Aku tidak tahu apa yang menyebabkan dirimu menjadi lebih kuat dari sebelumnya, tapi aku t
Ketua Klan Pasir Hitam tidak memiliki pilihan lain saat ini, kecuali menguji coba teknik terlarang, dengan memanggil energi kegelapan. Jika hal ini tidak dilakukannya, maka dirinya tentu akan mati di tangan Lanting Beruga. Tiada satu-satunya cara lain bagi pria tersebut. Data informasi yang dikumpulkan kelompoknya tidak terlalu rinci dan jelas, ada banyak resiko yang akan terjadi jika menggunakan kekuatan tersebut. Namun, ini adalah satu-satunya pilihan. Cahaya keunguan semakin pekat menyelimuti tubuh Ketua Klan Pasir Hitam, sementara langit mulai hitam karena mendung yang teramat pekat. Sinar sang surya mulai kesulitan menembus tebalnya awan hitam itu, dan hal ini membuat situasi yang semula terang benderang mulai berubah menjadi gelap seolah malam. Perlahan-lahan bagian tubuh Ketua Klan Pasir Hitam diselimuti oleh asap hitam yang membuat bagian luka-luka di tubuhnya sembuh secara ajaib. "Seberapa kuat asura yang akan bers
Lanting Beruga terpental puluhan depa jauhnya, hal yang sama kini sedang dialami oleh oleh Rimba Larang. Kekuatan dua orang itu terlihat sebanding untuk saat ini, tapi tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya.Hampir setengah permukaan hutan di dekat Markas Klan Pasir Hitam kini hancur oleh pertarungan tersebut.Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan tersebut benar-benar parah, beruntung tempat ini sangat jauh dari permukiman warga, jadi tidak ada yang akan terkena imbas dari serangan itu.Maskipun masih memiliki kesadarannya, Rimba Larang hampir setara dengan ular besar yang menyerang siluman elang berkaki empat di alam lelembut.Itu artinya, Rimba Larang masih memiliki kemungkinan untuk menjadi lebih kuat lagi.Namun ketika Lanting Beruga hampir saja hendak mengeluarkan serangan, sebuah pukulan mendarat telak di wajah pemuda tersebut.Pemuda itu melambung tinggi ke atas awang-awang, darah keluar dari dalam mulutnya dan mungkin ada sat
"Bunuh! bunuh! bunuh!" Mulai ada bisikan di relung kepala Rimba Larang, bisikan ini berasal dari Asura yang berada di dalam dimensi lain. Sejatinya, meskipun Asura meminjamkan kekuatannya kepada manusia, pada sesekali waktu, dia akan memberi arahan terhadap manusia yang bersekutut dengan dirinya. Dia akan menggiring manusia itu untuk berbuat jahat, lebih kejam, dan lebih mengerikan. Ketika asura itu terlihat puas dengan pekerjaan manusia itu, dia akan memberikan energi kegelapan dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya. Inilah kenapa semua pendekar yang telah bersekutu dengan kegelapan cendrung melakukan kejahatan dibandingkan dengan kebaikan. "BUNUH!" teriak Asura di dalam relung kepala Rimba Larang. Suara asura bukan hanya petunjuk bagi manusia yang telah bersekutu dengan dirinya, tapi pula penguat mental dan jiwa pendekar tersebut. Dalam keadaan sekarang, sura dan bisikan Asura, adalah cara terbaik untuk menahan seran
Suara itu semakin jelas di kepala Rimba Larang, mengusik dirinya dengan bisikan-bisikan. Kebimbangan mulai dirasakan oleh Rimba Larang saat ini.Apakah yang terjadi jika dia bersatu dengan bangsa asura, dengan sepenuhnya. Apakah dia masih memiliki kendali atas dirinya sendiri?Namun, di sisi lain, Rimba Larang menatap Lanting Beruga dengan penuh ketakutan. Kekuatan pemuda itu diluar akal sehat, dengan level Rimba Larang saat ini, bagaimana bisa pemuda itu bisa mengalahkan dirinya, hingga babak belur seperti ini."Rimba Larang, kita akan membunuh pemuda itu, lebih dari itu kita bisa menguasai dunia persilatan." Terdengar lagi suara bisikan di kapala Rimba Larang. "Kita bisa membunuh dirinya, serahkan semuanya pada diriku."Rimba Larang belum melakukan tindakan apapun, kepalanya masih berisi banyak pertanyaan dan kekhawatiran.Sebagai pendekar yang menguji Teknik Terlarang Energi Kegelapan, Rimba Larang tidak bisa mengatakan teknik tersebut aman 100%